Anda di halaman 1dari 27

Assalamualaikum Wr.

Wb
Kebocoran Nuklir Fukushima diJepang
Kronologi Kejadian
Sebelum Terjadinya gempa :
Reaktor Units 1,2,3 sedang beroperasi
Units 5 dan 6 sedang offline karena cold shutdown;
Unit 4 sedang offline; bahan bakar telah dikosongkan pada November 2010

14.46 - Gempa 9 skala richter terjadi 135 km di lepas pantai


Penutupan otomatis (Automatic shutdown) reaktor units 1,2, dan 3.
Daya Offsite hilang.
Emergency diesel generators (EDGs) menyediakan tenaga pendingin.

15.46 - Tsunami dengan ketinggian 14 meter menembus dinding laut dan


menggenangi hampir
seluruh PLTN.
Generator Darurat (Emergency Generator) terkena banjir dan konslet.
Sistem Pompa Bertenaga Baterai (Battery powered pumping system) menyala, kemudian
mengalami gagal fungsi pada tanggal 12 Maret.
19.30 Perangkat bahan bakar di reaktor Unit 1 terbuka seluruhnya
Fukushima I NPP, 2004

Source: Digital Globe, First Watch, Imagery Report, Japan Earthquake/Tsunami, March 2011
3
4
US Fukushima
radiation
monitoring, to
April 29

5
Kronologi Kejadian penting di PLTN Fukushima
tanggal 12 - 15 Maret 2011
Terjadinya oksidasi pembungkus zirconium oleh uap →
Hidrogen
Zr + 2 H2O → ZrO2 + 2 H2 (reaksi kimia ini merupakan penyebab
meledaknya reactor)
12 Maret 2011
15.36 Ledakan hidrogen di unit 1 menghancurkan struktur atas
sehingga membuat kolam bahan bakar terbuka; 4 pekerja terluka
14 Maret 2011
11.01 Ledakan hidrogen di unit 3 menghancurkan struktur atas
sehingga membuat kolam bahan bakar terbuka; 6 pekerja terluka
15 Maret 2011
Terjadi kebakaran di Unit 4 yang menghabiskan kolam bahan bakar
Terjadi ledakan hydrogen di unit 2; ledakan ini dicurigai karena
kerusakan pada wet-well di penahanan utama.
Terjadi ledakan di kolam bahan bakar reaktor Unit 4: kemungkinan
berasal dari bejana tekan reaktor Unit 3
Penanggung jawab dan pihak-pihak yang terkait dengan insiden
secara perorangan
Tsunehisa Katsumata – Direktur Utama TEPCO
Masataka Shimizu – Presiden Direktur TEPCO
Naohiro Masuda – Ketua TEPCO FDEC
Yuhei Sato – Gubernur Fukushima
Naoto Kan – Perdana Menteri Jepang (2010-2011)
Yoshihiko Noda – Menteri Keuangan Jepang (2010-2011), Perdana Menteri Jepang
(2011-2012)
Shinzo Abe – Perdana Menteri Jepang (Since 2012)
Toshimitsu Motegi – Menteri Perdagangan Jepang
Yotaro Hatamura – Ketua Komite Investigasi Insiden di Fukushima
Kiyoshi Kurokawa – Ketua NAIIC (Nuclear Accident Independent Investigation
Commission)
Gregory Jaczko – Ketua United States Nuclear Regulatory Commission saat
peristiwa terjadi
Penanggung jawab dan pihak-pihak yang terkait dengan
insiden secara korporasi
TEPCO – Tokyo Electric and Power Company, perusahaan pemilik PLTN Fukushima
FDEC – Fukushima Daiichi D&D Engineering Company, dibentuk oleh TEPCO untuk fokus dalam upaya
pembersihan PLTN Fukushima.
Kajima Corp – Kontraktor super Jepang yang membangun tempat penampungan pekerja di PLTN
Fukushima
Kurion – Perusahaan Amerika yang dikontrak untuk membantu dalam penahanan dan pembersihan
bahan radioaktif.
AREVA – Grup multinasional dari Prancis ini merupakan perusahaan energi nuklir terbesar di dunia.
Veolia Water – Sebuah perusahaan pelayanan Air dan Lingkungan dari Prancis. Bersama dengan
AREVA, mereka terkait dalam penanganan air yang terkontaminasi.
Hitachi – Mengembangkan robot untuk mendeteksi titik-titik kebocoran air dan kondisi bahan bakar
nuklir di tempat kejadian.
Toshiba – pihak yang membangun dua dari seluruh reaktor unit yang rusak. Trouble-prone ALPS
(Advanced Liquid Processing System) mereka telah digunakan dalam upaya pembersihan.
General Electric – Pihak yang mendesain dan membangun 5 dari 6 reaktor di PLTN. Pada tahun 2014,
pihak GE bersama Hitachi dan Toshiba yang juga menyuplai beberapa unit reaktor, terdaftar dalam
nama pihak-pihak yang tergugat. Namun, mereka mengklaim bahwa mereka telah mengetahui
memang ada masalah yang serius dengan Unit General Electric Mark 1 sebelum peristiwa itu terjadi
pada 11 Maret 2011.
Pihak-pihak pemerintah dan agensi yang terkait
JAEA – Japan Atomic Energy Agency – Dibentuk pada tahun 2005 oleh penggabungan dua
lembaga semi-pemerintah. JAEA utamanya merupakan organisasi penelitian nuklir.
Investigation Comittee on the Accident at Fukushima – Dibentuk oleh pemerintah Jepang
pada bulan Juni 2011 untuk menginvestigasi peristiwa bencana nuklir tersebut. Badan Ini
terdiri dari 10 anggota panel yang ditunjuk oleh pemerintah, yang terdiri dari ulama,
wartawan, pengacara dan teknisi.
NAIIC – National Diet of Japan Fukushima Nuclear Accident Independent Investigation
Commission- Sebuah komisi investigasi independen yang dibentuk oleh hukum statuatory
dan ditetapkan oleh Badan Legislasi Jepang (Diet) pada bulang Oktober 2011. Japanese
Nuclear Safety Commission – Komisi independen pemerintah Jepang yang bertanggung
jawa atas administrasi keselamatan nuklir.

Pihak-pihak organisasi yang terkait :


IAEA – International Atomic Energy Agency – Agensi yang membuat skala kejadian nuklir
internasional (INES) – INES adalah alat untuk memungkinkan pemberitahuan informasi
keselamatan jika suatu saat terjadi kecelakaan nuklir.
Nuclear Energy Institute – Kelompok Pelobi Nuklir (a lobbying nuclear group).
Pelaksanaan Penanganan Keadaan Darurat
A. Respon Pemerintah Jepang segera setelah bencana gempa bumi terjadi
untuk menangani keadaan darurat di PLTN Fukushima
(1) Markas Besar Darurat Untuk Tanggap Bencana (Headquarters for
Emergency Disaster Response)
mengumpulkan informasi tentang reaktor di wilayah yang diindikasi telah
terpengaruh reaktor.
(2) Cabinet Response Office, Markas Darurat untuk Tanggap Bencana
untuk menanggapi gempa dan anggota Tim Darurat Rapat
(4) Badan Darurat Penasihat Teknis (Emergency Technical Advisory Body)
Pada 15:59, Komisi Keselamatan Nuklir Jepang membentuk Badan Darurat Penasihat
Teknis
(5) Kantor Tanggap Darurat (Cabinet Response Office)
untuk mengatasi Situasi di pabrik nuklir. Tim Rapat Darurat yang sudah berkumpul
untuk menanggapi gempa diperluas untuk menangani bencana nuklir.
Penanganan darurat pada reaktor
Ketika reaktor BWR dimatikan pada dasarnya masih ada sisa uap dalam
reaktor dan bisa dimafaatkan guna memutar pompa. Sehingga sirkulasi
pendingin tetap berjalan meskipun reaktor telah mati dan aliran listrik
terhenti. Namun disepanjang sistem pendingin terdapat katup-katup yang
berfungsi untuk mengatur aliran air.
Nah katup-katup ini hanya bisa digerakkan dengan listrik. Jika reaktor
dimatikan, listrik ini diperoleh dari sumber eksternal, yakni dari jaringan
kelistrikan yang sebelumnya disuplai PLTN Fukushima 1. Jika jaringan ini pun
mati, masih ada diesel cadangan yang terletak di lantai bawah gedung
operasional. Jika diesel ini juga mati, reaktor masih memiliki catudaya
cadangan berupa batere (aki) yang sanggup beroperasi selama 8 jam
kemudian (dengan asumsi selama 8 jam itu jaringan kelistrikan atau diesel
bisa diperbaiki).
Evakuasi Warga dan Zona Evakuasi
(1) Evakuasi dalam radius 2 km dari PLTN
Pada pukul 20:50 tanggal 11 Maret,
(2) Evakuasi dalam radius 3 km dan warga dalam radius 10 km harus berlindung di dalam
ruangan.
Pada pukul 21:23 pada hari yang sama,
(3) Evakuasi dalam radius 10 km
Pada pukul 05:44 pada tanggal 12 Maret,
(4) Evakuasi dalam radius 20 km
Pada pukul 18:25 tanggal 12 Maret,
(5) Warga yang berada dalam radius 20 km dan 30 km harus berlindung di dalam ruangan.
Selanjutnya, dalam kaitannya dengan ledakan hidrogen pada reaktor Unit 1 pada tanggal 12 Maret
dan reaktor Unit 3 pada 14 Maret serta adanya kondisi ledakan kecil, api di kolam bahan bakar,
dan kondisi parah lainnya di Unit 2 pada tanggal 15 Maret, kepala Nuclear Emergency Response
Headquarters memerintahkan kepada pejabat pemerintah daerah pada tanggal 15 Maret pukul
11:00 pagi bahwa penduduk dalam radius antara 20 dan 30 km dari pabrik harus berlindung
didalam ruangan.
Peta zona evakuasi
Hasil Investigasi
KORBAN
Terdapat 11 Karyawan PLTN Fukushima diketahui terluka akibat
ledakan hydrogen pada reactor. Namun ledakan tersebut tidak
sampai mengakibatkan korban jiwa. Walaupun mereka terkena
paparan radiasi, tetapi paparan radiasi tersebut tidak membahayakan
untuk manusia karena masih berada di bawah ambang batas.

Menurut berita yang beredar, seperti yang dilansir sindonews.com,


sebanyak 142 pekerja reactor nuklir di Fukushima terkena paparan
radiasi nuklir dalam tingkat berbahaya. Masao Yoshida, pemimpin
dari Fukushima 50 meninggal dunia pada 10 Juli 2013 karena kanker
esophagus. Kanker tersebut biasanya perlu 5 sampai 10 tahun untuk
berkembang di dalam tubuh manusia. Penyebab sang pemimpin ini
terkena kanker kemungkinan dikarenakan dampak radiasi berbahaya
di PLTN. Hingga saat ini, belum ada data yang pasti mengenai kondisi
para pekerja di PLTN Fukushima.
Berbeda dengan kondisi warga yang
dievakuasi, menurut data resmi terkait
insiden nuklir di Fukushima, ternyata
tidak ada korban dari warga yang telah
dievakuasi terkait dengan penyakit
akibat radiasi dari insiden nuklir
tersebut.
Prefektur Fukushima memberikan
laporan lebih lanjut di awal 2014 yang
mengatakan bahwa kematian 'tidak
langsung' di prefektur Fukushima lebih
besar dari jumlah yang tewas secara
“tidak langsung” dalam bencana gempa
dan tsunami. Terdapat 1656 korban
jiwa akibat kematian “tidak langsung”
di prefektur Fukushima dan terdapat
1607 jumlah korban jiwa kematian
“tidak langsung” akibat bencana gempa
dan tsunami.
Kerugian materil
Badan Keselamatan Nuklir yang menangani masalah nuklir di Jepang,
pada bulan september 2011, mengatakan bahwa bencana radiasi nuklir
yang diakibatkan gempa dan tsunami itu telah menyebabkan kerugian
materil yang sangat besar yakni sekitar 2.068 triliun rupiah atau setara
dengan 18 triliun yen. Meskipun total jumlah akhir dari kerusakan
kecelakaan nuklir belum diketahui, Pusat Penelitian Ekonomi Jepang,
misalnya, telah mengkalkulasikan biaya dari upaya pembersihan dari
kecelakaan dapat mencapai 20 triliun yen atau setara dengan 2.200
triliun rupiah. Komite Investigasi Manajemen dan Keuangan pada TEPCO
juga mengkalkulasikan bahwa biaya kerusakan sementara saja (seperti
hilangnya nilai properti dan kerusakan yang disebabkan oleh rumor atau
informasi yang salah) diperkirakan sekitar 2.6 triliun yen atau setara 289
triliun rupiah, sedangkan jumlah biaya yang diperlukan untuk
kompensasi (biaya evakuasi, kerusakan emosional, kerugian bisnis, dll)
sampai kecelakaan teratasi akan melebihi 1 triliun yen atau setara 111
triliun rupiah hanya pada tahun fiskal pertama.
Langkah yang di Ambil Setelah Kejadian
1) Penyemprotan Pengikat Debu
2) Pemasangan Dinding Pelindung Gedung
Reaktor
Sebagai upaya mencegah pelepasan material
radioaktif dari bangunan gedung reaktor yang
rusak akibat ledakan gas hydrogen, dilakukan
pembangunan dan pemasangan dinding
pelindung yang dirancang untuk menutupi
seluruh gedung reaktor yang rusak. Proses ini
sendiri dilaksanakan pada bulan Mei hingga
Oktober 2011 untuk Reaktor Unit 1.
3) Instalasi Sistem Kendali Gas PCV (Positif Crankcase Ventilasi)
Upaya terakhir untuk mengendalikan kontaminasi ke udara dilakukan
dengan pemasangan sistem kendali atau control gas PCV pada Reaktor
Unit 1 hingga 3. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pelepasan material
radioaktif dari sistem PCV. Sistem kendlai yang dipasang terdiri atas
peralatan yang menyaring material radioaktif dari udara di dalam PCV
sebelum pelepasan ke udara bebas.
Sistem kontrol ini mulai dioperasikan untuk Reaktor Unit 1 pada bulan
Desember 2011, Unit 2 pada bulan oktober 2011 dan Unit 3 pada bulan
Februari 2012 (masa percobaan). Selain mampu meminimalkan
pelepasan material radioaktif, sistem ini juga mampu mendeteksi dan
menentukan jenis unsur radioaktif serta mengukur konsentrasi gas
hydrogen dalam sistem PCV.
Model of plastic
coverage for Unit 1

Source: TEPCO, Attachment, Outline of the reactor building


covering plan of Unit 1 at Fukushima Daiichi Nuclear Power
Station, Press Release

20
Unit 1 plastic cover:
before and after

Source: TEPCO, Attachment, Outline of the


reactor building covering plan of Unit 1 at
Fukushima Daiichi Nuclear Power Station,
Press Release

21
Teori Singkat Penyebab Ledakan Nuklir
Kebocoran nuklir di Jepang ini dipicu karena atap gedung pembangkit itu
retak. Petugas sesungguhnya sudah cemas dengan keretakan itu, sebab
akan menganggu suhu di dalam pembangkit. Dan benar saja. Sabtu, 12
Maret 2011, pukul empat sore pembangkit itu bocor, lalu
meledak. Dilansir dari laman Associated Press, ledakan terjadi ketika
petugas pembangkit berusaha mendinginkan reaktor nomor satu
dengan menggunakan air. Sayangnya air yang mereka masukkan ke
dalam reaktor, menciptakan hidrogen ketika terpapar dengan batang
bahan bakar. Tekanan hidrogen yang besar memaksa petugas
mengeluarkan sebagian. Saat dikeluarkan, hidrogen itu bercampur
dengan oksigen. Percampuran hidrogen dengan oksigen itulah kemudian
meletupkan ledakan.
Secara kimiawi, akumulasi gas ringan yang sangat reaktif itu muncul
sebagai hasil reaksi antara selongsong bahan bakar nuklir yang terbuat
dari Zirkonium (Zr) dengan air pendingin reaktor dalam suhu yang sangat
panas. Persamaan kimianya dapat ditulis sbb: Zr + 2 H2O --> ZrO2 + 2H2.
Keberhasilan :
• Cepat dalam mengevakuasi warga
• Cepat memulihkan reaktor yang rusak
• Tidak ada korban dari warga yang terkena dampak radiasi nuklir.

Kegagalan :

• Pendekatan Pasif NISA (The NISA’s passive approach)


• Sikap Tidak Kooperatif TEPCO dan Ketidakcakapan Organisasi (TEPCO’s uncooperative stance and
organizational inadequacies)
• Kegagalan Off-Site Center untuk berfungsi secara optimal atau memadai (Failure of the Off-Site Center
to function adequately)
• Gagalnya Pendingin Inti (Core cooling failure)
• Kurangnya rencana mitigasi untuk beberapa bencana (Inadequate mitigation plans for multiple
disasters)
• Adanya korban jiwa dari karyawan
• kurangnya manajemen PLTN ke depan
• karyawan mengambil tindakan yang salah ketika terjadi keretakan.
Kesimpulan
Dari data diatas kami dapat menyimpulkan Tokyo Elektrik
Power Company(TEPCO) gagal dalam menangani kasus
kebocoran dan meledaknya reaktor nuklir.

Persentase

Kegagalan : 72,7%

Keberhasilan : 27,3%
Daftar Pustaka
http://nautilus.org/wp-content/uploads/2011/12/V.-2-Unimelb---CC-course---19-October-2011.ppt

The Sasakawa Peace Foundation.2012. The Fukushima Nuclear Accident and Crisis Management— Lessons
for Japan-U.S. Alliance Cooperation —. Japan: The Sasakawa Peace Foundation.

https://www.spf.org/jpus/img/investigation/book_fukushima.pdf

https://www.fukushima.com/whos-who-the-characters-corporations-and-organizations/

http://www.world-nuclear.org/info/safety-and-security/safety-of-plants/fukushima-accident/

http://www.reconstruction.go.jp/topics/20121102_sinsaikanrensi.pdf

http://www.reconstruction.go.jp/topics/240821_higashinihondaishinsainiokerushinsaikanrenshinikansuruho
ukoku.pdf
http://international.sindonews.com/read/848156/40/ratusan-pekerja-fukuhsima-terkena-radiasi-nuklir-
1395902359
http://www.world-
nuclear.org/info/safety-and-
security/safety-of-
plants/fukushima-accident/
Sekian dan Terimakasih
DISUSUN :
Pratiwi Fazrin
Rezqi Malano
Thoriq Abdul Wahid
Zefania Tiominar
KELAS 1B
TEKNIK MESIN

Anda mungkin juga menyukai