Anda di halaman 1dari 24

Nama Kelompok:

B12.2016.03074 NITA PUTRI KUSUMA W


B12.2016.03093 DESIMA RAHMA VITA
B12.2016.03101 NOVI DWI LESTARI
B12.2016.03203 REZA CANDRA ANTIKA
BAB 21
DISKUSI TIM
AUDIT
Bab ini membahas tujuan dan sifat diskusi diantara anggota tim audit,
mengenai kerentanan laporan keuangan entitas terhadap salah saji yang
material. ISAs yang menjadi acuan dalam pembahasan di bab ini ialah ISAs
nomor 240, 300, dan 315.
Berikut ini terjemahan dari beberapa alinea dalam ISA 240 dan
ISA 315.

ISA 240.15
ISA 315 mewajibkan diskusi di antara anggota tim penugasan dan
keputusan partner (yang memimpin) penugasan mengenai hal-hal yang
harus dikomunikasikan kepada anggota anggota tim yang tidak terlibat
dalam diskusi. Diskusi ini harus memberi penekanan mengenai bagaimana
dan di mana laporan keuangan entitas rentan terhadap salah saji yang
material karena kecurangan, termasuk bagaimana kecurangan bisa terjadi.
Diskusi ini harus dilakukan, dengan mengenyampingkan pendapatan
anggota tim tentang kejujuran dan integritas manajemen dan TCWG
(Those Charged With Governance)
ISA 240.44
Auditor wajib memasukkan hal-hal berikut dalam dokumentasi audit
mengenai pemahaman auditor, mengenai entitas dan lingkungannya, dan
penilaian mengenai risiko salah saji yang material sebagaimana diharuskan
ISA 315.
• Keputusan penting yang diambil dalam diskusi diantara anggota tim
penugasan mengenai kerentanan laporan keuangan entitas terhadap
salah saji yang material karena kecurangan
•Salah saji yang material karena kecurangan, yang diidentifikasi dan
dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi.
ISA 315.10
Partner (yang memimpin) penugasan dan anggota kunci tim penugasan
wajib membahas kerentanan laporan keuangan entitas terhadap salah saji
yang material, dan penerapan FRF yang berlaku terhadap fakta dan situasi
entitas. Partner (yang memimpin) penugasan wajib menentukan hal-hal
yang harus dikomunikasikan kepada anggota tim yang tidak terlibat dalam
diskusi.
Manfaat komunikasi berkelanjutan di antara anggota tim, bagi:
Produktivitas audit
• Setiap anggota tim akan dan dapat memahami entitas yang diaudit, FRF
yang digunakan, apa peran masing-masing anggota dalam audit tersebut ,
dan ekspektasi mengenai bagaimana dan kapan pekerjaan akan
dilaksanakan.
• Potensi untuk audit berlebihan atau sebaliknya dapat ditekan secara
signifikan.
Efektivitas audit
• Staf mendapat insights mengenai klien dan ekspektasi mengenai audit
yang akan dilaksanakan, langsung dari partner penugasan dan anggota
inti/kunci dalam tim audit.
• Diskusi diantara anggota tim audit, mengenai kerentanan laporan
keuangan entitas terhadap salah saji yang material akan membantu
penanganan risiko bisnis dan risiko kecurangan.
• Pengambilan keputusan yang lebih baik mengenai sifat, waktu
pelaksanaan, dan luasnya penilaian risiko dan prosedur audit selanjutnya.
• Komunikasi secara terbuka memungkinkan reaksi yang cepat-tanggap
terhadap informasi baru mengenai hal-hal seperti transaksi dan peristiwa
luar biasa, hubungan pihak berelasi, dan masalah pelaporan.
Pengembangan Staf
• Best Practies (praktik-praktik terbaik) dalam auditing dapat dibagi dan
terbagi antara partner dan staf.
• Staf terdorong untuk bertanya dan mempertimbangkan kembali
efektivitas tanggapan terhadap risiko yang dinilai dalam audit tahun lalu.

Komunikasi berkelanjutan yang efektif memerlukan:


• Keterlibatan penuh dari partner penugasan dan anggota tim
inti lainnya; dan
• Kesediaan personel senior untuk mendengar “suara”
personel yang lebih junior. Termasuk, memahami penugasan
dari perspektif staf junior, mendorong mereka untuk bertanya
dan memberi saran-saran, dan kemudian memberikan mereka
umpan balik.
Komunikasi Tim Audit
Membagi
Pertemuan mengenai Selama dan
tugas dan
perencanaan dalam sesudah audit
peran
tim
kepada
Bahas : Bahas:
anggota tim
• Materialitas • Hasil,
• Insights berdasarkan Kemajuan/perkemb
Pertimbangkan
pengetahuan mengenai angan, dan masalah
:
entitas audit
• Keterampilan
• potensi risiko bisnis • Perubahan dalam
dan
dan risiko kecurangan rencana audit
pengalaman
• Di mana/bagaimana • informasi baru
• Kebutuhan
laporan keuangan rentan •
akan keahlian
salah saji yang material Transaksi/peristiwa
tertentu
• Rencana audit yang luar biasa
• Kebutuhan
mencakup: siapa, apa, • Saran untuk audit
pereviu kendali
dimana, kapan yang akan datang
mutu
Pertemuan Perencanaan Tim Audit
Pertemuan mengenai perencanaan dijadwalkan jauh sebelum dimulainnya
pekerjaan lapangan. Penjadwalan dini memberikan cukup waktu untuk
membuat perubahan, jika diperlukan, dalam rencana audit terinci. Untuk
penugasan yang sangat kecil, perencanaan justru akan baik sekali melalui
diskusi-diskusi singkat pada awal penugasan dan selama audit berjalan.
Anggota tim didorong untuk datang ke pertemuan dengan
(banyak) pertanyaan dan sikap mempertanyakan, dan sikap untuk
berpartisipasi dan berbagi informasi dengan sikap skeptisisme profesional
Tiga hal yang akan dibahas selanjutnya yaitu sebagai berikut:
• Baerbagi insights tentang entitas
• Bertukar pikiran
• Perencanaan audit.
Berbagi Insights tentang Entitas

Entitas
 Sejarah &tujuan bisnis.
 Budaya perusahaan/korporasi.
 Perubahan dalam kegiatan/oprasi bisnis,personalia/sistem.
 Penetapan FRF yang berlaku terhdap fakta&situasi yang dihadapi entitas.

Manajemen
 Sifat/struktur entitas&manajemen.
 Sikap terhadappengendalian intern.
 Insentif untuk melakukan kecurangan.
 Perubahan yang tidak bisa dijelaskan mengenai perilaku/gaya hidup pimpinan.
 Adanya indikasi bias dalam keputusan/sikap manajemen.

Faktor risiko yang diketahui


 Pengalaman dari penugasan audit yang lalu.
 Faktor risiko bisnis yang signifikan.
 Peluang dilakukannya kecurangan.
Bertukar Pikiran

Potensi untuk kesalahan(error) dan kecurangan (fraud)


 Area mana dalam laporan keuangan yang rentan terhadap salah saji yang material ?
Langkah ini merupakan keharusan dalam semua audit.
 Bagaimana manajemen bisa melakukan&menyembunyikan pelaporan keuangan yang
curang?
 Akan bermanfaat untuk mengembangkan berbagai skenario kecurangan/ jika mungkin,
gunakan jasa akuntan forensik. Amati journal entries yang dapat mengindikasikan bisnis
manajemen mengenai eestimasi/penyisihan, perubahan kebijakan akuntansi dan lain-lain.
 Bagaimana aset perusahaan bisa dijarah/digunakan untuk kepentingan pribadi?
 Apakah ada kegiatan nirlaba dengan kedok CSR yang sesungguhnya merupakan sarana
korupsi&manipulasi laporan keuangan.

Tanggapan terhadap risiko


 Apa pendekatan/prosedur audit yang mungkin dilakukan untuk menanggapi risiko yang
diidentifikasi?
 Pertimbangan untuk memasukkan unsur pendadakan kedalam sifat,penetapan waktu
dan luasnya prosedur audit yang akan dilaksanakan.
Perencanaan audit
ISAS meliputi prosedur tertentu yang harus dilaksanakan yaitu:
 ISA 240 The Auditor’s Responsibilities Relating to Fraud in an Audit of Financial
Statements.
 ISA 402 Audit Consideration Relating to an Entity Using a Service Organization.
 ISA 540 Auditing Accounting Estimates, Including Fair Value Accounting Estimates and
Related Disclosures.
 ISA 550 Related Parties.
 ISA 600 Audits of Group Financial Statements.

Berikan pengarahan tim audit mengenai berikut:


 Menentukan tingkat materialitas.
 Memberikan peran&TANGGUNG JAWAB.
 Memberikan pengarahan umum kepada staf mengenai bagian-bagian audit yang
menjadi kewajiban merekan untuk menyelesaikannya.
 Tekankan pentingnya mempertahankan skeptisisme profesional selama audit
berlangsung.
Komunikasi Selama dan pada Akhir Audit

Setiap anggota tim audit mempunyai sedikit perbedaan dalam prespektif


mereka mengenai entitas. Bahkan beberapa tim informasi yang dikumpulkan oleh
beberapa anggota tim yang ditunjuk, mungkin “tidak masuk akal” samapi akhirnya
informasi itu digabungkan dengan informasi yang dikumpulkan anggota lainnya.
BAB 22
MENGIDENTIFIK ASI
RISIKO BAWA A AN
TINJAUAN UMUM

Identifikasi resiko merupakan fondasi dari suatu audit.


Identifikasi resiko didasarkan kepada, dan marupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari, prosedur yang
dilaksanakan auditor untuk memahami entitas dan
lingkungannya.
TAHAP AUDIT
JENIS RESIKO
• Resiko bisnis
Resiko ini berasal dari kondisi, peristiwa, situasi, tindakan, bahkan “tidak
mengambil tindakan”(inaction) yang dapat berdampak negativ terhadap
kemampuan perusahaan mencapai tujuannya dan melaksanakan strateginya.
• Resiko kecurangan
Resiko ini berhubungan dengan peristiwa atau kondisi yang berindikasi
adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan atau adanya
peluang untuk melakukan kecurangan.
SUMBER INFORMASI MENGENAI ENTITAS

Internal Saurces External Saurces


Financial statement Information on the internet

Financial information
Budgets Industry information
Report Competitive intelligence
Performans mesures Credit rating agencies
Tax returns Creditors
Accounting policies in use Government agencies
Adjusment and estimates Media ‘n other eksternal
parties
Vision, values, objectives and strategies Information on the internet
Non financial info.

Organization structure Trade assosiation data


Job description Industry forcats
Humas Resources files Goverenment agencies
Performent indicators Media artickle
Policy and prosedur manual
PROSEDUR PENILAIAN RESIKO
RESIKO KECURANGAN

Kecurangan adalah perbuatan yang disengaja oleh satu atau beberapa


orang dalam manajemen, TCWG, pegawai atau pihak ketiga.
Kecurangan yang melibatkan anggota manajemen dan TCWG
disebut Management Fraud, sedangkan kecurangan yang hanya
melibatkan pegawai dari entitas tersebut disebut Employee Fraud.
SKEPTITISME PROFESIONAL
SEGITIGA KECURANGAN
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO
BAWAAN
MENDOKUMENTASIK AN PROSES
IDENTIFIK ASI RESIKO

Anda mungkin juga menyukai