KEBIJAKAN PENGENDALIAN

VEKTOR DI INDONESIA

Oleh : n.budi santoso

 VEKTOR
Binatang yg dpt menularkan/memindah- kan dan
atau menjadi sumber penular penyakit thd
manusia seperti :
serangga,
tikus
anjing
kucing
babi
kera,
binatang lainnya
PENYAKIT TULAR VEKTOR (PPBB)
DI INDONESIA :
DISTRIBUSI LUAS / BERAT:
MALARIA
DBD & DEMAM DENGUE
FILARIASIS
RABIES

DISTRIBUSI LOKAL/FOKUS:
PES
JAPANESE ENCEPHALITIS
LEPTOSPIROSIS
TAENIASIS
HANTA VIRUS
TOXOPLASMOSIS

VEKTOR: PUBLIC HEALTH PROBLEM YG

LAIN:
LALAT
KECOAK
RODENT
NYAMUK
 ISSU STRATEGIS PENGENDALIAN
PENYAKIT TULAR VEKTOR:
1) KLB (RE/NEW EMERGING DISEASES) : MUSIM,
MOBILITAS PENDUDUK, PERUBAHAN LINGKUNGAN
FISIK
2) MASUKNYA NEW EMERGING DISEASES/TULAR
VEKTOR (MELALUI INTER-NATIONAL TRAFFIC)
3) PERAN SEKTOR & MASYARAKAT KURANG
MENDUKUNG
4) DESENTRALISASI  TENAGA PROFESIONAL &
SUMBER DAYA KURANG
5) PEMETAAN EPIDEMIOLOGIS (ASPEK KASUS, VEKTOR)
6) PENGGUNAAN INSEKTISIDA YG KURANG TEPAT
1. PENINGKATAN PROFESIONALISME
2. PENINGKATAN KETERPADUAN PROGRAM
3. PENGGALANGAN KEMITRAAN
4. PENGEMBANGAN KAJIAN IPTEK ,
SURVEILANS & PENGENDALIAN VEKTOR
SERTA FAKTOR RISIKO LINGKUNGANNYA
5. PENINGKATAN DUKUNGAN PERATURAN
DAN PERUNDANGAN
 PENGUATAN PROGRAM
PENGENDALIAN VEKTOR
PENGEMBANGAN SDM
- Entomologist berwawasan komprehensif.
- Diklat Teknis & Fungsional

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

- Mengaktifkan Surveilans Vektor di daerah.
- Jejaring Surveilans & Pengendalian Vektor (UPT/PT)

PENYEDIAAN SARANA & PERALATAN

KETERPADUAN PROGRAM
- Integrated Vector Management (IVM)
 JABATAN FUNGSIONAL
ENTOMOLOG KESEHATAN

KEPMENPAN No. 18/KEP/M.PAN/11/2000

SKB Menkes & Kesos dan Kepala BKN No.
396/Menkes-Kesos/SKB/V/2001.
KEPMENKES No. 1201/MENKES/SK/X/2004
RUANG LINGKUP KEGIATAN PROGRAM
PENGENDALIAN VEKTOR
A. PENGAMATAN (SURVEILANS) VEKTOR

SURVEILANS VEKTOR DBD

SURVEILANS VEKTOR MALARIA
SURVEILANS VEKTOR JE
SURVEILANS VEKTOR PES
SURVEILANS VEKTOR FILARIASIS
SURVEILANS VEKTOR SCHISTOSOMIASIS
SURVEILANS ZOONOSA LAIN
SURVEILANS SERANGGA/BINATANG PENGGANGGU
PENYELIDIKAN VEKTOR (SEWAKTU)
PENYELIDIKAN VEKTOR (KLB/WABAH)
KAJIAN OPERASIONAL PENGEMBANGAN
METODE SURVEILANS & PENGENDALIAN
VEKTOR.
INOVASI-INOVASI BARU
B. PENGENDALIAN VEKTOR
PENGERTIAN & TUJUAN PENGENDALIAN
VEKTOR
CARA PENGENDALIAN VEKTOR
APLIKASI & FAKTOR YG MEMPENGARUHI
EFEKTIFITAS PESTISIDA DLM PENGENDALIAN
VEKTOR.
 TUJUAN
UMUM:
Menurunkan angka kesakitan & kematian
penyakit bersumber binatang melalui pencegahan
dan penurunan/pemutusan rantai penularan
penyakit.

KHUSUS:
- Meminimalkan potensial breeding place .
- Menurunkan kepadatan & umur vektor .
- Mengurangi kontak manusia dengan vektor .
LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGENDALIAN VEKTOR

MENGENALI SITUASI PENYAKIT

- Endemis Penyakit P2B2 Identifikasi Vektor
- Riwayat PenyakitP2B2 /Receptivitas & Lingkungan

SURVEILANS
IDENTIFIKASI TINGKAT TINGKAT
INDIKATOR
Breeding, KEPADATAN KERENTANAN
PREVALENSI
Feeding, VEKTOR VEKTOR
P2B2
Resting Places

REVIEW BERBAGAI CARA VECTOR CONTROL P2B2

ALTERNATIF PILIHAN METODE VECTOR CONTROL:

1Manajemen Lingkungan PENGENDALIAN
2Mencegah Kontak dg Vektor (Individu & Keluarga)
3Biological Control
4Chemical Control

PERENCANAAN PROGRAM

MONITORING PROGRAM
PENYELIDIKAN/
KAJIAN
EVALUASI PENCAPAIAN INDIKATOR

TUJUAN PENURUNAN POPULASI VEKTOR & TRANSMISI P2B2 DICAPAI

 Malaria Vectors in Indonesia

Note:

1
1
Confirmation by Eliza
VEKTOR DBD & HABITAT
VEKTOR DBD, Aedes Aegypti
 PEMANTAUAN &
PENGENDALIAN TELUR AEDES
BREEDING PLACES
DHF VECTORS
VEKTOR FILARIASIS & HABITAT
VEKTOR JAPANESE ENCEPHALITIS (JE)
 Virus JE yg berhasil diisolasi dari Species Nyamuk
di Indonesia
Species Lokasi Tahun

1.Culex tritaeniorhynchus Kapuk,Bogor,Lombok,Semarang ’72-74,85;75;85;93

2.Culex gelidus Bogor,Kapuk,Lombok ’75; 85; 85

3.Culex vishnui Kapuk, Pontianak ’85 ; 85

4.Culex annulus Pontianak ‘85

5.Culex fuscocephalus Kapuk, Semarang ’85; 93

6.Culex bitaeniorhynchus Semarang ’93

7.Culex quinquifasciatus Semarang ’93

8.Anopheles annularis Lombok ’85

9.Anopheles vagus Lombok, Semarang ’85; 93

10.Anopheles kochi Semarang ’93

11.Armigeres subalbatus Semarang ’93