Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Amri arifudin
2. Ari yogo maulana
3. Dana indah wulan syafaah
4. Desti kumalasari
5. Dewi kusuma
6. Dewi laila
7. Dinar arisanti
8. Esa zulfia
Gagal nafas adalah suatu kondisi dimana
system respirasi gagal untuk melakukan
fungsi pertukaran gas, pemasukan oksigen
dan pengeluaran karbondioksida
kegagalan sistem jantung paru
(cardiopulmonary arrest) atau kegagalan
sistem sirkulasi (circulatory arrest). Disini
terjadi akibat berhentinya secara tiba tiba
peredaran darah yang normal menyebabkan
jantung gagal dalam berkontraksi
Henti Napas
Gangguan Ventilasi
Gangguan Difusi Alveoli Kapiler
Henti Jantung
Penyakit jantung koroner
Non Ischemia : cardiomyopathy, gangguan ritme jantung,
gangguan jantung kongestif, myocarditis, hipertropi cardio
myopathi.
Non Cardiac : Trauma, Intra Cranial Bleeding, Overdosis,
pasien tenggelam, emboli paru-paru
Hipovolemia, hypoxia, asidosis, hiper/hipo kalemia,
hypothermia, hiper/hipo glikemia.
Toxin, tamponade jantung, tension pneumothorax,
thrombosis.
Resiko tinggi : perokok, tidak pernah olahraga, kegemukan,
kencing manis, dan keturunan
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana masing
masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul
pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum awitan
penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit
paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang
batubara).Pasien mengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk
secara bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali kekeasaan asalnya. Pada
gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan
normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan
ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitasvital
adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi
jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang
otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor
otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan pusat
pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif
dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat agen menekan
pernafasan denganefek yang dikeluarkanatau dengan meningkatkan efek dari analgetik
opiood. Pnemonia atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut.
Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi
yang mendasarinya. Namun, umumnya mekanisme
terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat dari
henti jantung, peredaran darah akan berhenti.
Berhentinya peredaran darah mencegah aliran
oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ
tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak
adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia
cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak,
menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan
berhenti bernapas normal. Kerusakan otak mungkin
terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5
menit dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam
10 menit (Sudden cardiac death).
Tanda Tanda
Gagal nafas total Hiperkapnia yaitu penurunan
kesadaran (PCO2)
Gagal nafas parsial
• Gejala
Gejala
terdengar suara
nafas tambahan
gargling, snoring,
Growing dan
whizing.
Ada retraksi dada
· AKTIVITAS KOLABORASI
1. Rujuk kepada ahli therapy pernapasan untuk memastikan keadekuatan fungsi ventilator mekanis.
2. Laporkan perubahan sensori ,bunyi napas, pola pernapasan, nilai GDA, sputum dan seterusnya, sesuai dengan
kebutuhan atau protokol.
3. Berikan tindakan nebulizer ultrasonik dan udara pelembab atau oksigen sesuai kebutuhan.
4. Berikan obat nyeri untuk pengoptimalan pola pernapasan.
Intervensi prioritas NIC :
AKTIVITAS KEPERAWATAN
1. Kaji dan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosis, status pernapasan, dan status
mental.
2. Pantau tanda kelebihan cairan,misalnya : edema pada bagian tubuh yang tergantug/bawah.
3. Kaji toleransi aktivitas pasien dengan memperhatikan awal napas pendek, nyeri, palpitasi,
atau pusing.
· AKTIVITAS KOLABORASI
1. Rujuk pada dokter menyagkut parameter pemberian/penghentian obat tekanan darah.
2. Tingkatkan penurunan afterload.
3. Berikan anti kogulan untuk mencegah pembetukan trombus perifer, sesuai dengan program.