Anda di halaman 1dari 22

CAKUPAN PROGRAM GIZI

MASYARAKAT, KESEHATAN KERJA


DAN KESEHATAN OLAHRAGA
s/d OKTOBER TAHUN 2017

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BUTON UTARA
2017
INDIKATOR RENSTRA PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT
TARGET
INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
1 Persentase ibu hamil KEK yang 13% 50% 65% 80% 95%
mendapat makanan tambahan
2 Persentase ibu hamil yang 82% 85% 90% 95% 98%
mendapat Tablet Tambah Darah
(TTD)
3 Persentase bayi usia kurang dari 39% 42% 44% 47% 50%
6 bulan yang mendapat ASI Eks.
4 Persentase bayi baru lahir 38% 41% 44% 47% 50%
mendapat Inisiasi Menyusui Dini
(IMD)
5 Persentase balita kurus yang 70% 75% 80% 85% 90%
mendapat makanan tambahan
6 Persentase remaja putri yang 10% 15% 20% 25% 30%2
mendapat Tablet Tambah Darah
(TTD)
INDIKATOR RPJMD PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT
TARGET
INDIKATOR
2017 2018 2018 2019 2020
1 Persentase ibu hamil yang
mendapat Tablet Tambah 40% 55% 70% 80% 80%
Darah (TTD)
2 Persentase bayi usia kurang
dari 6 bulan yang mendapat 40% 55% 70% 80% 80%
ASI Eks.
3 Persentase bayi baru lahir 1425 1459 1475 1513 1513
mendapat Inisiasi Menyusui
Dini (IMD)
4 Persentase balita kurus yang 168 170 175 180 180
mendapat makanan
tambahan 3

5 Persentase Puskesmas yang 10 10 10 10 10


melaksanakan surveilans gizi
KUMULATIF BUMIL DAPAT 90 TABLET FE
s/d SEPTEMBER TAHUN 2017
100.0 92.3
90.0
80.0 76.2 74.3
70.0 64.1 64.3 61.3
PERSENTASE

60.0 53.4 52.5 56.2 52.5 55.8


50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0

PUSKESMAS
• Persentase kumulatif Bumil yang mendapat 90
Tablet Fe hingga September telah mencapai
target RPJMD yakni 40% Bumil mendapat 90
tablet Fe.
• Namun rerata bumil yang mendapat tablet Fe
hanya sekitar 50-60% yang dikarenakan stok
tablet tambah darah sudah habis. Solusi untuk
masalah ini yaitu telah disediakannya tablet
tambah darah yang diambil dari bufferstock
Dinas Kesehatan Provinsi namun tetap belum
mencukupi bagi seluruh sasaran ibu hamil.
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
TAHUN 2017

80.0 74.6 77.1 75.0


69.2 69.1
70.0 65.9
62.5
58.1
60.0
50.0
PERSENTASE

50.0
35.2 37.5
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0

PUSKESMAS
• Persentase pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan
sebagian besar wilayah kerja Puskesmas telah mencapai
target yakni diatas 40% terkecuali Puskesmas Kioko yang
cakupan pemberian ASI Eksklusifnya hanya mencapai 35,2%
dan Puskesmas Wakorumba Utara 37,5%.
• Berdasarkan hasil monitoring bahwa salah satu indikator ini
yang paling susah untuk dicapai karena pemahaman ibu
Balita yang kurang mengenai pentingnya ASI karena banyak
yang beranggapan bahwa bayi menangis dikarenakan lapar
• Solusi untuk masalah ini yaitu telah dilakukannya
penyuluhan bagi ibu hamil oleh petugas Puskesmas melalui
Kelas Ibu Hamil. Namun belum dapat secara cepat
menyelesaikan masalah ini sehingga kami rasa diperlukan
penanganan masalah ASI Eksklusif ini berupa pelatihan
Konselor ASI atau pembuatan Pos Diskusi dengan
menyediakan Konselor ASI di setiap Desa sehingga cakupan
ASI Eksklusif ini sedikit demi sedikit bisa teratasi.
Persentase Kumulatif Bayi Baru Lahir Mendapat
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) s/d Oktober Tahun 2017

99.6 100.0 100.0 100.0 96.3


100.0 88.5 86.4
79.2 75.7
80.0
65.1
PERSENTASE

60.0

40.0
19.4
20.0

0.0

PUSKESMAS
• Berdasarkan grafik sebelumnya dapat dilihat bahwa
cakupan bayi lahir mendapat IMD mencapai 86,4% (817
bayi dari 946 bayi yang lahir hingga bulan Oktober) dan
diketahui belum mencapai target RPJMD yakni 1425 bayi
di IMD
• Namun jika dilihat dari target RENSTRA (44%) seluruh
Puskesmas rerata telah mencapai target terkecuali
Puskesmas Bone Rombo cakupan IMD hanya 19,4%
• Solusi untuk masalah ini yaitu memberikan penyuluhan
bagi setiap ibu hamil serta keluarga terdekat seperti
suami, orang tua dan mertua. Namun tetap harus
dilakukan penyuluhan maupun penyebarluasan informasi
mengenai pentingnya IMD secara berkelanjutan sehingga
pola pikir dan tindakan masyarakat bisa diubah
Persentase Kumulatif Balita Kurus Yang Mendapat
Makanan Tambahan s/d Oktober Tahun 2017
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
100.0 92.0 92.3
90.0
80.0 75.5
70.0
PERSENTASE

60.0 51.9
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0

PUSKESMAS
• Persentase kumulatif balita kurus mendapat makanan
tambahan hingga saat ini sangat baik karena
Kabupaten telah mencapai target RENSTRA yakni diatas
80% dan target RPJMD yakni 168 balita kurus diberi
PMT walaupun terdapat 2 Puskesmas yang tidak
mencapai target dikarenakan stok biskuit PMT telah
habis dan ada beberapa balita yang tidak menyukai
rasa biskuit PMT.
• Solusi untuk masalah ini yaitu telah dilakukannya
peningkatan kapasitas kader dalam pembuatan PMT
dan MP-ASI berbahan dasar pangan lokal, selain itu
perencanaan pengadaan biskuit PMT dari Kementrian
Kesehatan telah dilakukan tinggal menunggu
pengiriman stok biskuit.
• Namun diperlukan penguatan sistem monitoring dan
evaluasi agar pemberian biskuit tepat sasaran dan
tepat guna
Persentase Kumulatif Bumil KEK Yang Mendapat
Makanan Tambahan s/d Oktober Tahun 2017
100.0 100.0 100.0 100.0
100.0 95.0 90.9
90.5
90.0 84.6
77.4 76.9
80.0
70.0
PERSENTASE

60.0
50.0 40.5
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0

PUSKESMAS
• Persentase kumulatif Bumil KEK mendapat makanan
tambahan hingga Oktober, di setiap Puskesmas rerata
telah mencapai target RENSTRA yakni diatas 65%
namun wilayah kerja Puskesmas Kulisusu belum
mencapai target karena stok PMT Ibu Hamil sudah
habis dan terdapat beberapa ibu hamil tidak menyukai
rasa dari PMT yang diberikan serta merasa bosan
• Solusi untuk masalah ini yaitu telah dilakukannya
perencanaan pengadaan biskuit PMT dari Kementrian
Kesehatan untuk tahun 2018.
• Namun diperlukan penguatan sistem monitoring dan
evaluasi agar pemberian biskuit tepat sasaran dan
tepat guna mengingat angka kelahiran kasus bayi BBLR
saat ini mencapai 1,8% dan rerata kelahiran bayi BBLR
tersebut dikarenakan Ibu Hamil yang menderita KEK
• Cakupan pemberian Tablet Tambah Darah bagi
remaja putri hingga Oktober belum
dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas dan
belum dilaksanakan sepanjang tahun (12
bulan) dikarenakan stok tablet tambah darah
yang tidak mencukupi sasaran
• Solusi untuk masalah ini yaitu telah
dilakukannya perencanaan kebutuhan tablet
tambah darah untuk tahun 2018 sesuai
dengan perkiraan sasaran tahun 2018
berdasarkan trend sasaran 2017
CAKUPAN D/S
HINGGA OKTOBER TAHUN 2017
100.0 92.0
87.3 87.5 85.1 84.9 83.3
79.8 80.0 79.5 81.2
80.0
PERSENTASE

58.1
60.0

40.0

20.0

0.0

PUSKESMAS
• Cakupan penimbangan balita (D/S) di
Posyandu telah mencapai target RPJMD (4955)
dengan jumlah balita yang datang di posyandu
hingga Oktober mencapai 5048 balita. Namun
jumlah ini berada dibawah target nasional
85% karena hanya mencapai 81,2%. Hal ini
disebabkan karena beberapa alasan
diantaranya :
1. Masyarakat mengeluhkan jarak tempat posyandu
yang jauh, apalagi bagi yang tidak mempunyai
kendaraan
2. Tidak ada gedung posyandu di wilayahnya
sehingga tempat posyandu berpindah-pindah
3. Ibu balita lebih sibuk dengan pekerjaannya
dibandingkan memantau tumbuh kembang balita
di posyandu
4. Ada gedung posyandu yang dianggap warga
sudah tidak layak pakai dan ada gedung
posyandu yang tidak memiliki fasilitas pendukung
seperti meja dan kursi sehingga ibu balita merasa
malas untuk membawa balita ke posyandu
5. Ibu balita yang merasa malu untuk membawa
anaknya di posyandu karena berat badan anak
yang tidak naik
• Solusi untuk masalah ini diantaranya :
1. Diperlukan penumbuhan kesadaran dari
masyarakat bahwa Posyandu adalah milik
masyarakat dan untuk masyarakat. Bukan milik
petugas kesehatan
2. Perlunya dukungan dari Kepala Desa dan aparat
Desa serta Ibu TP-PKK Desa untuk mengajak
balita ke Posyandu mengingat pentingnya
memantau tumbuh kebang balita melalui
kegiatan Posyandu
3. Perlunya kreatifitas dari para Kader dalam
membuat suasana posyandu dirindukan
keberadaannya oleh para Balita.
JUMLAH KASUS GIZI KURANG
BULAN OKTOBER TAHUN 2017
243
250

200
JUMLAH KASUS

150

100 84

50 32 37
16 10 20 12 14 18
0
0

PUSKESMAS
JUMLAH KASUS BGM
BULAN OKTOBER TAHUN 2017

40
34
JUMLAH KASUS

30

20
10
10 7 6
4 5
0 0 0 1 1
0

PUSKESMAS
• Jumlah kasus gizi kurang dan BGM hingga
Oktober masih tergolong banyak yakni gizi
kurang 3,9% dan BGM 0,5%, berdasarkan hasil
monitoring bahwa kasus-kasus tersebut
adalah balita yang tidak rutin datang ke
posyandu.
• Beberapa intervensi telah diberikan seperti
pemberian multivitamin procurma, curcuma
dan sakatonik ABC sebagai penambah nafsu
makan serta susu untuk penambah kebutuhan
gizi. Namun karena jumlahnya yang terbatas
sehingga belum mencukupi seluruh sasaran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai