Anda di halaman 1dari 13

FORMULASI DAN

S E D I A A N P A D AT

KELOMPOK 3
TA B L E T B U K A L
A LYA Z U H R I YA H ( O 1 A 1 1 6 0 0 1 )
D E V I T R I A K A RT I K A ( O 1 A 1 1 6 0 0 4 )
F I T R A AY U F A D L A N ( O 1 A 1 1 6 0 1 3 )
KHAIRUNA FITRIA (O1A116017)
LA ODE MASRUN (O1A116021)
M E S R A W AT I T R I S E T YA
(O1A116O27)
MUHAMMAD ASRAF (O1A116030)
MULIANI (O1A116034)
N U R AU L I A I N DA ( O 1 A 1 1 6 0 3 7 )
NUR HYUNI (O1A116040)
RANI FEBRIANI (O1A116044)
R E Z K Y W A H Y U N I P. ( O 1 A 1 1 6 0 4 7 )
Pengertian

Keuntungan dan
kerugian

MATERI
komponen

Metode
pembuatan

Syarat
pengemasan dan
penyimpanan

Evaluasi
PENGERTIAN TABLET
• Dalam Farmakope Indonesia Edisi III, tablet adalah sediaan padat kompak,
dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua
permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan (Anonim, 1979). Dalam Farmakope
Indonesia Edisi IV tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi (Anonim, 1995).
• Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
Tablet - tablet dapat berbeda - beda dalam ukuran, bentuk, berat,
kekerasan ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung
dari cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989).
P E N G E RT I A N
TA B L E T B U K A L
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAAN TABLET
BUKAL

• Keuntungan tablet bukal adalah : • kerugian tablet bukal adalah :


• 1. Hanya sebagian obat yang
• 1. Cocok untuk jenis obat yang dapat dibuat menjadi tablet
dapat dirusak oleh cairan sublingual dan bukal karena obat
lambung atau sedikit sekali yang dapat diabsorpsi melalui
diserap oleh saluran pencernaan. mukosa mulut jumlahnya sangat
• 2. Bebas First Pass Metabolism. sedikit.
• 3. Proses absorpsinya cepat • 2. Untuk obat yang mengandung
karena langsung diabsorpsi nistrogliserin pengemasan dan
melalui mukosa mulut, sehingga penyimpanan obat memerlukan
diharapkan dapat memberikan cara khusus karena bahan ini
efek yang cepat juga. mudah menguap.
KO M P O N E N

Bahan aktif, pengisi, dan bahan penghancur yang diperlukan


dalam formula tablet ditimbang sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan untuk membuat sejumlah tablet yang akan
diproduksi dan dicampur, diaduk baik, biasanya dengan
menggunakan mesin pencampur serbuk atau mikser.
Pengisi yang biasa digunakan adalah laktosa, kaolin,
mannitol, dan lain-lain. Bahan penghancur meliputi tepung
jagung dan kentang, turunan amilum, senyawa selullosa, dan
lain-lain (Ansel, 1989).
M ET O DE P EM BUATAN TA B L ET A DA T I G A CA R A YA I T U : M ET O DE K EM PA
L A NG SUNG, GRA NUL ASI BA SA H , DA N GRA NUL A SI K ERING.

a. Kempa langsung
Metode kempa langsung yaitu b. Granulasi kering
percetakan bahan obat dan bahan Pada metode ini, granul dibentuk oleh
tambahan yang berbentuk serbuk penambahan bahan pengikat kering
tanpa proses pengolahan awal atau kedalam campuran serbuk obat
granulasi. Kempa langsung dengan cara memadatkan massa yang
membangkitkan gaya ikatan di antara jumlahnya besar dari campuran
partikel sehingga tablet memiliki serbuk, memecahkannya dan
kekompakan yang cukup (Voigt, 1984). menjadikan pecahan – pecahan
Pada proses ini diperlukan serbuk menjadi granul, penambahan bahan
yang mempunyai fluiditas dan pelicin dan penghancur kemudian
kompaktibilitas yang baik (Sheth, dkk, dicetak menjadi tablet (Ansel, 1989).
1980).

c. Granulasi Basah
Metode ini meupakan metode pembuatan
yang paling banyak digunakan dalam
memproduksi tablet kompresi. Langkah-
langkah yang diperlukan dalam pembuatan
tablet dengan metode ini dapat dibagi
sebagai berikut: menimbang dan
mencampur bahan-bahan, pembuatan
granulasi basah, pengayakan granul basah,
pengeringan, pengayakan granul kering,
pencampuran bahan pelicin dan bahan
penghancur, pembuatan tablet dengan
kompresi (Ansel, 1989).
Sifat dan
kualitas
tablet
Berat
tablet

E VA L UA S I
Kekerasan
tablet TA B L E T
BUKAL
Daya
hancur
tablet

Disolusi
tablet
a. Sifat dan Kualitas
– Ciri – ciri fisik tablet bukal adalah datar atau oval, dan keras. Bentuk
tersebut ditentukan oleh punch dan die yang digunakan untuk
mengkompresi (menekan) tablet. Untuk menghasilkan tablet yang
datar, maka punch-nya jangan terlalu cembung.
b. Berat Tablet
– Berat tablet ditentukan oleh jumlah bahan yang diisikan ke dalam
cetakan yang akan ditekan.Volume bahan (granul) harus disesuaikan
dengan beberapa tablet yang telah lebih dulu dicetak supaya tercapai
berat tablet yang diharapkan. Penyesuaian diperlukan, karena formula
tablet tergantung pada berat tablet yang akan dibuat.
– Sebagai contoh, jika tablet harus mengandung 10 mg bahan obat dan
bila yang akan diproduksi 10.000 tablet, maka diperlukan 100 gr dari
obat tersebut dalam formula. Setelah penambahan bahan tambahan,
formulanya mungkin meningkat menjadi 1000 gr. Ini berarti tiap tablet
beratnya menjadi 100 mg dengan bahan obat yang terkandung 10 mg.
Jadi, obat yang diisi ke dalam cetakan harus disesuaikan supaya dapat
menampung volume granul yang beratnya 100 mg.
c. Kekerasan Tablet
– Tablet bukal sengaja dibuat keras. Hal ini dimaksudkan agar obat yang disisipkan di pipi
larut perlahan – lahan. Dalam proses kompresi, besarnya tekanan yang biasa digunakan
adalah lebih kecil dari 3000 dan lebih besar dari 40.000 pound. Jadi, untuk membuat
tablet bukal yang keras tekanan yang dibutuhkan juga besar. Pada saat ini banyak alat
yang bisa digunakan sebagai tester pengukur kekerasan tablet, diantaranya Pfizer tablet
hardness tester, HT500 Hardness Tester, dan Friabilator.
d. Daya Hancur Tablet
– Semua tablet dalam USP harus melalui pengujian daya hancur secara resmi yang
dilaksanakan in vitro dengan alat uji khusus. Alat ini terdiri dari rak keranjang yang
dipasang berisi 6 pipa gelas yang ujungnya terbuka, diikat secara vertikal di atas
latarbelakang dari kawat stainless yang berupa ayakan dengan ukuran mesh nomor
10. Selama waktu pengujian, tablet diletakkan pada pipa terbuka dalam keranjang
tadi, dengan memakai mesin, keranjang diturun-naikkan dalam cairan pencelup
dengan frekuensi 29 – 32 kali turun – naik per menit. Layar kawat dipertahankan
selalu berada di bawah permukaan cairan.
– Untuk tablet bukal, meggunakan air (cairan pencelup) yang dijaga pada temperatur
37oC, kecuali bila ditentukan ada cairan lain dalam masing – masing monogramnya.
Tablet bukal harus melebur dalam waktu 4 jam (Ansel, 1989).
e. Disolusi Tablet
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dinyatakan dalam masing – masing
monografi obat (Ansel, 1989).
CARA PEMBUATAN
• Sebagian besar tablet kompresi dibuat dengan matode granulasi basah mengingat caranya yang relatif
mudah. Begitu pula dengan tablet bukal.
• Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai
berikut;
(1). Menimbang dan mencampur bahan-bahan
(2) Pembuatan granulasi basah
(3) Mengayakan adonan lembab menjadipelet atau granul,
(4) Pengeringan
(5) Pengayakan kering,
(6) Pencampuran bahan pelincir,
(7) Pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, 1989).
• Selanjutnya campuran serbuk diubah menjadi granula yang bebas mangalir ke dalam cetakan. Hal ini
dapat dilakukan dengan menambahkan cairan pengikat ke dalam campuran serbuk, melewatkan
adonan yang lembap melalui ayakan yang ukurannya seperti yang diinginkan, granul yang dihasilkan
melalui penngayakan ini dikeringkan lalu diayak lagi dengan ukurannya yang lebih kecil.
• Selanjutnya dilakukan penyaringan adonan lembap menjadi pelet, pengeringan granul dalam kabiet
pengering, penyaringan kering, lubrikasi, dan pencetakan tablet (Ansel, 1989).
THANK YOU
ASSAL AM UAL AI KUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai