Anda di halaman 1dari 18

Budaya Sunda

Immanuel Julind Ginting


M. Amir Hafizh
Rakhmat Habibie
Letak Geografis

 Bagian terbesar tanah Sunda berupa dataran


tinggi dan pegunungan, kecuali bagian utara
berupa dataran rendah. Banyak sungai mengalir
dari pegunungan menuju laut sebelah utara atau
Laut Jawa, bermuara ke laut sebelah barat atau
Selat Sunda maupun mengalir ke laut sebelah
selatan atau Laut Hindia.
Sistem budaya

 Mereka taat mejalankan kewajiban


agamanya, yaitu agama Islam. Filsafah
hidupnya tergambar dalam kata-kata
”Gemah Ripah Repeh Rapih”.
Sistem social
 Bagi orang Sunda, keluarga batih adalah yang
terpenting, ada pula kelompok yang disebut
dengan bondoroyot, yakni sekelompok kerabat di
sekitaran keluarga batih tersebut.
 Sistem kekerabatan suku Sunda adalah sistem
kekerabatan bilateral. Orang Sunda mengenal
istilah kekerabatan untuk tujuh generasi ke
bawah yaitu anak, incu, buyut, bao,
janggawareng, udeg-udeg, dan gantung siwur.
Untuk istilah kekerabatan tujuh generasi ke atas
adalah kolot, embah, buyut, bao, janggawareng,
udeg-udeg dan gantung siwur.
Kebudaaan Fisik

 Bahasa
 Sistem organisasi social
 Sistem ekonomi
 Sistem religi
 Kesenian
Bahasa

 Tidak seluruh lapisan masyarakat menggunakan Bahasa


Sunda. Di daerah pantai utara Jawa Barat dan di daerah
Banten, masyarakatnya cenderung menggunakan bahasa
Jawa, terutama di wilayah Cirebon.
 Bahasa Sunda halus terdapat di kabupaten Ciamis,
Tasikmalaya, Garut, Bandung, Sumedang, Sukabumi, dan
Cianjur. Yang dianggap agak kasar adalah yang digunakan
di pantai utara Jawa Barat, Banten, Kerawang, Bogor, dan
Cirebon.
Sistem Organisasi Sosial
 Sistem kekerabatan
 Sistem kekerabatannya bersifat bilateral, banyak
dipengaruhi oleh adat yang diteruskan secara turun
temurun. Mereka tidak mengenal stratifikasi sosial karena
mereka hidup secara egaliter.
 Setelah masuknya budaya Jawa ke dalam bahasa Sunda,
maka muncullah tingkatan bahasa dalam bahasa Sunda,
sehingga terjadi stratifikasi sosial dalam masyarakat
Sunda. Namun karena budaya mereka yang egaliter,
tingkatan bahasa tersebut hanya sebagai pembeda antara
situasi formal dengan nonformal, atau antara orang yang
lebih tua dengan teman. Bahkan seiring dengan
perkembangan jaman, antara orangtua dan anak
cenderung menggunakan basa loma / bahasa tengah/
bahasa sehari-hari untuk menunjukkan keakraban.
 Upacara Perkawinan, dimulai dengan
1. neunden omong
2. lamaran: meminang
3. tunangan
4. seserahan
5. ngeyeuh seureuh.
Prosesi Upacara Pernikahan

1. Penjemputan calon 7. Meuleum harupat


pengantin pria 8. Nincak endog
2. Kabagekeun 9. Buka pintu
3. Akad nikah 10. Haup lingkun.
4. Sungkeman
5. Wejangan
6. Saweran
Masyarakat baduy
 Orang Kenekes atau Orang Baduy adalah suatu kekompok
masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak,
Banten.
 Asal-usul orang Kanekes dikaitkan dengan Kerajaan Sunda
yang sebelum keruntuhannya pada abad ke-16 berpusat di
Pakuan Pajajaran (sekitar Bogor sekarang). Versi lain
mengatakan bahwa Orang Baduy adalah penduduk asli
daerah tersebut.
 Dalam kehidupan sehari-hari mereka patuh pada ’pikukuh’
(kepatuhan) yaitu konsep ’tanpa perubahan
apapun’.’Lojor heunteu beunang dipotong, pendek
heunteu beunang disambung’ (’Panjang tidak boleh
dipotong, pendek tidak boleh disambung.’).
 Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga
kelompok, yaitu : tangtu, panamping, dan dangka. Baduy
Dalam dan Baduy Luar tinggal di wilayah Kanekes, Baduy
Dangka tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini
tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras
(Cibenkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam).
 Baduy Luar merupakan orang–orang yang telah keluar dari
adat dan wilayah Baduy Dalam , yang disebabkan oleh:
1. Mereka telah melanggar adat masyarakat Baduy Dalam
2. Berkeinginan untuk keluar dari Baduy Dalam
3. Menikah dengan anggota Baduy Luar
Ciri baduy luar
1. Mereka telah mengenal teknologi, seperti
peralatan elektronik, meskipun penggunaannya
tetap merupakan larangan untuk setiap warga
Baduy
2. Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam
atau biru tua (untuk laki-laki) yang menandakan
bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan
pakaian modern seperti kaus oblong dan jelana
jeans.
3. Menggunakan peralatan rumah tangga modern,
seperti kasur, bantal, piring dan gelas kaca, dan
plastik.
Ciri baduy dalam
 Warga Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat nenek
moyang mereka. Sebagian peraturan yang dianut oleh Suku Baduy
Dalam, antara lain:
1. Tidak menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
2. Tidak menggunakan alas kaki
3. Pintu rumah menghadap ke utara /selatan (kecuali rumah Puun)
4. Larangan menggunakan alat elektronik
5. Menggunakan kain berwarna hitam/putih, ditenun dan dijahit sendiri
serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.
 Masyarakat Kanekes mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem
nasional, dan sistem yang mengikuti adat istiadat. Penduduk Kanekes
dipimpin oleh kepala desa yang disebut jaro yang ada di bawah
camat, secara adat Puun.
Sistem ekonomi

 Sumber kehidupannya adalah menanam padi di ladang,


berburu ikan dan binatang hutan, menanam tanaman
buah, dan menyadap air kawung di hutan.
 Garapan tanah huma hanya dilakukan bergiliran pada
tanah jami dan reuma.
 Penggarap hanya mengolah tanah itu saja.
Sistem religi
 Pada jaman dahulu , masyarakat sunda menganut kepercayaan Sunda
Wiwitan. Sunda wiwitan adalah agama atau kepercayaan pemujaan
terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur.

 Salah satu aspek penting dalam agama orang Sunda adalah dominasi
kepercayaan pra-Islam. Upacara tali paranti (tradisi dan hukum adat)
selalu diorientasikan di seputar penyembahan kepada Dewi Sri (Nyi
Pohaci Sanghiang Sri), dan Kanjeng Ratu Kidul yang adalah Ratu Laut
Selatan sekaligus pelindung semua nelayan.
Kesenian
 wayang golek (wayang yang bonekanya dari kayu)
 wawacan kesusatraan: Babad Cirebon, Cariyos Prabu
Siliwangi
 tari: Jaipong (perkembangan dari Ketuk Tilu)
 alat musik: angklung, gendang, kecapi, suling
 Pencak Silat Cikalong
 senjata: kujang
Makanan khas
 Nasi tutug oncom  Kupat Tahu  Angeun Lompong
 Nasi Liwet  Batagor  Bandros
 Nasi Timbel  Geco  Es Cendol
 Lotek  Seblak  Es Goyobod
 Soto Bandung  Surabi  Es Tjampolay
 Empal Gentong  Tahu Gejrot  Bajigur
 Soto Mie  Colenak  Bandrek
 Mie kocok  Lepet  Es Lilin
 Sate Maranggi  Combro
 Laksa Bogor  Misro

Anda mungkin juga menyukai