Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA (F05)
Disusun oleh:
Riyan Wirawan
I11112052

Pembimbing:
Mayor CKM (K) dr. Lollytha C. Simanjuntak, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KESEHATAN


JIWA
RUMKIT TK. II 03.05.01 DUSTIRA CIMAHI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2018
PENYAJIAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. S O
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 52 tahun
 Agama : Islam
 Suku : Jawa Sunda
 Pendidika : Tamatan SMP
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Status Pernikahan : Menikah
 Masuk ke RS : 14 Mei 2018 (01.20 WIB)
RIWAYAT PSIKIATRIK
 Keluhan Utama
Pasien bicara terus tanpa henti

 Riwayat Penyakit Sekarang


Alloanamnesis (anak laki2 Pasien) pada tanggal 14 Mei 2018

 Pasien bicara terus tanpa henti dan jika pasien marah bisa sampai memukul
orang lain, keluhan terjadi sejak sore SMRS
 Sebelumnya pasien pernah sakit serupa setahun yang lalu dan keluhan sakit
muncul setelah ibunya meninggal tapi pasien hanya dirawat jalan saja.
 Gangguan kejiwaan sebenarnya sudah mulai tampak sekitar 5 tahunan terakhir,
disebabkan masalah keluarga (suami menikah lagi tanpa persetujuan pasien)
 Pasien mengalami penurunan nafsu makan
 Pasien cenderung terlihat bingung dan gelisah
 Terdapat keluhan lain seperti pasien merasa bahwa dirinya merupakan istri
Presiden Jokowi, Istri kedua Prabowo dan anak Rasul
 Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat gangguan psikiatri

Pernah ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya, tapi pasien


hanya rawat jalan saja. Keluhan sakit timbul sejak mengetahui
bahwa suami pasien sudah menikah lagi tanpa seizinnya
b. Kondisi medis umum
 Pasien tampak seperti orang binggung

 Berdasakan informasi dari keluarga pasien tidak memiliki


riwayat darah tinggi, diabetes melitus, penyakit ginjal dan
penyakit lainnya.
c. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
 Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif.

 Riwayat kehidupan pribadi


a. Prenatal dan perinatal

 Pasien lahir normal. Pasien merupakan anak ke-3 dari 7


bersaudara.
b. Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)

 Selama masa kanak-kanak pasien diasuh oleh orang tuanya.

c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

 Pasien sekolah seperti anak pada umumnya dan terbiasa


membantu pekerjaan orang tuanya.
d. Riwayat masa kanak akhir dan remaja
 Pasien bersekolah hingga tamat SMP, selama bersekolah tidak
pernah tinggal kelas.

 Riwayat Masa Dewasa


a. Pendidikan

 Pasien merupakan tamatan SMP, tidak pernah tinggal kelas.

b. Pekerjaan

 Pasien merupakan ibu rumah tangga dan membuka warung


dirumah.
c. Perkawinan
 Pasien sudah menikah memiliki 1 orang suami dan 3 orang anak.

d. Agama
 Pasien beragama Islam, taat beragama dan sholat lima waktu.

e. Aktivitas sosial
 Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, selain itu pasien
membuka usaha warung dirumah. Suami pasien adalah seorang
kepala sekolah. Hubungan pasien dengan tetangga sekitar
rumahnya baik
f. Riwayat militer
 Pasien tidak memiliki keterlibatan dalam militer.

g. Riwayat pelanggaran hukum


 Pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum.

 Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan masalah kejiwaan ada, yaitu anak
perempuan pasien yang tertua. Anak perempuan pasien pada saat
SMK pernah mengalami sakit tapi hanya berobat jalan saja dan
sembuh, sekarang anak pasien sudah bekerja sebagai guru.
 Situasi Kehidupan Sekarang
 Pasien tinggal bertiga dengan suami dan anak laki-laki bungsunya.
 Pasien merupakan ibu rumah tangga dan membuka usaha warung
dirumahnya.
 Setiap keperluan suami selalu disiapkan oleh pasien.
 Pasien dan suami kurang akur semenjak suami menikah lagi, tetap
tinggal serumah tapi tidur dikamar yang berbeda
 Pasien pernah mengatakan kepada suami keinginan untuk mempunyai
pembantu dirumah agar bisa membantu pekerjaan sehari-hari tapi tidak
dituruti oleh suami, karena pernah punya pengalaman tidak
menyenangkan dengan pembantu sebelumnya.

 Persepsi Keluarga tentang Pasien


Suami dan anak pasien menganggap saat ini pasien sedang sakit dan perlu
pengobatan. Keluarga pasien mendukung pengobatan terhadap pasien.
STATUS PSIKIATRIKUS
Diperiksa tanggal 14 Mei 2018
a. Deskripsi umum

1. Penampilan: Pasien merasa dirinya tidak sakit, roman wajah


bingung, pasien bicara terus menerus tanpa henti dan topik
pembicaraan tidak jelas, kerapian dan kebersihan cukup
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor: hiperaktivitas
3. Sikap terhadap pemeriksa: tidak kooperatif

b. Pembicaraan: kontak verbal (+), irrelevan, artikulasi jelas.


c. Mood, afek, dan keserasian
1. Mood : Iritable
2. Afek : Iritable
3. Kesesuaian : Sesuai

d. Pikiran/proses pikir
1. Bentuk : Autistik
2. Arus : Inkoherensi, Logore
3. Isi : Waham (+)
e. Persepsi : Halusinasi auditorik (+)

f. Sensorium dan kognisi


Taraf kesadaran
1. Kuantitas : E4 V4 M6
2. Kualitas : Compos Mentis
Orientasi
1. Waktu : buruk
2. Tempat : buruk
3. Orang : buruk
Daya ingat
1. Jangka panjang : Terganggu
2. Jangka pendek : Terganggu
3. Segera : Terganggu
Konsentrasi dan perhatian : Kurang baik, perhatian mudah
teralihkan
Kemampuan membaca dan menulis : Tidak dapat dinilai
Kemampuan visuospasial : Tidak dapat dinilai
Kemampuan berpikir abstrak : Tidak dapat dinilai
g. Daya nilai dan tilikan
1. Kesan nilai sosial : Buruk
2. Daya nilai realita : Buruk
3. Tilikan :1
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
a. Pemeriksaan tanda vital

 Kesadaran : Compos Mentis


 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Frekuensi pernafasan : 22x/menit
 Frekuensi nadi : 96x/menit
 Suhu : 36,5 oC
 BB : 66 kg
 TB : 156 cm
 Kesan Gizi : Baik
b. Status generalis
 Kulit :Warna kulit coklat, sianosis (-).
 Kepala : Deformitas (-), luka lecet (-)
 Rambut : ikal, berwarna hitam
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 THT : Deviasi septum nasi (-), perdarahan (-), mukosa hidung
hiperemik (-)
 Mulut : Lidah kotor (-)
 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening leher (-)
 Jantung : Bunyi jantung S1S2 reguler, murmur (-), gallop(-)
 Paru : Suara napas dasar vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
sonor di kedua lapang paru
 Abdomen : Datar, bising usus 8x/menit, nyeri tekan (-)
 Punggung : Simetris (+), deformitas (-)
 Ekstremitas : Tremor halus (-/-), edema (-/-)
c. Status Neurologi
 Glasgow Coma Scale (GCS) : E4 M6 V5 = 15

 Pupil : Isokor (+), diameter 3mm/3mm


 RCL, RCTL: +/+, +/+

 Kaku kuduk: (-)

 Pemeriksaan motorik 5 5
5 5

 Diagnosa: F20. Skizofrenia


 DD: F20.3 Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated)
F25.0 Gangguan Skizoafektif tipe manik
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 14 Mei 2018
 Hemoglobin : 16.1 g/dl (13 – 18)
 Eritrosit : 5.7x106/ul (4,0 – 5,5)
 Leukosit : 11.2x 103/ul (4 – 10)
 Hematokrit : 46,9% (42 – 54)
 Trombosit : 301x103/ul (150 – 400)
 SGOT : 22 u/l (<38)
 SGPT : 15 u/l (<41)
 MCV : 82.4 fl (75.00-100.00)
 MCH : 28,3 pq (25.00 – 32.00)
 MCHC : 34.3 g/dL (32.0 – 36.0)
 RDW : 12.3% (10.00-16.00)
 Basofil : 0.4% (0.0-1.0)
 Eosinofil : 1.2% (1.0-4.0)
 Neutrofil Segmen : 63.8% (50.0-80.0)
 Limfosit : 29.0% (25.0-50.0)
 Monosit : 5.6% (4.0-8.0)
DIAGNOSIS MULTI AKSIAL
• F20. Skizofrenia
Aksis 1

• Tidak ada diagnosis


Aksis 2

• Tidak ada diagnosis


Aksis 3

• Masalah keluarga
Aksis 4

• 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita


Aksis 5 & komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
PENATALAKSANAAN
1. Hospitalisasi

2. Non-farmakolog

Edukasi kepatuhan minum obat, dukungan keluarga


3. Farmakologi:

 Inj. Lodomer 5mg/IM

 Inj. Valdimex 5mg/IM

 Hexymer 2x2mg
PROGNOSIS
 Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
 Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
 Quo ad Sanactionam : Dubia
FOLLOW UP HARIAN
 14 Mei 2018
 S: Pasien masih diruang siolasi, pasien merasa dirinya tidak sakit, berbicara
terus tanpa henti dan melantur serta sering berganti topik, makan mau,
tidur kurang nyenyak.
 O: Autistik, E4 V5 M6, TD: 120/70 mmHg, RR: 22x/mnt, HR: 96x/mnt, Suhu:
36,6oC.
Roman wajah bingung; dekorum buruk; perilaku kurang kooperatif;
pembicaraan irelevan; rapport belum adekuat; mood: bingung; afek: datar;
kesesuaian: tidak sesuai; bentuk pikir: autistik; arus pikir: inkoheren; isi
pikir: waham (+); persepsi: perilaku halusinasi auditorik (+).
 A: Skizofrenia
 P: Inj. Lodomer 5mg/IM
Inj. Valdimex 5mg/IM
Hexymer 2x2mg
 15 Mei 2018
 S: Pasien sudah tidak diruang isolasi lagi, pasien sudah lebih tenang,
tampak mengantuk, dapat tidur, makan dan minum baik. Pasien
masih tampak bingung tapi tidak tampak gelisah, pasien sudah
koorporatif saat diajak bicara dapat menceritakan dengan baik
tentang kondisi keluarga pasien, pasien sedikit mengalami diare.
 O: Kesan delirium, E4 V5 M6, TD: 120/80 mmHg, RR: 20x/mnt, HR:
86x/mnt, Suhu: 36,5oC.
Roman wajah: bingung; dekorum: cukup; perilaku: kooperatif, kontak
dengan pembicara (+) ;pembicaraan: relevan dan teratur; bentuk
pikir: realistik; arus pikir: waham (-) Logore (-); persepsi: Halusinasi (-)
 A: Skizofrenia
 P: Inj. Lodomer 5mg/IM
Inj. Valdimex 5mg/IM
Hexymer 2x2mg
 16 Mei 2018
 S: Pasien dapat tidur dengan nyenyak, makan dan minum baik, pasien
koorporatif saat diajak bicara, tidak tampak binggung lagi, pasien
masih mengalami diare, tampak agak lemas kemungkinan akibat
diarenya.
 O: Kesan Compos Mentis, E4 V5 M6, TD: 120/70 mmHg, RR: 20x/mnt,
HR: 86x/mnt, Suhu: 35,5oC.
Roman wajah: tenang; dekorum: cukup; perilaku: kooperatif;
pembicaraan: relevan; bentuk pikir: realistik; arus pikir: waham (-);
persepsi: halusinasi (-).
 A: Skizofrenia
 P: Inj. Lodomer 5mg/IM
Inj. Valdimex 5mg/IM
Hexymer 2x2mg
(Pemberian obat hari ketiga)
 17 Mei 2018
 S: Pasien tenang, tidur malam cukup, tampak mengantuk, koorporatif
saat diajak bicara dan menatap lawan bicara, makan dan minum baik,
pasien sedikit cemas karena memikirkan warung dirumahnya yang
sudah 4 hari tidak buka, pasien sudah tidak mengalami diare lagi.
 O: Compos mentis, E4 V5 M6, TD: 120/80 mmHg, RR: 20x/mnt, HR:
88x/mnt, Suhu: 35,8oC.
Roman wajah: tenang; dekorum: baik; perilaku: kooperatif dan saat
bicara menatap lawan bicara; pembicaraan: relevan; bentuk pikir: r
ealistik; arus pikir: waham (-); persepsi: halusinasi (-).
 A: Skizofenia
 P: Noprenia 2x2mg
Hexymer 2x2mg
Prolepsi 300mg ½-0-2
 18 Mei 2018
 S: Pasien tenang, tidur cukup, koorporatif saat diajak bicara dan
menatap lawan bicara, makan dan minum baik, pasien merasa
mual setelah meminum obat prolepsi yang dikonsumsi sore hari
sebelumnya. Orientasi terhadap tempat, waktu dan orang baik.
 O: Compos mentis, E4 V5 M6, TD: 100/60 mmHg, RR: 20x/mnt, HR:
84x/mnt, Suhu: 36,5oC.
Roman wajah: tenang; dekorum: baik; perilaku: kooperatif dan
saat bicara menatap lawan bicara; pembicaraan: relevan; bentuk
pikir: realistik; arus pikir: waham (-); persepsi: halusinasi (-).
 A: Skizofenia
 P: Noprenia 2x2mg
Hexymer 2x2mg
Prolepsi 300mg ½-0-2
PEMBAHASAN
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
 Perempuan 52 tahun, sudah menikah
 Keluhan: bicara terus tanpa henti, jika marah bisa sampai
memukul orang lain,
 Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
 Pasien memiliki masalah keluarga, dengan suaminya
dikarenakan suami pasien menikah lagi tanpa seizin pasien
 Masih tinggal serumah dengan suami tapi tidur berbeda kamar
 Semenjak mengetahui suami menikah lagi pasien menjadi
mudah marah, lebih sensitif dan mudah curiga
 Anak pasien pernah mengalami gangguan kejiwaan, semasa
SMK sempat dirawat dan kini sudah sembuh
 Pasien merasa lelah mengurus rumah dan warung sendirian,
ingin memiliki pembantu tapi tidak disetuji suaminya
 Roman wajah bingung, bicara terus tanpa henti, topik pembicaraan
tidak jelas, irrelevan, artikulasi jelas, dekorum cukup, tidak
kooperatif, hiperaktivitas, cenderung agresif.
 Mood iritable, afek iritable dan sesuai.
 Bentuk pikir autistik, inkoheren, logore dan terdapat halusinasi
auditorik (+), waham (+), .
 Kesadaran CM GCS 15; orientasi dan memori buruk.
 Pemeriksaan penunjang Hematologi, MCV, MCH, MCHC, Hitung
Jenis, dan SGOT/SGPT dbn.
DIAGNOSIS AKSIS I
Berdasarkan ikhtisar penemuan di atas, maka kasus ini termasuk dalam
gangguan jiwa skizofrenia karena adanya penyimpangan fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan presepsi, serta oleh afek yang tidak wajar
atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelekual biasanya
tetap terpelihara, walaupn kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian. Gambaran utama skizofrenia menurut PPDGJ III antara lain:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. -“thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya
(tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ;
atau
- “thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal);
dan
- “thought broadcasting”= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
b. - “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu
dari luar; atau
- “delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota
gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);
- “delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas
bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

c. Halusinasi Auditorik:
→ Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau

→ Mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang
berbicara), atau
→ Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar
dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau
kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca,
atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)
 Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham
yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus
menerus;
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang
berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
h. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
 Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
(prodromal)
 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude)
dan penarikan diri secara sosial.

Perjalanan gangguan skizofrenik dapat diklasifikasi dengan menggunakan


kode lima karakter berikut:
 F20.x0 Berkelanjutan
 F20.x1 Episodik dengan kemunduran progresif
 F20.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
 F20.x3 Episodik berulang
 F20.x4 Remisi tak sempurna
 F20.x5 Remisi sempurna
 F20.x8 Lainnya
 F20.x9 Periode pengamatan kurang dari satu tahun
DIAGNOSIS AKSIS II
Tidak terdapat gangguan kepribadian.
DIAGNOSIS AKSIS III
Tidak terdapat gangguan
DIAGNOSIS AKSIS IV
 Diagnosis pada aksis IV pada pasien ini adalah masalah keluarga
dimana permasalahan ini bisa dikaitkan juga kedalam ranah
masalah psikososial.
 Meskipun begitu masalah keluarga tidak bisa berdiri sendiri
untuk menjadi pencetus terjadinya skizofenia, harus ada
keterlibatan faktor stressor lain juga sehingga bisa terjadi
skizofrenia
DIAGNOSIS AKSIS V
Diagnosis aksis V pada pasien ini adalah 40-31, yaitu terdapat
beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita &
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
PSIKODINAMIKA KASUS

BIOLOGI PSIKOLOGI SOSIAL


-Umur pasien (52 -Logore -Dukungan keluarga
tahun) baik
-Emosi labil, lekas
-Jenis kelamin marah (sekarang) -Pendidikan tamatan
Perempuan SMP
-Perilaku terkadang
-Anak Perempuan agresif, -Mempunyai masalah
pasien pernah dengan suami
-Halusinasi auditor (+)
mengalami gangguan
-Bersosialisasi baik
kejiwaan -Waham (+)
dengan tetangga
-Mudah gelisah
-Pribadi ramah dan
-Nafsu makan mudah bergaul
menurun
-Tilikan 1
PENATALAKSANAAN
 Rawat Inap
Pasien diindikasikan untuk dirawat di rumah sakit untuk mencari dan
mengobati penyakit yang mendasari timbulnya gejala-gejala yang ada pada
pasien.

 Psikofarmaka
Pada kasus ini pasien diberikan:
1) Injeksi Lodomer (Haloperidol) yang merupakan antipsikotik tipikal namun
memiliki efek ekstrapiramidal lebih besar. Haloperidol bekerja dengan
memblok reseptor dopaminergic D1 dan D2 di postsinaptik mesolimbik.
2) Injeksi Valdimex (Diazepam) digunakan membuat pasien lebih tenang dan
mudah tidur. Diaazepam bekerja dengan meningkatkan kepekaan reseptor
GABA (gamma-aminobutyric acid) terhadap neurotransmitter penghambat
sehingga menyebabkan membran sel tidak dapat dieksitasi.
3) Hexymer (Trihexyphenydil) yang memiliki efek antikolinergik sentral lebih
kuat daripada perifer. Indikasi pemberian obat ini adalah untuk mengobati
gangguan ekstrapiramidal yang disebabkan oleh obat-obat pada sistem
saraf pusat.
 Setelah tiga hari dirawat, terapi injeksi haloperidol dan diazepam dihentikan dan
diganti terapi:
1. Oral prolepsi (Oxcarbazepine) yang merupakan turunan dari carbamazepine, biasanya
digunakan pada pasien dengan gangguan kejang (epilepsi), obat dapat mempotensiasi
(memperkuat) reseptor GABA α1, β2 dan γ2 subunit, sehingga cukup bagus diberikan pada
pasien dengan gangguan nyeri neuropati dan gngguan manik-depresi

2. Oral noprenia (Risperidone), biasa digunakan pada pasien skizofrenia akut, kronik dan
kondisi psikosis lainnya. Membantu mengurangi gejala skizofrenia

 Terapi psikososial
Penting diberikan edukasi pada pasien mengenai keadaan yang dialami pasien
sehingga pasien dan keluarga dapat menciptakan lingkungan yang optimal bagi
pemulihan pasien, membantu dalam menjaga kestabilan emosi pasien agar
kekambuhan kembali tidak terjadi. Keluarga juga perlu diberi edukasi dalam upaya
mendukung penyembuhan pasien berupa terapi pasien yang akan membutuhkan
waktu lama sehingga diharapkan dapat berperan sebagai pemantau minum obat bagi
pasien dan juga membantu pasien agar rajin mengontrol kondisinya ke rumah sakit
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : Dubia ad bonam
 Quo ad functionam : Dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : Dubia
KESIMPULAN
Pasien perempuan berusia 52 tahun mengalami skizofrenia.
Etiologinya diduga karena permasalahan dalam keluarga. Setelah
perawatan dan pemberian terapi selama 5 hari dari bagian psikiatri
terjadi perbaikan pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis edisi 2.
Muttaqin H, Sihombing RNE, editor. Jakarta: EGC; 2010.
2. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Chapter 21: Neurocognitive disorders. In: Pataki
CS, Sussman N, editors. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: behavioral
sciences/clinical psychiatry. 11th edition. Philadelphia: Wolters kluwer; 2015. p. 694-
704.\
3. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-
III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: 2003.
4. Lina handayani, dkk. Faktor Risiko Kejadian Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan: 2016.
5. Maslim R. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi
Ketiga. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya
6. Durland VM, and Barlow DH. 2007. Essentials of Abnormal Psychology. 3rd edition
Pacific Grove, CA: Wadsworth
7. MIMS Edisi Bahasa Indonesia. Referensi Obat Informasi ringkas Produk Obat. Vol
18 Ed 2017. Medidata: 2017
8. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
2007
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai