Anda di halaman 1dari 43

HUKUM KEUANGAN

NEGARA

KELOMPOK 1
Gunawan Iptowo (175030118113035)
Fio Aqila Melda Y (175030118113037)
Vivin Sulistio rini (175030118113038)
Abdul Malik Amirulla (175030118113040)
Linda Oktaviani (175030118113045)
Widya Novi Hermawati (175030118113054)
PENGERTIAN
 Keuangan Negara: Semua hak dan kewajiban negara
yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu,
baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara yang berkaitan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. (UU No
17/2003)
 Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 2003,
dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan untuk
merumuskan Keuangan Negara yaitu dari segi objek,
proses, subjek dan juga tujuan.
 Segi objek, maksudnya yaitu keuangan negara yang meliputi
hak dan juga kewajiban negara yang dapat dinilai
menggunakan uang.
 Segi subjek yaitu keuangan negara yang meliputi subjek yang
menguasai objek, misal pemerintah pusat.
 Segi proses, yaitu meliputi rangkaian kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan objek.
 Segi tujuan, keuangan negara mencakup kebijakan, kegiatan
serta hubungan hukum yang berkaitan dengan penguasaan
objek tersebut. Berkat keuangan negara yang memiliki cakupan
luas, diperlukannya bendahara negara.
MENURUT PARA AHLI
1.Menurut Van Der Kamp
Menurut pakar yang satu ini, keuangan negara adalah segala hak yang
dapat dinilai menggunakan uang. Begitu juga dengan segala sesuatu,
apakah itu uang ataupun barang dapat dijadikan miliki negara yang
berhubungan dengan segala hak tersebut.
2. Menurut M. Ichwan
Menurutnya, keuangan negara merupakan rencana kegiatan secara
kuantitatif. Di mana angka-angka diwujudkan dalam jumlah mata uang
dan akan dijalankan untuk masa depan.
3. Menurut Geodhart
Keuangan negara menurut pakar yang satu ini yaitu keseluruhan
undang-undang yang telah ditetapkan secara periodik.
4. Menurut Glen A. Welsch
Menurut Glen sendiri, keuangan negara merupakan suatu bentuk
statemen dari sebuah rencana dan juga kebijaksanaan.
LANDASAN TEORI
KEUANGAN
NEGARA
TEORI TENTANG LANDASAN KEUANGAN
NEGARA
 Sarana keuangan negara merupakan instrumen yang sangat vital
untuk menggerakkan roda organisasi pemerintahan. Penyelenggaraan
fungsi-fungsi pemerintahan tidak akan bisa dilaksanakan secara
efektif tanpa didukung oleh sarana keuangan negara. Sedemikan
pentingnya arti sarana keuangan negara menyebabkan penyelenggara
negara perlu mengaturnya sejak dari UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai aspek konstitusionalitas
hingga dalam berbagai aturan operasional dalam bentuk peraturan
perundang-undangan (regeling) maupun peraturan kebijaksanaan
(policy rule). Hal ini bermakna pengaturan keuangan negara
memerlukan desain hukum ketatanegaraan yang merupakan
kedudukan konstitusional sekaligus merupakan desain hukum
administrasi negara melalui pelaksanaan administratif dan
perbendaharaan.
TEORI TENTANG LANDASAN KEUANGAN
NEGARA
 Sarana keuangan negara merupakan instrumen yang sangat vital
untuk menggerakkan roda organisasi pemerintahan. Penyelenggaraan
fungsi-fungsi pemerintahan tidak akan bisa dilaksanakan secara
efektif tanpa didukung oleh sarana keuangan negara. Sedemikan
pentingnya arti sarana keuangan negara menyebabkan penyelenggara
negara perlu mengaturnya sejak dari UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai aspek konstitusionalitas
hingga dalam berbagai aturan operasional dalam bentuk peraturan
perundang-undangan (regeling) maupun peraturan kebijaksanaan
(policy rule). Hal ini bermakna pengaturan keuangan negara
memerlukan desain hukum ketatanegaraan yang merupakan
kedudukan konstitusional sekaligus merupakan desain hukum
administrasi negara melalui pelaksanaan administratif dan
perbendaharaan.
 Pengelolaan keuangan negara secara tertib, cermat, efektif, dan
efisien memerlukan desain legal framework yang secara jelas
dapat dijadikan acuan dalam kebijakan pengelolaan keuangan
negara. Pembaruan terhadap legal basis pengelolaan keuangan
keuangan negara telah menghasilkan empat regulasi pokok
yaitu Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara / UUKN), Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara / UUPN, Undang-Undang No. 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan 12 13
Pertanggungjawaban Keuangan Negara, dan Keputusan
Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
APBN.
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
 Pengelolaan keuangan negara didasarkan atas prinsip-prinsip
yang sejalan dengan prinsip-prinsip good governance. Prinsip-
prinsip tersebut dituangkan melalui penerapan asas-asas klasik
maupun asas-asas baru dalam pengelolaan keuangan negara.
ASAS-ASAS KLASIK DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA TERDIRI DARI (SOEDARMIN DAN SUBAGIO, 1991:
67-76):
1. Asas tahunan Asas ini bertalian dengan fungsi hukum tata negara dan fungsi
ekonomis anggaran. Kontrol oleh parlemen dan pendapat umum mengenai
penyesuaian kebijaksanaan pemerintah kepada perubahan keadaan-keadaan
menghendaki penyusunan anggaran yang teratur dan yang saat-saatnya tidak jauh
berbeda satu dari yang lain dan umumnya adalah satu tahun
2. Asas universalitas Pengeluaran sebagai akibat dijalankannya secara konsisten hak
budget parlemen harus dimasukkan ke dalam anggaran, hingga tiada suatu aktivitas
Pemerintah yang berada di luar kontrol parlemen. Anggaran demikian adalah
anggaran bruto, artinya tiada percampuran atau kompensasi antara pengeluaran dan
penerimaan.
3. Asas kesatuan Anggaran negara dan anggaran tersendiri untuk perusahaan-
perusahaan harus disusun dan harus disimpulkan dalam satu dokumen. Anggaran
perusahaan adalah anggaran bruto, sedangkan saldonya dimuat dalam anggaran
negara. Fungsi otorisasi menghendaki pembagian anggaran yang jelas mengenai
pengeluaran dan pendapatan menurut satuan organisasi besar atau kecil, yaitu
tempat-tempat yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan anggaran. 4. Asas
Spesialitas Asas ini berarti bahwa dalam penyusunan anggaran, tiap jenis
pengeluaran untuk tiap satuan organisasi dimuat satu pasal anggaran, 17 sehingga
dijamin bahwa pembuat undang-undang memberikan kuasanya untuk tiap golongan
jenis pengeluaran.
Landasan Umum
 UUD 1945.
 Ketetapan MPR mengenai Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN)
Landasan Khusus
 UU Perbendaharaan Indonesia stbl. 1925 nomor 448
dan terakhir diperbaharui dengan Undang-undang
No.9 Tahun 1969
 UU nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan
 Undang-undang tentang APBN
 Peraturan Perundang-undangan menyangkut pajak,
bea dan cukai
 Peraturan Pemerintah, Keputusan/Instruksi
Presiden dan Peraturan/Keputusan Menteri
Keuangan Negara (termasuk Kepres nomor 14A
Tahun 1980)
Landasan Hukum Keuangan UU 17/2003
tentang Keuangan Negara
 UU 1/2004 tentang perbendaharaan negara

 UU 3/2004 tentang perubahan uu 23/1999 ttg BI

 UU 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara.
 UU 15/2006 tentang BPK UU APBN yang tiap
tahun diundangkan
Landasan hukum Keuangan Pasal 23
 (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan
tiap-tiap tahun dengan Undang-undang. Apabila
Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui
anggaran yang diusulkan Pemerintah, maka
Pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu.
 (2) Segala pajak untuk keperluan Negara
berdasarkan Undang-undang.
 (3) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan
Undang-undang.
 (4) Hal keuangan Negara selanjutnya diatur dengan
Undang-undang.
 (5) Untuk memeriksa tanggung-jawab tentang
keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan
Undang- undang.
 (6) Hal pemeriksaan itu diberitahukan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
HUKUM KEUANGAN
NEGARA
PENGERTIAN
Hukum Keuangan Negara: Sekumpulan kaidah
hukum tertulis yang mengatur hak dan kewajiban negara
yang dapat dinilai dengan uang, termasuk uang dan barang
milik negara terkait dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut, dapat dilihat beberapa
unsur/aspek yang terkandung di dalamnya, yaitu:
 Hak-hak negara.

 Kewajiban-kewajiban negara.

 Ruang lingkup keuangan negara.

 Aspek sosial ekonomi dari keuangan negara.


Dalam Hukum Keuangan Negara terdapat Dasar
Hukum dan Azaz pengelolaan Keuangan Negara,
sebagai berikut :
1. Dasar Hukum Keuangan Negara
-pasal 23 UUD RI 1945
-UU No.17/2003 ttg keuangan Negara (UUKN)
-UU No.1/2004 ttg pembendaharaan Negara
-UU No.15/2004 ttg pemeriksaan pengelolaan& tgg
jwb keuangan negara
-UU No.33/2004 ttg perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat & pemda
-PP No.39/2007 ttg pengelolaan uang negara/daerah
-dsb
UNDANG-UNDANG NO. 17 TAHUN 2003 TENTANG
KEUANGAN NEGARA , RUANG LINGKUP
1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan
uang dan melakukan pinjaman.
2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum
pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga.
3. Penerimaan negara dan Pengeluaran negara.
4. Penerimaan daerah dan Pengeluaran daerah.
5. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh
pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-
hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang
dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah.
6. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum.
7. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas
yang diberikan pemerintah. Kewenangan BPK dalam Pasal 2 ayat (2)
Undang-Undang No. 15 Tahun
2. Azaz Pengelolaan Keuangan Negara
a. Asas-asas baru sebagai pencerminanbest practices dalam
pengelolaankeuangan negara :

 Akuntabilitas berorientasi pada hasil


 Profesionalitas
 Proporsionalitas
 Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara
 Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.
Penjelasan UU 17/2003

 Catatan : Asas-asas yang telah lama dikenal, yaitu:


 a. Asas tahunan
 b. Asas universalitas
 c. Asas kesatuan
 d. Asas spesialitas
b. Tujuan penetapan asas-asas pengelolaan
keuangan negara
 Mendukung terwujudnya penyelenggaraan good
governance dalam penyelenggaraan negara.
– Menjadi acuan dalam reformasi manajemen keuangan
negara.

 Menjamin terselenggaranya prinsip-prinsip pemerintahan


daerah sesuai bab IV UUD 1945.
– Memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi
dan otonomi daerah.
ASAS TAHUNAN

• Asas tahunan membatasi masa berlakunya anggaran


untuk suatu tahun tertentu.
• Pasal 11 (1) UU 17/2003 :
APBN merupakan wujud pengelolaan
keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dg
UU
• Pasal 4 UU 17/2003 :
Tahun Anggaran meliputi masa satu tahun,
mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desember.
ASAS UNIVERSALITAS
 Asas universalitas mengharuskan agar setiap transaksi
keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen anggaran.
- Pasal 14 UU 1/2004 :
(2) Menteri/pimpinan lembaga menyusun dokumen
pelaksanaan anggaran untuk kementerian negara/lembaga
yang dipimpinnya berdasarkan alokasi anggaran yang
ditetapkan oleh Presiden.
(3) Di dalam dokumen pelaksanaan anggaran, sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), diuraikan sasaran yang hendak
dicapai, fungsi, program dan rincian kegiatan, anggaran yang
disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana
penarikan dana tiap-tiap satuan kerja, serta pendapatan yang
diperkirakan.
(4) Pada dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilampirkan rencana kerja dan
anggaran Badan Layanan Umum dalam lingkungan
kementerian negara yang bersangkutan.
ASAS KESATUAN
• Asas kesatuan menghendaki agar semua Pendapatan dan
Belanja Negara/Daerah disajikan dalam satu dokumen
anggaran

ASAS SPESIALITAS
• Asas spesialitas mewajibkan agar kredit anggaran yang
disediakan terinci secara jelas peruntukannya.
AKTIVA DAN
ANGGARAN NEGARA
Aktiva negara
Aktiva adalah segala kekayaan yang dimiliki oleh suatu
negara/perusahaan, yang dimaksud dengan kekayaan ini adalah
sumber daya yang dapat berupa benda atau hak yang dikuasai
dan yang sebelumnya diperoleh perusahaan melalui transaksi
atau kegiatan masa lalu. Untuk dapat diakui sebegai aktiva,
kekayaan atau sumber daya tersebut harus bisa diukur
menggunakan satuan mata uang, bisa Rupiah, Dollar, atau mata
uang lainnya tergantung dengan situasi dan kondisi yang
menyertai.
Aktiva atau kekayaan pemerintah adalah merupakan salah
satu sumber penting bagi pemerintah untuk membiayai
aktivitas-aktivitas dalam rangka melayani kebutuhan-
kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya
Kekayaan Pemerintah secara garis besar dibedakan menjadi
2 yaitu :
1. Kekayaan Pemerintah yang tidak menghasilkan
2. Kekayaan Pemerintah yang memberikan sumber penghasilan
 Perusahaan Negara.
 Tanah Negara atau Staats Domain (tanah yang dikuasai
negara).
 Fungsi Perbankan.
Anggaran negara
Anggaran negara adalah secaa etimologis anggran berasal
dari kata anggar atau kira-kira atau perhitungan dengan
demikian kata anggaran (negara) adalah perkiraan atau
perhitungan jumlahnya pengeluaran atau belanja yang akan
dikeluarkan oleh negara
Anggaran negara ialah gambaran kebijaksanaan Negara
yang tercermin dalam bentuk angka-angka (uang) yang
merupakan pemasukan dan pengeluaran negara untuk jangka
waktu tertentu yang umumnya untuk jangka waktu 1 tahun
yang di samping itu memuat data-data pelaksanaan anggaran
tahun lalu.
 Unsur-unsur anggaran negara
1. Dokumen hukum yang memiliki kekuatan hukum mengikat
2. Rencana penerimaan negara, (pajak, non pajak, hibah)
3. Rencana pengeluaran negara (rutin maupun pembangunan)
4. Kebijakan negara terhadap kegiatan-kegiatan di bidang
pemerintahan yang memperoleh prioritas atau tidak.
5. Masa berlakunya hanya satu tahun, kecuali diberlakukan
untuk tahun anggaran negara ke depan.
Menurut M. Subagio, isi anggaran negara dibedakan atas 4
golongan;
a. Pendapatan negara
I. Penerimaan dalam negeri (pajak langsung, tidak
langsung, dan penerimaan bukan pajak)
II. Penerimaan pembangunan (bantuan program dalam
bentuk kredit atau grant, bantuan proyek berupa
peralatan maupun keahlian)
III. Penerimaan insidental
 b. Pengeluaran negara
I. Pengeluaran rutin (current expenditure) : belanja
pegawai, belanja barang, belanja gaji dan upah, biaya
konsultasi, pembelian peralatan dan mesin, biaya
perjalanan
II. Pengeluaran pembangunan (capital expenditure)
c. Utang-utang negara
I. Utang dalam negeri : obligasi

II. Utang luar negeri : berasal dari bank dunia, swasta asing,
lembaga-lembaga seperti IGGI
d. Administrasi keuangan negara
I. Sumber-sumber penerimaan dalam negeri (pasal 3 ayat 1 UU
No. 7 tahun 1999) berasal dari sektor minyak bumi dan gas
alam, serta penerimaan negara bukan pajak
II. Sumber-sumber penerimaan luar negeri (pasal 3 ayat 2 UU
No. 7 tahun 1999) berasal dari pinjaman program dan
pinjaman proyek
 Sifat hukum anggaran negara berbeda dengan undang – undang
yang lain karena ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan
itu.
 Berikut ini ada beberapa faktor yang mempengaruhinya :

a. Proses Pembentukan Anggaran Negara


I. Pembentukan Undang – Undang Anggaran Negara pasal 23 ayat
(2) UUD 1945 yang menegaskan rancangan undang-undang
anggaran pendapatan belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk
dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan dari
DPD.
b. Proses Keberlakuannya
I. Setelah disetujui oleh DPR berarti RUU berubah menjadi UU yang
wajib diundangkan yang dianggap secara hukum telah diketahui
keberlakuannya
c. Proses Kemampuan mengikatnya
Fungsi Anggaran
A. Fungi Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini
merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan
dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
B. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan
dalamperusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang
ditempuh agar rencanayang telah disusun sebelurnnya dapat dicapai
C. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari
setiapindividu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan
D. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan
dinyatakan dalam unit moneter
PENDAPATAN
NEGARA
 Pendapatan nasional secara sederhana dapat diartikan sebagai
jumlah pendapatan masyarakat suatu negara dalam periode
tertentu (biasanya satu tahun). Masyarakat pelaku kegiatan
ekonomi akan terus berusaha memperoleh pendapatan untuk
memenuhi semua kebutuhan sehingga menjadikan masyarakat
makmur. Jika seluruh pendapatan atau pengeluaran yang
dilakukan pelaku ekonomi di dalam suatu negara dijumlahkan
maka akan terbentuklah pendapatan nasional. (Besarnya
pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah produk yang
dihasilakan oleh para pelaku ekonominya).
KONSEP-KONSEP PENDAPATAN
NASIONAL
1. Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic
Product (GDP)
nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi
oleh faktor- faktor produksi milik warga negara, negara
tersebut dan warga negara asing yang tinggal di negara
tersebut dalam periode waktu tertentu (biasanya satu tahun).
 Pertumbuhan GDP, dapat pengaruhi oleh :
1. Perubahan ketersediaan sumber daya
2. Peningkatan produktifitas
 GDP dapat diukur dalam 2(dua) cara, yaitu sebagai:
1. Total nilai dari aliran produk akhir
2. Total biaya atau penghasilan input yang digunakan untuk
memproduksi output
2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)/ GROSS
DOMESTIC REGIONAL PRODUCT (GDRP)

 PDRB adalah jumlah keseluruhan dari nilai bruto yang


berhasil diciptakan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang
berada pada suatu wilayah selama periode tertentu.
Misalnya PDRB DKI Jakarta, PDRB Jawa Barat, dan
PDRB Aceh.
3. Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product
(GNP)
 nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihitung dalam pendapatan
nasional hanya barang- barang dan jasa-jasa yang diproduksi atau
dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang dihasilkan warga negara
sendiri baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada di luar
negeri selama suatu periode (biasanya satu tahun). Produksi Nasional
Bruto hanya mencangkup barang-barang akhir (final good) dan atau
nilai tambah (value added).
4. Produk Nasional Neto (PNN)/Net National Product
(NNP)
 jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama satu periode
(biasanya satu tahun) yang telah dikurangi penyusutan (depresiasi).
Jumlah PNN sama dengan jumlah pendapatan rumah tangga konsumsi
sebagai imbalan atas penyerahan faktor-faktor produksi.
5. Pendapatan Nasional Bersih/Net Nasional
Income (NNI)Pendapatan Nasional Bersih/Net National
Income adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima
masyrakat dalam suatu periode (biasanya satu tahun) setelah
dikurangi pajak tidak langsung.

6. Pendapatan Perseorangan (PI)/Personal Income (PI)

seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar


jatuh ke tangan masyarakat. Tidak semua NNI diterima oleh
masyarakat, karena masih harus dikurangi dengan laba ditahan,
iuran asuransi, iuran jaminan sosial, pajak perseorangan dan
ditambah dengan pembayaran pindahan (transfer payment).
7. PENDAPATAN DISPOSIBLE (DISPOSABLE
INCOME/DI)

 pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli


barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
BENDAHARAWAN
DAN
INVESTARISASI
BENDAHARAWAN
Bendaharawan adalah orang-orang atau badan yang
ditugaskan negara untuk menerima, menyimpan, membayar
atau menyerahkan uang, atau kertas-kertas berharga dan barang
di dalam gudang-gudang atau tempat-tempat penyimpanan
serta diwajibkan memberi perhitungan tentang hal
pengurusannya.
Dipandang dari segi objek pengurusan khusus, maka
bendaharawan dapat dibagi atas :

1. Bendaharawan Uang yaitu yang menerima, menyimpan dan


mengeluarkan uang yang dikuasai negara.

2. Bendaharawan Barang yaitu yang menerima, menyimpan


dan mengeluarkan barang-barang milik negara.

3. Bendaharawan Uang dan Barang yaitu yang menerima,


menyimpan dan mengeluarkan uang dan barang-barang milik
negara.
INVESTARISASI
Investarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pengurusan,
penyelenggaraan, pengaturan pencatatan, dan pendaftaran barang-barang
investaris. Sedangkan Daftar Investaris adalah suatu dokumen yang
menunjukkan sejumlah kekayaan negara yang bersifat kebendaaan baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak.

Barang bergerak adalah barang yang menjadi keperluan manusia yang


di peroleh dan memiliki jangka waktu Contohnya adalah BPKB kendaraan
bermotor.Barang Tidak bergerak adalah barang yang menjadi kebutuhan
manusia namun sifatnya tidak flexibel contohnya adalah aset pertanahan.
Penghapusan barang milik negara/daerah dapat
saja terjadi sewaktu-waktu sehingga dengan hapusnya
barang milik negara/daerah akan menimbulkan akibat
hukum bagi status barang itu, dan mengakibatkan
terjadinya perubahan status kepemilikan atas barang.
Terjadinya perubahan status hukum tersebut dapat
karena :
 Penghapusan barang dan Penjualan barang.

Anda mungkin juga menyukai