Anda di halaman 1dari 35

PERAN & FUNGSI

PERAWAT JIWA

Ns. Sutejo, M.Kep., Sp.Kep.J


KEPERAWATAN JIWA

Pelayanan keperawatan
profesional didasarkan pada
Ilmu Perilaku
ILMU KEPERAWATAN JIWA
 Sepanjang siklus kehidupan dengan rentang
psikososial dari adaptif – maladaptif yang
disebabkan adanya Gangguan Bio-Psiko-Sosio
 Menggunakan ‘diri’ sendiri dan terapi keperawatan
jiwa (komunikasi terapeutik dan terapi modalitas
keperawatan jiwa)
 Pendekatan Proses Keperawatan Jiwa
 Ditujukan untuk meningkatkan, mencegah,
mempertahankan, dan memulihkan masalah
kesehatan jiwa individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA

 Bagian integral dari pelayanan kesehatan jiwa


 Perawat memandang pasien secara Holistik
dan menggunakan Diri Sendiri secara
terapeutik
 Perawat memberi stimulus yang konstruktif dan
membantu pasien berespon secara konstruktif,
sehingga pasien belajar cara Penyelesaian
Masalah
PERAWAT JIWA

 Muncul sejak tahun 1950, menggambarkan


sebagai:
 Perawat berkontribusi langsung terhadap
pemulihan kesehatan jiwa pasien
 Perawat mengobservasi penerimaan,
penghargaan, dan pengertian terhadap
pasien
 Meningkatkan ketertarikan pasien dan
partisipasi dalam kenyataan
MASALAH PELAYANAN KEP. JIWA

1. Jumlah perawat jiwa yang berkualifikasi masih


kurang
2. Kemampuan yang dimiliki tidak dipergunakan
secara maksimal
3. Jumlah perawat jiwa yang berkompeten yang
bekerja di RS Jiwa masih minim
4. Perawat jiwa belum ada di Pelayanan
Kesehatan Umum (RSU)
TUGAS PERAWAT JIWA

 Menghadapi pasien dengan masalah perilaku,


perasaan dan interpretasi realita
 Mengeksplorasi gangguan dalam pikiran dan
perasaan
 Menggunakan perasaan dan aspek positif pasien
untuk mencapai kondisi kesehatan fisik dan psikis
yang optimal
 Konseling pada pasien tenang – emergensi (panik –
takut)
CAKUPAN KEPERAWATAN JIWA

 Parameter kompetensi klinik


 Advokasi pasien
 Kolaborasi profesional
 Tanggung jawab – tanggung gugat
(akontabilitas) sosial
 Kewajiban etik dan legal
STANDAR PENAMPILAN PROFESIONAL
KEPERAWATAN JIWA

 Standar penampilan profesional menggambarkan


tingkat yang kompeten terhadap perilaku dalam
peran profesional, termasuk kegiatan yang
berkaitan dengan kualitas pelayanan, penilaian
kinerja, pendidikan, kolegialitas, etika, kerjasama,
penelitian, dan pemanfaatan sumber daya. Semua
perawat kesehatan jiwa diharapkan untuk terlibat
dalam peran kegiatan profesional sesuai dengan
pendidikan mereka, posisi, dan pengaturan
praktek.
STANDAR PENAMPILAN PROFESIONAL
KEPERAWATAN JIWA

 Meskipun standar penampilan profesional


menggambarkan peran dari semua perawat profesional,
ada tanggung jawab lain yang merupakan kelebihan
dari keperawatan kesehatan jiwa. Perawat harus mandiri
dan terarah dalam mencari pengetahuan yang
diperlukan dan keterampilan untuk meningkatkan tujuan
karir. Kegiatan lainnya seperti keanggotaan dalam
organisasi profesi, sertifikasi dalam praktek spesialisasi,
pendidikan berkelanjutan yang menggambarkan tentang
meningkatkan profesionalisme perawat keseahatan jiwa
TINGKAT KINERJA

Empat faktor utama yang menentukan tingkat fungsi


dan jenis aktivitas yang melibatkan perawat jiwa,
adalah:
1. Legislasi Praltik Keperawatan
2. Kualifikasi perawat, termasuk pendidikan,
pengalaman kerja dan status sertifikasi
3. Tatanan praktik keperawatan
4. Tingkat kompetensi personal dan inisiatif perawat
RENTANG ASUHAN KEP. JIWA

TRADISIONAL SAAT INI – YAD


 RS Jiwa  RS Jiwa
 Pusat Kes Mental  RSU (CLPN)
masyarakat  Pusat penitipan (Panti
 Unit Psikiatri di RSU Sosial)
 Panti Sosial Jiwa  Klinik
 Sekolah, Penjara, Pabrik
 Organisasi
pemeliharaan kesehatan
(askes)
KOMPETENSI PERAWAT JIWA
1. Melakukan Pengkajian kesehatan Biopsikososial yang
peka terhadap budaya
2. Menegakan masalah / diagnosa keperawatan yang
muncul berdasarkan analisa data
3. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
untuk pasien dan keluarga dengan masalah kesehatan
yang kompleks dan kondisi yang menimbulkan sakit
4. Berperan serta dalam aktivitas pengelolaan kasus, spt
mengorganisasikan, mengkaji, negosiasi, koordinasi &
mengintegrasikan pelayanan serta perbaikan bagi
individu dan keluarga
Kompetensi Perawat Jiwa…(2)

5. Memberikan pedoman pelayan kes. jiwa


kepada individu, keluarga dan kelompok untuk
menggunakan sumber yang tersedia di
komunitas kes jiwa termasuk memberi pelayan
terkait teknologi dan sistem sosial yang paling
tepat

6. Meningkatkan & memelihara kes. Jiwa serta


mengatasi pengaruh gangguan jiwa melalui
penyuluhan dan konseling
Kompetensi Perawat Jiwa…(2)

7. Memberikan asuhan kep jiwa kepada mereka yang


mengalami penyakit fisik dengan masalah psikologi
dan penyakit jiwa dengan masalah fisik.

8. Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan


yang mengintegrasikan kebutuhan pasien,
keluarga, staf dan pembuat kebijakan
4 FAKTOR UTAMA PENDUKUNG KEP JIWA

 HUKUM
UU Keperawatan
 KUALIFIKASI
Jenjang pendidikan keperawatan
 PEMETAAN / PENGATURAN
Regulasi, Kebijakan
 INISIATIF PERSONAL
Motivasi dan pengembangan kemampuan individu
perawat
Menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan

PERAN PERAWAT JIWA


1. Pemberi Asuhan 5. Kolaborator
Keperawatan 6. Konsultan
2. Advokat (Pembela) Klien 7. Pembaharu
3. Edukator
4. Koordinator
1. PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN

 Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia


yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan
tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya.
 Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari
yang sederhana sampai dengan kompleks.
10 FAKTOR ASUHAN DALAM KEPERAWATAN :

1. Menunjukkan system nilai kemanusian dan


altruisme.
2. Memberi harapan dengan :
a. Mengembangkan sikap dalam membina
hubungan dengan klien
b. Memfasilitasi untuk optimis
c. Percaya dan penuh harapan
3. Menunjukkan sensivitas antara satu dengan
yang lain.
10 Faktor Asuhan dalam Kep. Jiwa :

4. Mengembangkan hubungan saling percaya :


komunikasi efektif, empati, dan hangat.
5. Ekspresi perasaan positif dan negative
melalui tukar pendapat tentang perasaan.
6. Menggunakan proses pemecahan mesalah
yang kreatif.
7. Meningkatkan hubungan interpersonal dan
proses belajar mengajar
10 Faktor Asuhan dalam Kep. Jiwa :

8. Memberi support, perlindungan, koreksi


mental, sosiokultural dan lingkungan spiritual
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan
dasar manusia
10. Melibatkan eksistensi fenomena aspek
spiritual.
Kekuatan dalam Asuhan :
1. Aspek Transformasi
Perawat membantu klien untuk mengontrol perasaannya dan
berpartisipasi aktif dalam asuhan
2. Integrasi asuhan
Mengintegrasikan individu ke dalam sosialnya
3. Aspek Pembelaan
Membantu klien memilih support social, emosional, spiritual.
4. Aspek penyembuhan
5. Aspek Partisipasi.
6. Pemecahan masalah dengan metoda ilmiah.
2. ADVOKAT (PEMBELA) KLIEN
 Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai
informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada
pasiennya,
 Berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak
pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-
baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri
dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. EDUKATOR

Yaitu:
1. Meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan dan kemampuan klien
mengatasi kesehatannya.
2. Perawat memberi informasi dan
meningkatkan perubahan perilaku klien
4. KOORDINATOR

Peran ini dilaksanakan dengan Mengarahkan,


Merencanakan, dan Mengorganisasi Pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan

Pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah


serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Koordinator…

Tujuan Perawat sebagi Koordinator adalah :


1. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif,
efisien dan menguntungkan klien.
2. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau
penanganan pada klien.
3. Menggunakan keterampilan perawat untuk:
a. Merencanakan
b. Mengorganisasikan
c. Mengarahkan
d. Mengontrol
5. KOLABORATOR

Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja


melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter
fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain

Berupaya mengidentifikasi pelayanan


keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. KONSULTAN

 Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi


terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan.

 Peran ini dilakukan atas permintaan klien


terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
7. PEMBAHARU
 Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan
mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan
yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.

 Peran perawat sebagai pembaharu dipengaruhi oleh


beberapa faktor diantaranya :
 Kemajuan teknologi

 Perubahan Lisensi-Regulasi

 Meningkatnya peluang pendidikan lanjutan

 Meningkatnya berbagai tipe petugas kesehatan.


Menurut Hasil Lokakarya Keperawatan
(1983) :
PERAN PERAWAT JIWA
1. Pelaksana pelayanan keperawatan,
2. Pengelola pelayanan dan institusi
keperawatan,
3. Pendidik dalam keperawatan
4. Peneliti dan pengembang pelayanan
keperawatan.
FUNGSI PERAWAT JIWA

1. INDEPENDEN
2. DEPENDEN
3. INTERDEPENDEN
1. FUNGSI INDEPENDEN

 Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada


orang lain
 Perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan
secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis
(oksigenasi, cairan dan elektrolit, nutrisi, aktivitas, dll),
pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,
pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri
2. FUNGSI DEPENDEN

 Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan


kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain.

 Berbagai tindakan pelimpahan tugas yang


diberikan : Perawat spesialis kepada perawat
umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
3. FUNGSI INTERDEPENDEN
 Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim kesehatan yang
bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan
lainnya fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam
pemberian pelayanan

 Dalam memberikan asuhan keperawatan pada


penderita yang mempunyai penyakit kompleks keadaan
ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti
dokter dalam memberikan tanda pengobatan
bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan
reaksi obat yang telah diberikan.
SELAMAT BELAJAR…..

Anda mungkin juga menyukai