ELLA MASLIANA DEWI (1604019024) SUHARTINI (1604019021) CUT JANNATUN REIHAN (1604019033) NURHASANAH (1604019019) Semakin meningkatnya harapan hidup penduduk Indonesia maka dapat diperkirakan bahwa insidensi penyakit degeneratif akan meningkat pula. Salah satu penyakit degeneratif yang mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi adalah hipertensi. Jika tekanan darah lebih dari itu maka kita harus berupaya untuk melakukan tindakan penurunan tekanan darah. Penderita tekanan darah tinggi akan mendapatkan obat penurun tekanan darah bila menemui dokter. Obat-obatan tersebut diantaranya jenis-jenis obat Antihipertensi dari Simplisia seperti tanaman saledri, kumis kucing, dan mengkudu. Hipertensi adalah Seiring dengan masalah utama meningkatnya prevalensi maka dituntut terus kesehatan di dunia dan hipertensi di Indonesia untuk mengembangkan jumlah penderita dan banyaknya faktor obat yang berasal dari semakin meningkat dari yang berpengaruh dalam alam. tahun ke tahun (Rawat pemilihan obat-obatan et al., 2016). antihipertensi sintetik Seledri (Apium graveolens) telah diketahui mempunyai aktivitas antihipertensi (Gharouni & Sarkati, 2000) dengan adanya kandungan apigenin yang berperan sebagai antagonis kalsium sehingga mempunyai efek vasodilatasi atau vasorelaksasi (Chan et al., 2000). Di dalam seledri juga terkandung senyawa dengan aktivitas vasorelaksan (Jorge et al., 2013). Sementara itu kumis kucing (Orthosiphon stamineus) telah banyak digunakan sebagai diuretik di beberapa negara Asia Tenggara terutama Indonesia. Berdasarkan Faktor Akibat hipertensi karena Terjadi Peningkatan Tekanan Darah di Dalam Arteri Dengan beberapa cara diantaranya (Nurdiantami, 2013) :
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya.
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usial
anjut Arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.Yang dimaksud dengan eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu di pisahkan dari tanamannya.
Beberapa tanaman obat tradisional
yang dikembangkan ke arah fitofarmaka adalah tanaman tanaman yang berfungsi sebagai antihipertensi. Seledri (Apium graviolens L.) merupakan tanaman herba yang memiliki berbagai manfaat kesehatan antara lain untuk mengobati reumatik, hipertensi, dan mencegah kanker (Murray dkk., 2005). Pada 100 gram seledri terkandung 344 mg kalium. Didalam tubuh kalium berfungsi sebagai diuretik yaitu merangsang pengeluaran cairan dalam tubuh yang diikat oleh garam. Selain itu, kandungan apiin dalam seledri, berperan sebagai diuretic (memperlancar air kencing yaitu membantu kerja ginjal dalam mengeluarkan cairan dan garam dari dalam tubuh, berkurangnya cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) merupakan tanaman yang memiliki manfaat kesehatan sebagai diuretik untuk mengobati gangguan saluran kemih dan ginjal, diabetes, dan hipertensi (Evans, 2009). Daun kumis kucing mengandung flavonoid dengan kandungan utama sinensetin, eupatorin, scutellarein, tetrametil eter, salvigenin, rhamnazin, dan glikosida flavonoid (Utami dan Puspaningtyas, 2013). Untuk mengatasi darah tinggi bisa menggunakan obat konvensional( kimia ) dan bisa juga menggunakan cara yang alami yaitu dengan memanfaatkan buah mengkudu yang di kenal memiliki khasiat untuk dapat menurunkan penyakit darah tinggi secara alami Buah mengkudu ini memiliki banyak kandungan nutrisi antara lain : vitamin, mineral, protein dan juga zat – zat mikro seperti xeronine, proxeronine, steroid alami, alizarin, sodium, asam kaprilat, asam kaproat, alizarin, lysin, dan asam kaprat. Dalam buah mengkudu juga terdapat senyawa scopoletin yang bersifat anti bakterial dan anti inflamasi. METODE PENELITIAN Tahap penelitian : 1. Penyiapan sampel
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah seledri(
Apiumgraviolens L.), kumis kucing (OrthosiphonstamineusBenth), dan buah mengkudu ( Morindacitrifolia L.).sebelum dikeringkan ketiganya di bersihkan terlebih dahulu kemudian dipotong kecil-kecil dan dibiarkan di udara terbuka sampai kering. Lalu di oven padasuhu 60⁰C selamasatu jam laluditumbuk atau diblender sampai menjadi serbuk dan akan digunakan pada proses selanjutnya. 2. Pembuatan ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi, serbuk seledri,
kumis kucing, dan buah mengkudu yang telah dibuat masing- masing sebanyak 1 kg di maserasikan ke dalam 5 liter etanol 70% selama 5 hari sambil sesekali dilakukan pengadukan. Kemudian diganti pelarut yang sama dengan volume yang sama sebanyak empat kali pergantian. Kemudian residu dan ekstrak dipisahkan menggunkan kertas saring. Ekstrak yang didapatkan disimpan didalam wadah, ekstrak cair diuapkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. 3. Pembuatan granul
Pembuatan granul dilakukan dengan mencampurkan ekstrak kental dengan
bahan pengisi Ceolus pH 101, kemudian di ayak dengan ayakan no 16. Campuran tersebut kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 60⁰C. Setelah kering granul di ayak lagi dengan ayakan no 18, kemudian ditambahkan amilum manihot dan magnesium stearat. Selanjutnya dilakukan uji sifat granul meliputi uji waktu alir, uji sudut diam dan uji pengetapan. Granul yang diuji sifat fisiknya kemudian di kempa dengan mesin kempa tablet single punch. Dikempa dengan tekanan yang sama, kemudian dilakukan uji sifat fisik tablet. Uji sifat fisik tablet meliputi ;organoleptis, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. 4. Ujikromatografi lapis tipis (KLT)
adalah “like dissolve like” yaitu larutan sampel ditotolkan pada
lapis/ lempeng tipis yang disebut fase diam kemudian dikembangkan dalam fase gerak terpilih, dengan perkembangan tersebut masing- masing senyawa dalam sampel akan bergerak keatas dengan kecepatan berbeda sesuai dengan tingkat kepolaran tertentu. Indentifikasi kandungan senyawa pada ekstrak dapat dilihat dari nilai Rf.