Anda di halaman 1dari 25

Radiation emergencies

1. Pramita Ismaniar (101611123010)


2. Aulia Radhika (101611123028)
Konsekuensi Kesehatan dari Radiasi

Radiasi dapat membunuh atau merusak sel-sel


hidup, tetapi miliaran sel di dalam tubuh
manusia diganti setiap hari.

Paparan dalam jumlah kecil dapat menimbulkan sedikit


pengaruh atau bahkan tidak menimbulkan efek

Paparan dalam jumlah tinggi memiliki efek kesehatan


seperti deterministik (efek akut) dan stokastik (efek
lambat)
Konsekuensi Kesehatan dari Radiasi

Efek Deterministik : luka bakar pada kulit, penyakit


radiasi dan kematian

Efek Stokastik : kanker dan cacat yang dapat diwariskan


akibat dari kerusakan kerusakan bahan genetic dalam sel

Selain itu efek psikologis seperti rasa takut akan bahaya juga
dapat menimbulkan stress ketika paparan redah
Radiasi Dari Insiden Nuklir

Ada beberapa cara seseorang bisa menjadi


overexposored ionisasi radiasi seperti:

Kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir

Penelitian institusi yang berhubungan dengan bahan


radioaktif
Respon Internasional dan Lokal

Dalam kecelakaan tingkat bahaya tergantung


pada: :
1. Jumlah dan jenis 5. kondisi meteorologi pada
radionuklida yang saat kecelakaan; musim
dilepaskan ke lingkungan pada tahun tersebut
2. Jarak dari daerah dihuni 6. karakter pertanian di
penduduk dari sumber daerah tersebut
pelepasan radioaktif 7. Air
3. Tipe dari bangunan 8. kebiasaan asupan gizi
4. Kepadatan penduduk 9. status gizi pada penduduk
Rute Kecelakaan Reaktor Nuklir Saat
Terlepas ke Atmosfer
1. Iradiasi eksternal langsung dengan g-rays yang melewati
awan radioaktif;
2. Iradiasi internal dari menghirup aerosol radioaktif
(inhalasi hazard);
3. Kontak dengan radiasi dari dampak radioaktif pada kulit
dan pakaian;
4. Total iradiasi eksternal pada populasi dengan g-rays dari
dampak radioaktif di tanah dan lokal objek (bangunan,
konstruksi dll);
5. iradiasi internal dari konsumsi air dan produk pangan
lokal yang terkontaminasi oleh zat radioaktif.
Skala Kejadian Nuklir Internasional
(INES)
Level 0 : Deviasi
Level 1 : Anomali
Level 2 : Insiden
Level 3 : Insiden Serius
Level 4 : Risiko Kecelakaan yang Tidak Signifikan di Luar
Lokasi
Level 5 : Risiko Kecelakaan di Luar Lokasi
Level 6 : Kecelakaan Sirius
Level 7 : Kecelakaan Besar
Fase Utama Kecelakaan Nuklir

Fase Awal : Beberapa jam pertama

Fase Menengah : Beberapa jam pertama


untuk 1-2 hari

Fase Pemulihan : Beberapa


minggu/beberapa tahun setelah rilis
Peran WHO dalam Keadaan Darurat
Radiasi
Bertanggung jawab untuk membentuk,
mengkoordinasikan dan memulai program
bantuan darurat yang berhubungan dengan
kesehatan di tingkat global.

Membentuk REMPAN untuk mempromosikan kesiapan


medis darurat radiasi dan untuk menyediakan bantuan
praktis dan saran ke negara-negara di keadaan darurat
yang melibatkan overexposure radiasi.
Mitigasi Dampak

Mitigasi bergantung pada : seberapa kuat ledakan


dan kondisi meteorologis (angin dan curah hujan)

Tempat pengungsian dapat dianggap sebagai solusi


awal sebelum dilakukan evakuasi. Tempat harus
yang terlindung dan ada penghalang radiasi
Mitigasi Dampak

Dalam beberapa jenis insiden, ratusan atau bahkan


ribuan orang mungkin perlu diperiksa terkait
adanya kontaminasi eksternal atau internal.

Individu yang terkontaminasi atau terpapar harus


benar-benar membersihkan diri, dilengkapi dengan
pakaian yang tidak terkontaminasi. Dan bila
terdapat penyakit harus diobati segera.
Contoh Peran WHO dan REMPAN
dalam Keadaan Darurat Radiasi
Sumber radioaktif tinggi yang menyebabkan
terpapar parah beberapa individu
1. Mengunjungi lokasi kecelakaan untuk mengidentifikasi dan
mengisolasi sumber radiasi
2. Membuat penilaian resiko terpapar
3. Merekomendasikan perawatan medis yang tepat
4. Memindahkan pasien ke dokter spesialis
(jika perlu dan diminta)
5. Membantu dalam mengembangkan prosedur untuk
memperkuat negara-negara dalam kemampuan untuk
mengelola kecelakaan tersebut
Peran Otoritas Daerah
Orang-orang yang terkena dampak akan bergantung pada
otoritas setempat untuk mendapatkan saran, perawatan,
dan kepastian.

Sebelum keadaan darurat yang dapat dilakukan


oleh pemerintah daerah adalah :
1. menginformasikan dan melatih tenaga prefesional seperti
dokter
2. menginformasikan kepada publik tentang kemungkinan
terjadinya keadaan darurat, kemungkinan konsekuensi dan
kemungkinan tindakan perbaikannya.
Dalam keadaan darurat mereka dapat:

1. memberikan informasi, bimbingan dan kepastian


kepada publik;
2. memberikan profilaksis yodium stabil, jika sesuai;
3. Memastikan ketersediaan perawatan medis segera
bagi mereka yang membutuhkannya;
4. Memberikan saran tentang keamanan makanan
dan minuman.
Setelah keadaan darurat mereka dapat:

1. Mengatur produksi dan distribusi makanan;


2. Mengatur penyediaan perawatan kesehatan jangka
panjang kepada korban;
3. Mendukung pemulihan medis, psikologis dan
sosial.
Paparan Radioaktif Secara Langsung

Bahan radioaktif digunakan untuk keperluan industri,


penelitian dan terapeutik selalu ada kemungkinan
orang akan terpapar secara tidak sengaja.

Paparan Radioaktif Secara Tidak Langsung

sumber pemaparan yang signifikan adalah bahan


radioaktif yang dibuang atau dicuri sifatnya berbahaya
tidak dikenali oleh pelaku.
Peraturan Radiasi Di Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007
Tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber
Radioaktif
2. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 05-P/Ka-
Bapeten/I-03 Tentang Pedoman Rencana Penanggulangan
Keadaan Darurat Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang
Penagnggulangan Bencana
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1357/Menkes/Sk/Xii/2001 Tentang Standart Minimal
Penagnggulangan Masalah Kesehatan Akibat Bencana Dan
Penanganan Pengungsi
5. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 4 Tahun
2013 Tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Dalam
Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
Terjadinya Kebocoran dan Pola Penyebaran di PTN
Fukushima Daiichi
Terjadinya Kebocoran dan Pola Penyebaran di PTN
Fukushima Daiichi
TAHAP PRA BENCANA

Kesiapsagaan :
Perusahaan memiliki program kesiapsiagan nuklir yang
menghasilkan beberapa kajian terintegrasi diantaranya:
1. Potensi kecelakaan mengakibatkan lepasan radioaktif
berada didalam fasilitas (on site) dan lepasan
radioaktif ke luar fasilitas (off site)
2. jenis sumber radiasi
3. potensi bahaya radiasi
4. kategori daerah penanggulangan dampak kecelakaan
pelaporan serta unsur infrastruktur
5. sarana pendukung serta pelatihan dan uji coba.
TAHAP PRA BENCANA

Mitigasi :
1. Membuat daftar fasilitas yang diperlukan saat
bencana
2. Pelatihan Proteksi Radiasi, yang diselenggarakan
oleh pihak pemegang izin, yang paling kurang
mencakup materi
3. Pemantulan kesehatan, dilakukan untuk pekerja
radiasi yang dimulai dari sebelum bekerja,
selama bekerja, dan akan memutuskan
hubungan kerja.
TAHAP SAAT BENCANA

1. Melakukan evakuasi korban kecelakaan yang berada di sekitar


reactor dengan dilakukan evakuasi secara bertahap dasar lokasi
kejadian
2. Penonaktifan seluruh Pembangkit Tenaga Nuklir di Jepang dan
mengganti dengan energy matahari atau angin
3. Upaya dekontaminasi dengan membuang tanah yang
terkontaminasi dimasukan kedalam plastic hitam
4. Perusahaan juga melakukan tindakan untuk menstabilkan unit
reactor dengan mengawasi menggunakan sampel dan mengelola
air. TEPCO mempertahankan reactor nuklir dalam kondisi stabil
pada suhu rendah dengan pendingin melalui injeksi air terus
menerus, kemudian dengan memindakan air besih dari air yang
terkontaminasi dan menahan air yang telah terkontaminasi.
5. Melakukan Monitoring Control
Salah satu kegiatan pasca bencana yang dilakukan
oleh penduduk sekitar yaitu mulai menanam
kembali lahan pertanian mereka
TAHAP PASCA BENCANA

1. Internasional Fact Finding Expert Mission of The Fukushima melakukan


investigasi awal terhadap kondisi dan situasi PLTN Fukushima (24 Mei
2011). Investigasi tersebut dilakukan untuk memastikan kondisi PLTN bahwa
lokasi tersebut masih layak untuk ditelusuri dengan memperhatikan standar
prosedur yang telah disepakati.
2. Tim tersebut melakukan pertemuan dengan Menteri-menteri Jepang yang
terkait, yakni Kementrian Luar Negeri, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan
dan Olahraga, serta Kementrian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (25 mei
2011). Pertemuan tersebut merupakan respon tanggap yang dilakukan
pemerintah untuk menanggulangi permasalahan yang timbul saat bencana
tersebut terjadi.
3. Melakukan review terhadap kerusakan PLTN Fukushima dan PLTN Tokai
(26 Mei 2011). Seluruh anggota tim melakukan review terhadap
operasinalisasi PLTN untuk memastikan bahwa PLTN tersebut masih bisa
dikendalikan setelah terjadi kebocoran.
4. Selain rekontruksi penanganan psikis/mental masyarakat yang terkena
dampak juga sangatlah penting.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai