Anda di halaman 1dari 24

PENGERTIAN ANAMNESA, PEMERIKSAAN FISIK,

PEMERIKSAAN PENUNJANG, DIAGNOSIS,


PROGNOSIS, TERAPI DAN Edit By : Sri Bardini
TINDAKAN MEDIS
1. ANAMNESA / ANAMNESIS
Anamnesa / Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara antara pasien/keluarga
pasien dan dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk
memperoleh keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita
pasien.
Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Auto-anamnesa yaitu kegiatan wawancara langsung kepada pasien karena pasien dianggap
mampu tanya jawab
2. Allo-anamnesa yaitu kegiatan wawancara secara tidak langsung atau dilakukan
wawancara/tanya jawab pada keluarga pasien atau yang mengetahui tentang pasien.
Allo-anamnesa dilakukan karena ;
Pasien belum dewasa (anak-anak yang belum dapat
mengemukakan pendapat terhadap apa yang dirasakan)
1. Pasien dalam keadaan tidak sadar karena sesuatu
2. Pasien tidak dapat berkomunikasi
3. Pasien dalam keadaan gangguan jiwa
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan kondisi
fisik dari pasien.
Pemeriksaan fisik meliputi :
1) Inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/memperhatikan keseluruhan tubuh
pasien secara rinci dan sistematis
2) Palpasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan cara meraba pada bagian tubuh yang terlihat tidak normal
3) Perkusi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mengetuk daerah tertentu dari bagian tubuh dengan jari atau
alat, guna kemudian mendengar suara resonansinya dan meneliti resistensinya
4) Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mendengarkan bunyi-bunyi yang terjadi karena proses
fisiologi atau patoligis di dalam tubuh, biasanya menggunakan alat bantu stetoskop
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakuan atas indikasi
tertentu guna memperoleh ketarangan yang lebih lengkap. Tujuan pemeriksaan ini
dapat bertujuan :
1) Terapeutik, yaitu untuk pengobatan tertentu
2) Diagnostik, yaitu untuk membantu menegakan diagnosis
tertentu
3) Pemeriksaan,laboratorium,Rontagen, USG, dll
4. DIAGNOSIS

Diagnosis, yaitu penetapan jenis penyakit tertentu berdasarkan analisis hasil


anamnesa dan pemeriksaan yang teliti. Penetapan ini penting sekali artinya untuk
menentukan pengobatan atau tindakan berikutnya. Diagnosis ditinjau dari segi
prosesnya, yaitu :
1) Diagnosis awal atau diagnosis kerja, yaitu penetapan diagnosis awal yang belum diikuti
dengan pemeriksaan yang lebih mendalam
2) Diagnosis banding (deferensial diagnosis), yaitu sejumlah diagnosis (lebih dari 1) yang
ditetapkan karena adanya kemungkinan-kemungkinan tertentu guna pertimbangan medis
untuk ditetapkan diagnosisnya lebih lanjut
3) Diagnosis akhir, yaitu diagnosis yang menjadi sebab mengapa pasien dirawat dan didasarkan
pada hasil-hasil pemeriksaan yang mendalam
Diagnosis ditinjau dari segi keadaan penyakitnya, yaitu :
1. Diagnosis utama, yaitu jenis penyakit utama yang diderita pasien setelah dilakukan
pemeriksaan yang lebih mendalam
2. Diagnosis komplikasi, yaitu penyakit komplikasi karena berasal dari penyakit utamanya
3. Diagnosis kedua, ketiga dst atau Diagnosis Co-Morbid, yaitu penyakit penyerta diagnosis
utama yang bukan berasal dari penyakit utamanya atau sudah ada sebelum diagnosis utama
ditemukan
5. PROGNOSIS
Prognosis, yaitu ramalan medis dan hasil pemeriksaan dan diagnosis berdasarkan
teori-teori atau hasil penelitian pada penyakit yang bersangkutan. Kemungkinannya
yaitu:
1. Cenderung baik (dubia ad bonam)
2. Cenderung memburuk (dubia ad malam)
6. TERAPI
Terapi, yaitu pengobatan yang diberikan kepada pasien atas dasar indikasi medis
atau diagnosis yang ditemukan dokter.
Terapi dapat berupa :
1) Terapi medikamentosa, yaitu pengobatan yang diberikan dalam bentuk obat/bahan kimia
2) Terapi suportif, yaitu pengobatan yang diberikan dalam bentuk dukungan moral utuk proses
penyembuhan pasien
3) Terapi invasif, yaitu pengobatan dengan melakukan tindakan yang menyebabkan disintegrasi
(tidak utuhnya) jaringan atau organ
7. TINDAKAN MEDIS
Tindakan medis, yaitu suatu intervensi medis yang dilakukan pada
seseorang berdasar atas indikasi medis tertentu yang dapat mengakibatkan
integritas jaringan atau organ terganggu. Tindakan tersebut dapat berupa :
1) Tindakan terapetik yang bertujuan untuk pengobatan
2) Tindakan diagnostik yang bertujuan untuk menegakanatau menetapkan diagnosis.
3) Tindakan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilakukan informed consent, yaitu
persetujuan atau penolakan pasien yang bersangkutan terhadap tindakan medis yang akan
diterimanya setelah memperoleh informasi lengkap tentang tindakan tersebut.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pengertian
Diagnostik keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, mampu dan mempunyai kewenangan
standar praktik keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia
( Gordon,1976 dalam nursalam, 2004;59 )
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM/SPESIMEN

1. DARAH
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen darah.
Antara lain :
 Darah Rutin :
o Hemoglobin/HB: Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal
o Hematokrit/HT : Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah
o Trombosit: Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis
Darah Kimia :
o SGPT (serum glumatik piruvik transaminase)
Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.
Cara :
- ambil darah + 5- 10 ml dari vena
- masukan pada tabung
- hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal

o Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh hepar, yang bertujuan
untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti luka bakar , gangguan ginjal.
Cara :
- ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal
o Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar dan kehamilan.
Cara :
- ambil darah + 5-7ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal

o Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin.
Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/ neoplasma, hepatitis. Bilirubin indirect dilakukan
untuk mendeteksi adanaya anemia, malaria.
Cara :
- ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal
o Gas Darah Arteri
Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa yang disebabkan
oleh gangguan respiratorik/ gangguan metabolic.
Cara :
- ambil darah + 1-5ml dari arteri, dengan spuit dan jarum berisikan hepain.
- berikan label dan tanggal

o Gula Darah Puasa


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanaya diabetes.
Cara :
- ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan ke dalam tabung
- puaskan makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan
o Gula Darah Postprandial
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes, pemeriksaan dilakukan setelah makan.
Cara :
- ambil darah + 5-10ml dari vena 2 jam setelah makan pagi/ siang.
- masukan ke dalam tabung

o Ekstrogen
Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause dan pasca
menopause.
Cara :
- ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
o Gonadotropin Korionik Manusia ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kehamilan.
Cara :
- ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan ke dalam tabung
- berikan label dan tanggal
2. URINE

a. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau


specimen urine. Antara lain :
o Asam urat

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada


penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam dan leukemia.
Cara :
- tampung urine 24 jam dan masukan ke dalam botol/ tabung
- berikan label dan tanggal pengambilan
o Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, penyakit hepar dan kanker
hepar.
Cara :
- gunakan ictotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirubinuria.
- tetskan urine + 5 tetes pada tempat pemeriksaan asbestos- cellulose.
- masukan tablet dan tambahan 2 tetes air
- hasil positif jika warna biru/ ungu
- hasil negative jika warna merah
o Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan
Cara :
- anjurkan puasa 8-12 jam cairan
- ambil urine 60 ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 14 jam
- berikan label dan tanggal

b.
Jenis urine
1. Urine sewaktu : Urine yang dikeluarkan seawktu- waktu bila diperlukan pemeriksaan
2. Urine pagi : Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur
3. Urine pasca prandial : Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan
4. Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan selama 24 jam

Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen urine antara lain, pemeriksaan uriilinogen
untuk menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis dan infeksi berat. Pemeriksaan
urinealisasi digunakan untuk menentukan berat jenis kadar glukosa dan pemeriksaan lainnya.
2. FESES
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman seperti,
salmonella, shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril
2. Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup
3. Feses jangan dicampur dengan urine
4. Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
5. berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
3. SPUTUM
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Siapkan wadah dalam keadaan steril
2. Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan
3. Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum
4. Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup
5. Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan Asam ) ikut instruksi yang
ada pada botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum yang
dilakukan selama 3 hari berturut turut.

Anda mungkin juga menyukai