DEFISIENSI/RES
ISTENSI
INSULIN
DM MULTI SISTEM
HIPERGLIKEMI
Mencegah
komplikasi akut
dan kronis
Mengurangi gejala
Peningkatan kualitas
hidup diabetisi
Meningkatkan
kesejateraan dan
kenyamanan
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karateristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (ADA
2003)
Kadar A1C ≥ 6.5 % atau
Gula darah puasa (tidak makan selama 8
jam) ≥ 126 mg/dl atau
Hasil test toleransi glukosa ≥ 200 mg/dl,
setalh 2 jam pemberian 75 gr glukosa
atau
Gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl disertai
gejala klasik DM
Insulin Disintesis SEL-β pankreas
Disentesis dalam bentuk pro insulin yang
kemudian terbelah membentuk insulin matur dan
C-peptida.
Insulin dan C-peptida disimpan dalam granula di
dalam pankreas, yang akan disekresi secara
equimolar (jumalah yg sama) bila ada rangsangan
Disekresi secara kontinyu secara pulsatil,
meningkat ketika menelan makanan
Sekresi insulin rata-rata pada orang deawasa
adalah 40-50 Unit/24 jam (0.6 unit/kgBB,)
Insulin meingkatkan transport glukosa dari dalam
darah ke dalam sel.
Teori terkini mengkaitkan kejadian DM dengan
genetik, autoimunitas, dan lingkungan (infeksi,
obesitas), baik secara tunggal maupun
kombinasi
Terlepas dari penyebabnya, DM merupakan
gangguan metabolisme glukosa akibat dari
tidak adekuatnya atau tidak efektifnya
penggunaan insulin yang tersedia.
Type 1 DM (T1DM) : disebabkan oleh kerusakan
sel β pancreas, yang menyebabkan defisiensi
insulin absolut.
Type 2 DM (T2DM) : disebabkan oleh gangguan
sekresi isnulin progresif yang dilatarbelakangi
oleh resistensi insulin.
Gestasional Diabetes, : DM yang diagnosis pada
kehamilan trimester II-III dan tidak menunjukkan
gejala DM secara jelas
Other specific type of diabet : DM dengan sebab
kusus, misalnya : syndrome monogenic DM, kista
fibrosis pancreas, obat-obatan HIV.
Juvenile-onset DM
Insulin Dependent DM
5 % dari penderita DM
40 % terjadi sebelum usia 20 tahun
Meningkat 3-5 % selama 10 tahun terakhir dan
> banyak pada anak-anak
DM tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang
menyerang pankreas
Kerusakan pankreas menyebabkan penurunan
sekresi insulin hingga 80-90 % sebelum terjdi
hiperglikemi dan gejala lainnya
Kelainan autoimun ini berkaitan dengan faktor
genetik dan paparan terhadap virus.
Predisposisi DM Tipe satu HLA-DR3/D4
berkaitan dengan HLA
(Human Leukocyte Antigen).
Pada orang dengan HLA-DR INFEKSI VIRUS
3 dan HLA-DR4 , bila
terinfeksi virus kerusakan
pankreas secara langsung PEMBENTUKAN ANTIGEN
atau melalui autoimun. SELβ
DM idiopatik merupakan
bentuk lain dari DM tipe SEL T LIMFOSIT MENYERANG
satu yg diturnkan dan tidak SEL βPANKREAS
HIPOGLIKEMI
HIPERGLIKEMI
(DKA/HONK)
Peningkatan KGD produksi AGEs (produk
glikasi protein intra dan ekstra sel tanpa
enzim)
AGEs berikatan dengan kolagen, atau
berikatan dg reseptor AGE (RAGE), atau
berikatan dg lipoprotein aterosklerosis,
penurunan NO, disfungsi endotel kerusakan
struktur pembuluh darah
Peningkatan KGD
diubah menjadi sorbitol
oleh aldose reductase
Peningkatan sorbitol :
merusak potensial
redoks
meningkatan
osmolaritas seluler
produksi ROS
(reactive oxigen
speies)
Keruskan sel
Hiperglikemi meningkatkan sintesis
dyasilgliserol merangsang aktivasi PKC
PKC menganggu proses transkripsi gen untuk
fibronektin, kolagen tipe IV , protein kontraktil,
matriks protein ekstra sel dari endotel dan
neuron kerusakan sel
Hiperglikemi meningkatkan produksi glukosa-
6 fosfat glikasilasi protein (misal, endotel
NO sintase) penuruanan NO konstriksi
pembuluh darah
glukosa 6-fosfat juga dapat merubah ekspresi
gen tranforming growth factor β (TGF β ) dan
Plasminogen Activation Inhibitor (PAI)
sumbatan pembuluh darah
Hiperglikemi meningatkan produksi reactive
oxygen species (ROS) dalam mitokondria
ROS menstimulasi 3 jalur di atas
Kerusakan pebuluh darah
Mekanisme :
Kerusakan akibat akumulasi produk metabolisme glukosa
(sorbitol)
Pembentukan molekul glukosa aborml pada dinding
pembuluh darah
Perubahan struktur dan fungsi eritrosit penurunan transpor
O2 ke jaringan
Peneyebab kematian tertinggi terkait DM : CVD
Makro vaskuler dan Mikrovaskuler
Akibat mikroangiopathy pada retina
Peneyabab kemautaan orang dewasa
Jenis : Non proliferatif dan proliferatif
Pencegahan
Kontrol KGD dan HT
DMT 2 : periksa optalmologi pada saat diagnosis DM dan
diulang tiap tahun
DMT 1 periksa optamologi pada tahun ke 5 diulang tiap
tahun
Penanganan :
Laser photocoagulation
Vitrectomy
Obat anti VEGF (Vascukar endhotelial growth factor)
Efek dari mikroangopathy pada ginjal
Pasien DM perlu skrinin gfungsi ginjal tiap
tahun
Persiksa adanya albuminuria dan kadar
kreatinin serum estimasi GFR
Pasein dg mikroalbuminuia harus diterapi dg
obat penghmbat ACE (lisinopril: prinifil,
Zestril) atau antagonis reseptor AT2 (losartan :
Cozaar) pengendalian HT
Kerusakan sel saraf
Hiperglikemi sorbitol + Fruktosa
keruskan sel saraf penurunan konduksi dan
demiyelinsasi
Angiopathy ishemia neuropathy
Skrining pada DMT2 : sejak didiagnosis, pada
DMT 1 setelah 5 tahun dilanjutkan tiap tahun
Sensory neuropathy dan Autonomic
Neuropathy
Yang paling sering Distal Simetric
Polyneuropathy kehilangan sensasi, sensasi
abnormal dan parestesia kedua tangan dan
kaki
Sering menyebabkan cidera tanpa rasa nyeri
Sering menyebabkan atropi otot halus pada
tangan dan kaki perubahan bentuk
Terapi : cream topical (Capsaicin : ostric);
tricyclic antidepresant (amitriptilin : Elavil);
norepeniprin reuptke inhibitor (duloxetine :
Cymbalta)
Mempengaruhi semua sistem tubuh
Efek :
gangguan konter regulasi pengendalian glukosa hipo glikemi
Inkontinensia alfi
Diare
Neurologic blader : Retensi urin
Gastroparesis
Postural hipotension, MI tanpa nyeri, resting tachicardia
Disfungsi ereksi
Anhidrosis
Pathophysiology of Diabetic Foot Ulcer
Hyperlipidemia
Diabetes Mellitus Smoking
Neuropathy Peripheral
Vasc. Disease
Somatic Neuropathy Autonomic Neuropathy
Pain Sensation
Proprioseptive Ortopedic Limited Joint Sweating Abnormal
Problem Mobility blood distribution
Kontrol edukasi
Patient
Centered
Diabetes
Advocacy
Acroos
for Patien
TheLife
DM
Span
Delivery System
Disign
Self Management
Health sytem
Support
Community resource
Decision Support
& Policies
Clinical
Infromation system
Biografi : usia, jenis kelamin, etnik
Keluhan Utama Khas DM: poli uri, polidipsi,
poliphagi, penurunan BB yang tidak jelas sebabnya
Keluhan yang tidak spesifik :
Kesemutan
Gatal daerah genital
sering kali pasien
Keputihan datang ke rumah sakit
Infeksi sulit sembuh bukan karena DM-nya
Bisul yang hilang timbul
Penglihatan kabur
Cepat lelah
Mudah mengantuk
Riwayat keluarga dengan DM
Riwayat penyakit masa lalu : infeksi virus,
akromegali, pankreatitis, hipertensi,
Riwayat pengobatan : steroid, tiazid,
penggunaan GH, phenitoin,
Pola makan
Riwayat psikosoial : cemas, mudah
tersinggung,
1. Pola persepsi dan manejemn kesehatan :
2. Pola Nutrisi metabolic.
3. Pola eliminasi
4. Pola aktifitas dan latihan
5. Pola persepsi kognitif
6. Pola seksual reproduksi
7. Pola koping dan toleransi sress
8. Pola nilai dan kepercayaan
Tanda-tanda Vital : hipo/hipertensi, takikardi, hipertermi
Status nutrisi : obesitas/kurus
Mata : cekung, TIO, pandangan kabur, katarak
Integument : kering, mengelupas, tanda infeksi/ulkus
Respirasi : kusmaul, bau keton
Kardiovaskuler : warna kulit, nadi perifer, CRT, ABI,
suhu,nyeri
Gastro intestinal : distensi abdomen, penurunan peristaltik
Neurologis : numbness, parestesia, kesadaran
Musculoskeletal : ulkus, tanda infeksi
33% pasien merasa ‘poor well-being’ , 10% yang
merasa ‘good well-being’,
Rata – rata pasien DM perlu waktu 8 -16 bulan
untuk menyadari dirinya mengalami DM
40% pasien menyadari penyakitnya akan
menjadi kronis.
Kurang dari separuh profesional kesehatan
merasa mampu mengidentifikasi dan
mengevaluasi kebutuhan psikososial
Diabetesi :
Konflik,
Kesulitan dengan penyakitnya,
Pengobatan tidak membawa
perbaikan,
Merasa tidak didukung,
Cemas dengan berat badannya
Takut penyakitnya bertambah
parah
Khawatir akan mengalami
hipoglikemi,
Takut tidak mampu mengurus
keluarga.
Orang disekitar diabetesi :
menghadapi kehilangan,
Alcohol (menghambat Terbatas 1 kali minum/hari pada wanita, 2 x/hari pada laki-laki
gluconeogenesis) Harus diminum bersama makanan untuk mengurangi hipoglikemi pada malam
hari pada pasien yang mendapat terapi insulin.
Minum alcohol dalam jumlah sedang tidak menimbulkan efek akut pada kadar
gu la drah dan insulin, tapi alcohol yang dicampur KH dapat meningkatkan gula
darah.
Manfaat olah raga bagi pasien DM:
Meningkatkan kontrol GD
Menurunkan resiko penyakit KV, jika dilakukan minimal 30
menit,3-4kali/minggu sampai HR mencapai 220-umur/menit
Menurunkan BB
Menimbulkan kegembiraan
Sebelum melakukan olah raga, pasien DM:
Melakukan evaluasi medis
Diidentifikasi kemungkinan adanya masalah mikro dan
makroangiopati yang akan bertambah buruk dengan olah raga
Jenis olah raga:
Rekreasional maupun profesional sport boleh dilakukan oleh
pasien DM
Hindari olah raga dengan kontak tubuh
Informasi yang perlu disampaikan pada pasien
Cek gula darah sebelum olah raga, cek apakah butuh tambahan
glukosa
Hindari dehidarasi, minum 500cc
Diperlukan teman selama berolah raga
Pakai selalu tanda pengenal sebagai diabetisi
Selalu bawa makanan sumber glukosa cepat:permen, jely
Makan snack sebelum mulai
Jangan olah raga jika merasa ‘tak enak badan’
Gunakan alas kaki yang baik
Dokter dan perawat
memberikan perhatian
khusus pada
kebutuhan emosional
dan psikologis pasien.
mendengar dan
memberi dukungan
Merancang manajemen
pelayanan bagi diabetisi secara
tim.
Transplantasi pankreas