Anda di halaman 1dari 31

LARGE-SCALE TWO-DIMENSIONAL

LABORATORY LOAD TESTS OF ROCK


SOCKETED PILES IN SYNTHETIC
ROCK-MASSES

VIENA ANANDA ARI SEMBIENA 03111440000085


AFIDATUL DWI NANDA 03111440000095
JENI FITRIA 03111540000129
ADI FIRMANSYAH PUTRA 03111645000032
OUTLINE

Latar Analisa &


Tujuan Metode Kesimpulan
Belakang Hasil
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG

• Alasan mengapa shaft resistance dipertimbangan sebagai


kontribusi utama dalam daya dukung ultimate pondasi
yang tertanam dalam batuan:
1. End-bearing pile membutuhkan dasar tiang yang mulus
(bersih dari kerikil atau semacamnya)
2. Friction pile memperkecil kemungkinan pondasi tiang
untuk bergerak.
PERKIRAAN NILAI SHAFT RESISTANCE PADA BATUAN

Dimana:
Fsu : perkiraan nilai socket-shaft resistance
α dan β : factor koreksi
qu : UCS
αp : factor adesi
YANG MEMPENGARUHI SHAFT RESISTANT:

a. Daya lekat paling lemah dari komponen yang berinteraksi dengan pile.
b. Kekasaran dinding lubang hasil bor.
c. Modulus deformasi
d. Poisson’s ratio
e. Struktur dan kekuatan geser dari diskontinuitas batuan
f. Diameter pile
g. Tegangan normal inisial akibat pembebanan
KORELASI ROCK-MASS QUALITY DENGAN DAYA
DUKUNG PONDASI
1. William et al.
• Shaft resistance dipengaruhi oleh modulus deformasi batuan.
• Modulus keutuhan batuan, ER, menjadi fungsi dari daya dukung batuan.
• Modulus deformasi batuan, EM, sangat bergantung pada diskontinuitas batuan.
• Mass Modulus Factor atau MMF diperkenalkan sebagai factor reduksi shaft resistance
terhadap diskontinuitas batuan
• Kerbatasan data membuat nilai
modulus deformasi batuan tidak
selalu didapat. Maka dari itu para
peneliti menyarankan untuk
menggunakan korelasi moduli ratio
dengan RQD.
HUBUNGAN ANTARA RQD DENGAN MMF MASIH
BELUM JELAS
• Persebaran nilai korelasi RQD dengan moduli ratio terlalu lebar sehingga dapat
menyebabkan nilai MMF yang berbeda pada nilai RQD yang sama
• Nilai α dan β yang beragam dari hasil tes in-situ
• Nilai RQD yang kecil dapat mengasilkan shaft resistance yang kecil karena nilai RQD yang
kecil menandakan nilai diskontinuitas batuan yang besar.
• Nilai diskontinuitas yang besar dapat menandakan bahwa nilai kekasaran dinding lubang
bor yang besar sehingga dapat juga meningkatkan shaft resistance.
Dimana:
• σ1, σ3, σci : major stress, minor stress, dan UCS.
• mb, s, a: konstanta yang didapat dari nilai RMR dan GSI
TUJUAN
TUJUAN

1) Mengetahui hubungan RQd dengan MMF


2) Menunjukan pengaruh dua perlakuan pada daya dukung (socketed-pile)
METODE
METODE YANG DIGUNAKAN ADALAH

LOAD TEST Ada dua jenis perlakuan pada metode:


OF SHAFT 1. joint orientation
2. infilling material
MODELS
PERLAKUAN PADA SAMPLE

Pile terbuat dari :


Beton tanpa tulangan, dimensi 150x80x10 cm
4 konfigurasi :
Fractured rock terbuat dari : 1. Batuan yang utuh (tidak ada joint)
Beton kubus, dimensi 10x10x10 cm 2. Batuan yang terdapat Joint
dilapisannya
Beban untuk tes : 3. Batuan yang memiliki joint dan
Penambahan 5 – 10 kN ditambahi material pengisi
hingga mengalami kerusakan 4. Batuan yang memiliki joint dan
diputar 45 derajat
ALAT PENGUKUR SAMPLE MENGGUNAKAN
LVDT
Max. Load : 300 kN

Pengukuran
vertical
displacement
ANALISA & HASIL
DARI TES YANG DILAKUKAN DI LABORATORIUM
ANALISA PROPERTIES SAMPLE
Properties sample didapat dari uniaxial and triaxial compression tests yang dilakukan dengan hasil berikut :

Hasil tes beton (pile):


compressive strength, σc = 33 MPa;
Elastic tangent modulus, E = 15.62 Gpa
Poisson's ratio, ν = 0.22.
Hasil tes beton (synthetic rock/block
concrete):
compressive strength, σc = 9.6 MPa;
Elastic tangent modulus, E = 4.27 Gpa Untuk mendapatkan deformation digunakan rumus
Poisson's ratio, ν = 0.23. berikut (Hooke’s Law)
ANALISA DARI LOAD TEST
Delapan tes beban yang sukses secara total dilakukan selama
program penelitian

Empat tes dalam Dua tes dalam batuan-


batuan-retak dengan retak dengan dua sendi
dua set sambungan orthogonal set diputar
ortogonal (horizontal ke oleh ± 450 (num. 5 dan
vertikal) (num. 1-4) 6)

Satu tes dalam massa


batuan yang retak
Satu tes dalam massa dengan dua set
batuan utuh (num.7) sambungan gemuk
greogonal (horizontal ke
vertikal) (num. 8)
Tidak ada perbedaan signifikan antara
pembacaan dari alat LVDT yang memantau
perpindahan vertikal di tengah dan di atas
tumpukan terlihat. Itu berarti tumpukan
bereaksi sebagai tubuh kaku selama tes.
HASIL KLASIFIKASI BATUAN & MMF (MASS
MODULUS FACTOR )
Dari hasil load test maka dapat diketahui
hubungan shaff resistance dengan klasifikasi
batuan. Tabel disamping menunjukan klasifikasi
batuan dan MMF untuk shaff resistance.
HUBUNGAN KUALITAS INDEX BATUAN
DENGAN ADHESION FAKTOR
Dari hubungan adhesion factor dengan klasifikasi
batuan (RMR, GSI, Q-system methods) dapat
diketahui penurunan shaff resistance yang
disebabkan oleh 2 perlakukan load test (the joint
sets and the infilling material ). Namun lebih
disarankan untuk menggunakan RMR atau GSI
sebagai metode klasifikasi
HUBUNGAN SHAFF RESISTANCE TERUKUR DENGAN
EMPIRIS

Rotasi set sambungan horisontal ke


vertikal oleh 45 disebabkan oleh shaff
resistance menurun sekitar 150%.
Memutar sendi memperkenalkan derajat kebebasan
tambahan sehingga balok-balok batu bebas bergerak
sepanjang permukaan bersama
Karena modulus deformasi massa batuan dan
kualitas massa batuan secara intuitif dan empiris
saling terkait, pengaruh yang terakhir pada
ketahanan poros tampak terutama diekspresikan
melalui ketahanan lateral yang berbeda yang
dipasok oleh massa batuan
ANALISA & HASIL
DARI PROGRAM BANTU
Analisa Uji Geser
Menggunakan Program Rocket 2.1 (Monash University)

Program ini menghitung geser samping resistant


batuan dari socketed pile . Nilai geser ini juga
dipengaruhi oleh kekakuan batuan itu sendiri. Nilai K = kekakuan
kekakuan didapatkan persamaan disamping. Input Em = elastisitas batuan
yang dimasukkan pada program adalah poisson L = panjang massa batuan pada tiap sisi pile
ratio,mohr – coloumb parameter dari batuan.
Hasil Menggunakan Program ROCKET 2.1

Perlakuan 1 Perlakuan 2
Hasil Menggunakan Program ROCKET 2.1

Perlakuan 3 Perlakuan 4
Menggunakan Program Rocket 2.1 (Monash University)
VS Lab load test

Dari hasil disamping,grafik tersebut


menunjukkan hasil dair program ROCKET 2.1
tidak jauh beda dengan hasil dari tes lab.
Namun dibutuhkan kalibrasi agar hasil dari
program lebih mendekati dengan hasil lab.

Persamaan diatas ditemukan oleh Wei dan Hudson


Grafik disamping menggambarkan grafik hasil modulus
deformasi dengan rumus we Hudson dengan program
ROCKET. Nilai dari hasil tes direct shear dan shear
stiffnes diinputkan ke dalam persamaan Wei Hudson
tersebut untuk mendapatkan modulus deformasi.
Persamaan diatas ditemukan oleh Wei dan Hudson
untuk mencari nilai modulus deformasi. Grafik
disamping menggambarkan grafik hasil modulus
deformasi dengan rumus we Hudson dengan program
ROCKET. Nilai dari hasil tes direct shear dan shear
stiffnes diinputkan ke dalam persamaan Wei Hudson
tersebut untuk mendapatkan modulus deformasi.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Hasil tes memperlihatkan bahwa nilai shaft resistance pondasi tiang yang ditanam pada batuan utuh sintetik
dua kali lebih besar dari pada nilai shaft resistance pondasi tiang pada batuan yang memiliki patahan.
• Jika sudut kemiringan patahan kurang dari 90° atau lebih dari 0° akan mereduksi nilai shaft resistance hingga
150%.
• Patahan yang terisi dengan material halus juga mengurangi nilai shaft resistance.
• Metode empiris untuk memperkirakan nilai shaft resistance dinilai kurang akurat dan butuh dilakukan
improvisasi.
• Kemampuan prediksi ROCKET 2.1 dinilai memuaskan dan efektif.
• Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menguji lebih dalam mengenai kesimpulan dari penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai