Catatan : Apabila uji noda disyaratkan, Direksi Teknis dapat menentukan pelarut yang
akan digunakan
c. Aspal Cair (Cut Back Asphalt)
Aspal Cair adalah jenis aspal yang dibuat dari Asphalt Cement yang
dicampur dengan bahan pencair dari minyak bumi yang bersifat
mudah menguap, menguap sedang dan lambat menguap, sehingga
apabila telah diudara terbuka aspal akan mengeras karena bahan
pencairnya menguap
Menurut kecepatan menjadi keras, Aspal Cair diproduksi dalam 3
kelompok, yaitu :
a) Rapid Curing Asphalt, disingkat dengan huruf RC
Merupakan campuran antara Asphalt Cement dengan
pelarut Naptha atau jenis minyak gas lainnya yang
mempunyai sifat kemampuan menguap cepat / tinggi.
b) Medium Curing Asphalt, disingkat dengan huruf MC
Merupakan campuran antara Asphal Cement dengan
pelarut kerosen atau jenis minyak tanah lainnya yang
memiliki kemampuan menguap sedang.
c) Slow Curing Asphalt, disingkat SC
Merupakan campuran antara Asphalt Cement dengan
pelarut minyak tanah yang kemampuan menguapnya
lambat
Jenis aspal cair (Cut Back Asphalt), diproduksi dengan tanda
huruf dan angka dibelakangnya yang menunjukkan
viskositas kinematiknya, misal : RC800 artinya jenis Rapid
Curing Asphalt dengan viskositas kinematik 800 C.St.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, aspal cair RC, MC
dan SC mempunyai sifat seperti dalam Tabel 1.2
Tabel 1.2. Jenis aspal cair menguap cepat
RC 70 RC 250 RC 800
No Jenis Pemeriksaan Satuan
Min. Mak. Min. Mak. Min. Mak.
1 Kekentalan Kinematik 60°C 70 140 250 500 800 1600 C.St
Catatan :
RC : Rapid Curing ( menguap cepat )
Tabel 1.3. Jenis aspal cair menguap sedang
M C 70 M C 250 M C 800
No Jenis Pemeriksaan Satuan
Min. Mak. Min. Mak. Min. Mak.
1 Kekentalan Kinematik 60°C 70 140 250 500 800 1600 C.St
Catatan :
MC : Medium Curing ( menguap sedang )
Catatan :
SC : Slow Curing ( menguap lambat )
d. Aspal Emulsi ( Emultion Asphalt )
Aspal emulsi adalah jenis aspal yang dibuat dari campuran
Asphalt Cement dengan air dan bahan untuk membuat emulsi
(emultion acid). Asphal Cement tidak akan larut dalam air,
oleh karena itu agar aspal tetap dalam bentuk butiran dan
terbagi secara merata (dalam bentuk butir kecil-kecil) atau
emulsi diperlukan bahan tambah sejenis sabun (terbuat dari
jenis damar kayu atau protein)
Proses pembuatannya dengan cara mencampur air panas,
aspal panas dan bahan pembuat emulsi diaduk dalam alat
pencampur (colloid mill) dengan kecepatan aduk dari 100
sampai dengan 6000 rpm, akan terbentuklah butiran aspal
yang terdispersi dalam air. Agar dispersi butiran aspal tidak
menggumpal lagi, perlu ditambah dengan bahan stabilisator
emulsi, lihat Gambar 1.2.
Berdasarkan sifat stabilitas emulsi yang mempunyai sifat
cepat pecah, agak lambat pecah, lambat pecah dan
kecepatannya melekat agregat, maka aspal emulsi
dibedakan dalam 3 jenis, yaitu :
Komposisi campuran aspal emulsi dan proses pembuatannya dapat dilihat
seperti dalam Gambar 1.2. dan Gambar 1.3.
11c Daya larut C2H3Cl3 %........ 97,5 97,5 97,5 97,5 97,5 97,5
Keterangan :
MCK : Mengendap Cepat Kationik
MSK : Mengendap Sedang Kationik
MLK : Mengendap Lambat Kationik
Tabel 1.6. Jenis dan persyaratan aspal emulsi Anionik
Jenis Mengendap cepat Mengendap sedang Mengendap lambat
No MUTU MC-1 MC-2 MS-1 MS-2 MS-2K ML-1 ML-1K
(RS-1) (RS-2) (MS-1) (MS-2) (MS2K) (SS-1) (SS1K)
Sifat Min Max Min Max Min Max Min Max Min Max Min Max Min Max
1 Viskositas say. 20 100 20 100 100 100 20 100 20 100
Furol detik ....
2 Mengendap, 5 5 5 5 5 5 5 5
5hari %......
3 Kestabilan 1hari 1 1 1 1 1 1 1 1
%......
6 Tes semen 20 20
7 Tes ayakan % 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
8 Sisa destilasi% 55 63 55 65 65 57 57
9 Pem. sisa
destilasi
9a Penetrasi,25C,1 100 200 100 200 100 200 100 200 40 90 100 200 40 90
00gr, 5 detik
9b Daktilitas 25C, 40 40 40 40 40 40 40
5cm/ mnt
Keterangan :
MC : Mengendap Cepat RS : Rapid Setting
MS : Mengendap Sedang MS : Medium Setting
ML : Mengendap Lambat SS : Slow Setting.
1.1.4. Ter
Ter untuk jalan dibuat dari hasil penyulingan ter kasar yang
didapat dari hasil pembuatan kokas, atau penyulingan batu bara
secara bertingkat. Dari hasil penyulingan bertingkat dan
viskositasnya, ter dapat dibedakan dalam 12 macam perbedaan
dengan tanda RT dan angka mengikuti dibelakangnya, RT-1
adalah jenis ter yang paling encer (ringan) dan RT-12 merupakan
jenis ter yang kekerasannya hampir sama dengan aspal penetrasi
200. Disamping itu juga diproduksi aspal cair (Cut-Back Road Tar),
yaitu mencampur ter dengan minyak ringan, hanya saja dibuat
dalam 2 jenis RTCB-5 dan RTCB-6.
Jenis dan penggunaan Road Tar, antara lain :
a. RT-1, adalah jenis Road Tar yang paling encer dipergunakan
untuk penangkap debu atau Dust Treatment
b. RT-2 dan RT-3, dipergunakan sebagai bahan pelapis/penutup
(laburan permukaan)
c. RT-4, dipergunakan untuk pelapis permukaan atau laburan
permukaan jalan
d. RT-5, RT-6 dan RT-7, dipergunakan sebagai pelapis
permukaan jalan dan campuran lapis permukaan.
e. RT-8 dan RT-9, dipergunakan sebagai pelapis permukaan,
campuran permukaan jalan dan lapis penutup atau
pelindung.
f. RT-10 dan RT-11, dipergunakan sama dengan RT-8 dan RT-9
tetapi dapat dipergunakan untuk perbaikan-perbaikan
dalam campuran panas.
g. RT-12, dipergunakan untuk lapis penetrasi Makadam, ter
beton dan perbaikan campuran panas.
1.2. Sifat-sifat aspal
1.2.1. Sifat Kimia
Aspal merupakan suatu campuran antara bitumen dengan
mineral-mineral lainnya, sehingga sifat yang paling menentukan
dalam aspal adalah bitumen. Aspal merupakan campuran koloid,
dimana butiran-butiran yang berbentuk padat disebut dengan
“Asphalthene” dan massa cair yang disebut dengan “Malthene”.
1.5.3.1. Pengertian
Beton adalah susunan agregat yang direkat menjadi satu menjadi
suatu massa yang padat.
Berdasarkan perekatnya dibedakan menjadi 2, antara lain :
a. Aspal beton (perekat dari aspal/bitumen atau ter);
b. Beton semen Portland (termasuk perekatnya jenis hidrolis
lainnya)
Start
Persiapan alat/bahan
Uji bahan
Memenuhi syarat
bahan uji
Pembuatan benda uji untuk Stabilitas Marshall sisa (membuat benda uji pada KAO dengan cara
memadatkan sejumlah 2x40; 2x50; 2x60 dan 2x75 tumbukan kemudian dicari VIM 7%)
Stop
.
.1. Memilih susunan butir agregat sesuai dengan peruntukan jenis
.
perkerasan yang di inginkan ( AC-WC, AC-BC atau AC-Base )
AC-WC/HRS-
WC AC- BC
Shoulde CL
r (LPB)
2%
AC Base
4% 2%
4%
LPA LPB
2. Memilih jenis agregat yang akan dipakai dalam campuran;
3. Menentukan perbandingan dari tiap agregat yang akan dicampur
sehingga memenuhi syarat susunan besar butir yang baik
(Penggabungan Agregat);
Ukuran saringan
19 12,7 9,5 4,75 2,4 0,6 0,3 0,15 0,08
( mm )
Inchi 3/4" 1/2" 3/8" #4 #8 # 30 # 50 # 100 # 200
100 100 90 58 - - - 10
Spesifikasi
100 90 28 - - - 4
Tengah 100 95 43 - - - 7
Agr. Kasar 100 90 80 50 10 1,1 0 0 0
Agr. Halus 100 100 100 96 82 51 36 21 9,2
Ukuran saringan
19 12,7 9,5 4,75 2,4 0,6 0,3 0,15 0,08
( mm )
Inchi 3/4" 1/2" 3/8" #4 #8 # 30 # 50 # 100 # 200
100 100 90 58 - - - 10
Spesifikasi
100 90 28 - - - 4
Tengah 100 95 43 - - - 7
Agr. Kasar ( A ) 100 90 59 16 3,2 1,1 0 0 0
Agr. Halus ( B ) 100 100 100 96 82 51 36 21 9,2
Agr. Kasar ( 48 % ) 48,0 43,2 28,3 7,7 1,5 0,5 0,0 0,0 0,0
Agr. Halus ( 52 % ) 52,0 52,0 52,0 49,9 42,6 26,5 18,7 10,9 4,8
Total Gabungan 100,0 95,2 80,3 57,6 44,2 27,0 18,7 10,9 4,8
ANALISA BAHAN SUSUN
Tanggal datang : 26 April 2017 No. Job : 123 / PJ - CI / IV / '17
Tanggal uji : 27 April-24 Juni 2017 Proyek : Pekerjaan Konstruksi Jalan
Dikerjakan oleh : M. Bagus Satriawan, A.Md. Lokasi : Batang - Semarang
Dihitung oleh : Drs. Kusdiyono, MT. Pelaksana : PT. NADZIF PUTRA
Dimana :
Pb = kadar aspal
CA = agregat kasar tertahan saringan No.8
FA = agregat halus lolos saringan No.8 dan tertahan No.200
Filler = agregat halus lolos saringan No.200
6. Membuat benda uji 6 seri dengan setiap seri kadar aspal berbeda 0,5%
(2 seri berada dibawah kadar aspal optimum, 3 seri berada diatas
rerata kadar aspal optimum) ;
7. Benda uji didiamkan selama 24 jam;
8. Ukur tinggi benda uji dan timbang beratnya;
9. Merendam benda uji dalam air selama 24 jam dan timbang beratnya;
10. Lap permukaannya dan timbang di udara
11. Menguji “Stabilitas” dan “Pelelehan” setelah direndam dalam Waterbath
selama 30-40 menit;
12. Menghitung (analisa) tiap-tiap benda uji, antara lain :
a. Jumlah persen rongga (VIM:Void in the Mix)
b. Rongga diantara butir agregat (VMA:Void in Mineral Aggregate)
c. Persen rongga terisi aspal (VFA:Void Filled Asphalt);
Stabilitas Marshall ( MS )