Anda di halaman 1dari 28

Oleh:

Idamaryani

Pembimbing:
dr. Triana Dyah C, Sp.Rad, M.Sc
COLON IN LOOP
DEFINISI

Suatu pemeriksaan radiologis colon dengan memakai kontras bubur


barium.

Pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan yang terdapat pada colon (usus


besar) dengan teknis fluoroskopi-radiografi.

Pemotretan Colon in Loop adalah pemotretan dengan menggunakan


sinar-X dan fluoroscopy untuk membantu menegakkan diagnosa dengan
melihat kelainan di daerah usus besar dengan menggunakan media
kontras positif yaitu Barium Sulphat (BaSO4) yang dimasukkan lewat anus.
TUJUAN PEMERIKSAAN

1. Membantu menegakkan diagnosis dari carcinoma


kolon dan penyakit inflamasi kolon.
2. Mendeteksi adanya polip, inflamasi dan perubahan
struktural pada kolon.

Resiko dan Tindakan Pencegahan :


1. Pemeriksaan ini berbahaya jika dikerjakan pada
penderita tachycardia atau colitis berat.
2. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan hati-hati
pada penderita ulcerative colitis, diverticulitis, berak
darah akut atau kecurigaan pneumatosis cytoides
intestinalis.
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Indikasi Kontra indikasi


Hematochezia Susp. Perforasi usus
Diare Persisten Peritonitis
Kecurigaan massa Ileus paralitik
daerah kolon
Alergi bahan kontras
Gejala-gejala obstruksi
kolon media
Kelainan kongenital Obstruksi total dari saluran
Kelainan pada mukosa cerna
(ulkus), divertikel,
inflamasi)
Degeneratif
PERSIAPAN PASIEN
Prinsip dasar pemeriksaan Colon in Loop memerlukan beberapa persiapan pasien,
yaitu :
• Mengubah pola makanan pasien
• Makanan hendaknya mempunyai konsistensi lunak, rendah serat dan rendah
lemak untuk menghindari terbentuknya bongkahan-bongkahan tinja yang keras
(48 jam sebelum pemeriksaan)
• Minum sebanyak-banyaknya
• Absorbi air terbanyak terjadi pada kolon, dengan pemberian air minum yang
banyak dapat menjaga tinja selalu dalam keadaan lembek
• Pemberian obat pencahar
• Apabila kedua hal diatas dijalankan dengan benar, maka pemberian obat
pencahar hanya sebagai pelengkap saja. Pencahar mutlak diberikan pada
pasien dengan keadaan : rawat baring yang lama, sambelit kronis, orang tua (18
jam sebelum pemeriksaan dan 4 jam sebelum pemeriksaan)
• Seterusnya puasa sampai pemeriksaan agar kolon kosong sehingga gambaran
anatomi dari kolon terlihat dengan jelas
• 30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,25–1mg/oral untuk
mengurangi pembentukan lendir
• 15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi injeki obat yang menurunkan
peristaltic usus sehingga saat memasukan barium tidak dikeluarkan kembali.
PERSIAPAN BAHAN

a. Kontras Positif • Bahan kontras yang


• Barium Sulfat (BaSO4) (water digunakan dalam
insoluble) pemeriksaan colon ini
• Iodium (water soluble) menggunakan barium
b. Kontras Negatif sulfat dan air sebagai
• Udara pelarut, dengan
• CO2 perbandingan antara
barium sulfat yang
digunakan adalah 1 : 8
dengan jumlah larutan
sebanyak 800 ml.
TEKNIK PEMASUKAN MEDIA KONTRAS

Metode Kontras Tunggal


•Pemeriksaan hanya menggunakan BaSO4 sebagai media kontras.
•Kontras dimasukkan ke kolon sigmoid, desenden, transversum, ascenden sampai
daerah sekum.
•Dilakukan pemotretan full fillng
•Evakuasi, dibuat foto post evakuasi

Metode Kontras Ganda Satu Tingkat


•Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan udara untuk mendorong barium
melapisi kolon
•Selanjutnya dibuat foto full filling
Kontras Ganda Dua Tingkat
•Kolon diisi BaSO4 sampai kira 2 fleksura lienalis atau pertengahan kolon transversum
•Pasien disuruh merubah posisi agar barium masuk ke seluruh kolon
•Menunggu 1 – 2 menit supaya barium melapisi mukosa kolon
•Pasien disuruh BAB
•Dipompakan udara ke dalam kolon = 1800 – 2000 ml, tidak boleh berlebihan karena
akan timbul komplikasi : reflex fagal (wajah pucat, bradikardi, keringat dingin dan
pusing )
PROYEKSI RADIOGRAF

• Posisi PA atau AP
• Tujuan : Untuk menggambarkan seluruh colon dengan
Central Point (CP) setinggi Crista Iliaca
• Pasien : Supine atau prone, Central Ray (CR) vertical
• Kriteria gambar
• Seluruh usus besar tergambar termasuk semua flexura tampak.
• Columna vertebralis pada pertengahan film.
• Posisi LAO (Left Anterior Oblique)
• Tujuan : Untuk menggambarkan flexura linealis dan colon
descendens
• Pasien : LAO 45 derajat, CR vertikal, CP kira-kira 2 inci ke
arah kanaari msl setinggi crista iliaca
• Kriteria gambar :
• Tampak gambaran flexura lienalis dan colon desenden
• Posisi RAO (Right Anterior Oblique)
• Tujuan : Untuk menggambarkan flexura hepatika,colon
ascenden dan colon sigmoid.
• Pasien : RAO 35 – 45 derajat
• CR vertikal, CP : kira-kira 2 inci ke arah kiri dari MSL setinggi
crista iliaca
• Kriteria gambar :
• Tampak gambaran flexura hepatika,colon
ascendens,cecum,colon sigmoid.
• Posisi PA axial
• Tujuan : Untuk menggambarkan daerah rectosigmoid
• Pasien : prone
• CR : 30 – 40 derajat, CP : pada MSL setinggi sias
• Film : 24 cm X 30 cm
• Kriteria gambar :
• Tampak daerah rectosigmoid dengan superposisi yang lebih
kecil di bandingkan gambaran posisi PA
• Posisi AP Axial
• Tujuan : Untuk menggambarkan daerah rectosigmoid
• Pasien : supine
• CR : 30 - 40 derajat, CP : tepi bawah syimpisis pubis
• Film : 24 X 30 cm
• Kriteria gambar :
• Tampak gambaran daerah rectosigmoid dengan superposisi lebih kecil
di bandingkan dengan posisi AP
• Posisi Lateral
• Tujuan : untuk menggambarkan rectum dan daerah rectosigmoid
• Pasien : Lateral recumbent padasisi kiri atau kanan
• CR vertikal, CP : pada mid Axilari plane 5 – 7 cm di atas syimfisis pubis
• Film : 24 X 30 cm
• Kriteria gambar :
• Tampak rectum pada pertengahan kaset
• Kedua femur superposisi
GAMBARAN RADIOLOGI
SINGLE DOUBLE
CONTRAST STUDY CONTRAST STUDY
CA COLON
DEFINISI

Ca kolon

Suatu pertumbuhan tumor


yang bersifat ganas dan
merusak sel DNA dan
jaringan sehat disekitar
kolon (usus besar)
ETIOLOGI

• Secara umum kanker selalu dihubungkan dengan:


bahan-bahan kimia, bahan-bahan radioaktif, dan
virus.
• Umumnya kanker usus besar terjadi dihubungkan
dengan factor genetic dan lingkungan. Serta
dihubungkan juga dengan factor predisposisi diet
rendah serat, kenaikan berat badan, intake
alcohol.
TIPE KARSINOMA KOLON DAN
REKTUM
Secara makroskopis terdapat tiga tipe karsinoma
kolon dan rektum, yaitu:
• Tipe polipoid atau vegetatif
Pada tipe ini tumor tumbuh menonjol ke dalam lumen usus,
berbentuk bunga kol dan ditemukan terutama di sekum
dan kolon ascendens.
• Tipe skirus atau infiltratif
Pada tipe ini biasanya mengakibatkan penyempitan
sehingga terjadi stenosis dan gejala obstruksi, terutama
ditemukan pada kolon descendens, sigmoid dan rektum.
• Tahap ulserasi
Pada tipe ini terjadi karena nekrosis di bagian sentral dan
terletak di daerah rektum. Pada tahap lanjut, sebagian
besar tumor kolon akan mengalami ulcerasi menjadi tukak
yang maligna.
KLASIFIKASI TUMOR
KLASIFIKASI DUKES

Klasifikasi karsinoma rektum menurut Dukes:


• Tahap A: Infiltrasi karsinoma terbatas pada dinding
usus (survive for 5 years 97 %)
• Tahap B: Infiltrasi karsinoma sudah menembus
lapisan muskularis mukosa (80 %)
• Tahap C: Terdapat metastasis ke dalam kelenjar
limfe
• C1: Beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer (65
%)
• C2: Dalam kelenjar limfe jauh (35 %)
• Tahap D: Metastasis jauh (< 5 %)
KLASIFIKASI TNM
• T – Tumor primer
 Tx - Tumor primer tidak dapat dinilai
 T0 - Tidak ada tumor primer
 T1 - Invasi tumor di lapisan sub mukosa
 T2 - Invasi tumor di lapisan otot propria
 T3 - Invasi tumor melewati otot propria ke subserosa atau masuk ke
perikolik yang tidak dilapisi peritoneum atau perirektal
 T4 - Invasi tumor terhadap organ atau struktur sekitarnya atau peritoneum
viseral
• N – Kelenjar limfe regional
 Nx - Kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai
 N1 - Metastasis di 1-3 kelenjar limfe perikolik atau perirektal
 N2 - Metastasis di ≥ 4 kelenjar limfe perikolik atau perirektal
 N3 -Metastasis pada kelenjar limfe sesuai nama pembuluh darah atau
pada kelenjar apikal
• M – Metastasis jauh
 Mx - Metastasis jauh tidak dapat dinilai
 M0 - tidak ada metastasis jauh
 M1 - terdapat metastasis jauh
GEJALA KLINIS

• Gejala awal dan tanda tidak jelas


• diare, hematokezia
• Penurunan berat badan
• Obstruksi kronik
• Right Colon presented with Palpable Mass
• Left Colon presented with Obstruction
LOKASI

• Kanker kolorektal dapat ditemukan di mana saja


dari sekum ke rektum, dalam distribusi berikut:
 Recto-sigmoid: 55%
 Sekum dan kolon asenden: 20%
 Katup ileosekal: 2%
 Usus besar melintang: 10%
 Kolon desenden: 5%
METASTASIS CA COLON

• Liver (25%)
• Retroperitoneal and mesenteric nodes (15%)
• Hydronephrosis (13%)
• Adrenal (10%)
• Ovarian mets
• Ascites
BEBERAPA MODALITAS PEMERIKSAAN
RADIOLOGI PADA KOLON

• Ultrasonografi (USG)
• CT-Scan dan MRI
• Foto Polos Abdomen
• Colon in Loop
• Kolonoskopi
GAMBARAN RADIOLOGI KANKER
KOLON
• Pada foto rontgen abdomen akan nampak gambaran
tumor yang menonjol ke dalam lumen dan
menyebabkan penyempitan lumen kolon yang sering
disebut dengan gambaran “apple core” atau “napkin-
ring”.
• Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan foto rontgen dengan
memakai zat kontras seperti barium yang dimasukkan
melalui rektum. Pada foto nanti akan tampak lapisan
tipis barium di mukosa kolon.
• Pemeriksaan ini disebut dengan foto kontras ganda,
yaitu kontras negatif udara dan kontras positif bubur
barium, tetapi cara ini tidak dapat melihat rektum pada
duapertiga distalnya.
COLONIC CARCINOMA, APPLE-CORE SIGN. AN ENCIRCLING MASS IN THE MID-
TRANSVERSE COLON (RED ARROW) MOSTLY OBSTRUCTS THE RETROGRADE FLOW OF
THE BARIUM IN THIS SINGLE-CONTRAST BARIUM ENEMA. THE SHELF-LIKE DEFECT
CAUSED BY THE DISTAL END OF THE MASS (WHITE ARROWS) PRODUCES HALF OF THE
"APPLE-CORE" SIGN OF COLON CARCINOMA.

Anda mungkin juga menyukai