Anda di halaman 1dari 17

Gideon Tomasoa

112017005
 Sebagai jalan nafas
 Pengantur kondisi udara (air conditioning)
 Sebagai penyaring dan pelindung
 Indra penghidu
 Resonansi suara
 Proses bicara
 Anosmia berasal dari bahasa Yunani yaitu ”
an ” yang berarti tidak dan ”osmia” yang
berarti pembauan.
 Anosmia itu sendiri adalah hilangnya
kemampuan menghidu.(Hilangnya sensasi ini
bisa parsial ataupun total )
FAKTOR RESIKO

 1. Defek konduktif  Proses degenerative patologi


(penyakit Parkinson,
 2. Defek sentral /
Alzheimer)
sensorineural
 Proses degenaratife normal
(penuaan)
 Lingkungan
 Perokok
 Pencemaran bahan kimia
 Cuaca
 Virus bakteri pathogen
 Jenis kelamin
 Berkurangnya kemampuan dan bahkan sampai
tidak bisa mendeteksi bau
 Gangguan pembau yang timbul bisa bersifat total
/ tidak bisa mendeteksi seluruh bau
 Dapat bersifat parsial / hanya sejumlah bau yang
dapat dideteksi
 Dapat juga bersifat spesifik (hanya satu /
sejumlah kecil yang dapat dideteksi)
 Kehilangan kemampuan merasa / mendeteksi
rasa dalam makanan yang di makan
 Berkurangnya nafsu makan.
 anamnesis
 Pemeriksaan fisik :
◦ Nasal endoscopy
◦ Rinoskopi anterior dan posterior

 Laboratorium :
◦ Biopsi neurpepitel olfactorius

 Radiology :
◦ CT: nasal and sinus disease
◦ MRI: intracranial causes
 University of Pennsylvania Smell Identification
Test (UPSIT)
◦ Uji ini menggunakan 40 item pilihan ganda berisi
bau-bauan berbentuk kapsul mikro.

 Klasifikasi skor :
◦ Normal 36-40
◦ Partial anosmia 20-35
◦ Total anosmia 8-15
◦ Probable malingering0-5

 Test ini memiliki keakuratan sangat tinggi


 Tes The Connectitut Chemosensory Clinical
Research Center (CCCRC).
 Tes “Sniffin Sticks”

 Tes Odor Stick Identification Test for


Japanese (OSIT-J).
 Pengobatan yang dapat digunakan untuk
memperbaiki penciuman sesuai penyebabnya antara
lain :
1. Antihistamin bila diindikasi penderita alergi
2. Berhenti merokok dapat meningkatkan fungsi
penciuman.
3. Koreksi operasi yang memblok fisik dan mencegah
kelebihan dapat digunakan dekongostan nasal.
4. Suplemen zink kadang direkomendasikan.
5. Kerusakan neuroolfaktorius akibat infeksi virus
prognosisnya buruk, karena tidak dapat di obati.
6. Terapi vitamin sebagian besar dalam bentuk
vitamin A
Dampak dari disfungsi olfaktorius sangat
tergantung dari etiologinya. Disfungsi
olfaktorius karena sumbatan oleh polip,
neoplasma, pembengkakan mukosa atau
deviasi septum dapat kembali normal. Ketika
sumbatan dihilangkan, kemampuan
olfaktorius akan kembali normal. Namun jika
terjadi kerusakan pada nervus olfactorius
maka pronosisnya buruk.
Untuk perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai