Anda di halaman 1dari 92

AIR KEPERLUAN INDUSTRI

1. SUMBER AIR

Untuk keperluan industri, air dapat diambil dari setiap sumber air yang
ada dengan mempertimbangkan nilai efesiensi dan efektifitasnya sesuai
dengan peruntukannya.

Karena tidak semua sumber air yang ada akan memberikan nilai ekonomis dan
kemudahan didalam pengolahannya.
Untuk mengetahui lebih lanjut masalah air, terlebih dahulu harus mengenal
tentang sumber air beberapa sumber air dimaksud adalah :
a. Air Atmosfer

Air atmosfer adalah air yang berada dalam bentuk partikel-


partikel air yang membentuk awan uap air dilapisan atmosfir bumi. Air
ini dihasilkan dari proses penguapan atau evaporasi air permukaan
dan tumbuh-tumbuhan sepanjang musim. Partikel-partikel air yang
menguap ini memiliki tingkat kemurnian yang tinggi sebagai sumber
air untuk keperluan segalanya namun mengingat belum
ditemukannya teknologi yang memberikan nilai ekonomis dan efektif
terhadap air ini, sehingga pengambilan air atmosfer sebagai sumber
air belum dilakukan orang.
b. Air hujan

Dalam siklus hidrologi sebagaimana disebutkan diatas,partikel-


partikel air yag terbentuk akan mengalami kondensasi atau kejenuhan,
sehigga awan uap air pada suatu kondisi tertentu akan jatuh ke
permukaan bumi dalam bentuk air hujan. Tingkat kemurnian air hujan
adalah tinggi, akan tetapi didalam perjalanannya air hujan adalah
tinggi, akan tetapi didalam perjalannya air hujan mengabsorbsi
berbagai jenis gas atau uap yang terdapat diudara terutama oksigen,
nitrogen, dan kabondioksida yang merupakan komponen-komponen
utama dari udara. Disamping gas-gas tersebut diatas, air hujan juga
mengabsorbsi gas atau uap lainya serta partikel-partikel cair maupun
padat yang ada diudara sebagai akibat dari proses pencemaran udara
oleh industri. Oleh sebab itu air hujan yang turun ke permukaan sudah
tercemari oleh zat-zat pengotor yang terbawa dan terdistribusi
keseluruh permukaan air dan sebagian akan masuk terserap kedalam
tanah.
c. Air laut

Air laut yang merupakan salah satu air permukaan.


ketersediaan di alam adalah relatif besar.
Akan tetapi mengingat kandungan zat-zat yang ada dalam air laut
khususnya garam klorine, maka penggunaan air laut sebagai air
sumber untuk keperluan industri untuk saat ini tidak dilakukan
orang.
Hal ini mengingat tingginya investasi dan biaya operasi dari proses
desalinasi air laut.
Kandungan zat padat dalam air laut berkisar antara 30.000 sampai
36.000 ppm dengan komposisi sebagai berikut :
Unsur klorine / Cl : 19.000 ppm
Unsur natrium / Na : 10,600 ppm
Unsur magnesium / Mg : 1,270 ppm
Unsur sulfur / S : 880 ppm
Unsur kalsium / Ca : 400 ppm
Unsur kalsium / K : 380 ppm
Unsur Bromin / Br : 65 ppm
Unsur karbon / C : 28 ppm
Unsur Stronsium / Sr : 13 ppm
Unsur barium / Br : 4,6 ppm
Tingkat salinitas air laut dan air yang dipengaruhi oleh air laut
dinyatakan dengan kadar zat padat terlarut, ion klorida (Cl) atau
kadar garam natrium klorida (NaCl) dalam satuan konsentrasi mg/l
atau ppm.
Ditinjau dari salinitasnya dapat diadakan penggolongan beberapa
jenis air berkadar garam yaitu :

• Air payau, yang dijumpai di daerah pedalaman dengan kadar


garam antara 1.000 sampai dengan 5.000 mg/l
• Air dengan salinitas sedang degan kadar garam antara 2.000
sampai dengan 10.000 mg/l
• Air dengan salinitas tinggi, yang dijumpai di daerah pantai
dengan kadar garam antara 10.000 sampai dengan 30.000 mg/l
• Air laut yaitu dengan kadar garam lebih tinggi dari 30.000 mg/l
d. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada dipermukaan. Yaitu
dapat mencakup atau termasuk air sungai, air danau, air kolam atau
dapat pula mengalir di atas permukaan tanah atau campuran antara
aliran dan air tanah yang keluar pada musim kemarau. Kandungan
zat-zat dari air permukaan sangat tergantung dari mana sumber air itu
mengalir. Adanya zat-zat mineral dan organic dalam bentuk partikel,
bacteria tanah dan organisme lainnya serta dapat mengandung
garam dan substansi terlarut didalam air tanah. Dalam batas-bats
tertentu air permukaan banyak digunakan industri sebagai air sumber
(water intake) untuk keperluan proses produksi.

e. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada dibawah permukaan tanah
dan pada umumnya mengandung garam-garam terlarut. Adapun jenis
dan kadar garam-garam terlarut yang terkandung di dalam air tanah
adalah bergantung pada kondisi geologi tanah. Pada umumnya kadar
zat-zat yang terlarut dalam air tanah memiliki konsentrasi lebih tinggi
dari air permukaan,hal ini disebabkan adanya kontak yang lebih lama
antara air tanah dengan zat-zat terlarut yang ada.
Air tanah mengandung zat-zat yang berupa :

Kation : Ca, Mg da K
Anion : CO3, HCO3, SO4, NO3 dan SO2
Zat-zat : Fe, Mn, Al, SiO2 dll dalam jumlah relatif
rendah.

Disamping itu air tanah mengabsorbsi pula gas-gas hasil


dikomposisi dan zat-zat organic. Gas-gas dimaksud dapat berupa
CO2, H2S dan NH3. Air tanah yang mengalir melalui daerah yang
kaya akan zat-zat organic yang sifatnya dapat terurai,dapat kehilangan
kandungan oksigen terlarutnya. Oksigen tersebut digunakan oleh
micro-organisme dalam metabolisme zat Organic. Diantara sumber-
sumber air yang ditinjau tersebut, air permukaan dan air tanah
merupakan sumber air yang paling luas penggunaannya sebagai air
sumber untuk berbagai keperluan industri maupun konsumsi domestik.
Dalam memilih jenis sumber air yang akan digunakan untuk suatu
keperluan tertentu, disamping kualitas yang tersedia perlu pula ditinjau
upaya atau tingkat pengolahan yang diperlukan.
2. Kualitas Dan Penggunaan Air

Air yang berasal dari suatu sumber air pada dasarnya


memilki kualitas yang berbeda dan bergantung pada jumlah dan jenis
bahan kimia yang terlarut didalam penggunaan air untuk keperluan
industri harus terlebih dahulu diadakan pengolahan air sesuai dengan
kulifikasi air yang akan digunakan. Pengguna air dalam industri dapat
diperuntukan untuk keperluan untuk keperluan seperti :
Air untuk keperluan Pembangkit Tenaga Uap
Air untuk keperluan Proses Produksi
Air untuk keperluan Konsumsi Tenaga Kerja
Air untuk keperluan Sistem Pendinginan
Air untuk keperluan mengatur Kelembaban
Air untuk keperluan lainnya

Masing-masing dari air yang akan digunakan memiliki kualifikasi yang


berbeda.
Beberapa dari zat-zat/ konstituen yang terkandung didalam air dapat
mempengaruhi kondisi fisik dan kimia dalam air, permasalahan yang
ditimbulkan dan cara pengolahannya.
Zat-zat/ konstituen Masalah yang Cara pengolahan
ditimbulkan
Derajat 1. memberikan Koagulasi,
kekeruhan tampilan yang tidak pengendapan &
baik pada air penyaringan
2. Menimbulkan
endapan-endapan
pada pipa-pipa air,
ketel uap,instalasi
dan alat lainnya
3. Menimbulkan
gangguan terhadap
penggunaan air
dalam kebanyakan
proses
Warna 1. Dapat Koagulasi,
menimbulkan busa khiorinasi
dalam ketel uap &penyaringan
2. Menghalangi
pengolahan
secara presipitasi
3. memberikan
warna pada
produk
Kesadahan 1. Merupakan Pelunakan,
penyebab utama Distilasi
Timbulnya kerak
pada ketel uap
dan Instalasinya
Alkalinitas 1. menyebabkan Netralisasi,
timbulnya padatan Pelunakan
yang terbawa oleh
Air (Carry over
flocs)
Assam mineral 1. Korosi Netralisasi dengan
bebas alkali
Karbon dioksida 1. Korosi pada pipa Aerasi dan
air, uap kondensat Deaerasi,
pH 1. Menunjukan Netralisasi dengan
keasaman atau Alkali dan amina
kebasaan dari air Netralisasi
sulfat 1. Menambah kadar Demineralisasi
zat padat dalam air Distilasi
2. Dengan kalsium
membentuk kerak
CaSO4
Klorida 1. Menambah kadar Demineralisasi
zat padat dalam air Distilasi
dan suasana
korosif
Nitrat 1. Menambah kadar Demineralisasi
zat padat dalm air Distilasi
2. Berguna bagi
pengontrolan
perapuhan logam
Silika 1. kerak dalam ketel Reaksi dengan
uap dan sistem air garam-garam Mg
pendingin pada suhu tinggi
2. Endapan yang tak Penukaran anion
dapat larut pada dalam
suhu turbin demineralisai
Besi 1. memberikan warna Aerasi, koagulasi
pada dan penyaringan
2. Penyebab endapan pelunakan
dalam pipa, air, ketel
dsb
Mangan 1. Menyebabkan koagulasi filtrasi
kerak, lumpur dan
busa dalam
2. tidak diinginkan
dalam kebanyakan
proses
Oksigen 1. Korosi pada pipa Dearasi
air, alat
perpindahan
panas, ketel uap,
Pipa kondensat-
dsb
Hidrogen 1. Penyebab bau Aerasi,
sulfida busuk klorinasi
2. penyebab korosi Pertukaran ion
Secara garis besar adanya kandungan zat-zat tersebut didalam air
dapat mengganggu penggunaan air sesuai dengan peruntukannya.
Beberapa sifat zat-zat / konstituen dalam air adalah :

a. Padatan Tersuspensi

Partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air dapat


berupa lumpur atau sisa-sisa sampah / humus yang terbawa oleh
aliran permukaan atau berasal dari air buangan industri maupun
buangan domestik.
Padatan tersuspensi ini dapat mengganggu penggunaan air
disebabkan timbulnya beberapa masalah sebagai berikut :
• Membentuk endapan lumpur, kerak dan busa apabila digunakan
sebagai air pengisi ketel uap
• Menimbulkan warna gelap dari air apabila digunakan sebagai air
proses pada industri tekstil atau kertas
• Menimbulkan kekeruhan pada air sehingga tidak memenuhi
standard atau persyaratan apabila digunakan dalam industri
makanan dan minuman.
Berdasarkan sifat-sifat partikel padat dalam air, padatan
tersuspensi dapat digolongkan kedalam dua kelompok yaitu :

 Partikel padat yang memiliki ukuran relatif lebih besar dimana


partikel dengan ukuran ini dapat dipisahkan melalui proses
pengendapan berdasarkan gaya beratnya / gravitasi.

 Partikel koloida yang memiliki ukuran sangat halus dan


bermuatan listrik sejenis yang menyebabkan terjadinya gaya
elektrostatis tolak-menolak sehingga partikel ini sangat sulit
untuk diendapkan.

Untuk memisahkan partikel koloida dari air perlu dilakukan


penambahan bahan-bahan kimia yang dapat menjadikan ukuran
lebih besar dan selanjutnya dapat diendapkan
b. Warna

Air alam umumnya memiliki warna yang bergantung pada


jenis dan jumlah zat-zat yang terkandung atau terlarut, terutama zat-
zat organic, serta endapan Fe dan Mn yang terbentuk didalam air.
Namun sesungguhnya warna air dimaksud adalah warna air apabila
zat-zat terlarut dihilangkan melalui pengolahan air.
Kriteria megenai warna air yang digunakan hingga saat ini
adalah menyangkut warna yang dapat diukur dengan skala platina
kobalt.
Masalah warna memang tidak mendominasi air untuk
keperluan industri, meskipun ada beberapa sektor industri yang
memiliki standard warna untuk air yang digunakan dalam proses
produksi, seperti industri tekstil dan kertas yang akan mempengaruhi
warna produk.
c. Kesadahan

Kesadahan air yang diartikan sebagai tingkat kekerasan air


sehubungan dengan kandungan garam-garam terlarut didalam air
Dimana tingkat kesadahan air sangat dipengaruhi oleh jenis lapisan
geologi dari sumber air.
Kesadahan dimaksud terutama disebabkan oleh garam-garam
kalsium dan magnesium dalam ikatan-ikatan bikarbonat, karbonat,
sulfat, klorida dan nitrat.
Meskipun dalam kenyataanya unsur besi, alumunium dan mangan juga
merupakan komponen kesadahan, namun mengingat kosentrasinya
kecil sering diabaikan.

Kesadahan dapat digolongkan dalam :

 Kesadahan karbonat yaitu sebagian dapat dihilangkan dengan


sistim atau cara pemanasan.
 Kesadahan non karbonat yaitu yang tidak dapat dihilangkan
dengan sistim atau cara pemanasan
Dalam kaitannya dengan penggunaan air, adanya garam-garam
kalsium dan magnesium merupakan penyebab pembentukan
kerak/scale dalam proses pemanasan air.

Oleh sebab itu didalam penggunaan air sebagai air umpan ketel uap
adanya garam-garam kalsium dan magnesium tidak dikehendaki
dan harus dihilangkan terlebih dahulu.

Demikian pula untuk industri lainnya yang memerlukan tingkat


kesadahan air yang rendah untuk mencegah terbentuknya kerak yang
dapat mengganggu berlangsungnya proses dan mempengaruhi
kualitas dari produk.
d. Alkalinitas

Alkalinitas air sumber dipengaruhi oleh kandungan logam


alkali yang ada didalam air.
Semakin banyak kandungan logam alkali dalam air maka semakin
tinggi alkalitas dari air tersebut.

Penggunaan air dengan alkalinitas tinggi cenderung akan membentuk


endapan air dalam jumlah besar.

Oleh sebab itu persyaratan untuk air proses terutama air umpan ketel
uap harus memenuhi persyaratan tingkat alkalinitasnnya yaitu dengan
melihat tingkat atau derajat keasaman atau pH dari air tersebut.
Pengurangan alkalitas air dapat dilakukan dengan proses atau
reaksi kimia melalui pemanasan
e. Besi dan Mangan

Besi dan mangan dalam tanah dapat larut dalam air pada
kondisi tanpa oksigen (anaerobik) dan kadar gas karbon dioksida
yang tinggi. Kedua jenis logam ini dapat teroksidasi oleh oksigen dari
udara atau oleh klor yang dihubungkan kedalam air untuk
membentuk endapan yang berwarna coklat kehitam-hitaman untuk
mangan. Kriteria mengenai besi dan mangan yang terkandung dalam
air yang akan digunakan untuk berbagai keperluan, umumnya juga
ditentukan oleh gangguan warna yang ditimbulkan oleh kedua logam
tersebut. Untuk keperluan air industri penurunan kadar besi dan
mangan dapat dilakukan dengan proses oksidasi yang akan
menghasilkan pembentukan endapan besi dan mangan yang
selanjutnya dapat dipisahkan dari air yang akan digunakan.
Penurunan kadar mangan diperlukan pH tinggi sehingga relatif lebih
sulit dibandingkan dengan penurunan kadar besi
f. Silikat
Gangguan silikat terutama dijumpai pada penggunaan air
pengisi ketel uap pada tekanan tingi, karena dapat membentuk kerak
yang sukar untuk dihilangkan.

Adanya logam kalsium, magnesium, alumunium dan komponen


lainnya didalam air dalam kadar rendah dapat bereaksi dengan silikat
membentuk kerak silikat.

Air yang digunakan pada industri serat sintesis diisyaratkan memiliki


kadar silikat yan rendah untuk mencegah terjadinya serat yang getas.
g. Karbon dioksida

Karbondioksida atau gas CO2 yang terkandung didalam air


berasal dari udara dan hasil penguraian / dekomposisi zat-zat organic.
Adanya gas CO2 dalam air dapat menggangu kelangsungan
penggunaan air dalam proses termasuk dalam penggunaan air untuk
keperluan ketel uap.

Hal ini disebabkan adanya gas CO2 dapat bereaksi dengan air dan
logam terlarut yang akan membentuk endapan karbonat dalam
air. Dimana pada akhirnya endapan tersebut akan membentuk kerak
pada bagian-bagian tertentu dari peralatan.

Penurunan gas CO2 dapat dilakukan dengan aerasi, namun cara


tersebut tidak memberikan jumlah penurunan yang besar, sehingga
perlu dilakukan dengan cara lainnya yaitu penghilangan gas CO2
melalui proses atau reaksi kimia.
3. Satuan Konsentrasi Air

Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang jumlah


atau kandungan zat-zat dalam air, maka digunakan satuan konsentrasi
zat terlarut dalam air yang dinyatakan dalam satuan berat persatuan
volume.
Beberapa satuan konsentrasi dimaksud adalah

a. ppm = parts per millon volume atau bagian dari sejuta volume
satuan ini merupakan satuan konsentrasi yang umum digunakan
baik untuk zat berupa gas maupun padatan yang menyatakan
terdapat satu bagian dalam sejuta volume

b. mg/l = miligram per liter


satuan ini menyatakan satuan konsentrasi yang menyatakan
satuan berat zat terlarut setiap satu liter volume air
1. KOROSI (KARAT)
2. PEMBENTUKAN KERAK
3. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR YANG
BOROS
4. BIAYA CHEMICALS YANG TINGGI
5. PEMAKAIAN AIR
I PENDAHULUAN.

Air sebagai bahan baku ketel-Uap mempunyai beberapa


persyaratan tertentu: Misalnya : Airnya tidak boleh
mengandung garam-garam Ca, Mg dsb.
Mengapa air sangat penting dalam pengisian ketel ?

Air mempunyai kemampuan penyerapan panas yang baik, air


juga akan berekspansi 1600 kali apabila diuapkan pada
tekanan atmosfir.
Kemurnian air sendiri merupakan suatu persyaratan guna
menghasilkan uap yang akan dibutuhkan nantinya baik
sebagai penggerak tenaga maupun sebagai penggunaan
proses.
Air mendidih pada temperature 2120 F/1000 C pada tekanan
atmosfir.
Apabaila tekanan dinaikan maka suhu akan naik pula seperti
pada tekanan + 15 kg/cm2, air akan mendidih pada temperature
+ 2000C.

Uap yang dihasilkan dari Ketel Uap merupakan suatu media


yang dapat membawa panas dalam suatu aliran tanpa
memberikan perubahan panas atau kehilangan panas yang
banyak.
II BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AIR SEBAGAI
BAHAN BAKU.

Air selalu mengandung beberapa macam impurities tergantung


dari mana air itu diambil, dan sejak dulu telah diketahui bahwa
zat-zat yang terkandung dalam air ini selalu dapat
mempengaruhi pembentukan kerak, maka perlu diadakan
beberapa pengolahan agar air bisa bebas atau sedikitnya
berkurang kadar impruritas yang terkandung.

Zat-zat yang terkandung didapat dari air alam terbagi dalam


kelas-kelas

• Zat padat yang terlarut


• Gas-gas yang terlarut
• Zat-zat yang tersuspensikan

Untuk lebih jelasnya terlihat pada tabel 1 berikut :


Tabel. 1

ZAT-ZAT YANG TERKANDUNG DARI AIR

Zat Padat terlarut Gas-gas terlarut Zat-zat Tersuspensi

- Calsium (Ca) - CO2 - Tumbuh-


- Magnesium (Mg) - O2 tumbuhan
- Silica - Minyak
- Besi (Fe) - Sisa pembuangan
- Mangan - Mikroorganisme
- Natrium (Na) - Tanah liat
- Chlorida (CI)
- Flourida (
- Carbonat
- Bicarbonat
- Alumanium (Al)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk air Ketel Uap yaitu
kesadahan, garam-garam sulfat, garam-garam chloride, silica
dan keasaman serta alkalinitas.

Gas-gas yang terlarut dalam air juga tidak dapat diabaikan


seperti halnya kelarutan gas CO2 sebesar 0,03% - 0,06% dan
O2 terlarut sebesar 9 ppm akan membawa pengaruh yang
besar.

Kualitas air yang akan dipakai dalam air ketel uap, ini
tergantung pula dari besarnya tekanan operasi ketel uap yang
dipakai dan ini mempunyai limitasi sebagai berikut :
(lihat table 2)
Tabel 2
MAXIMUM LIMIT
Tek. Op. Jumlah zat Zat padat
Alkalinitas
Ketel padat (total tersuspensi Silika
(Ppm)
(Psig) Solid ppm) (ppm)
0 – 300 3500 700 300 125
301 – 400 3000 600 250 90
451 – 600 2500 500 100 60
601 – 700 2000 400 100 35
701 – 1000 1500 300 60 20
1001 – 1500 1250 250 40 8
1501 – 2000 1000 200 20 2,5
Diatas 2000 500 100 5 0,5
KERAK DAN KARAT
KERAK DAN KARAT
III. PENYEBAB KERUSAKAN BOILER

1. Pengendapan dalam Ketel Uap sebagai kerak

Pembentukan kerak dalam endapan lumpur di dalam Ketel Uap


terjadi karena kotoran yang mengendap pada permukaan
pemindahan panas atau bahan yang melayang mengendap
pada logam, menempel dan mengeras.
Penguapan di dalam ketel menyebabkan kotoran menjadi lebih
pekat. Suhu yang tinggi memecahkan beberapa material,
mengakibatkan bahan lain menjadi susah larut.
Kerak-kerak yang biasanya didapatkan dalam Ketel Uap adalah
garam CaCO3, CaSO4, SiO2 dan garam-garam magnesium
sulfat.

Garam bikarbonat Ca dan Mg oleh pengaruh panas Ketel uap


akan pecah menghasilkan gas Co2 dan garam karbonat yang
sukar larut

Ca (HCO3)2  CaCO3 + H2O + CO2


Mg (HCO3)2  MgCO3 + H2O + CO2
Disini CaCO3 dan Mg CO3 adalah sukar larut dan langsung
mengendap pada metal ketel atau membentuk lumpur yang
akhirnya mengendap pada permukaan logam dari pada ketel
uap.
CaSO4 pada pemanasan menjadi lebih sukar larut.
Sulfat dan silica biasanya mengendap langsung pada logam
ketel dan tidak membentuk lumpur, endapannya lebih keras.

Silica biasanya tidak banyak terdapat dalam air, tetapi dalam


keadaan tertentu membentuk kerak yang keras.

Besi yang terlarut cenderung membentuk endapan pada logam


ketel.
Endapan lumpur dari air ketel yang telah diolah juga dapat
mengandung CaSO4 dan MgSO4
1.1 Karakteristik Endapan dalam Ketel Uap.

a. Endapan Karbonat

Bentuk granular/kristal, sifat porous. Ukuran kristal besar dan


saling mengumpul dengan partikel – partikel halus bahan lain,
sehingga nampak keraknya rapat.
Endapan karbonat mudah dikenal dengan memasukkan
sedikit ke dalam larutan asam maka akan timbul gas CO2

b. Endapan Sulfat

Endapan sulfat jauh lebih keras dan lebih rapat dari pada
endapan karbonat sebab kristalnya lebih kecil dan terikat
(mengumpul) bersama secara kuat.
c. Endapan Silica

Endapan silica sangat keras seperti porselen.


Kristal silica sangat kecil dan membentuk kerak yang sangat
rapat dan susah ditembus.
Kerak ini sangat rapuh dan susah dihancurkan, tidak larut
dalam HCI.
Disamping endapan ini, terkadang juga terdapat endapan
besi yang merupakan hasil ikutan yang masuk dalam air
ketel

d. Endapan Besi

Endapan besi dihasilkan oleh korosi ataupun pengotoran air


oleh besi. Warna
1.2 Masalah yang ditimbulkan oleh endapan dan
mengatasinya

Masalah terbesar yang diakibatkan oleh endapan adalah


overheating dan kegagalan dari pada pipa-pipa ketel.

Endapan bertindak sebagai insulator dan menghambat


pemindahan panas melalui pipa ke air yang bersirkulasi, dan
hal ini mengakibatkan logam itu mengalami over heating, bila
hal ini berlangsung lama maka logam mengalami
kegagalan/kerusakan.
Bahaya lain dari pada endapan ketel adalah timbulnya karat
(korosi dibawah endapan.

Pada umumnya endapan ketel uap dapat menurunkan


efisiensi dan menimbulkan kerusakan pada ketel uap,
mengurangi umur ketel, menaikkan biaya untuk pembersihan
dan waktu tidak operasi (down time) akan naik.
Untuk mengatasi adanya endapan – endapan tersebut, dewasa
ini telah dikembangkan Chelate untuk merubah bentuk kristal,
modifikasi bentuk-bentuk ion kompleks dan mengadakan
perbaikan kondisi permukaan dari pada logam penukar panas.

2. Korosi dalam Ketel Uap karena kualitas air

Peristiwa korosi adalah proses alamiah kembalinya logam


dalam bentuk asalnya yaitu logam oksida

Contoh : Fe  Fe2O3
Korosi dapat menyerang permukaan logam secara luas dan dapat
masuk kedalam logam.
Korosi pada ketel pada dasarnya disebabkan karena reaksi logam
oksigen.

Factor lain seperti tekanan, keadaan asam dan bahan lain dapat pula
mengakibatkan korosi.

Ada juga korosi yang dinamakan Corrosion Fatique yaitu disebabkan


karena adanya stress yang mendadak yang biasanya dihasilkan oleh
karena ketel uap mendadak dipanaskan lalu dimatikan (didinginkan).

Caustic Cracking atau Caustic Embrittlement adalah kejadian


dimana air mempunyai pH yang tinggi yang disebabkan banyaknya
penambahan Caustic.
Syarat-syarat terjadinya Caustic Craking :

• Logam mendapat stress


• Air ketel mengandung Caustic
• Ada endapan silika dalam ketel
• Ada tempat yang bocor, sehingga tempat tersebut terjadi
konsentrasi dari caustic.
• Biasanya hal ini terjadi pada sambungan las-lasan atau
sambungan selingan
Dapat pula korosi terjadi karena pengaruh pH, CO2, SiO2 dan
Klorida. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat uraian berikut ini :

2.1 Apabila air pengisi ketel uap atau umpan terlalu asam pH< 7,
maka air ini dapat melarutkan lapisan pelindung Fe3O4
(Magnetite) yang ada atau melarutkan Fe (besi) reaksi :

Fe3O4 + 8H+  3Fe3+ + 4H2O ……. (1)

Selanjutnya terjadi serangan korosi terhadap base metal :

Fe + 2H+  Fe2+ + H2(g)………… (2)


Fe + 3H+  Fe3+ + 1 ½ H2 (g)………. (3)

Serangan korosi biasanya terjadi pada bagian-bagian yang


mengalami retakan – retakan lapisan pelindung Fe3O4 retak pada
sambungan-sambungan/celah-celah.

Hidrogen (H) yang timbul dari hasil reaksi di atas (2&3) mampu
berpenetrasi ke dalam butiran yang dapat mengakibatkan retakan-
retakan di dalam logam (Hydrogen-Cracking).
Jika air umpan terlalu alkalis (PH>11), maka lapisan pelindung
Fe3O4 rapuh dan FeO & Fe akan larut karena terbentuknya
senyawa Sodium Ferroate (Na2FeO2) sbb :

FeO + 2 NaOH  Na2FeO2 + H2O …………(4)


Fe + 2 NaOH  Na2FeO2 + H2 ………… (5)

Hidrogen (H) yang timbul dari reaksi (5) dapat berpenetrasi ke


dalam logam sehingga mengakibatkan pipa mengalami retakan dan
akhirnya pecah (caustic craking).

Kondisi pH optimum adalah 8,5 -10,5 tergantung tekanan operasi


ketel uap.
2.2 Pengaruh Oksigen

Oksigen yang larut dalam air umpan yang panas dapat melakukan
oksidasi dengan base metal ( Fe – Fe2O3) dimana Fe2O3 yang
terbentuk bersifat lebih katodik dari Fe sehingga dapat
mengakibatkan serangan korosi sumur (potting Corrosion).

Tergantung penggunaan ketel uap yaitu apakah sebagai


pembangkit tenaga, media pemanas, untuk proses atau gabungan
dari keperluan-keperluan tersebut.

Maka untuk menghilangkan oksigen dapat digunakan senyawa


sodium sulfat (Na2SO3) atau hidrasin.
Na2SO3 + ½ O2  Na2SO4 ………….(6)

N 2 H 4 + O2  N2 + 2H2O……….(7)

Penggunaan Na2SO3 murah, tetapi harus cermat karena


Na2SO4 yang terbentuk dapat mengakibatkan kesulitan baru
yaitu apabila kadar kalsium (Ca2+) dalam air umpan sangat
tinggi maka akan mengendap sebagai Ca2SO4.

Hidrasin, mahal dan beracun, maka harus hati-hati,


kelebihannya N2 yang terbentuk dapat membantu mengusir
gas CO2 yang larut dalam air umpan.
2.3 Pengaruh Gas CO2

Gas CO2 dalam air umpan selain berasal dari udara, juga
berasal dari penguraian karbonat dan /atau bikarbonat yang
terdapat dalam air umpan (air sadah ). Gas ini besama-
sama dengan air (steam) masuk kedalam turbin dan
kondensor.
Gas CO2 menyebabkan air/titik air atau kondesat bersifat
asam dan dapat mengakibatkan penipisan material atau
menimbulkan kerusakan-kerusakan berupa alur-alur
(grooving).
Serangan korosinya dikenal sebagai “acidic corrosion”

Maka kadar CO2 dalam air umpan dapat dikurangi dengan


system deaerration atau dengan penambahan-
penambahan inhibator hydrazine, cyclohixy lamine dan
morpholine.
Penambahan inhibator harus memperhitungkan kadar O2
dan CO2 dalam air umpan, serta pH air umpan.
2.4 Pengaruh SiO2

Kerak silica yang sangat tipis (0,1 mm) memang dapat bersifat
sebagai lapisan pelindung, tetapi lapisan yang tebal dapat
menghambat laju perpindahan panas. Hal ini dapat dan sering
menimbulkan kerusakan pipa ketel uap akibat terjadinya localize
overheating. Pada suhu tinggi tekanan tinggi, Silica yang
berwujud sebagai gelatin ikut terbawa uap air dan mengendap di
daerah turbin, keadaan tersebut mengakibatkan perputaran sudut
turbin tidak seimbang/ko-sentris sehingga sudu turbin juga cepat
rusak.

2.5 Pegaruh Klorida

Klorida (CI) merupakan unsur yang sangat korosif, bahkan dalam


kondisi tertentu dapat melakukan serangan korosi terhadap
stailess steel menghasilkan sumur.
Klorida bereaksi dengan Fe (besi) dan unsur pemandu dalam
baja dan produksi korosinya adalah “korosi sumur”
Ion Klorida” (CI) mampu berpenetrasi kedalam yang
mengakibatkan timbulnya retakan-retakan di dalam logam
(Clorida Cracking) Corrosian).
Mekanisme korosi

Fe  Fe ++ + 2e …………………..(8)
Fe++ + 2CI  FeCI2 ……………….(9)

Cara menanggulangi serangan korosi oleh klorida yaitu dengan


menggunakan inhibator promat atau inhibator organic misalnya
cyclohexylamine, morpholine atau campuran phospino carboxyle
acid dan garam seng.

Untuk menghindari pengendapan lumpur yang berlebihan (gram


Ca2+, Mg2+, SiO2 dsb) dapat dipakai Na3PO4 (trifo)
Pemakaian tergantung hasil analisa air dan pH air umpan yang
diizinkan bagi ketel uap yang bersangkutan.
Kejadian korosi juga bisa disebabkan oleh pemakaian
kondensate kembali, dimana kondesate mengandung gas-
gas terlarut untuk hal ini perlu diberikan pengolahan bahan
kimia dalam kondensate misalnya pemakaian morpholine
atau pH filming agent (sejenis garam ammonium quartenair).

3. Foaming dan Priming

Foaming digambarkan sebagai pembentukan sejumlah


buih di dalam ketel yang disebabkan oleh kesalahan
gelembung-gelembung uap untuk bersatu dan pecah.
Hal ini disertai oleh kenaikan kandungan uap yang
dikeluarkan oleh ketel
Priming ditandai oleh sejumlah besar air yang keluar dari ketel
bersama-sama dengan uap, umumnya letupan-letupan yang
membahayakan pipa-pipa uap, turbine dan mesin-mesin.

Hal ini dapat terjadi bersama-sama dengan foaming.


Dan umumnya disebabkan oleh konsentrasi bahan-bahan padat
yang terlarut dan yang mengendap tinggi, mungkin disertai
dengan padat yang terlarut dan mengendap tinggi, mungkin
disertai dengan adanya minyak dan sabun di dalam air, dan
kapasitas mendadak berubah

Hal ini dapat dicegah :

• Mereduksi konsentrasi Ketel uap dengan blowdown


• Menghilangkan sumber-sumber kontaminasi dari sumber
air pengisi
• Pembersihan ketel dan pengaturan batas permukaan air
4. Caustic Embrittlement

Caustic Embrittlement atau crackinterkristalen adalah


peristiwa perapuhan yang dialami logam dimana dapat
mengakibatkan rusaknya dinding atau pelat dari ketel uap.
Terjadinya perapuhan dari logam tersebut disebabkan adanya
serangan dari logam natrium (caustic attack).

Penyerangan natrium ini sering terjadi pada bagian-bagian dari las-


lasan atau kelingan dan pada bagian yang mengalami tegangan.

Oleh sebab itu didalam penambahan caustic soda kedalam air


pengisi ketel uap harus betul-betul dilakukan perhitungan agar tidak
terjadi perapuhan dari logam.
IV. PENGOLAHAN AIR PENGISI KETEL UAP.

Tujuan untuk melakukan pengolahan air pengisi ketel adalah


untuk berusaha sedapat mungkin agar air tersebut tidak
menyebabkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan,seperti
terjadinya kerak atau korosi baik itu dalam ketel uapnya sendiri
maupun dalam pipa-pipa yang dilalui kondensate.

Disamping kejadian kerak dan korosi, juga harus diusahakan


agar tidak terjadi pembusaan dalam ketel uap, karena hal ini
memungkinkan terjadinya “carry over” dari pada zat-zat
terkandung dalam uap yang diproduksi.

Ada dua cara pengolahan air umpan ketel uap:

1. Pengolahan air eksternal


2. Pengolahan air internal
1. Pengolahan air eksternal

Pengolahan air eksternal adalah pengolahan yang terjadi di luar


ketel uap untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran dalam
air tersebut.

Adapun syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :

• Penjernihan (Clarification)
• Pelunakan (Softener)
a. Proses kapur dan soda
b. Penukaran ion dan Demineralisasi
• Aerasi dan De-aerasi
• Penghilangan silica
Pengolahan luar terutama ditujukan untuk menghilangkan partikel
padat terlarut dalam air melalui proses maknis dan penambahan
bahan-bahan kimia. Pengolahan air di luar titik penggunaannya
terdiri dari :
1. Primery Treatment yaitu ditujukan terutama untuk
penjernihan (klarifikasi), partikel padat dihilangkan pada
tahap ini.
2. Secondary Treatment yaitu ditujukan untuk operasi
penyaringan (filtrasi)
3. Tertiery Treatment yaitu ditujukan untuk penyesuaian
dengan kebutuhan (penggunaan).
FEED
KLARIFIKASI FILTRASI
WATER
SUPLY

----------
AIR
----------
SUMBER
----------
 DEMINERALISASI
---
 KHOLIRINASI
 COOLING SYSTEM
 PROSES PRODUKSI
 DLL
a. Operasi Klarifikasi

Operasi ini dimaksudkan untuk menghilangkan padatan


tersuspensi dan terlarut yang tidak dapat diendapkan dalam bak
pengendapan pendahuluan.

Padatan tersuspensi terbagi dalam dua macam :

i. Padatan dengan ukuran kasar atau besar yang dapat


diendapkan dengan mudah berdasarkan gaya beratnya
sendiri atau melalui proses gravitasi.
ii. Padatan dengan ukuran halus atau kecil yang sulit
diendapkan karena bermuatan listrik sejenis (muatan
negatif)
Operasi Klarifikasi terdiri dari tiga tahap :

1). Operasi Koagulasi yaitu membubuhkan bahan koagulan ke


dalam air yang akan diolah sehingga muatan listrik menjadi
netral dan partikel padatan halis akan membentuk presipitat
halis (Flocs).
Jenis koagulan yang umum digunakan pada operasi
klarifikasi adalah filter alum : AI2 (SO4)3 n H2O

2). Operasi Flokulasi yaitu mempertemukan presipitat-


presipitat halus hasil operasi koagulasi menjadi ukuran
yang lebih besar sehingga dapat lebih cepat untuk
mengendap.
Jenis flokulan yang umum digunakan pada operasi flokulasi
adalah senyawa sintesis polimer.
3). Operasi Sedimentasi yaitu berlangsungnya pengendapan
dari presipitat-presipitat hasil flokulasi didalam bak
pengendapan berdasarkan gaya beratnya.

Pada operasi sedimentasi tidak pernah didapat nilai


efisiensi sebesar sempurna (100%), sehingga air masih
mengandung flocs dan partikel ini akan terbawa aliran air
ke dalam proses selanjutnya dan disebut carry over flocs.

Air hasil klarifikasi masih mengandung partikel padat halus


dan karena itu harus dilakukan pengelolaan lebih lanjut
melalui operasi Filtrasi
Diagram Alir Operasi Klarifikasi

…………….

----------------- -----------------
KOAGULASI
--PENGENDAPAN --
PENDAHULUAN FLOKULASI
AIR
SUMBER

----------------- -----------------
-- FILTRASI SEDIMENTASI
--

AIR BAKU
b. Operasi Filtrasi

Air hasil klarifikasi masih mengandung partikel-partikel padat


yang terlarut dan untuk memisahkan partikel partikel padat
tersebut dilakukan operasi filtrasi.

Jadi operasi filtrasi ditunjukan untuk memisahkan padatan


tersuspensi yang dilakukan dengan mengalirkan air melalui
medium berpori (filter medium) secara mekanik dan tertahannya
partikel padatan pada medium filter dikarenakan ukuran partikel
padatan pada medium filter ukuran partikel lebih besar
Diagram Operasi Filtrasi

FILTER
Padatan sisa

Air hasil Air Hasil


Sedimentasi Filtrasi
c. Pengolahan Air pengisi Ketel Uap

Air hasil pengolahan filtrasi disebut sebagai air baku yang


harus diolah lebih lanjut agar dapat digunakan sebagai air
pengisi ketel uap.

AIR DIOLAH Air


BAKU Umpan
Ketel Uap
Karakteristik air setelah proses klarifikasi

• Air jernih
• Air netral
• Belum dapat dipakai untuk mengisi ketel uap, tanpa
pengolahan lebih lanjut

1.2 Pelunakan
a. Proses kapur dan soda.
• Cold lime softener
Proses ini fungsinya untuk menurunkan kesadahan air
dengan menambah bahan kimia : Ca(OH)2 dan
Na2CO3.
Sifat : cepat (1-2 jam) dapat bersamaan dengan
flokulasi, cara sederhana, efisiensi cukup tinggi dan
murah
Prinsip proses pelunakan :

Sebagai kation kesadahan, Ca++ selalu berhubungan dengan


anion yang terlarut khususnya anion alkalinitas CO3, HCO3, OH.

Ca++ dapat bereaksi dengan HCO3 membentuk garam yang


terlarut tanpa terjadi kejenuhan.
Bila titik jenuh terlampaui, terjadi endapan-endapan garam
CaCO3 dan membuat kerak yang terlihat pada dinding pipa/dasar
ketel.

Namun pada proses pelunakan ini keadaan harus dibuat sedikit


jenuh, karena dalam keadaan tidak jenuh terjadi reaksi yang
mengakibatkan karat terhadap pipa.
Demikian pula untuk Mg2+ akan bereaksi dengan OH membentuk
garam yang larut sampai batas kejenuhan dan mengendap
sebagai Mg(OH2).
Reaksi pada suhu kamar. Untuk kesadahan sementara.

Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2  2CaCo3 + H2O


Mg (HCO3)2 + 2Ca (OH)  Mg (OH)2 + 2CaCO3 + H2O

Untuk kesadahan tetap.

MgSO2 + Ca(OH)2  Mg(OH)2 + CaSO4


MgCI2 + Ca(OH)2  Mg(OH)2 + CaCI2
CaSO + N2CO3  CaCO3 + Na2SO4
CaCI2 + Na2CO3  CaCO3 + 2NaCI.

Proses pengendapan (pemisahan lumpur CaCO3 dari air dapat


dipercepat dengan menggunakan tawas.
Pelunakan dapat dilaksanakan bersamaan dengan proses
flokulasi.
Tawas mengasamkan larutan (pH) turun dan merubah
perbandingan CO2/HCO3, sehingga diperlukan tambahan
Ca(OH)2 untuk menetralkan larutan tersebut
b. Proses penukaran ION

Penukaran kation (Ion Positip)

Prinsip ion positif dalam air saling dipertukaran dengan ion positip
dalam bahan penukar ion (cation exchange). Jenis cation Exchange
yang umum digunakan adalah senyawa Natrium Ziolite (NaZ)

Reaksi yang terjadi adalah :

CaCl2 + NaZ  Ca Z + 2 NaCl

MgCl + NaZ  Mg Z + 2 NaCl


Ca+2

Mg+2

------------------
------------------
-------------------
- Na2 Z
-

Ke
Penukar
Anion
• Penukaran anion (Ion Negatip)
Prinsip ion negatif dalam air saling dipertukarkan dengan ion
negatif dalam bahan penukar ion (anion exchange). Jenis
Anion Exchange yang umum digunakan adalah senyawa
Hidrazin atau Amonia (R - NH2 )

Reaksi yang terjadi adalah :

R NH2 + HCl  RNH3 Cl

RNH3 Cl + Na OH  R NH3 + Na + H2O


Cl

------------------
------------------
-------------------
- RNH2
-

H2O
Air Demin
(air hasil
demineraisasi)
Dalam hal efisiensi dari proses penukaran ion menurun, maka
terhadap masing-masing ion exchange segera dilakukan pencucian
dengan menggunakan air.

Cara pencucian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mengalirkan


air dari atas dan dari bawah, pencucian sebaiknya dilakukan
berlawanan dengan proses penukaran ion yaitu dengan mengalirkan
air dari bawah (back wash)
Proses pelunakan :

Dalam proses penukaran ion maka substansi yang akan


dihilangkan dari larutan harus terionisasi.
Jadi dalam hal ini tidak termasuk misalnya, zat – zat organic.

Constituen-constituen yang biasanya dihilangkan oleh zat-zat


penukar ion adalah :

Kation : Anion :
•Calsium - Bicarbonat
•Magnesium - Karbonat
•Natrium - Sulphate
•Kalsium - Clorida
•Besi - Nitrat
•Mangan - Silikat
•Alumunium
Air yang telah melewati kedua penukar ion tersebut, air menjadi
bebas mineral-meneral karena garam – garam di dalamnya
telah terserap oleh resin penukar ion.
Regenerasi zat penukar kation (Cation Exchanger)

Apabila daya penukar ion dari pada penukar kation telah


berkurang sedemikian rupa, sehingga tidak efektif lagi maka
regenerasi atau pemulihan daya kerja dapat dilakukan dengan
menggunakan asam yang akan menukar logam-logam yang
terakumulasi seperti Calsium, Magnesium, atau Natrium dengan
ion-ion hydrogen sehingga zat-zat penukar kation kembali
kepada sifatnya semula dengan bentuk H – cycle.
Biasanya regenarant yang dipakai adalah asam suphate atau
chloride.
Contoh reaksi regenerasi adalah sebagai berikut:

(R.SO3)2Ca + H2SO4  2 RSO3H + CaSO4


Calcium Asam Hydrogen Calcium
sulphate
Cation Sulphate Cation
Exchanger Exchanger

Dimana R.SO3 adalah gugus zat penukar kation


Regenerasi zat penukar anion (Anion Exchanger)

Sebagaimana pada zat penukar kation, maka pada zat penukar


anion juga dilakukan proses regenerasi apabila daya kerjanya telah
tidak efektif lagi.

Dalam hal ini dipergunakan basa (alkali) yang akan menarik anion
yang berakumulasi menjadi garam terlarut sehingga zat penukar
anion kembali sifat semula dalam bentuk OH - cycle.

Contoh reaksi regenerasi zat penukar anion adalah sbb:

(R4N)2SO4 + NaOH  2R4NOH + NaSO4


Anion Exch Coustic soda Anion Exch Natrium sulfat
Dimana R4N adalah gugus complex zat penukar anion.

Jumlah air yang dapat dilunakkan dengan penukar ion,


tergantung pada beberapa faktor antara lain :

• Jenis resin
• Banyak resin
• Tinggi dan rendah keadaan resin
• Kecepatan air lewat resin
1.3 Aerasi dan Deaerasi.

Aerasi :

Tujuan dari pada aerasi :

o Digunakan pada pengolahan awal untuk menghilangkan


gas-gas terlarut dalam air, terutama gas CO2 dan H2S
sangat korosi
o Digabung dengan kimia treatment untuk mengoksidasi besi
dan mangan sehingga mudah didapat /disaring
o Digunakan untuk menghilangkan rasa dan bau tertentu dari
air minum
o Memasukkan oksigen ke dalam waste water untuk oksidasi
bio kimia bahan-bahan organik.
Pelaksanaan Aerasi

Ada 2 tipe system Aerasi yang digunakan:

• System air terjun :


Air dipompa ke atas yang selanjutnya dijatuhkan lewat lubang-
lubang kecil.

• Diffusi :
Udara yang ditiupkan ke dalam air lewat lubang kecil dalam pipa
yang berada dalam air.
Deaerasi

Penghilangan oksigen berdasarkan pada kenaikan temperature air


sampai ke titik jenuh untuk tekanan tertentu.
Ketika air umpan panas yang diinginkan untuk sebuah boiler
dengan tekanan 300 Psi atau lebih maka deaerator digunakan.

Caranya dengan mengalirkan steam sehingga memaksa gas-gas


terlarut lepas.
Deaerator dengan desain yang baik dan digunakan dengan baik
dapat mengurangi kandungan oksigen menjadi dibawah 0,005 CC
per liter, mendekati batas dari kandungan kimia yang dideteksi.
1.4 Penghilangan Silikat

Yang paling berbahaya dari semua kerak dan yang dapat terbentuk
dalam pipa uap adalah kerak silica. Oleh karena itu untuk
mengurangi timbulnya kerak ini, sebaiknya dipakai air yang kadar
silikanya serendah mungkin, atau kadar silica dalam air dihilangkan
atau dibuat sekecil mungkin dengan suatu proses, ini penting untuk
diperhatikan dalam penggunaan air ketel uap tekanan tinggi

Cara Pengolahan :
a. Proses Magnesium secara panas
Dalam proses ini air diberi Magnesium Oksida pada
suhu 700C dalam reactor khusus, proses ini
biasanya digabungkan dengan pelunakan kapur,
sehingga yang dipakai adalah kapur dari
Magnesium Oksida. Sesudah diaduk selama 10
menit, maka kadar silica dalam air dapat diturunkan
sampai 10 ppm.
b. Dengan alat penukaran ion (khusus untuk
menghilangkan silikat)
c. Penyulingan (air kondensat)
2. Pengolahan air secara internal

Pengolahan – pengolahan yang kita pelajari sampai


sekarang adalah pengolahan yang dilakukan sebelum air
masuk ke dalam ketel uap.
Pengolahan internal adalah pengolahan yang berupa
penambahan obat secara langsung kedalam ketel, yaitu
dengan :

•Phosphate control
•Organic control
•Corrosion control

Pengontrolan tersebut berfungsi untuk memperbaiki


kekurangan mutu air umpan ketel.

Beberapa contoh dari kekurangan tadi adalah :


•pH yang masih kurang cocok
•Kesadahan yang sukar dipertahankan terus
•Kadar oksigen yang masih terlalu tinggi
2.1 Phospahate control

Untuk mengadakan prevensi terhadap terjadinya kerak


garam-garam kalsium dan magnesium dilakukan
pengontrolan dengan phosphate, dimana garam-garam ini
dengan jalan “Blowdown”.
Lumpur ini dikeluarkan sehingga kadar lumpur garam-
garam tersebut dalam ketel tidak membuat kesempatan
menjadi kerak. Phosphate yang digunakan adalah sodium
phosphate.

Disini sekali garam phosphate ini masuk ke dalam ketel


maka mekanisme adalah sama, dimana semua phosphate
akan dikonversikan menjadi trikalsium phosphate yang
merupakan endapan flokulasi dan ini dapat berkumpul
menjadi lumpur .

Lumpur ini harus tetap dijaga dalam kondisi lumpur, dan


biasanya hal ini dapat dilakukan dengan penambahan
chelate atau senyawa organic.
2.2 Carbonat control

Sebenarnya disini pengontrolan dilakukan dengan


penambahan karbonat (sodium carbonat = soda ash) dimana
karbonat ini akan menjaga alkalinitas yang tetap tinggi
sehingga tidak menyebabkan garam-garam ini diendapkan
sebagai lumpur oleh penambahan tadi.

Air diatas kesadahan 60 atau 70 ppm dengan membuat


alkalinitas yang tinggi akan dapat diolah dengan cara ini dan
memberikan hasil yang lebih baik dari cara pengontrolan
phosphate.
2.3 Organik control

Disini dipakai senyawa-senyawa organik untuk pengontrolannya


dan ini adalah kembali dalam metode kuno, dimana dulu dipakai
tannin atau lignin sebagai pembuat lumpur garam-garam kalsium.
Penemuan baru menggunakan polimer-polimer tinggi yang
menyerupai gugus atau senyawa lignin, tannin dan sebagainya,
demikian juga senyawa yang menyerupai karbohidrat.

2.4 Corrosion Control

Pencegahan korosi dapat dengan jalan memberikan senyawa-


senyawa hidrasine atau senyawa sodium sulfate untuk menyerap
oksigen, untuk mencegah korosi yang ditimbulkan oleh gas-gas
CO2 dapat diberikan “filming amine”.

Disamping pemberian bahan kimia dapat pula dilakukan


pengontrolan pH air dalam ketel uap, dimana pH 10,5 merupakan
harga yang paling ideal untuk boiler dan pada pH yang terlampau
tinggi akan dijumpai terjadinya caustic embrittlement.
SYARAT-SYARAT AIR UNTUK PENGISI KETEL

Syarat syarat air untuk pengisi ketel uap adalah sebagai berikut :

• Air harus bebas dari kesadahan sehingga tidak membentuk


kerak.
• Air tidak boleh korosif terhadap dinding pipa ketel.
• Tidak boleh berbusa, carry over dan sebagainya.

Untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut diatas, mengenai


komposisi air diadakan ketentuan yang akan dipakai sebagai
batasan-batasan komposisi air dalam ketel uap antara lain :

•Kejernihan/warna harus jernih.


•pH : 10,5 – 11,5
•M. Alkalinity : 300 ppm atau kurang
•P. Alkalinity : 200 ppm atau kurang
•T.D.S : 1500 ppm atau kurang
•Chloride (CI*) : 200 ppm atau kurang
•Phosphoreous (PO3-) : 20 – 40 ppm
•Sulphate (SO42-) : 10 – 20 ppm
•SiO2 : 100 ppm
Batas diatas tergantung dari :

• Type ketel
• Besarnya tekanan kerja
• Pabrik yang membuat ketel uap tersebut

Anda mungkin juga menyukai