Anda di halaman 1dari 31

Manajemen Cedera Otak

di IGD

Suhariyanto (Anto)

Dept. Ilmu Bedah Saraf


RS Muhammadiyah Lamongan

Lamongan, 21 Maret 2017


Cidera Kepala (Head Injury)
 Physical injuries to the skull, facial fractures
or soft tissue damage to the face or head
“without” neurological consequences
Cidera Otak (Brain Injury)
 Physical injuries to the face or head or
others with “neurological” consequences

•Alex B. Valad, Raj Narayan


Mild (GCS: 14-15)

Severity Moderate (GCS: 9-13)

Severe (GCS: 3-8)


Respon membuka mata (eye)
(4) Spontan
(3) Dengan suara
(2) Dengan nyeri
(1) Tidak ada reaksi

Respon bicara (verbal)


(5) Orientasi baik
(4) Disorientasi (mengacau/bingung)
(3) Keluar kata-kata yang tidak teratur
(2) Suara yang tidak berbentuk kata-kata
(1) Tidak ada suara
Respon motorik (motor)
(6) mengikuti perintah
(5) melokalisir nyeri
(4) menarik ekstremitas yang dirangsang
(3) fleksi abnormal (deserebrasi)
(2) ekstensi abnormal (decerebrasi)
(1) tidak ada gerakan
Nilai GCS = (E+V+M)
= 15 (terbaik) dan 3 (terburuk)
On
Cedera Otak Primer going Cedera Otak Sekunder
(COP) proses (COS)

Complex Cellular Alteration :


• Inflammation
• Neurochemical
• Metabolic

Insult Systemic Insult Intracranial


 Systemic Secondary  Intracranial Secondary
Insult Insult
– Hypoxemia – ICP ↑
– Hypotension » Brain herniation
– Hypercapnea » Mass lesion : EDH,
– Hypocapnea SDH, ICH
– Hyperthermia » Edema
– Hyperglycemia » Hydrocephalus

– Hypoglycemia – Vasospasme
– Hyponatremia – Seizures
– Infection
– Hypoxic – Ischemic
Prinsip Penanganan
“ little can be done about the primary
brain injury, but that a lot can be
done to minimize secondary brain
injury “

 Close observation
 Prompt diagnosis and treatment
Close
Observation
Prompt Diagnosis and Treatment
Langkah-langkah Tatalaksana Cedera Otak di
Ruang Gawat Darurat

1. General precaution
2. Stabilisasi Airway, Breathing, Circulation
3. Survey sekunder (pemeriksaan status general terdiri
dari anamnesa dan pemeriksaan fisik seluruh sistem
organ)
4. Pemeriksaan neurologis
5. Menentukan diagnosis klinis dan pemeriksaan
tambahan
6. Menentukan tahapan tatalaksana selanjutnya sesuai
algoritma
Algoritma

CIDERA OTAK RINGAN

 Definisi
– Pasien trauma kepala sadar dan orientasi baik
(GCS 14-15)
Langkah-langkah

 Anamnesa
– Identitas penderita : Nama, Umur, Sex, Suku, Agama,
Pekerjaan, Alamat
– Mekanisma trauma
– Waktu trauma
– Pernah pingsan atau sadar setelah trauma
– Amnesia retrograde atau antegrade
– Keluhan : Nyeri kepala seberapa berat, kejang, vertigo
– Riwayat mabuk, alkohol, narkotika
– Penyakit penyerta : epilepsi, jantung, asma, pernah
trepanasi
 Pemeriksaan Umum
– Dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki
– Per sistim organ B1 – B6
 Pemeriksaan Neurologis, terdiri dari
– Tingkat kesadaran (GCS)
– Saraf kranial
» Pupil besar & bentuk, reflek cahaya  bandingkan
kanan-kiri
» Motoris & sensoris  bandingkan kanan dan kiri,
atas dan bawah
» Autonomis:bulbocavernous reflek,cremaster reflek,
spingter reflek.
 Pemeriksaan Radiologis, atas dasar indikasi
– Servical lateral, bila :
» Jejas di leher
» Nyeri di leher
» Mekanisme trauma (jatuh dari ketinggian, flexi
extensi leher dsb)
» Gejala neurologis kelainan spinal
» Pasien tidak sadar
– Photo kepala AP / Lat, bila
» Jejas di kepala dengan diameter > 5 cm
» Luka tusuk, clurit,tombak atau korpus alienum lain
» Fraktur terbuka
» Deformitas kepala
– Indikasi CT-Scan
» Nyeri kepala, muntah menetap dengan obat-obatan
» Kejang
» Luka tusuk atau tembak, korpus alienum
» GCS < 15
» Penurunan GCS > 1 point
» Lateralisasi (anisokor, hemiparese)
» Bradikardia dengan gejala lain diatas
» Cidera kepala GCS < 15 disertai cidera multiple
organ
» Indikasi sosial
Observasi di IRD

 Setidaknya selama 2 jam


 dicatat setiap 15 menit
 Keadaan vital ( T, N, R, t )
 Keluhan
 Neurologis
 GCS
 Pupil
 Motorik
 Sensorik
Kriteria MRS (Masuk Rumah Sakit)

 Pernah tidak sadar


 GCS < 15
 Terdapat gejala neurologis fokal
(lateralisasi, kejang)
 GCS < 15 progresif neurologis menurun
 Keluhan menetap setelah diberi obat-obatan
 Fraktur basis kranii
 Tak ada yang mengawasi di rumah
 Tempat tinggal diluar kota
 Mabuk, epilepsi, pernah operasi kepala
 Disertai penyakit lain yang berat
 Umur > 50 tahun
 Atas permintaan keluarga
Kriteria Penderita Boleh Pulang

 Sadar dan orientasi baik, tidak pernah


pingsan
 Tidak ada gejala neurologis fokal
 Keluhan berkurang, muntah atau nyeri
kepala hilang
 Tak ada fraktur kepala atau basis kranii
 Ada yang mengawasi di rumah
 Tempat tinggal dalam kota
 Peringatan di rumah, segera dibawa
ke IRD bila : (baca dalam lembar
peringatan)

 Muntah makin sering


 Nyeri kepala atau vertigo memberat
 Gelisah atau kesadaran menurun
 Kejang
Kriteria masuk ICU-NeICU

 GCS < 8
 GCS < 13 dg tanda TIK tinggi
 GCS < 15 dengan lateralisasi
 GCS  15 dengan Hemodinamik tidak
stabil.
 cidera kepala neurologis progresif menurun
belum definitif indikasi operasi.
Algoritma
Pasien

Penanganan IRD 1. Stabilisasi airway, breathing dan sirkulasi (ABC)

Cidera Otak
2. Anamnesis, fisik diagnostik
3. Pemeriksaan radiologis, sesuai indikasi
4. Pemeriksaan , labolatoris DLdan GDA + Lab sesuai indikasi

Ringan
5. Tx. Simtomatik + Antibiotik sesuai indikasi
6. Lapor jaga bedah saraf

• Infus 0,9 NS 1,5 ml/kgBB/jam (anak < 2


tahun: D5 0.25 NS 80-100 mi/kg/hari.
MRS di • Puasa 6 jam
OPERASI
Intermediate • Obat simptomatik IV atau supp
• Observasi ketat sebagai pasien cidera
otak
• Catat keadaan vital dan neurologis bila
Ne ICU akan dikirim ke ruangan perawatan
( ROI ) • Serah terima penderita serta informasi
lengkap keadaan penderita

VS. Stabil
Neurologis Stabil Cepat
memburuk

R. Perawatan

Resusitasi + Rediagonosis

KRS NeICU/
ROI Operasi
CIDERA OTAK SEDANG

 Definisi
– pasien cidera 0tak ,bingung atau somnolen tapi
masih mampu mengikuti perintah sederhana (
GCS : 9 – 13 )
Penderita

Algoritma • Stabilisasi airway, breathing dan sirkulasi (ABC), pasang

Penanganan
collar brace
IRD • Lapor jaga bedah saraf
• Atasi hipotensi dengan cairan isotonis, cari penyebabnya

Cidera Otak
• Pemeriksaan darah (DL, BGA, GDA, cross match)
• Bila tensi stabil, infus 0,9 NS 1,5 ml/kgBB/jam .
• Anamnesis, pemeriksaan fisik umum (B1-B6) dan

Sedang
neurologis
• Obat simptomatik IV atau supp
• CT scan kepala, foto leher lat, thorak foto AP bila telah
stabil
• Pemeriksaan radiologis lain atas indikasi
• Pasang kateter, evaluasi produksi urine

NeICU/ ROI MRS di intermediate


Operatif

Membaik Memburuk

• Stabilisasi + Resusitasi
VS. Stabil
• Rediagnosis cito
Neurologis Stabil

NeICU/
ROI Operasi
Ruang
Perawatan
CIDERA OTAK BERAT

 Definisi
– penderita tak mampu mengikuti perintah
sederhana (GCS : 3-8)
• Resusitasi airway, breathing dan sirkulasi, dijamin ABC baik.
Penderita
• Bersihkan lendir, benda asing, jawthrust bila perlu, kepala tidak

Algoritma
boleh hiperextensi, hiperflexi atau rotasi, pasang orofaring atau
nasofaring tube bila perlu. Bila ada sumbatan jalan nafas akut
dilakukan cricothyrotomi dan persiapan intubasi atau tracheostomi
• Intubasi + kontrol ventilasi ( PCO2 35 – 40 mmhg,, PaO2 : 80 – 200

Penanganan
atau Spo2 >97 % ) pasang orogastric tube
• Pasang collar brace
• Lihat gerakan nafas, auskultasi, palpasi, perkusi dada. Cari tanda-

Cidera Otak
IRD tanda pneumothorak, hematothorak, flail chest atau fraktur costa..
• Bila shock, segera atasi dengan cairan isotonis (RL, NaCl, atau
koloid atau darah). Cari penyebab, atasi, pertahankan tensi > 90
mmHg.

Berat
• Bila ada tanda-tanda TIK meningkat dan tidak ada hipotensi atau
gagal ginjal dan atau gagal jantung, diberikan manitol 20% 200 ml
bolus dalam 20 menit atau 5 ml/kgBB, dilanjutkan 2 ml/ kgBB dalam
20 menit setiap 6 jam, jaga osmolalitas darah < 320 mOsm.
• Bila kejang : Diazepam 10 mg iv pelan, dapat ditambah hingga
kejang berhenti. Awasi depresi nafas, dilanjutkan phenitoin
Lapor jaga bedah saraf bolus10-18 mg/kgBB encerkan dengan aqua steril 20 ml iv pelan,
dilanjutkan 8 mg/kgBB
• Bila telah stabil Infus cairan isotonis (NaCl 0,9 %)
1,5 ml/kgBB/jam pertahankan euvolume,pemasangan CVP atas
indikasi.
. Pemeriksaan kimia darah (DL, BGA, GDA, cross match)
• Anamnesis, termasuk pemakaian obat-obatan, sedasi, narkotika,
intake terakhir.
• Pemeriksaan fisik umum dan neurologis secara cepat
• Obat simptomatik IV atau supp dan antibiotika sesuai indikasi
• Pasang kateter, catat keadaan dan produksi urine
• Bila tanda vital stabil : CT scan kepala, foto leher lat, thorak fot AP,
• Pemeriksaan radiologis lain atas indikasi
• Pemeriksaan refleks batang otak. Hati-hati pada pemeriksaan reflek
oculocephalik
• Pasang ICP monitor, pertahankan tekanan <15 mmhg.atau<22 cm
H2O pada pasien yang tidak ada indikasi operasi lesi intrakranial.
Bila ada lesi intrakranial indikasi operasi, ICP monitor dipasang
bersamaan saat operasi emergensi

• Bila keadaan fungsi vital telah stabil


Operatif • Catat keadaan terakhir sebelum dikirim ke ruangan ICU
• Lakukan serah terima secara lengkap ( keadaan penderita,
obat-obatan yang diberikan dan rencana perawatan)
• Perawatan Cidera Otak Berat

MRS di
ICU - NeCU R. Perawatan
INDIKASI OPERASI

 Cidera Otak Tertutup, pertimbangan operasi


adalah :
– Klinis
» Deteriorasi Neurologis Progresive
» Tanda-tanda herniasi
» Tanda-tanda penekanan batang otak
» Masih terdapat reflex batang otak
– Radiologis, terdapat efek masa yang berarti,
yaitu :
» Deviasi garis tengah lebih dari 0,5 cm.
» Penekanan atau penyempitan sisterna basalis
» Pembuntuan aliran liquor atau kompresi batang otak
pada lesi di fossa posterior
– Fraktur impresi yang menimbulkan gejala
neurologis.
 Trauma Kepala Terbuka
Outcome, tergantung

 Quality of early management


 Severity of primary brain injury
 Adequate referral policy

 Prompt diagnosis and treatment


 Adequate prevent and treatment of
complication
 Proper Rehabilitation
conclusion
 Atasi cedera otak primer, cegah cedera Otak
sekunder
 Tangani Intracranial Secondary Insult dan
Systemic Secondary insult
 Prompt diagnosis and treatment
 Close Observation
Terimakasih

Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai