Anda di halaman 1dari 28

PERJALANAN PENYAKIT PULPA

& PERAWATAN ENDONDONTIK

ARIE SETYAWAN Pembimbing : drg. Wahyu Synthia Dewi, Sp.KG

NPM : 17710110
BAB I PENDAHULUAN

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi


karies di Indonesia berkisar 90,05%.

Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, penyakit pulpa


dan periapeks terdapat pada urutan ke 7 penyakit rawat jalan
di Indonesia.

Ilmu endodontik merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran


gigi.
BAB I PENDAHULUAN

Rumusan Masalah
Bagaimana perjalanan dari penyakit pulpa ?
Apa saja yang dimaksud dengan perawatan
endondontik ?

Tujuan
Mengetahui perjalanan dari penyakit pulpa.
Mengetahui tentang macam-macam perawatan
endondontik.
B A B I I T I N J A U A N P U S TA K A
ANATOMI

Sel Ondontoblast

Fibroblas

Undifferentiated ectomesenchymal
cells

Makrofag

Sel-sel Immunocompetent
B A B I I T I N J A U A N P U S TA K A
FUNGSI
Fungsi induktif

Fungsi formatif

Fungsi protektif

Fungsi nutritif

Fungsi reparatif
BAB III PEMBAHASAN
ETIOLOGI

Iritan Mikroba

Iritan Mekanik

Iritan Kimia
BAB III PEMBAHASAN
PATOFISIOLOGI

Iritan Pulpa Inflamasi


BAB III PEMBAHASAN
DIAGNOSTIK & TERAPI

Pulpitis
Reversible
Prinsip Terapi :
Hasil
1) Pemeriksaan
Perawatan : untuk
berkala
1) mencegah
Perkusi (-) berkembangnya
2) karies
Sondase (+)
3) Filling/Tumpatan
2) Palpasi (-)
4) Desnsitasi
3) Mobilitas (-)
cervikal gigi jika
5) terjadi
Chlor etil (+)
resesi
6) Uji
4) Radiografi
vitalitas jaringan
setelah gejala
tampak untuk
mereda normal.memastikan
belum terjadi nekrosis
5) Bila sudah di obati namun masih
tetap merasakan sakit bisa
dilakukan pulpektomi.
BAB III PEMBAHASAN
DIAGNOSTIK & TERAPI

Pulpitis
Irreversible

Hasil pemeriksaan
Prinsip Terapi
1) Perkusi
PSA (-)
(Perawatan Saluran Akar)
2) Palpasi (-)/(+)
Pulpektomi
3) Sondase (+)
4) Mobilitas (-)
5) Chloretil (+)
6) Radiografi tampak adanya paparan dari pulpa
BAB III PEMBAHASAN
DIAGNOSTIK & TERAPI

Pulpitis
Irreversible
Hiperplastik

Hasil Pemeriksaan
Prinsip Terapi :
1) Pulpotomi
Chlor etil (+)
2) PSA (Perawatan
Radiografi Saluran
menunjukan Akar) adanya suatu
tampak
3) Ekstraksi
kavitas yang besar dengan pembukaan
kamar pulpa.
BAB III PEMBAHASAN
DIAGNOSTIK & TERAPI

Nekrosis Pulpa

Prinsip Terapi
Hasil Pemeriksaan
1) Tampak
1) Ekstraksi
adanya perubahan warna
gigi menjadi keabu-abu kehitaman
2) Sondase (-)
3) Perkusi (-)
4) Palpasi (-)
BAB III PEMBAHASAN
DIAGNOSTIK & TERAPI
BAB III PEMBAHASAN
PERAWATAN ENDONDONTIK

Perawatan Perawatan
Endondontik Endondontik
Konvensional Bedah
• Pulp Capping • Kuretase Apeks
• Pulpotomi • Reseksi Apeks
• Pulpektomi • Intentional
• Perawatan Replant
Saluran Akar • Hemiseksi
• Apeksifikasi • Implan
Endondontik
BAB III PEMBAHASAN
PULP CAPPING
A. Bahan kaping :
Direct Pulp Capping Ca(OH)2
B. Bahan Base :
Indikasi : semen fosfat
• Pulpa vital C. Tumpatan
Prosedur
• Pulpa terbuka karena faktor mekanis dan dalam sementara : cavit
keadaan steril
Isolasigigi
• Penderita < 30 tahun
Preparasi
Kavitas
Ekskavasi
Dressing
Kalsium
Hidroksida Pasien
kontrol
kembali 3 -
6 minggu
BAB III PEMBAHASAN
PULP CAPPING

Indirect Pulp Capping A. Bahan


kaping :
Indikasi Ca(OH)2
Gigi dengan karies dalam tanpa B. Bahan
riwayat peradangan
Prosedur Base :
semen fosfat
C. Tumpatan
Jaringan sementara :
karies cavit
dibuang Ekskavasi
Peletakkan
base pada
dasar kavitas
BAB III PEMBAHASAN
PULP CAPPING

Keberhasilan pulp capping


Klinis

• ≠ Nyeri spontan
• Vitalitas +  mendekati normal atau sama
• Sondasi : terbentuk jaringan keras baru (dentin reparatif)
BAB III PEMBAHASAN
PULPOTOMI

Tujuan

• Membuang bagian pulpa yang terinflamasi


•Pulpa vital, bebas dari pus
 aplikasi bahan atau
kaping
tanda nekrosis Perkusi dan palpasi sakit
INDIKASI

• Mempertahankan•Pulpa terbuka karena mungkin Radiolusen pada periapeks


sebanyak
faktor mekanis  preparasi atau interadikular

KONTRAINDIKASI
jaringan pulpa sampai
≠ hati2, ≠pembentukan
sengaja akar Mobilitas patologik
•Pulpa terbuka karena
lengkap trauma  < 24 jam, ≠ Ada pus
infeksi periapeks
•Apeks akar belum tertutup
sempurna
•Usia < 20 tahun
BAB III PEMBAHASAN
PULPOTOMI

Prognosis :
Prosedur A. Jaringan
Buruk pulpa vital
Tingkat
Isolasi gigikeberhasilan ± 40% B. Ca(OH)2
Karena sudahPreparasi
terjadi inflamasi pulpa C. Bahan base
Kavitas D. Restorasi
Ekskavasi tetap
Keberhasilan perawatan ditentukan oleh
Kontrol:
Pendarahan
Kaping
• Kontrol perdarahan  rangsang
Base semen
penyembuhan inomer kaca
Restorasi
• Bacteriomimetic seal  mencegah Tetap
mikrolekage paska perawatan
BAB III PEMBAHASAN
PULPEKTOMI

Prognosis :

Baik
•Gigi dengan pulpitis
Keberhasilan 75% - 96%
irreversibel Gigi dengan pulpitis
INDIKASI

•Gigi dengan kerusakan irreversibel


jaringan yang luas Gigi dengan kerusakan

KONTRAINDIKASI
•Gigi yang masih dapat jaringan yang luas
direstorasi Gigi yang masih dapat
•Perawatan pulp capping direstorasi
atau pulpotomi yang gagal
Perawatan pulp capping
atau pulpotomi yang gagal
BAB III PEMBAHASAN
PULPEKTOMI

Prosedur :
Prognosis

Baik
Keberhasilan
Pembuatan
Foto Rontgen
75% - 96%
Isolasi Gigi

Anastesi Gigi

Preparasi
Kavitas
Ekstirpasi
saluran akar
Preparasi
biomekanik
dan Obturasi
kemomekanik saluran akar
al Restorasi
BAB III PEMBAHASAN
PERAWATAN SALURAN AKAR (PSA)

Definisi

Pengambilan jaringan pulpa nekrotik dari saluran


akar dan menggantinya dengan bahan pengisi.

Mencegah perluasan

Tujuan
Mengembailkan jaringan
periapikal
BAB III PEMBAHASAN
PERAWATAN SALURAN AKAR (PSA)

Faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan

• Foramen apikal mudah


•Pulpa terinfeksidicapai
– menuju melalui saluran akar
kematian pulpa. Gigi dengan akses yang sulit
• Gigi dapat direstorasi
•Resorpsi interna.
INDIKASI

Anatomi saluran sangat


• Nilai strategis•Gigi
giginekrosis
yang terlibat kompleks
•Devitalisasi intensional.

KONTRAINDIKASI
Fraktur akar :
• Ketahanan umum pasien
•Membangun retensi
intrakanal •a. Vertikal
•Reposisi mahkota malposisi •b. Horisontal (Fraktur dekat
mahkota,gigi tetap vital)
•Kegagalan PSA retreatment
•Riwayat medis : kontraindikasi
pencabutan.
BAB III PEMBAHASAN
APEKSIFIKASI

Definisi

Suatu metode perawatan pendahuluan saluran akar


dengan tujuan merangsang pertumbuhan apeks yang
belum sempurna pada gigi nonvital ,supaya terbentuk
osteodentin atau jaringan keras lainnya

Indikasi

Nekrotik pulpa
Usia Muda dengan apek
terbuka
BAB III PEMBAHASAN
APEKSIFIKASI

Prosedur

Isolasi Gigi
Opening
Akses
Preparasi
Biomekani
k Irigasi
NaOCL
Aplikasi
Ca(OH) ke
SA Tumpatan
sementara
Kontrol3-6
bulan
BAB IV KESIMPULAN
KESIMPULAN

Karies Pulpa

Perawatan
Endondonti
k
D A F TA R P U S TA K A

Ali Gufaran Syed, et al. 2015. A Pulpitis : review. Udaipur : Faculty of Dental Sciences, Pacific
Academy of Higher Education & Research University. Vol 14 Page 92-97

Enny Willianti, et al. 2016. Buku Ajar Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. Surabaya : Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Hal : 17-18

Grosmman et al. 1995. Ilmu Edodontik Dalam Praktek. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Larasati Nindya, et al. 2014. Distribusi Penyakit Pulpa berdasarkan Etiologi dan Klasifikasi di
RSKGM, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia Tahun 2009-2013. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Tarigan, Rasinta. 2006. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai