Anda di halaman 1dari 20

BRONCHOPNEUMONIA

Kelompok 2
1. Gina Tri A
2. Ema yuliana
Definisi
 Bronchopneumonia merupakan peradangan parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang
ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dyspnea, nadi cepat
dan dangkal, muntah, serta batuk kering dan produktif (Hidayat,
2009)
 Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam salah satu atau
lebih area terlokalisasi didalam bronchi dan meluas ke parenkim paru
yang berdekatan disekitarny. ( Smeltzer dan Suzanne C,2002)
 Jadi kesimpulannya adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur dan benda asing yang terdapat didaerah bronkus
dan sekitar alveoli.
MANIFESTASI KLINIS
 Biasanya didahului infeksi traktus respiratoris atas
 Demam (39 – 40C) kadang-kadang disertai kejang karena demam yang
tinggi
 Anak sangat gelisah,dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk,
yang dicetuskan oleh bernapas dan batuk
 Pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan
sianosis sekitar hidung dan mulut.
 Kadang-kadang disertai muntah dan diare
 Adanya bunyi tambahan pernapasan seperti ronchi, wheezing.
 Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya
serius.
 Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang
menyebabkan atelektasis absorbsi.
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksan Laboratorium

Pemeriksaan Pemeriksaan
Darah Sputum

Analisa Gas Darah Kultur Darah

Sample
darah,kultur,dan
urin
2. Pemeriksaan radiologi

a.Rontgenogram
thoraks b.Laringoskopi
/Bronkoskopi
ETIOLOGI
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme pathogen.

Bronchopneumonia yang biasa ditemukan adalah

1. BAKTERI

3. JAMUR 2. VIRUS
Patofisiologi

Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang


biasanya disebabkan oleh virus penyebab
Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan
sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus.
Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret,
sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif
dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai
alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps
alveoli, fibrosis, emfisema dan atelectasis.
Setelah itu mikroorganisme di alveoli membentuk
suatu proses peradangan yang meliputi empat
stadium, yaitu:
Pathway
Komplikasi bronkopneumonia

Atelektasis Empisema

Abses Paru Inpeksi Sistemik

Endocarditis
Meningitis
Penatalaksanaan
bronkopneumonia
1. Penatalaksanaan keperawatan

a. Menjaga kelancaran pernapasan


b. Kebutuhan istirahat
c. Kebutuhan nutrisi/cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Mencegah komplikasi
f. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
2. Penatalaksanaan Medis

 Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan tetapi,


karena hal itu perlu waktu, dan pasien perlu terapi secepatnya maka
biasanya yang diberikan :
a. Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis disebabkan oleh streptokokus. Pada
umumnya tidak diketahui penyebabnya, maka secara praktis dipakai
kombinasi: kombinasi penisilin, prokain 50. 000 – 100.000 kl/kg/24 jam IM
b. Terapi oksigen jika pasien mengalami penukaran gas yang tidak adekuat.
Ventilasi mekanik mungkin diperlukan jika nilai normal GDA tidak dapat
dipertahankan ( Wijayaningsih, 2013)
Pencegahan pada anak

1.Hindari kontak langsung anak dengan penderita ISPA

2. Hindari anak dari adanya paparan asap rokok, polusi dan


tempat keramaian yang berpotensi terjadinya penularan

3. Membiasakan melakukan pemberian ASI

4. Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadapa hameophilus


influenza.

4. Segera berobat apabila terjadi demam, batuk, dan pilek,


terlebih disertai suara sesak dan sesak pada anak.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. DATA DEMOGRAFI/BIOGRAFI
 Nama, Umur, Suku/bangsa, Agama, Pendidikan, Alamat, Lingkungan tempat
tinggal, Sumber air minum, Pembuangan sampah, Sumber air kotor
2. KELUHAN UTAMA
 Biasanya sesak nafas. Sesak nafas yang muncul akibat dari adanya eksudat
yang menyebabkan sumbatan pada lumen bronkus.
3. RIWAYAT PENYAKIT
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit keluarga
LANJUTAN …
d. Riwayat kehamilan
e. Riwayat Tumbuh Kembang
f. Riwayat Imunisasi
g. Riwayat Psikososial Spritual
h. Pemeriksaan umum
i. Pemeriksaan fisik head to toe
j. Keadaan umum TTV
K. Pola fungsi Kesehatan
 Aktivitas/istirahat konsolidasi, gesekan friksis pleural
Gejala : kelemahan, kelelahan, Bunyi napas : menurun atau tak ada
insomnia. diatas area yana terlibat atau napas
bronkial
Tanda : latergi, penurunan toleransi
terhadap aktivitas Fremitus: taktil dan vocal meningkat
dengan konsolidasi
 Sirkulasi
Warna : pucat atau sianosis bibir atau
Gejala: riwayat adanya /GJK kronis
kuku
Tanda : takikardia, penampilan
 Makanan / Cairan
kemerahan atau pucat
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/
 Integritas ego
muntah
Gejala : banyaknya stressor, masalah
Tanda : Distensi Abdomen, Hiperaktif
financial
bunyi usus kulit kering dengan turgor
 Pernapasan buruk
Gejala : takipnea, dyspnea progresif,  Nyeri/ Kenyamanan
pernapasan dangkal, penggunaan otot
Gejala : Sakit Kepala, nyeri dada, nyeri
aksesoris.
dada subternal (Influenza), Atralgia
Tanda : sputum merah muda, berkarat
Tanda : Melindungi area yang sakit
atau purulent
(Padila, 2013)
Perkusi ; pekak diatas area yang
DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA 2015)

Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane aveolus kapiler, gangguan


kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen.

Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d Inflamasi Trakeobronkial, pembentukan


edema, Peningkatan produksi sputum

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan


metabolic skunder terhadap demam dan proses infeksi anoreksia yang
berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa seputum, distensi abdomen
atau gas

Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d perubahan kadar elektrolit dalam


serum ( diare )

Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d perubahan kadar elektrolit dalam


serum ( diare )
INTERVENSI KEPERAWATAN
 DX :Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d Inflamasi Trakeobronkial,
pembentukan edema, Peningkatan produksi sputum
 Tujuan :
 Jalan napas efektif dengan bunyi napas bersih dan jelas
 Pasien dapat melakukan batuk efektif untuk mengeluarkan secret
 Kriteria hasil :
Mepertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/ jelas
Menunjukan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafa. Misalnya batuk
efektif dan mengeluarkan secret
 Intervensi :
1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas.
Misalnya Ronchi, Mengi, Krekels
Rasional : Bersihan jalan nafas yang tidak efektif dapat dimanivestasikan dengan
adanya bunyi nafas adventisius.
2. Kaji/ pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ ekspirasi
Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan ditemukan pada
penerimaan atau selama stress/ adanya proses infeksi akut. Pernapasan dapat
melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
3. Berikan posisi yang nyaman buat pasien, biasanya posisi semi fouler.
Rasional : Posisi semi fouler akan mempermudah pasien untuk bernafas.
4. Dorong/ bantu latihan nafas abdomen atau bibir
Rasional : Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol
dyspnea dan menurunkan jebakan udara
5. Observasi karakteristik batuk, bantu tindakan untuk memperbaiki keefektipan
upaya batuk.
Rasional : Batuk dapat menetap, tetapi tidak efektif. Batuk paling efektif pada posisi
duduk. Tinggi atau kepala dibawah setelah perkusi dada.
6. Berikan air hangat sesuai toleransi jantung.
Rasional : Hidarasi menurunkan kekentalan secret dan mempermudah pengeluaran
Pasien mampu:
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang
 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
Adapun implementasi pada normal, tidak ada suara nafas abnormal)
pasien dengan gangguan 3. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang
penyakit dapat menghambat jalan nafas
BRONKOPNEUMONIA 4. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah,
adalah sesuai dengan nadi, pernafasan)
intervensi keperawatan 5. Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda
yang telah disusun tanda distress pernafasan
berdasarkan prioritas 6. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
kebutuhan yang paling penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
dasar. 7. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
8. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

Anda mungkin juga menyukai