Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 2

KETUBAN PECAH DINI


Definisi
• Pecahnya selaput ketuban sebelum proses
persalinan berlangsung
• Bila terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
disebut ketuban pecah dini pada kehamilan
prematur
Epidemiologi
• Ketuban pecah dini terjadi sekitar 10% dari
kehamilan
• Risiko terjadinya korioamnionitis karena
ketuban pecah dini <10% dan meningkat
sampai 40% setelah 24jam terjadinya KPD
Faktor resiko
• Polihidroamion
• Riwayat KPD sebelumnya
• Infeksi : saluran kencing dan vagina
• Kehamil kembar (gamelli)
• Defisiensi vit. C
• Trauma
• Ibu merokok
Tanda dan gejala
• Keluarnya cairan yang merembes melalui
vagina
• Aroma air ketuban yang berbau amis dan
tidak berbau amoniak
• Adanya demam, nyeri perut, denyut jantung
janin bertambah cepat merupakan tanda-
tanda infeksi.
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
• Anamnesis
– merasa keluar cairan yang banyak secara tiba- tiba.
– anamnesis mencari faktor resiko.
• Pemeriksaan fisik
– Inspekulo : melihat adanya cairan yang keluar dari serviks
atau menggenang di forniks posterior
– Tercium bau khas ketuban.
• Pemeriksaan penunjang
– Tes Lakmus /Tes Nitrazin (lihat apakah kertas lakmus
berubah dari merah menjadi biru.)

– USG ( untuk melihat jumlah cairan ketuban)


KOMPLIKASI
• Persalinan prematur
• Infeksi pada ibu dan anak
• Hipoksia dan afiksia
Tatalaksana Umum
• Berikan eritromisin 4x250 mg selama 10 hari.
• Rujuk ke fasilitas yang memadai.

Tatalaksana Khusus
≥34 minggu:

Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi

24-33 minggu:

• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan segera.
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM tiap
24 jam selama 48 jam.
• Pada usia 30-33 minggu  persalinan lebih baik dari pada mempertahankan kehamilan

<24 minggu:

• Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan


• Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai