Anda di halaman 1dari 22

PERLINDUNGAN ANAK

TERHADAP KEKERASAN
SEKSUAL
PENDAHULUAN
• Pengaturan tentang kesejahteraan anak pertama kali diatur dalam
UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Sebagai amanat
UUD 45);
• Seiring perkembangan zaman perangkat hukum tentang anak kian
disempurnakan dengan lahirnya UU 3 Tahun 1997 tentang
Pengadilan Anak sampai dengan lahirnya UU tentang Perlindungan
Anak;

• Perubahan terkini adalah lahirnya UU No. 17/ 2016 tentang


Penetapan PERPU No. 1/ 2016 tentang Perubahan Kedua UU No.
23/ 2002 tentang Perlindungan Anak;
Apa hal mendasar yang mendorong dilakukannya
perubahan dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak ?

globalisasi dan dampak


negatif dari perkembangan
teknologi informasi dan
komunikasi
Siapa itu Anak????
Pasal 1 UU Perlindungan Anak, anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan.
Perlindungan Anak adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi Anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap
Anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual,
dan/atau penelantaran, termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum.
15 Bentuk Kekerasan Seksual
perdagangan Penghukuman
prostitusi paksa perempuan bernuansa seksual

percobaan pemaksaan kriminalisasi


perkosaan perkawinan perempuan

perbudakan pemaksaan tradisi bernuansa


seksual aborsi seksual

penyiksaan pemaksaan pemaksaan


seksual kehamilan kontrasepsi/sterili
sasi

pelecehan eksploitasi
perkosaan
seksual seksual
Kekerasan sexual pada anak di Indonesia
(KPAI):
1. Tahun 2014 = 656 Kasus Anak Sebagai Korban
Kekerasan Seksual;
2. Tahun 2015 = 218 Kasus Anak Sebagai Korban
Kekerasan Seksual;

3. Tahun 2016 = 120 Kasus Anak Sebagai


Korban Kekerasan Seksual;
Bagaimana tindak pidana seksual terhadap anak yang terjadi di
wilayah hukum Pengadilan Negeri Larantuka?

Tahun 2016 (67 Kasus) => 13 Perkara Seksual Terhadap Anak


Tahun 2017 (55 Kasus) => Ada 15 Perkara Seksual Terhadap Anak
Tahun 2018 (45 Kasus)=> 13 PERKARA Seksual Terhadap Anak
ANAK SEBAGAI PELAKU DAN/KORBAN
KUIS !!!
Apakah pacaran dengan anak di bawah umur
(SMP ? SD ?) adalah pelanggaran terhadap
perlindungan anak ?
Studi Kasus
Siswa SMP Dibunuh Pacar Lantaran Minta Dinikahi
• seorang bocah SMP tega membunuh pacarnya yang
sebaya di rumahnya sendiri. Diduga karena remaja berusia
15 tahun itu kaget setelah sang kekasih mengatakan ia
hamil.
• Kalap dan tak bisa menahan amarah, bocah bernisial IF
asal Tulungagung ini pun menghabisi FHM dengan cara
menjeratnya dengan tali pramuka.
• Hasil otopsi, diketahui korban tidak hamil. Indikasinya,
petugas tidak mendapati tanda-tanda kehamilan. Selain
itu, saat diotopsi, korban menggunakan pembalut. Ini
membuktikan korban sedang menstruasi;
• Perbuatan pelaku diatur Pasal 80 ayat 3 UURI Nomor 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, ancaman 15 tahun
penjara;
Perlindungan Hukum Kekerasan Seksual
terhadap Anak dalam KUHP
Psl. 294 Psl. 295 Psl. 297

Perlindungan Hukum Kekerasan Seksual


terhadap Anak diluar KUHP

UU No.17 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua


UU Perlindungan Anak
Sanksi Diperberat
• Pasal 76 “Setiap Orang dilarang melakukan
D
Kekerasan atau ancaman Kekerasan memaksa Anak
melakukan persetubuhan dengannya atau dengan
orang lain.”
• Pasal 76 E “Setiap Orang dilarang melakukan
Kekerasan atau ancaman Kekerasan, memaksa,
melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian
kebohongan, atau membujuk Anak untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan
cabul.”
• Pasal 81 dan 82 UU Perlindungan Anak
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76D dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda
paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Dalam hal memenuhi keadaan keadaan yang memperberat tertentu


terhadap pelaku dapat dikenai tindakan berupa KEBIRI dan
pemasangan alat pendeteksi elektronik
kebiri kimia hanya menghilangkan fungsi alat kelamin pria secara
sementara. Hal ini karena kebiri kimia dilakukan dengan menyuntikkan
hormon perempuan ke alat kelamin pria.

KEBIRI KIMIA ?
Apa PENYEBAB tingginya tindak
pidana kekerasan seksual terhadap
anak di Wilayah Larantuka / FLOTIM ?
Menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak
(sumber: Metro.tempo.co. 23 Oktober 2015)

Ada anak yang berpotensi menjadi korban

ada anak atau orang dewasa yang berpotensi


menjadi pelaku kekerasan

Adanya Peluang Kekerasan

ada pencetus dari korban dan pelaku.


TERIMA KASIH
HATUR NUHUN
NYUWUN SEWU

Anda mungkin juga menyukai