Anda di halaman 1dari 18

Allergic Rhinits

Oleh:
Irfan Halim Perdana
J510170093
Introduction

• Rhinitis : inflamasi membran mukosa hidung


• Berdasarkan penyebabnya, ada 2 golongan rhinitis :
• rhinitis alergi disebabkan oleh adanya alergen yang terhirup
oleh hidung
• rhinitis non-alergi disebabkan oleh faktor-faktor pemicu
tertentu :
• rhinitis vasomotor idiopatik; sensitif terhadap fumes, odors,
temperature & atmospheric changes, irritant
• rhinitis medicamentosa
• rhinitis struktural abnormalitas struktural
Epidemiology
• Perkiraan yang tepat tentang prevalensi rhinitis alergi agak sulit
berkisar 4 – 40% dan cenderung meningkat prevalensinya
• Int. Study of Asthma & Allergies in Children (ISAAC) di Indonesia:
0,8%-14,9%(6-7 th), 1,4%-39,7%(13-14 th) , 10-20% % dewasa
• Prevalensi terbesar  usia 15-30 tahun
• Penyebab belum bisa dipastikan, tetapi nampaknya ada kaitan
dengan meningkatnya polusi udara, populasi dust mite,
kurangnya ventilasi di rumah atau kantor, dll.
• Dampak:
Biaya yang dikeluarkan secara langsung (mis: pengobatan, periksa ke dokter)
dan tidak langsung (mis: tidak masuk sekolah/kerja) diperkirakan 2-5 US$
Etiology

Allergic rhinitis dipicu oleh adanya


allergen :
1. Outdoor aeroallergen
(serbuk sari & spora
tumbuhan)
2. Pollutans (ozone, asap
kendaraan)
3. Indoor aeroallergen (tungau,
kecoa, spora jamur, asap
rokok & bulu hewan
peliharaan)
4. Bahan kimia (isocyanate,
glutaraldehyde)
Definition
Allergic Rhinitis

inflamasi pada membran mukosa


hidung yang disebabkan oleh
adanya alergen yang terhirup yang
dapat memicu respon
hipersensitivitas
Classification

Berdasarkan waktunya, ada 3 golongan rhinitis alergi :


• Seasonal allergic rhinitis (SAR)
terjadi pada waktu yang sama setiap tahunnya (musim
bunga, banyak serbuk sari berterbangan)
• Perrenial allergic rhinitis (PAR)
terjadi setiap saat dalam setahun; penyebab utama:
debu, animal dander, jamur, kecoa
• Occupational allergic rhinitis
terkait dengan pekerjaan
Classification according to ARIA (2001)

ARIA = Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (J Allergy Clin Immunol
2001; 108: S147-S334)
Signs and Symptomps
• Bersin berulangkali
• Hidung berair (rhinorrhea)
• Tenggorokan, hidung,
kerongkongan gatal
• Mata merah, gatal, berair
• Post-nasal drip
• Pada SAR : sneezing, runny
nose, watery & itchy eyes
(most common)
• Pada PAR : nasal congestion
& post-nasal drip (most
common)
Pathophysiology
• Terdiri dari 2 tahap :
• Tahap sensitisasi
• Reaksi alergi, terdiri dari 2 fase :
• Reaksi Alergi Fase Cepat (RAFC) 
sejak kontak alergen sampai 1 jam
setelahnya
• Reaksi Alergi Fase Lambat (RAFL) 
yang berlangsung 2-4 jam dengan
puncak 6-8 jam setelah pemaparan
dan berlangsung 24-48 jam
Sensitization phase

Early phase

Antigen presenting cell

Intracellular Adhesion
Molecul Late phase

Cellular recruitment
phase
Diagnosis

• Perlu pemeriksaan fisik,


riwayat pengobatan, dan
riwayat keluarga
• Jika diperlukan, lakukan
test : skin test/skin prick test
atau RAST
• (Radioallergosorbent test)
Complication
• Acute complications:
sinusitis & otitis media with effusion
• Chronic complications:
nasal polyps, sleep apnea & hyposmia (diminished
sense of smell)
Allergic rhinitis menunjukkan adanya kaitan dengan
perkembangan terjadinya asma pada anak-anak
dan dewasa.
Depression, anxiety, delayed speech development &
dental abnormalities
Treatment algorithm for allergic rhinitis
General Treatment Approach

Pengobatan AR dilakukan dalam 3 langkah:


1. Non-farmakologi (mengindari allergen)
2. Farmakoterapi
3. Immunoterapi
Nonpharmacologic Therapy

Menghindari pencetus alergi (allergen):


• Amati benda-benda apa yang menjadi
pencetus (debu, serbuk sari, bulu
binatang, dll)
• Jika perlu, pastikan dengan skin test
• Jaga kebersihan rumah, jendela ditutup,
hindari kegiatan berkebun. Jika harus
berkebun, gunakan masker wajah
Pharmacotherapy
Menggunakan obat untuk mengurangi gejala
• Antihistamine
• Decongestant
• corticosteroid nasal
• Cromolyn Sodium
• Ipratropium bromida
• Leukotriene antagonis

Note:
Immunoterapi dilakukan jika langkah farmakoterapi tidak menunjukkan hasil yang
optimal
Treatment options for allergic rhinitis adapted from ARIA, 2001
ARIA Guidelines: Recommendations
for Management of Allergic Rhinitis

Anda mungkin juga menyukai