Anda di halaman 1dari 17

Hipertensi akibat Kehamilan dan Preeklampsia:

Kajian Pilihan Pengobatan Farmakologis


Antihipertensi Saat Ini

Iman Taufiq, S.Ked // G1A216101

PEMBIMBING : Dr. dr. Herlambang, Sp.OG, KFM


1
ABSTRAK
Kegawat daruratan hipertensif adalah penyebab kedua
kematian ibu hamil selama kehamilan, yang mempengaruhi
satu dari sepuluh kehamilan.

Komplikasi maternal dan janin dapat menjadi mematikan dan


dapat menyebabkan stroke, kejang, abrupsio plasenta,
kematian janin, dan kematian ibu.

Penatalaksanaan hipertensi akibat kehamilan dan preeklampsia


bergantung pada tahap gestasional sekarang, tingkat keparahan
penyakit, dan kondisi wanita dan janin.

Terapi farmakologis harus dipilih dengan cermat dengan khasiat


dan keamanan untuk ibu dan janin.

2
PENDAHULUAN
Di Amerika Serikat, preeklampsia menyumbang 15% sampai 17,6%
kematian ibu hamil.

Wanita berusia di atas 35 tahun dan wanita ras Afrika Amerika dianggap
lebih berisiko mengalami preeklampsia.

Seringkali obat digunakan untuk mengatasi tekanan darah ibu


dan memperpanjang usia kehamilan.

Obat yang dipilih tidak hanya efektif dan aman bagi ibu, tetapi juga
berdampak minimal terhadap perkembangan janin.
4
Tujuan

1. Mengeksplorasi intervensi farmakologis yang


telah digunakan dalam merawat wanita dengan
hipertensi akibat kehamilan dan preeklamsia.

2. Menentukan obat mana yang paling umum


digunakan untuk mengobati populasi ini.
Metode

Studi deskriptif prospektif dilakukan pada wanita usia


subur yang telah didiagnosis dengan hipertensi akibat
kehamilan dan preeklamsia.
Kriteria Ekslusi
• Wanita usia subur
dengan didiagnosis • Wanita usia subur
hipertensi akibat dengan diagnosis
kehamilan dan hipertensi kronis selama
preeklamsia. kehamilan

Kriteria Inklusi
HASIL
Hydralazine

Uji acak tahun 2002 membandingkan efikasi dari nifedipin menjadi


hidralazine pada preeklamsia berat.

Penelitian ini melibatkan 126 wanita dengan tekanan darah di atas 160/110
mmHg yang dilakukan secara acak pada nifedipin sublingual atau
hidralazine intravena dengan tujuan tekanan darah diastolik adalah 90-100
mmHg.

Kedua kelompok perlakuan mencapai kontrol tekanan darah yang efektif,


namun hydralazine menunjukkan waktu yang lebih singkat secara signifikan
terhadap krisis hipertensi, yaitu 2,1 jam dibandingkan 3,1 jam dengan
nifedipin. 8
Labetalol

Penelitian ini termasuk catatan wanita yang memiliki preeklamsia


berat pada kriteria International Society for Study of Hypertension in
Pregnancy (ISSHP)

Catatan dibandingkan antara mereka yang tekanan darahnya dikelola


dengan menggunakan labetalol dibandingkan mereka yang tekanan
darahnya dikontrol tanpa obat antihipertensi.

Hipotensi ditemukan meningkat secara signifikan pada kelompok


labetalol (29,1% berbanding 7,4%) dalam 48 jam.

9
Methyldopa

Methyldopa sering digunakan untuk mengobati hipertensi akibat


kehamilan.

Tidak ada efek buruk pada pertumbuhan dan perkembangan yang


terlihat pada follow up 7,5 tahun pada anak-anak yang terpapar
untuk methyldopa in utero.

Methyldopa secara signifikan mengurangi tekanan darah dan tidak


memberikan perubahan signifikan pada pengukuran Doppler arteri
uterina dari awal sampai 24 jam dan 48 jam setelah inisiasi obat.

10
Nicardipine

Baik nicardipine dan nifedipine terbukti efektif dalam menurunkan


tekanan darah pada wanita hamil

Dalam sebuah studi oleh Aya dkk, dosis nicardipine intravena


menunjukkan penurunan tekanan arteri rata-rata 15-30% pada dua
puluh pasien dengan preeklamsia berat dalam 15 sampai 20 menit
setelah inisiasi nicardipine intravena

11
Nifedipine

Percobaan acak yang dipublikasikan pada tahun 2002 membandingkan


hidralazin dan nifedipin dari segi efek samping.

Takikardia diamati lebih banyak pada kelompok hidralazin, sementara sakit


kepala lebih sering terjadi pada kelompok nifedipin.

Kelompok nifedipine memiliki output urin yang meningkat dibandingkan


dengan hydralazine, sehingga nifedipin memiliki beberapa efek ginjal
positif.
12
13
14
15
KESIMPULAN

Obat antihipertensi memainkan peran penting


dalam mengelola tekanan darah ibu.

Hydralazine, labetalol, methyldopa, nicardipine, dan nifedipine


semuanya menunjukkan kemanjuran dalam percobaan, namun
dapat menyebabkan efek samping.

Pendekatan pertama untuk ibu hamil dengan hipertensi emergensi


preeklampsia yang berat adalah hidralazine. Dalam mengobati
hipertensi akibat kehamilan, metildopa adalah obat pilihan.

16
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai