Anda di halaman 1dari 56

KEBIJAKAN

KAMPANYE DAN INTRODUKSI


IMUNISASI MR DI INDONESIA

Dr. Prima Yosephine H, MKM


Kasubdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI

Disampaikan pada
Pertemuan Advokasi dan Sosialisasi Kampanye dan Introsuksi Imunisasi MR
Hotel Sotis Kupang, 16-18 November 2017
Tujuan Penyelenggaraan Imunisasi

Menurunkan kesakitan, kecacatan & kematian akibat Penyakit yang


Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
dengan menggunakan vaksin

Tuberculosis Difteri Pertusis Tetanus Polio Campak Hepatitis B

HIV
Hemophillus Pneumonia Human Papiloma Rubella rotavirus
Influenzae type B Virus Malaria
DENGUE
DENGUE
LANDASAN HUKUM
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan
hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014


“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak -
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
•Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit yg
dapat dihindari melalui imunisasi
•Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak
UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014
“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan
Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”

Hukum Pemberian Imunisasi di Indonesia :


WAJIB
PENYELENGGARAAN IMUNISASI PROGRAM
(PERMENKES NO. 12 TH 2017)
Penanggungjawab: Tujuan Pendekatan Keluarga:
Pemerintah Pusat dan 1. Meningkatkan akses keluarga
Pemerintah Daerah terhadap pelayanan kesehatan yang
komprehensif
Pendekatan
2. Mendukung pencapaian SPM
keluarga, utk
meningkatkan Kab/Kota dan SPM Provinsi
akses pelayanan 3. Mendukung pelaksanaan JKN
imunisasi 4. Mendukung tercapainya program
indonesia sehat

Check status imunisasi


catat.
dorong ke tempat pelayanan
HERD IMMUNITY atau
KEKEBALAN KELOMPOK
TARGET PROGRAM IMUNISASI
INDIKATOR RPJMN/RENSTRA 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019


No. Indikator
Target Target Target Target Target

% kab/kota yang
1 mencapai 80 % 75 80 85 90 95
imunisasi dasar lengkap

% anak usia 0 sampai 11


2 bulan yang mendapat 91 91,5 92 92,5 93
imunisasi dasar lengkap

% anak usia 12-24 bulan


mendapat imunisasi
3 35 40 45 75 95
DPT-HB-Hib lanjutan
TARGET GLOBAL PROGRAM IMUNISASI
2015 - 2019
1. Mempertahankan Eradikasi Polio
– Mempertahankan cakupan imunisasi imunisasi rutin yang
tinggi dan merata
– Melaksanakan Endgame Strategy Eradikasi Polio (salah
satunya introduksi 1 dosis IPV)
2. Mencapai Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada
tahun 2016
3. Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubela/CRS
 Pelaksanaan Crash Program Campak di 183 kab/kota 28
provins, Agustus 2016
 Cakupan rutin campak > 95%
 Pelaksanaan Kampanye MR (Tahun 2017 – 2018)
 Introduksi Vaksin MR menggantikan vaksin Campak pada
imunisasi rutin
4. Introduksi vaksin baru
ELIMINASI CAMPAK DAN
PENGENDALIAN RUBELLA
Latar Belakang

Global Commitment !!!!!!


The World Health Assembly (WHA)
menetapkan Global Vaccine Action Plan
(GVAP) of the Decade of Vaccines pada
bulan Mei 2012:

Pencapaian Target Eliminasi Penyakit (


Secara Global & Regional)

Indonesia berkomitmen untuk mencapai


Eliminasi Campak dan Pengendalian
Rubela/CRS pada tahun 2020.
Routine Measles Immunization Coverage and Measles Cases*
Indonesia, 1983-2017

100 200000

90 180000

80 160000

70 140000

60

Measles Cases
120000
% Coverage

50 100000

40 80000

30 60000

20 40000

10 20000

0 0
19 8 3
19 8 4
19 8 5
19 8 6
19 8 7
19 8 8
19 8 9
19 9 0
19 9 1
19 9 2
19 9 3
19 9 4
19 9 5
19 9 6
19 9 7
19 9 8
20 9 9
20 0 0
20 0 1
20 0 2
20 0 3
20 0 4
20 0 5
20 0 6
20 0 7
20 0 8
20 0 9
20 1 0

20 1 2
20 1 3
20 1 4
20 1 5
20 1 6
17
2011
19

Measles Cases Routine Measles Coverage


*Source:
Routine Data: SST (before 2004); Measles Validation & : SIAs
Integrated VPD Surveillance data (2004-2009)
Data as received on 30 Juli 2017
Outbreak Data: Monthly Outbreak report (before 2005);
Integrated VPD Surveillance report (2005-2009)
MCV1 Coverage by District in Indonesia, 2014 – 2016
2014= 95 %

2015= 92 %
Legend:
< 80
80 – 90 %
> 90 %
No data

2016 = 93 %

Legend (Measles):
Coverage < 80
Coverage 80 – 95 %
Coverage > 95 %
Not reported
Measles Risk Assessment
Indonesia, 2016
Data s/d 7 April 2017

Legend
INO_2016_Province
TOTAL
Low Risk
56% provinsi di
Medium Risk Indonesia adalah
High Risk
Very High Risk
Daerah Resiko Sangat
Tinggi
Indonesia Adalah Prioritas Global Untuk Mencapai
Eliminasi Campak dan Rubella
 Indonesia merupakan 1 dari 6 negara
prioritas dengan jumlah anak
tidak/belum diimunisasi terbesar di
dunia
 Indonesia masuk ke dalam 10 negara
dengan kasus campak terbesar di
dunia
 Jumlah kasus campak tahun 2010 –
2015 sebesar 23.164
 Jumlah kasus rubella tahun 2010 –
2015 sebesar 30.463
 Jumlah kasus CRS tahun 2013 sebesar
2.767
 Global menargetkan eliminasi Campak
dan Rubella pada tahun 2020
2020
 Indonesia telah berkomitmen untuk
mencapai eliminasi campak dan
pengendalian Rubela/CRS pada tahun
2020
PENYAKIT CAMPAK
Gejala :
Demam, Bercak kemerahan , Batuk, pilek, Konjungtivitis
(mata merah) dan selanjutnya timbul ruam pada muka
dan leher, kemudian menyebar ke tubuh, tangan serta kaki
Komplikasi berat :
radang paru, radang otak, diare berat,
radang telinga, dehidrasi, SSPE, kematian
Epidemiologi:
 Tingkat penularan pada kelompok anak sangat tinggi
 KLB Campak dengan adanya kasus yang mengalami
kematian, masih banyak terjadi
 KLB Campak juga masih sering terjadi di daerah kumuh
di perkotaan, seperti Jakarta
Pencegahan :
Imunisasi. Cakupan imunisasi harus >95% untuk
melindungi populasi (herd immunity).
Kekebalan setelah imunisasi seumur hidup
PENYAKIT RUBELLA dan
CONGENITAL RUBELLA SYNDROME (CRS)
Gejala :
Demam dan ruam ringan, 50% kasus tidak bergejala
Epidemiology:
• Tingkat penularan sangat tinggi , infeksi selama masa
kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan
atau cacat lahir (CRS):
– Retardasi mental
– Penyakit jantung bawaan
– Gangguan pendengaran yaitu ketulian sensori
– Gangguan penglihatan seperti katarak,
microphthalmia, retinitis
Rubella menyebar secara luas di Indonesia (> 90% pada
usia <18 tahun)
Pencegahan :
• Hanya dengan Imunisasi
• Kekebalan setelah imunisasi seumur hidup
Kasus Rubella menyebabkan cacat lahir bila terinfeksi selama masa kehamilan, ini tidak
ada obatnya….pencegahan menjadi penting!!!!
Kasus CRS Pasti (Lab Confirmed) Berdasarkan Sindroma yang Dialami,
2015 dan 2016
2015 2016

Congenital Congenital
Heart Disease Heart Disease
5 cases;
13,9% 3 cases; 4,6 %
13 cases 7 cases;
17 cases; 5 cases;
36,1% 5; 19,4%
13,9
26,2% 20 7,7%
1 cases; 30,8 %
5 cases; %
13,9% 2,8% 9 cases; 5 5 cases;
2017 13,8% Cases 7,7%
Cataract Hearing 7,7%
Cataract Hearing
Congenital Impairment
Congenital Congenital Impairment
Heart Disease
*Data 2015 is final data
Data as 30 July 2017

3 cases; 2 cases;
8,6% 13 5,7%
37,1 % Total cases with Lab
6 Hearing confirmed CRS
Cataract Cases Impairment
Congenital 17,1% 2015 : 36 cases
2016 : 65 cases
Data as 30 July 2017 2017 : 35 cases
BEBAN YANG HARUS DITANGGUNG
PENDERITA CRS
• Katarak kongenital  harus dilakukan operasi dan
menggunakan kacamata sejak bayi
• Ketulian  operasi dan implantasi alat bantu dengar
• Kerusakan jaringan otak  keterlambatan tumbuh
kembang  Fisoterapi seumur hidup
• Kelainan jantung  operasi jantung

Biaya ratusan juta


Beban nonmaterial bagi orangtua seumur hidup
Mengapa harus dilakukan kampanye imunisasi
massal MR?
Rekomendasi WHO dan Komite Penasehat Ahli
Imunisasi Indonesia (ITAGI)
Lakukan kampanye imunisasi tambahan massal dan
penggantian vaksin campak dengan MR

Target cakupan: ≥ 95%


Tujuan:
• Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara cepat
• Memutuskan transmisi virus campak dan rubella
• Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit campak dan rubella
• Menurunkan angka kejadian CRS

Dukungan yang kuat sangat diperlukan untuk Mencapai Keberhasilan


Kampanye Imunisasi MR
Dasar Hukum

Kepmenkes
No.HK.01.07/Menkes/
45/2017
tentang
Pelaksanaan
Kampanye dan
Introduksi Imunisasi
MR
Mengapa anak usia 9 bulan - < 15 tahun yang dipilih
sebagai sasaran?

77% 23%
No of cases

CRS ?

Age in years

• Data menunjukkan 85 % kasus campak dan 70% kasus rubella terjadi pada
kelompok usia <15 tahun di Indonesia
• Pemberian Imunisasi MR pada kelompok usia ini, diharapkan kekebalan
komunitas akan terbentuk sehingga transmisi campak maupun rubella ke
kelompok umur lain, terutama pada wanita hamil, sangat kecil
• Strategi yang sama juga telah dilakukan di beberapa negara seperti Amerika
dan Australia, dan telah sukses menurunkan kasus campak, rubella dan CRS
Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR) Menargetkan hampir 70
Juta Anak  Terbesar Dalam Sejarah

 Sasaran dan Waktu


Anak usia 9 bulan s.d <15 tahun total 66.927.538
Fase 1 : 34.964.384  bulan Agustus dan September 2017 di
seluruh provinsi P. Jawa
Fase 2 : 31.963.154  bulan Agustus dan September 2018 di
seluruh provinsi P. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua.
 Strategi Pelaksanaan:
Lokasi : Di seluruh wilayah Indonesia (34 provinsi)
Tahap 1 : Agustus untuk anak sekolah  pelayanan di sekolah
Tahap 2 : September untuk anak yang belum/tidak bersekolah 
pelayanan di Posyandu, Puskesmas serta faskes (RS, klinik, dll)
 Biaya
2017 : 893, 9 M Target : ≥ 95%
2018 : 873,9 M
Satu-satunya vaksin MR
yang telah mendapat
rekomendasi Badan
Kesehatan Dunia dan
sudah digunakan di
lebih dari 140 negara
untuk eliminasi penyakit
Campak dan Rubella
• Vaksin yang mengandung
virus hidup yang
dilemahkan (live attenuated) VAKSIN MR
• Berupa serbuk kering
dengan pelarut. Dapat
digunakan sampai 6 jam
setelah dilarutkan selama
tetap disimpan pada suhu 2
– 8 derajat C
• Kemasan vaksin adalah 10
dosis per vial.
• Setiap dosis vaksin MR
mengandung:
1000 CCID50 virus campak
1000 CCID50 virus rubella
• Sensitif panas, disimpan
pada suhu 2 – 8 C
Nomor Izin Edar Vaksin MR
Negara-negara yang menggunakan vaksin MR/MMR
Negara-negara yang menggunakan vaksin MR/MMR
Negara-negara yang menggunakan vaksin MR/MMR
Banyak Tantangan Menuju Suksesnya Kampanye
Imunisasi MR
1) Cakupan yang tinggi harus dicapai atau penularan akan tetap berlanjut
– Cakupan >95% harus dicapai; tidak ada kab/kota dengan cakupan
<80%
2) Kampanye imunisasi terbesar dalam sejarah Indonesia
– Target 3 x lebih banyak dibandingkan dengan kampanye sebelumnya
– Targetnya anak dan remaja, 9 bln - sampai < 15 tahun
3) Kendala
– Kelompok ekonomi menengah keatas tdk mau mengimunisasi anaknya
– Akses sulit
– dll
Advokasi serta penggerakan masyarakat
adalah kunci keberhasilan dari kampanye imunisasi MR
STRATEGI PELAKSANAAN
KAMPANYE IMUNISASI MR
MR Campaign
MR telah
menarik
perhatian orang

1. Persiapan banyak!!

 Mikroplaning
 Pembentukan Pokja Eliminasi Campak
dan Pengendalian Rubella/CRS dan
Pelaksanaan Persiapan
koordinasi intensif masing-masing
pokja bidang
 Advokasi dan sosialisasi secara
Pemantauan berjenjang
 Strategi komunikasi:
 Materi KIE cetak
 SMS blast dengan dukungan Kemenkominfo
 Videotron
 ILM TV dan Radio melibatkan tokoh
Kampanye Imunisasi MR
agama/masy dan dokter spesialis anak
Sukses!
 Sosialisasi yang sangat aktif melalui sosial
media
 Pencanangan
Pencanangan Kampanye Imunisasi MR
Komitmen Presiden RI untuk MR

Indonesia berkomitmen untuk


mencapai goal eliminasi campak dan
pengendalian rubella/CRS pada tahun
2020

Komitmen tinggi Bapak Presiden RI


melalui pernyataan resminya pada
saat pencanangan kampanye
imunisasi MR Sleman, 1
Agustus 2017

Seluruh K/L terkait, pimpinan daerah


dan mitra lainnya telah memberikan
dukungan penuh mereka terhadap
kesuksesan pelaksanaan Kampanye
Imunisasi MR dan untuk mencapai
goal eliminasi tahun 2020
MIKROPLANING
Disusun bersama oleh :
Susun dan
 Pengelola program imunisasi sepakati:
 Penanggungjawab kegiatan
kampanye imunisasi MR
 Pengelola program dan sektor
terkait

Dikbud
Imunisasi
Kanwil
Surveilans Kemenag

KIA/Kesga PKK

Humas
Kesling Pemprov

Promkes Bappeda

Yankes Ormas dan


Orga
Juknis Kampanye & Introduksi MR dan Media KIE
Poster
PIN BANNER
utk
masy

Poster utk Buku Saku


anak sekolah
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
Testimoni orangtua penderita CRS dan Campak dengan komplikasi

Ajakan dari Ketua IDAI dan Tokoh Agama

• Tayang di TV nasional dan radio


• Commuter line Jabodetabek
• TV spot kereta jarak jauh
• Daerah juga diharapkan dapat memanfaatkan TV dan Radio loka
l
SOSIALIASI MELALUI SOSIAL MEDIA
Laporan langsung
MR CAMPAIGN dari lapangan
melalui Rapid
2. Pelaksanaan Pro!!!
 Penyuntikan yg aman,
 Pengolahan limbah medis
 Laporan harian melalui Rapid Pro
 Laporan manual berbasis excel
 External monitor ditempatkan di lapangan
Pelaksanaan Persiapan
untuk pendampingan dan monitoring
 Pendekatan “super intensif” thd penolakan
 Komunikasi risiko  KIPI, Hoax negatif
Pemantauan

• Investigasi dan audit kasus KIPI


sedini mungkin
• Press briefing dan penerbitan press
release
• Melibatkan LSM dan kelompok
Kampanye Imunisasi MR
Sukses! masy tertentu yang mendukung
imunisasi
Beberapa catatan
untuk menjadi perhatian kita bersama….
1. Dukungan lintas sektor, org masy, org agama, org profesi dan MEDIA!!
2. Distribusi vaksin betul-betul mempertimbangkan mikroplaning
3. Validasi sasaran (identifikasi sasaran tidak terdata)
4. Penggunaan ADS
5. Pre-filling tidak diperkenankan
6. Gunakan busa pada vaccine carrier untuk menaruh vaksin yang sudah
dibuka dan dilarutkan
7. Optimalkan skrining!
8. Catat jam pelarutan vaksin MR  lebih dari 6 jam potensi vaksin sangat
menurun dan resiko kontaminasi sangat tinggi
9. Mekanisme pengiriman limbah medis harus secara tertib dan aman,
penyimpanan limbah medis  pastikan di lokasi yang aman jauh,
pengelolaannya harus sesuai SOP
10. Waspadai sasaran yang berusia tanggung  di posy tidak terdata namun
juga belum bersekolah baik di PAUD, TK maupun SD. Anak SMA yang
berusia < 15 thn
Rapid Pro: Data dua arah yang cepat sangat penting untuk
pemantauan dan identifikasi masalah

Nakes mengirim cakupan


via SMS (harian) Analisa
RapidPro

Ketik ‘MR’ kirim ke


93456
73

Umpan balik

Rapid Pro juga digunakan untuk


melaporkan hasil RCA oleh para
eksternal monitor dan nakes Tindakan segera
PENEMPATAN MONITOR

Pemetaan Kab Kota Asistensi


• Eksternal Monitor  Tinggal
• Risti di daerah (WHO)
• WHO Indonesia-EPI staf
• SDM terbatas • UNICEF Indonesia
• Populasi besar • Kemenkes (Subdit Imunisasi)
• External/Global MR Monitor
(WHO)

 Memperkuat koordinasi di
daerah
 Identifikasi strategi untuk
mengatasi penolakan
Press Release Hasil Kajian KIPI MR 2017

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Ini


Bukan Akibat Imunisasi MR

http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/r
ilis-media/20170907/3022887/kejadian-
ikutan-pasca-imunisasi-bukan-akibat-
imunisasi-mr/
MR Campaign TL cepat bagi
daerah cakupan
rendah!!!!

3. Pemantauan
Pelaksanaan Persiapan
 Monitoring pra pelaksanaan,
pelaksanaan dan paska
pelaksanaan
Pemantauan
 Analisa cakupan per puskesmas
 Penggunaan Rapid Pro
memungkinkan
Kampanye Imunisasi pengambilan tindakan yang
MR Sukses! cepat untuk mengatasi masalah
(cakupan rendah)
  cakupan tinggi dan
merata
Dukungan2
Dukungan2
Dukungan2
Surat Edaran Pembiayaan KIPI MR
Masalah yang Ditemukan

• Pesan negatif tentang kampanye imunisasi MR


sengaja disebarluaskan oleh pihak yang tidak
bertanggungjawab
• Isu sertifikasi halal : sebagian sekolah/ponpes yang
sebelumnya mau menjadi menolak/menunda
• Rumor tentang KIPI :
– Masyarakat takut, menolak
– Petugas kesehatan kebingungan, khawatir, takut
menyuntik
MMR Vaccine Controversy
• 1998 publikasi di Lancet Medical journal
• Andrew Wakefield, UK, colitis and autism spectrum disorders linked to the combined measles, mumps,
and rubella (MMR) vaccine
• Investigations by Sunday Times journalist Brian Deer; conflicts of interest, manipulated evidence, broken
ethical codes.
• The Lancet paper partially retracted in 2004, fully retracted in 2010. The Lancet's editor-in-chief Richard
Horton: the journal had been "deceived".
• General Medical Council [5] Wakefield was found guilty, serious professional misconduct in May 2010.
• Andrew Wakefield struck off the Medical Register, he could no longer practice as a doctor in the UK.
• 2011, scientific consensus; MMR vaccine has no link to the development of autism
• Impact: multiple large epidemiological studies were undertaken. Reviews of the evidence by the Centers
for Disease Control and Prevention, the American Academy of Pediatrics, the Institute of Medicine of
the US National Academy of Sciences, the UK National Health Service,and the Cochrane Library all
found no link between the MMR vaccine and autism. Cochrane review using improved design and
reporting of safety outcomes in MMR vaccine studies concluded that the evidence of the safety and
effectiveness of MMR justified its global use, and that the lack of confidence in the vaccine had damaged
public health.
• Special court convened in the United States to review claims under the National Vaccine Injury
Compensation Program rejected compensation claims from parents of autistic children
• The claims in Wakefield's 1998 The Lancet article were widely reported; vaccination rates in the UK and
Ireland dropped sharply, followed by significant increased incidence of measles and mumps, resulting in
deaths and severe and permanent injuries
• Vaccine–autism connection as "perhaps the most damaging medical hoax of the last 100 years".
Upaya yang Dilakukan
• Mendorong produsen untuk mengajukan
sertifikasi halal kepada MUI
Klarifikasi Rumor KIPI
Kajian KIPI dari Demak
• Nama: NA, perempuan, 12 tahun
Berdasarkan hasil investigasi dan analisis KOMNAS PP-KIPI dan KOMDA PP-
KIPI provinsi Jawa Tengah, disimpulkan anak mengalami infeksi susunan syaraf
pada tulang belakang.
• Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus lain. Setelah dirawat di RSUP Dr.
Karyadi, pasien dinyatakan sembuh dan telah pulang ke rumah.
• Menurut klasifikasi WHO 2014, KIPI yang terjadi pada anak NA tidak
berhubungan dengan imunisasi MR (koinsiden).
Kajian KIPI dari Blitar
• Nama: MAD, laki-laki, 4 tahun.
Berdasarkan hasil investigasi dan analisis KOMNAS PP-KIPI dan KOMDA PP-
KIPI provinsi Jawa Timur, disimpulkan anak mengalami radang otak disertai
diare dan dehidrasi (kekurangan cairan).
Radang otak dapat disebabkan oleh virus lain karena masa dari saat
diimunisasi sampai gejala klinis tidak sesuai dengan virus campak maupun
rubella.
Menurut klasifikasi WHO 2014, KIPI yang terjadi pada anak MAD tidak
berhubungan dengan imunisasi MR (koinsiden).
Klarifikasi Rumor KIPI
Kajian KIPI dari Bogor
• Nama: GNJ, perempuan, 11 tahun
Berdasarkan hasil investigasi dan analisis KOMNAS PP-KIPI dan KOMDA PP-
KIPI provinsi Jawa Barat, disimpulkan anak mengalami infeksi susunan syaraf
pusat dan syaraf tulang belakang. Pada hasil biakan cairan serebrospinal
ditemukan bakteri sebagai penyebab infeksi.
• Menurut klasifikasi WHO 2014, KIPI yang terjadi pada anak GNJ tidak
berhubungan dengan imunisasi MR (koinsiden).

KESIMPULAN
• Dari beberapa KIPI yang diterima dan diberitakan dalam
media massa dan media sosial, setelah dikaji dengan
seksama, ternyata tidak berhubungan dengan
pemberian vaksin MR
• Untuk itu, Komnas PP KIPI masih menyatakan bahwa
vaksin MR masih aman untuk digunakan dalam program
imunisasi MR.
Mengimunisasi Anak Anda akan
Melindungi Semua Anak
Jadwal Imunisasi Program
(Permenkes No. 12 Th 2017)
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI
0 Hepatitis B (< 24 jam)
1 BCG, OPV1
2 DPT-HB-Hib1, OPV2
3 DPT-HB-Hib2, OPV3
4 DPT-HB-Hib3, OPV4, IPV
9 Campak/MR
18 DPT-HB-Hib4, Campak/MR

-DT Td HPV* HPV*


-Campak/M Td
* hanyadi Prov/Kab/Kota Terpilih
R
*MR secara nasional, 2017 di P.
Jawa, 2018 di luar P. Jawa
*HPV di DKI, ekspansi

1 SD 2 SD 5 SD 6 SD

BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH


KAMPANYE MR PHASE -1
di PULAU JAWA
806,353, 2% 100.00
104.07 105.32
80.00 92.58 95.62 97.69
89.89 88.08
60.00
40.00
20.00
0.00
Source: EPI Indonesia, data as 30th Septt 2017
34,158,031, 98%

100.00
Vaccinated Unvaccinated 80.00
CAKUPAN DI TINGKAT PROVINSI
60.00 SUDAH MENCAPAI TARGET
Source: EPI Indonesia, data as 30th Septt 2017
97.50 96.23 104.61 97.58 105.81 100.45
95.22
40.00
Kampanye dilanjutkan sampai 20.00
14 Oct 2017
 Untuk menjangkau semua 0.00
anak yang belum diimunisasi DKI Jakarta West Java Central Java DI East Java Banten TOTAL JAVA
Yogyakarta

Coverage Target (95%)

Source: EPI Indonesia, data as 14th Oct 2017


Hasil Kampanye Imunisasi MR Fase 1
(Data per 17 Okt 2017)  BERHASIL!!!!!

Sasaran Persentase (%)


No. Provinsi Cakupan
Daerah Pusdatin Daerah Pusdatin

1 DKI Jakarta 2.449.944 2.446.571 2.388.940 97,51 97,64

2 Jawa Barat 12.014.293 12.112.181 11.655.690 97,02 96,23

3 Jawa Tengah 8.224.081 7.839.325 8.200.770 99,72 104,61

4 DI Yogyakarta 775.484 775.484 758.241 97,78 97,78

5 Jawa Timur 9.050.182 8.468.640 8.968.401 99,10 105,90

6 Banten 3.055.161 3.322.185 3.170.681 103,78 95,44

PULAU JAWA 35.569.145 34.964.386 35.142.723 98,80 100,51


Peningkatan
Imunisasi Rutin
Melalui
Kampanye
Imunisasi MR

Skrining status imunisasi


rutin batita yang datang
untuk mendapatkan
imunisasi MR, jika belum
lengkap catat, segera
lengkapi saat itu juga atau
pada saat posyandu bulan
Oktober

Anda mungkin juga menyukai