dipilihnya bahasa Melayu Riau (bahasa kerajaan) menjadi bahasa Indonesia. 2. Mahasiswa mampu memberikan penalaran atas penjajahan Jepang di Indonesia menjadi tonggak penting dalam perkembangan bahasa Indonesia. 3. Mahasiswa mampu memprediksi kedudukan bahasa Indonesia pada masa yang akan datang, khususnya untuk menjadi bahasa internasional. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Sumber: bahasa Melayu Riau Tinggi Bukti: Prasasti Kedukan Bukit di Palembang (683), Prasasti Talang Tuo di Palembang (684), Prasasti Kota Kapur di Bogor (686), Prasasti Karang Brahi di antara Jambi dan S. Musi (688), Prasasti Gandasuli (832), Prasasati Bogor di Bogor (942) PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Alasan bahasa Melayu yang diangkat sebagai bahasa Indonesia BM sudah menjadi lingua franca, Sistem BM sederhana: tidak mengenal bentuk kasar halus, tidak mengenal tenses, tidak mengenal bentuk konjugasi Suku Jawa, Sunda, dan lainnya legawa menerima BM BM berpotensi menjadi bahasa ipteks PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Tahun 1865 bahasa Melayu Riau diangkat oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda sebagai bahasa resmi kedua mendampingi bahasa Belanda. Tahun 1901 Charles van Ophuijsen menerbitkan bukunya yang berjudul Kitab logat Melajoe: Wondenlijst voor de Spelling der Maleische Taal yang berisi sistem ejaan bahasa Melayu mempergunakan huruf Latin yang bersifat fonemis. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Tahun 1918 bahasa Melayu mulai dipergunakan di dalam sidang-sidang Volksraad (Dewan Rakyat). Tahun 1920 bahasa Melayu menjadi bahasa Balai Pustaka. Tanggal 28 Oktober 1928 bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan dalam Kongres Pemoeda. Pada tahun 1933 bahasa Melayu menjadi bahasa Poedjangga Baroe. Pada tahun 1938 Kongres Bahasa Melayu (Indonesia) I di Solo yang meletakkan dasar pemakaian istilah bahasa Indonesia. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Tahun 1942 – 1945 Kepulauan Nusantara diduduki oleh balatentara Jepang. Bahasa Melayu menjadi satu-satunya bahasa pengantar pada semua jenjang pendidikan. Pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan ke seluruh dunia dengan menggunakan bahasa Indonesia. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik sebagai pengganti Ejaan Van Ophuijsen. Tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Tahun 1972 tercapai persetujuan di bidang kebudayaan dengan Malaysia dan membentuk Majelis Bahasa Indonesia dan Malaysia (MABIM). Tanggal 16 Agustus 1972 HM Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. Pada tanggal 30 Agustus 1975 diumumkan pula pemberlakukan tatacara pembentukan PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
• Tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1978
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini, selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Tanggal 21 s.d. 26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Tanggal 28 Oktober s.d. 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira 700 pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat, seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta mancanegara, meliputi: Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia. Tanggal 26 s.d. 30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Kongres VIII Bahasa Indonesia juga diadakan di Jakarta pada 14-17 Oktober 2003. Kongres ini diwarnai kabar gembira telah banyaknya universitas di manca negara yang membuka program studi tentang Indonesia. Dan, hal itu mendorong Panitia Kongres untuk mengagendakan pembuatan bahan ajar pelajaran bahasa Indonesia untuk para penutur asing. Saat itu telah ada 35 negara yang memiliki pusat studi tentang Indonesia di perguruan tinggi masing-masing. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Kongres IX Bahasa Indonesia bertaraf internasional diadakan 28 Oktober – 1 November 2008. Kongres yang diikuti 1.276 peserta dan negara Australia, Belanda, Jepang, Malaysia, dan Singapura, ini membahas lima hal utama, yakni (1) bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan penggunaan bahasa asing, (2) sastra Indonesia dan sastra daerah, (3) pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, daerah, dan asing, (4) pengajaran bahasa Indonesia bagi orang asing, dan (5) penggunaan bahasa Indonesia di media massa. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Kongres X Bahasa Indonesia bertaraf internasional diadakan 28 Oktober – 31 Oktober 2013. Kongres yang diikuti 1.168 peserta dan negara Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Timor Leste, Jepang, Rusia, Jerman, Belgia, Australia, dan Pakistan, ini membahas lima hal utama, yakni (1) Bahasa Indonesia sebagai Penghela Ilmu Pengetahuan dan Wahana Iptek, (2) Bahasa Indonesia sebagai Jati Diri dan Media Pendidikan Karakter Bangsa dalam Memperkukuh NKRI, (3) Diplomasi Kebahasaan sebagai Upaya Jati Diri dan Pemartabatan Bangsa, (4) Industri Kreatif Berbasis Bahasa dan Sastra dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa, (5) Bahasa Daerah dan Bahasa Asing sebagai Pendukung Bahasa Indonesia, (6) Membawa Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Kongres IX Bahasa Indonesia disemarakkan peluncuran (1) peta bahasa-bahasa daerah di Indonesia, (2) Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV, (3) Tesaurus Bahasa Indonesia, (4) Ensiklopedia Sastra di Indonesia, (5) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi IV, (6) Tata Bahasa Indonesia untuk Guru. Kongres IX Bahasa Indonesia disemarakkan peluncuran (1) Tesaurus Tematis, Enslikopedi Sastra, Prosiding Kongres IX, Putusan Kongres Bahasa Indonesia I— IX, Pengantar Etimologi, Sastra dan Negara, Sastra dan Ideologi, Antologi Naskah Drama Mastera, Antologi Esai Mastera, Menoleh Kritik Sastra, Babad Mangkudiningratan, Syair Bulan TUGAS I 1. Mengapa bahasa Melayu lebih layak diangkat menjadi bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Jawa! 2. Mengapa penjajahan Jepang di Indonesia menjadi tonggak penting dalam perkembangan bahasa Indonesia? 3. Menurut Saudara bagaimanakah kedudukan bahasa Indonesia pada masa yang akan datang? Layakkah menjadi bahasa internasional? Jelaskan!