Anda di halaman 1dari 22

Definisi Osteomielitis

Adalah suatu proses


inflamasi akut maupun
kronik pada tulang dan
struktur disekitarnya
yang disebabkan oleh
organisme pyogenic.
Adalah radang tulang
yang disebabkan oleh
organism piogenik,
walaupun berbagai
agen infeksi lain juga
dapat
menyebabkannya
Insidens
 Prevalensi keseluruhan adalah 1 kasus per 5.000 anak
 Prevalensi neonates adalah sekitar 1 kasus per 1.000
kejadian
 Prevalensi osteomielitis setelah trauma pada kaki sekitar
16% (30-40% pada pasien dengan DM)
 Pria memiliki resiko relatif lebih tinggi daripada wanita
 Osteomielitis akut hematogenous merupakan suatu
penyakit primer pada anak
 Trauma langsung dan fokus
osteomielitis berdekatan lebih sering terjadi pada orang
dewasa dan remaja dari pada anak
 Osteomielitis vertebral lebih sering pada orang tua dari
45 tahun
Etiologi

 Disebabkan oleh semua jenis organisme, termasuk virus,


parasit, jamur, dan bakteri
 Penyebab osteomielitis pyogenik adalah kuman Staphylococcus
aureus (89-90%), Escherichia coli, Pseudomonas, dan Klebsiella
 Bayi baru lahir (kurang dari 4 bulan): S. Aureus, Enterobacter, dan
kelompok Streptococcus α dan β
 Anak-anak (usia 4 bulan sampai 4 tahun): Streptococcus α dan
β, Haemophilus influenzae, dan Enterobacter.
 Remaja (usia 4 tahun sampai dewasa): S. aureus (80%), kelompok
Streptococcus α, H influenzae, dan Enterobacter
 Dewasa: S. aureus dan kadang-kadang Enterobacter dan
Streptococcus.
Patogenesis (1)

 Kuman bisa masuk tulang dengan berbagai cara, termasuk


beberapa cara dibawah ini :
Melalui aliran darah.
Kuman di bagian lain dari tubuh misalnya, dari pneumonia
atau infeksi saluran kemih dapat masuk melalui aliran
darah ke tempat yang melemah di tulang. Pada anak-
anak, osteomielitis paling umum terjadi di daerah yang lebih
lembut, yang disebut lempeng pertumbuhan,di kedua
ujung tulang panjang pada lengan dan kaki.
Patogenesis (2)

Dari infeksi di dekatnya.


Luka tusukan yang parah dapat membawa kuman jauh di
dalam tubuh. Jika luka terinfeksi, kuman dapat
menyebar ke tulang di dekatnya.
Kontaminasi langsung
Dapat terjadi jika terjadi fraktur sehingga terjadi kontak
langsung tulang yang fraktur dengan dunia luar sehingga
dapat terjadi kontaminasi langsung. Selain itu juga dapat
terjadi selama operasi untuk mengganti sendi atau
memperbaiki fraktur.
fokus inflamasi
peningkatan jaringan tulang Kuman
kecil di daerah sirkulasi sistemik
tekanan iskemi dan menyebar
metafisis tulang  sepsis
intraoseus nekrosis keluar ke sendi
panjang

Terbentuk
Terbentuk
sequester (bagian
Penyebaran ke infeksi medula  involukrum
tulang yang mati
arah dalam abses  fistel (rongga di tengah
terlepas dari
tulang)
tulang hidup)

Patofisiologi (3)
Gejala (1)

 Osteomielitis hematogen biasanya memiliki progresivitas gejala


yang lambat
 Osteomielitis langsung (direct osteomyelitis) umumnya lebih
terlokalisasi dengan tanda dan gejala yang menonjol
 Gejala Osteomielitis hematogenus tulang panjang :
 Demam yang memiliki onset tiba-tiba tinggi (demam hanya terdapat dalam
50% dari osteomielitis pada neonates)
 Kelelahan
 Rasa tidak nyaman
 Irritabilitas
 Keterbatasan gerak (pseudoparalisis anggota badan pada neonates)
 Edema lokal, eritema dan nyeri
Gejala (2)
 Osteomielitis hematogenus vertebral
 Onset cepat
 Adanya riwayat episode bakterimia akut
 Diduga berhubungan dengan insufisiensi pembuluh darah disampingnya
 Edema lokal, eritema dan nyeri
 Kegagalan pada anak-anak untuk berdiri secara normal.
 Osteomielitis kronik
 Ulkus yang tidak sembuh
 Drainase saluran sinus
 Kelelahan kronik
 Rasa tidak nyaman
Klasifikasi
Menurut durasi dari timbulnya gejala :
Akut : onset penyakit dalam 7-14 hari
Subakut : onset penyakit antara 14 hari sampai 3 bulan
Kronik : onset penyakit terjadi lebih dari 3 bulan
Menurut faktor penyebab :
Eksogen : disebabkan oleh fraktur terbuka,
pembedahan, infeksi jaringan sekitar
Hematogen : berasal dari bakterimia
Osteomielitis hematogenik akut

 merupakan infeksi serius yang biasanya terjadi pada


tulang yang sedang tumbuh
 Osteomielitis primer karena kuman penyebab infeksi
masuk ke tubuh secara langsung dari infeksi lokal di
daerah orofaring, telinga, gigi, atau kulit secara
hematogen
 osteomielitis sekunder berasal dari infeksi kronik jaringan
yang lebih superfisial seperti ulkus dekubitum, ulkus
morbus hensen ulkus tropikum, akibat fraktur terbuka
yang mengalami infeksi berkepanjangan, atau dari
infeksi akibat pemasangan protesis sendi.
Osteomielitis Subakut

 berhubungan dengan pasien pediatrik yang biasanya


disebabkan oleh organisme dengan virulensi rendah
dan tidak memiliki gejala.
 memiliki gambaran radiologis yang merupakan
kombinasi dari gambaran akut (adanya osteolisis dan
elevasi periosteal) dan kronis (ditemukan adanya zona
sirkumferensial tulang yang sklerotik)
Brodie Abses
 merupakan bentuk lokal
osteomielitis subakut yang
sering disebabkan oleh
Staphylococcus aureus
 manifestasi sistemik pada
umumnya ringan atau tidak
ada
 biasanya terlokalisasi di
metaphysis dari tibia atau
tulang paha, dan dikelilingi
oleh sclerosis reaktif
 Abses tulang mungkin
menyebrang ke lempeng
epifisis namun jarang terlokalisir
Osteomielitis Kronik

 merupakan hasil dari osteomielitis akut dan subakut


yang tidak diobati
 dapat terjadi secara hematogen, iatrogenik, atau
akibat dari trauma tembus
 Gejala klinisnya dapat berupa ulkus yang tidak kunjung
sembuh, adanya drainase pus atau fistel, malaise, dan
fatigue
Pemeriksaan penunjang

 Laboratorium
 Pemeriksaan darah lengkap
Jumlah leukosit mungkin tinggi, tetapi sering normal. Pergeseran ke
kiri biasanya disertai dengan peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear.
Tingkat C-reaktif protein biasanya tinggi dan nonspesifik.
 Kultur
Darah hasil kultur, positif pada sekitar 50% pasien
dengan osteomielitis hematogen. Kultur tulang dari biopsi atau
aspirasi memiliki hasil diagnostik sekitar 77% pada semua studi.
Pemeriksaan Penunjang (1)
 Studi pencitraan
Radiografi
adanya edema jaringan
lunak pada 3-5 hari setelah terinfeksi.
Perubahan tulang tidak
terlihat untuk 14- 21 hari. 90% pasien
menunjukkan beberapa kelainan
pada hari ke 28.

MRI Periosteal Reaction

MRI efektif dalam deteksi dini dan


lokalisasi operasi osteomyelitis.
Sensitivitas berkisar antara 90-100%.
Pemeriksaan Penunjang (2)
Radionuklida scanning tulang
fase tiga scan tulang memiliki sensitivitas yang tinggi dan
spesifisitas pada orang dewasa dengan temuan normal
pada radiograf.
CT scan
CT scan dapat
menggambarkan kalsifikasi abnormal,pengerasan, dan
kelainan intracortical
Ultrasonografi
menunjukkan perubahan sejak 1-2 hari setelah timbulnya
gejala. Digunakan petunjuk ultrasound aspirasi. Tidak
memungkinkan untuk evaluasi korteks tulang.
Terapi

 Antibiotika
 Tirah baring
 Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
 antipiretik bila demam
 ekstremitas diimobilisasi dengan gips
 Jika tidak ditemukan perbaikan dengan antibiotik, maka
diperlukan intervensi bedah (debridement, sequestrektomi,
saucerization (pengangkatan tulang untuk memajankan rongga
yang dalam menjadi cekungan yang dangkal))
 Jika infeksi sudah terlalu berat dan luas dilakukan tindakan
amputasi dan pemasangan prothesa
Kegagalan pemberian antibiotika
dapat disebabkan :
 Pemberian antibiotik yang tidak cocok dengan mikroorganisme
penyebabnya
 Dosis yang tidak adekuat
 Lama pemberian tidak cukup
 Timbulnya resistensi
 Kesalahan hasil biakan
 Pemberian pengobatan suportif yang buruk
 Kesalahan diagnostik
 Pada pasien yang immunocompromise
Indikasi dilakukannya pembedahan ialah :

 Adanya sequester.
 Adanya abses.
 Rasa sakit yang hebat.
 Bila mencurigakan adanya perubahan kearah
keganasan (karsinoma Epidermoid).
Komplikasi

 Kematian tulang (osteonekrosis)


 Arthritis septic
 Gangguan pertumbuhan
 Kanker kulit
 Abses tulang
 Bakteremia
 Fraktur
 Selulitis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai