Anda di halaman 1dari 32

1.

Jenis Akad dalam Bisnis


2. Mudharabah/Qirad (Trust Financing/Trust Investment)
a. Dasar Hukum dan Dalil-Dalil Akad mudharabah
b. Rukun dan Syarat Mudharabah
Pembahasan

c. Jenis-jenis Akad Mudharabah/Qirad


c. Skema Akad Mudharabah
e. Pembatalan Akad Mudharabah
3. Musyarakah
a. Dasar Hukum dan Dalil-Dalil Akad musyarakah
b. Rukun dan Syarat Musyarakah
c. Jenis-jenis Akad Musyarakah
d. Skema Akad Musyarakah
e. Tujuan dan Manfaat akad musyarakah
4. Akad muzara’ah (Harvest-Yield Profit Sharing)
a. Dasar Hukum dan Dalil Muzara’ah
b. Rukun dan Syarat Muzara’ah
5. Musaqah ( Plantation Management Fee Based on Certain
Portion of Yield)
a. Dasar Hukum dan Dalil Musaqah
b. Rukun dan Syarat Musaqah
6. Mugharasah
1.
a.
Mudharabah/Qirad Muthlaqah
(Trust
Financing, Trust b. Muqayadah
Investment)
2. Musyarakah/
Syirkah/Perkongsi
an a. Inan
(Partnership,
b.
Project Financing
Mufawadhah
Participation)
Akad
3. Muzara’ah
Kemitraan (harvest Yield c. Wujuh
dalam Profit Sharing)
Bisnis 4. Musaqah d. Abdan
(Plantation
Management Fee
Based on Certain
Portion of Yield)

5. Mugharasah
2. Mudharabah
Secara Etimologis
berjalan diatas Bumi yang biasa disebut bepergian

Secara Terminologis
Kontrak (Perjanjian) antara pemilik modal (Rab al-mal) dan pengguna
dana (Mudharib) untuk digunakan aktivitas yang produktif

- Apabila ada keuntungan : Dibagi 2 antara pemodal dan pengelola


modal
- Kerugian Jika ada : Ditanggung oleh pemilik modal, Jika kerugian itu
terjadi dalam keadaan normal
- Pemodal (Rab al-Mal) tidak boleh intervensi kepada pengguna dana
(mudharib) dalam menjalankan usahanya

Menurut Pasal 20 Ayat 4 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah


Kerjasama antara pemilik dana dengan pengelola modal untuk melakukan usaha
tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah
a. Dasar hukum dan Dalil-Dalil Akad Mudharabah
1. Q.S Al Baqarah : 198
… ‫ض اًل ِّمن َّر ِّب ُك ْم‬ ۟ ُ‫ح أَن ت َ ْبتَغ‬
ْ َ‫وا ف‬ ٌ ‫علَ ْي ُك ْم ُجنَا‬ َ ‫لَ ْي‬
َ ‫س‬
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia dari
Tuhanmu”

2. hadits
ٌ َ‫ ث ًَل‬: ‫سلَّ َم‬
‫ث‬ َ ‫صلَّى هللا عَل ْي ِّه و‬ َ ‫هللا‬
ِّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ قَا َل‬، ‫ب‬ ُ ‫ع َْن‬
ٍ ‫ص َه ْي‬
َّ ‫ط ا ْلبُ ِّر ِّبال‬
‫ش ِّع ِّير‬ ُ َ‫ َوأ َ ْخًل‬، ُ‫ضة‬ َ َ‫ َوا ْل ُمق‬، ‫ ا ْلبَ ْي ُع ِّإلَى أ َ َج ٍل‬، ُ‫يه َّن ا ْلبَ َر َكة‬
َ ‫ار‬ ِّ ِّ‫ف‬
.‫ت الَ ِّل ْلبَ ْي ِّع‬
ِّ ‫ ِّل ْلبَ ْي‬،
“Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak
secara tunai, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur
jewawut dengan gandum untuk keperluan rumah tangga,
bukan untuk dijual.” ((HR Ibnu Majah, 2289)

3. Fatwa DSN MUI No. 07/DSN-


MUI/IV/2009
b. Rukun dan Syarat Mudharabah
1. Rukun Mudharabah 2. Syarat mudharabah

Menurut Ulama 1. Modal/Barang diserahkan secara


Syafi’iyah: tunai, jika berbentuk emas atau
1. Shahibul perak (tabar) atau emas hiasan
Maal/Pemodal dan barang dagang yang lain maka
2. Mudharib/Pengelola akadnya batal.
3. Akad 2. Orang yang terlibat dalam akad
4. Maal/modal disyaratkan mampu melakukan
Menurut KHES Pasal
5. Amal/Usaha tasaruf.
232:
6. Keuntungan 3. Modal harus jelas (dapat
1. Shahibul Maal
dibedakan dengan keuntungan)
(Pemilik Modal)
2. Mudharib 4. Presentase pembagian keuntungan
3. Akad harus jelas
Menurut Sayid 5. Pemilik Modal melafazkan ijab
Sabiq: dari pemilik modal, misalnya: ini
modal untuk kau berdagang kalau
Akad (ijab-qabul) yang
ada untung kita bagi sekian %
keluar dari orang yang
untuk aku dan sekian % untuk
memiliki keahlian
(Dr. Mardani, 2013 : 197) engkau.
Persyaratan Minimum Akad Mudharabah Menurut Fiqh

• Mencantumkan kata mudharabah


• Menyebut hari dan tanggal dilakukan
Syarat • Menetapkan jenis usaha yang akan dilakukan
• Menyebutkan kerugian ditanggung oleh bank apabila tidak
disebabkan pelanggaran akad

• Menyebut pihak yang bertransaksi/mewakili


• Menetapkan bank sebagai pemilik dana atau shahibul maal dan
Rukun nasabah sebagai pengelola dana atau mudharib
• Mencantumkan nisbah bagi hasil yang disepakati para pihak

• Menetapkan sanksi bagi nasabah apabila lalai membayar bagi


hasil pada waktunya
• Menetapkan kesepakatan apabila terjadi force majeur
Kesepakatan • Menetapkan jaminan dari pihak ketiga apabila diperlukan
• Menetapkan badan arbitrase syariah sebagai tempat
penyelesaian apabila terjadi sengketa
c. Jenis-Jenis Akad mudharabah/Qirad

1. Mudharabah Mutlaqah 2. Mudharabah Muqayadah

Bentuk kerja sama Bentuk kerja sama


mudharabah yang tidak mudharabah yang
dibatasi dengan syarat dibatasi dengan syarat
tertentu seperti spesifikasi tertentu seperti
jenis usaha, waktu maupun spesifikasi jenis usaha,
tempat usaha. waktu maupun tempat
usaha.

(Dr. Mardani, 2013 : 200)


d. Skema Mudharabah
e. Pembatalan Akad Mudharabah

Tidak terpenuhinya salah satu atau


1 beberapa syarat mudharabah

Terjadi moral hazard dari


2 mudharib

Salah satu atau orang-orang


3 yang berakad wafat.
3. Musyarakah (Syirkah)/Perkongsian
(Partnership, Project financing participation)

Secara Etimologis Secara Terminologis Menurut KHES

Syirkah mempunyai arti Syirkah (Musyarakah)


percampuran (ikhlitath) merupakan kerjasama antara
yaitu bercampurnya dua orang atau lebih dalam
salah satu dari dua harta hal permodalan, keterampilan,
dengan harta lainnya atau kepercayaan dalam usaha
tanpa dapat dibedakan tertentu dengan pembagian
antara keduanya keuntungan berdasarkan
nisbah
a. Dasar hukum dan Dalil-Dalil Akad
Musyarakah
1. Q.S Shad : 24
… ۗ ‫ت َوقَ ِّلي ٌل َما ُه ْم‬
ِّ ‫صا ِّل َحا‬ ٍ ‫علَ ٰى بَ ْع‬
َ ‫ض ِّإ َّال الَّذ‬
َّ ‫ِّين آ َمنُوا َوع َِّملُوا ال‬ َ ‫ض ُه ْم‬ ِّ ‫يرا ِّم َن ا ْل ُخلَ َط‬
ُ ‫اء لَيَ ْب ِّغي بَ ْع‬ ‫… َو ِّإ َّن َكثِّ ا‬.
Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat
itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang
lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh
dan amat sedikitlah mereka itu

2. Q.S An Nisa: 12
ِ ُ‫ش َر َكا ُء فِي الثُّل‬
….‫ث‬ ُ ‫……فَ ُه ْم‬
Mereka bersekutu dalam sepertiga

3. Hadits
ُ‫اح َبهُ فَ ِّإ َذا َخانَه‬ َ ‫ث الش َِّّري َك ْي ِّن َما لَ ْم َي ُخ ْن أَ َح ُد ُه َما‬
ِّ ‫ص‬ ُ ‫َّللا َيقُو ُل أَنَا ثَا ِّل‬
َ َّ ‫ع َْن أَ ِّبى ُه َر ْي َرةَ َرفَ َعهُ قَا َل « ِّإ َّن‬
‫َخ َرجْ تُ ِّم ْن بَ ْينِّ ِّه َما‬
Dari Abu Hurairah, dia memarfu’kan hadis ini pada Nabi, bahwa
Allah berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang
berserikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak
lain. Dan jika salah satu berkhianat maka Aku keluar dari
perserikatan mereka. (HR Abu Daud, 3385)
b. Rukun dan Syarat Musyarakah
1. Rukun Musyarakah 2. Syarat Musyarakah
Menurut Ulama Hanafiyah: Menurut Kesepakatan Ulama:
-Akad/Syighat (Ijab-Qabul) 1. Aqidain memiliki keahlian
2. Modal Jelas
Menurut Jumhur Ulama: 3. Modal pada saat akad
1. Sighat 4. Prosentase keuntungan jelas
2. Aqidhain (yang berakad)
3. Objek
(Dr. Mardani, 2013 : 220)

(Dr. Mardani, 2013 : 220)


Syarat Musyarakah Menurut Utsmani
1. Akad, harus memenuhi 4 syarat:
2. Pembagian Proporsi Keuntungan, ada 2 syarat:
a. Porsi keuntungan disepakati di awal
b. porsi keuntungan berdasarkan keuntungan bukan dari modal
3. Penentuan Porsi Keuntungan
a. Menurut Imam Syafi’I dan Imam Maliki:
Posri keuntungan sesuai porsi modal
b. Menurut Imam Ahmad Ibn Hambal : Sesuai kesepakatan
c. Manurut Imam Hambali : Keuntungan sesuai kesepakatan hanya saja
bagi sleeping partner proporsi keuntungan tidak boleh lebih besar dari
modal.
4. Pembagian Kerugian : Sesuai dengan porsi investasi.
5. Sifat modal: liquid
6. Manajemen musyarakah : Setiap mitra mempunyai hak untuk ikut serta
dalam manajemen dan bekerja untuk perusahaan
c. Jenis-Jenis Akad Musyarakah
Menurut Sayid Sabiq:

1. Syirkah Inan
3. Syirkah Wujuh
Membagi modal, untung dan
kerugian sesuai kesepakatan Syirkah dalam hal keahlian.
bersama.

4. Syirkah Abdan
2. Syirkah Mufawadhah syirkah antara dua pihak atau lebih yang
masing-masing hanya memberikan
Modal sama, Wewenang yang
kontribusi kerja (amal), tanpa memberikan
berkaitan dengan hukum sama,
kontribusi modal (amal). Konstribusi kerja
agama sama, dan masing-masing
itu dapat berupa kerja pikiran (seperti
anggota memiliki hak untuk
penulis naskah) maupun kerja fisik (seperti
bertindak atas nama syirkah. tukang batu). Syirkah ini juga disebut
syirkah ‘amal.
d. Skema Akad
e. Tujuan dan Manfaat Musyarakah

1 Memberikan keuntungan

2 Memberikan lapangan
pekerjaan

Memberikan kebermanfaatan
3 pada masyarakat sekitar melalui
program CSR
4. Muzara’ah (Haevest-Yield Profit Sharing)

Kerja sama Pengolahan


pertanian antara pemilik
lahan dan penggarap,
dimana pemilik lahan
memberikan lahan
pertanian kepada si
penggarap untuk
ditanami dan dipelihara
dengan bagian imbalan
tertentu (Prosentase)
dari hasil Panen.
a. Dasar hukum dan Dalil-Dalil
Akad Muzara’ah
ُ‫ع َها فَإِ ْن لَ ْم يَ ْز َر ْع َها فَ ْليَ ْز َر ْع َها أَخَاه‬
ُ ‫ض فَ ْليَ ْز َر‬
ٌ ‫َت لَهُ أ َ ْر‬
ْ ‫َم ْن َكان‬
• Artinya:“Barang siapa yang
mempunyai tanah, hendaklah ia
menanaminya atau hendaklah ia
menyuruh saudaranya untuk
menanaminya.” (Hadits Riwayat
Bukhari)
b. Rukun dan Syarat Muzara’ah
1. Rukun Muzara’ah 2. Syarat Muzara’ah
1.Pemilik Lahan 1. Pemilik lahan menyerahkan
lahannya
2. Penggarap 2. Penggarap memiliki keterampilan
3. Lahan 3. Penggarap wajib membagi
keuntungan
4. Akad 4. Bisa mutlaq/terbatas
5. Jika terbatas, benih yang akan
(Dr. Mardani, 2013 : 240) ditanam harus disebutkan secara
jelas
6. Jika mutlaq benih bebas
7. Dst (Lihat Fiqh Muamalah karya Dr.
Mardani, hal : 241-242)
5. Musaqah

Diambil dari kata Al-saqa, yaitu seseorang bekerja


pada pohon tamar, anggur, atau pohon lainnya
supaya mendatangkan kemaslahatan dan
mendapatkan bagian tertentu dari hasil yang
diurus sebagai imbalan

Bentuk sederhana dari muzara’ah, yaitu


penggarap hanya bertanggung jawab atas
penyiraman dan pemeliharaan.
a. Dasar hukum dan Dalil-Dalil Akad Musaqah

Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu


‘anhuma:

‫علَى َما يَ ْخ ُر ُج ِم ْن َها‬ َ ‫سلَّ َم‬


َ ‫عا َم َل أ َ ْه َل َخ ْيبَ َر‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫أ َ َّن َر‬
ِ ‫سو َل‬
َ ‫هللا‬
.ٍ‫ِم ْن ث َ َم ٍر أ َ ْو زَ ْرع‬

“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi


wa sallam menyuruh penduduk Khaibar
untuk menggarap lahan di Khaibar
dengan imbalan separuh dari tanaman
b. Rukun dan Syarat Musaqah
2. Syarat Musaqah
1. Rukun Musaqah 1. Pemilik lahan menyerahkan
1.Pemilik Lahan lahannya
2. Pemelihara memiliki
2. Pemasok tanaman keterampilan
3. Pemelihara Tanaman 3. Pemelihara wajib memelihara
4. Tanaman yang dipelihara tanaman yang jadi tanggung
jawabnya
5. Akad 4. Pembagian hasil harus
dijelaskan secara pasti dalam
(Dr. Mardani, 2013 : 243) akad
5. Kerugian karena moral hazard
ditanggung si pemelihara
6. Mugharasah

Secara etimologi:
transaksi terhadap pohon

Secara terminologis:
Penyerahan tanah pertanian kepada petani yang
ditanami atau penyerahan tanah pertanian kepada
petani yang pakar di bidang pertanian, sedangkan
pohon yang ditanam menjadi milik berdua.
(Dr. mardani, 2013 : 243-244)
Dasar hukum dan Dalil-Dalil Akad Mugharasah

Ulama Hanafiah ( Tidak Jalan Keluar (Hilah) Menurut


diperbolehkan) Ulama Hanafiah
Disyaratkan ada perserikatan yang Pemilik tanah menjual separuh
seimbang. Sementara pemilik lahan
dari keseluruhan tanah garapan
mempunyai objek lahan sementara
penggarap tidak mempunyai apa2 kepada penggarap dan petani
penggarap disewa untuk
Pemilik tanah menjadikan separuh halal mengerjakan tanah selama 3
tanah sebagai upah penggarap. Hal ini
tahun misal dengan memberi
berarti penggarap membeli separuh
tanah dengan mengerjakan seluruh sedikit upah kepada petani.
tanah tsb. Yang menjadikan akad ini .
fasik Haram Cara lain dengan melakukan akad
mugharasah terhadap pepohonan dan
hasilnya saja
Pemilik tanah memberi upah kepada
penggarap untuk menggarap tanah kosong
menjadi kebun produktif. Sebagai imbalan
separuh tanah tsb menjadi milik penggarap Ulama makiyah berpendapat, kerjasama mengelola
pohon diterima apabila dilakukan dengan cara
ijarah (upah-mengupah) atau akad ji’alah
KESIMPULAN
Akad-Akad Dalam Bisnis dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
Permodalan: Pertanian:
1. Mudharabah 1. Muzara’ah
2. Musyarakah 2. Musaqah
3. Mugharasah
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
LAMPIRAN
Tasarruf: Kelayakan

Unsur Tasharruf
1. Akal yang sehat.
2. Tamyiz (mampu membedakan hal yang baik dan hal yang tidak baik).
3. Sadar.

Seorang yang gila, ideot, atau kondisi semacamnya, tidak memiliki Ahliyah at-Tasharruf. Karena
akalnya tidak sempurna. Demikian pula anak ecil yang belum bisa membedakan hal yang baik
dan yang buruk, atau belum mengetahui nilai mata uang tertentu, tidak memiliki Ahliyah at-
Tasharruf, karena belum tamyiz. Hal yang sama juga terjadi pada orang yang tidur, mabuk,
pingsan, hilang ingatan, dan semacamnya, tidak memiliki Ahliyah at-Tasharruf, karena mereka
tergolong orang yang tidak sadar.
-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِّ َّ ‫سو ِّل‬ ُ ‫ع َم َر ع َْن َر‬ ُ ‫َّللا ْب ِّن‬ َ ‫• ع َْن‬
ِّ َّ ‫ع ْب ِّد‬
‫علَى أ َ ْن‬ َ ‫ض َها‬ َ ‫أَنَّهُ َدفَ َع ِّإلَى يَ ُهو ِّد َخ ْيبَ َر نَ ْخ َل َخ ْيبَ َر َوأ َ ْر‬
-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِّ َّ ‫سو ِّل‬ُ ‫يَ ْعت َ ِّملُو َها ِّم ْن أ َ ْم َوا ِّل ِّه ْم َو ِّل َر‬
.‫ش ْط ُر ث َ َم ِّر َها‬
َ
• Dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah, bahwa
Rasulullah menyerahkan kepada bangsa
Yahudi Khaibar kebun kurma dan ladang
daerah Khaibar, agar mereka menggarapnya
dengan biaya mereka sendiri, dengan
perjanjian, Rasulullah mendapatkan separuh
hasil panennya. (HR. Muslim 4048)
• Musyarakah
ُ‫احبَه‬ ِّ ‫ص‬َ ‫ث الش َِّّري َك ْي ِّن َما لَ ْم يَ ُخ ْن أ َ َح ُد ُه َما‬ ُ ‫َّللا يَقُو ُل أَنَا ثَا ِّل‬
َ َّ ‫• ع َْن أَبِّى ُه َر ْي َرةَ َرفَعَهُ قَا َل « إِّ َّن‬
.» ‫فَ ِّإ َذا َخانَهُ َخ َرجْ تُ ِّم ْن بَ ْي ِّن ِّه َما‬
• Dari Abu Hurairah, dia memarfu’kan hadis ini pada Nabi, bahwa
Allah berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang
berserikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak lain.
Dan jika salah satu berkhianat maka Aku keluar dari perserikatan
mereka. (HR Abu Daud, 3385)
َ ‫يب يَ ْو َم بَ ْد ٍر قَا َل فَ َجا َء‬
‫س ْع ٌد‬ ُ ‫س ْع ٌد فِّي َما نُ ِّص‬ َ ‫ار َو‬ َ ‫شت َ َر ْكتُ أَنَا َو‬
ٌ ‫ع َّم‬ ْ ‫َّللا بن مسعود قَا َل ا‬ ِّ َّ ‫ع ْب ِّد‬
َ •
.‫ار ِّبش َْى ٍء‬ َ ‫ير ْي ِّن َولَ ْم أ َ ِّج ْئ أَنَا َو‬
ٌ ‫ع َّم‬ َ ‫س‬ ِّ َ ‫ِّبأ‬
• Dari Abdullah bin Mas’ud dia berkata: aku berserikat dengan
Ammar bin Yasir dan Sa’ad bin Abi Waqqash terhadap apa yang
kami peroleh pada perang Badar, lalu Sa’ad membawa dua tawanan
sedangkan aku dan Ammar tidak membawa apa-apa. (HR Abu
daud, 3390)

Anda mungkin juga menyukai