Anda di halaman 1dari 21

TREND DAN ISSU KEPERAWATAN

KELUARGA AGREGAT LANSIA


DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
KUALITAS HIDUP
LANSIA DENGAN HIPERTENSI

• Oleh:KELOMPOK 8 / KELAS B9B :


BAB I
PENDAHULUAN
• A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah
mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya
kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi terutama dibidang medis atau ilmu
kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan
bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). Saat ini
diseluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada
500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada
tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar (Bandiyah, 2009).
LANJUTAN
B. Rumusan masalah
• Bagaimana tinjauan pustaka konsep keluarga, konsep lansia,
konsep perawatan kesehatan keluarga ?
• Bagaimana fenomena demografi yang terjadi ?
• Bagaimana fenomena yang terjadi pada lansia ?
• Apa yang menjadi masalah kesehatan gerontik ?
• Apa yang terjadi pada lansia dengan hipertensi ?
• Bagaimanakah trend dan issu upaya pelayanan kesehatan
terhadap lansia dengan hipertensi?
LANJUTAN
• C. Tujuan penulisan
• Untuk mengetahui tinjauan pustaka konsep keluarga,
konsep lansia, konsep perawatan kesehatan keluarga.
• Untuk mengetahui fenomena demografi yang terjadi.
• Untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada lansia.
• Untuk mengetahui masalah kesehatan gerontik.
• Untuk mengetahui apa yang terjadi pada lansia dengan
hipertensi.
• Untuk mengetahui trend dan issu upaya pelayanan
kesehatan terhadap lansia dengan hipertensi.

• Manfaat
• Mahasiswa dan pembaca dapat lebih memahami
trend dan issu perawatan kesehatan keluarga dengan
agregat lansia khususnya lansia dengan hipertensi.
BAB II

• A. Tinjauan pustaka
• Konsep keluarga
• Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga (Friedman, 2010
A. Fungsi Keluarga
• Menurut friedman (2010) ; Setiawati & Dermawan (2005) , fungsi
keluarga terbagi menjadi :
• Fungsi Afektif (Affective function)
• Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and
social placement function)
• Fungsi perawatan kesehatan
• Fungsi Ekonomi ( Economic Function)
• Fungsi biologis
• Fungsi psikologis
• Fungsi pendidikan
B. Tugas Keluarga
Lima tugas keluarga yang dimaksud (menurut henny Achjar,
2010), yaitu :
• Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota
keluarga.
• Ketidakmampuan mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan
yang tepat
• Ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan kepada
anggota keluarga yang sakit.
• Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.
• Ketidakmampuan keluarga memanfaatka fasilitas kesehatan.

2. KONSEPLANSIA
• Lansia menurut WHO adalah orang yang berumur 60-74
tahun. Pernyataan ini sesuai dengan UU Nomor 13 tahun
1998, tentang kesejahteraan lanjut usia di Indonesia yang
menyatakan bahwa lansia adalah orang yang berusia
60 tahun keatas (Bandiyah, 2009)
• 3. Konsep perawatan kesehatan keluarga
Perawatan kesehatan keluarga (family Health Nursing)
adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan
melalui perawatan sebagai sebagai sarannya. Dalam
perawatan kesehatan masyarakat, yang menerima perawatan
dibagi 3 tingkat, yaitu : tingkat individu, tingkat family atau
keluarga dan tingkat community atau masyarakat
B. Fenomena Demografi

• Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif


terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu :
• AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun
• AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun

Dari hasil survey di dapatkan hasil :


• 62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari
pekerjaannya sendiri.
• 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela
keluarga.
• 53% lansia masih menanggung beban kehidupan
keluarga.
• Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak
atau menantu.

C. Fenomena yang terjadi Pada
Lansia
• Permasalahan yang terjadi pada lansia
• Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
• Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga
yang berusia lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.
• Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional
pelayanan lanjut usia.
• Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah
baik fisik,mental maupun sosial.

• Perubahan Bio-psico-sosio-spiritual dan Penyakit Lansia


• Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia, yaitu :
• Penurunan fisik
• Perubahan mental
• Perubahan-perubahan Psikososial
D. Masalah Kesehatan
Gerontik
• Masalah kehidupan seksual
• Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah
hilang adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada
kenyataannya hubungan seksual pada suami isri yang sudah menikah
dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat
dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami ketidakmampuan
dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasangan
masing-masing
• Perubahan prilaku
• Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku
diantaranya: daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada
kecendrungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena
dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan
sensitivitas emosional seseorang yang akhinya menjadi sumber
banyak masalah.
LANJUTAN..
• Pembatasan fisik
• Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat
mengakibatkan penurunan pada peranan – peranan sosialnya
• Palliative care
• Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat
tersebut ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang
dirasakan oleh lansia. Sebagai contoh klien dengan gagal
jantung dan edema mungkin diobati dengan digoksin dan
diuretika
LANJUTAN….
• Pengunaan obat
• Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau
rumah sakit
• Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
• Bingung
• Lemah ingatan
• Penglihatan berkurang
• Tidak bisa memegang
• Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi
• Kesehatan mental

E. Lansia dengan hipertensi
• Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah diatas nilai normal. Pada lansia hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya di atas 160 mmHg dan
tekanan diastolicnya diatas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2005).
• Beberapa pendapat tentang hipertensi pada lansia, yaitu :
• Menurut Akhmadi (2009) dalam Yenni (2011) fungsi sistem tubuh lansia yang
mengalami hipertensi dapat berdampak buruk terhadap kualitas hidup lansia,
baik dalam skala ringan, sedang, maupun berat.
• Penelitian Kao (2008) yang mengatakan status kesehatan seperti hipertensi
dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Kualitas hidup berhubungan
dengan kesehatan, dimana suatu kepuasan atau kebahagiaan individu
sepanjang dalam kehidupannya mempengaruhi mereka atau dipengaruhi oleh
kesehatan (American Thoracic Society, 2004).
• Ibrahim (2009) yang menunjukkan bahwa dari 51 lansia yang mengalami
hipertensi 40 orang (78,4%) lansia mempersepsikan kualitas hidupnya pada
tingkat rendah dan 11 orang (21,6%) pada tingkat tinggi.

F. Trend dan issu upaya pelayanan kesehatan
terhadap Lansia

• 1. Azas
• Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have
Been Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence),
partisipasi (participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self
fulfillment), dan kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh
Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add
Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu
kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.

LANJUTAN……
• 2. Pendekatan
• Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
• Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development)
• Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
• Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
• Lansia turut memilih kebijakan (choice)
• Memberikan perawatan di rumah (home care)
• Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
• Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the
aging)
• Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
• Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
• Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care
and family care)
LANJUTAN
• 3. Jenis pelayanan kesehatan
• Promotif
• Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat
terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma
sosial.
• Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
• Mengurangi cedera
• Meningkatkan keamanan di tempat kerja
• Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
• Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
• Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
Lanjutan….
• Preventif
• Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh pencegahan
primer : program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi, exercise,
keamanan di dalam dan sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan
medikasi yang tepat.
• Melakukan pencegahan sekunder meliputi pemeriksaan terhadap
penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder : kontrol
hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal,
papsmear, gigi, mulut.
• Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan
cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan anggota badan yang masih berfungsi.
• Kuratif
• Rehabilitatif
• 4. Issu perawatan kesehatan keluarga dengan lansia
• Kualitas hidup lansia yang rendah dihubungkan
dengan kesehatan fisik, kondisi psikologis, hubungan sosial
dan hubungan lansia dengan lingkungan. Kualitas hidup lansia
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
• Nutrisi
• Psikologi / dukungan keluarga
• Konsumsi diet
• 5. Pembahasan
• Adanya dukungan keluarga berkontribusi besar terhadap kualitas
hidup lansia, yang artinya semakin baik dukungan keluarga maka
semakin baik kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi. Bila lansia
hipertensi mendapat dukungan yang cukup dari keluarga, maka lansia
akan termotivasi untuk merubah perilaku untuk menjalani gaya hidup
sehat secara optimal sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dan
kualitas hidupnya (Yenni, 2011). Dukungan keluarga merupakan salah
satu bagian dari tugas keluarga untuk merawat keluarga yang sakit.
Kurangnya dukungan keluarga dalam merawat lansia yang menderita
hipertensi sering mengakibatkan kekambuhan atau timbul kembalinya
gejala hipertensi. Hasil penelitiannya ada hubungan dukungan keluarga
dalam diit hipertensi dengan kekambuhan hipertensi pada lansia. Dukungan
keluarga sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia.

BAB III
PENUTUP

• KESIMPULAN
• Adanya dukungan keluarga berkontribusi besar terhadap
kualitas hidup lansia, yang artinya semakin baik dukungan
keluarga maka semakin baik kualitas hidup lansia yang
mengalami hipertensi. Bila lansia hipertensi mendapat dukungan
yang cukup dari keluarga, maka lansia akan termotivasi untuk
merubah perilaku untuk menjalani gaya hidup sehat secara optimal
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dan kualitas
hidupnya (Yenni, 2011).
• SARAN
• Dalam keterbatasan keterbatasan yang penulis miliki, tentunya
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
masukan dan saran yang baik sangat kami harapkan guna
memperbaiki dan menunjang proses perkuliahan

Anda mungkin juga menyukai