DAN BASILER
Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah
DISENTRI AMUBIASIS
Pemeriksaan tinja
Makroskopi lendir dan darah
Mikroskopis tinja segar
Diare (-) kista bulat berkilau seperti
mutiara dengan badan2 kromatid berbentuk
batang
Diare (+) trofozoit bergerak aktif seperti
keong (tinja yang berlendir dan darah)
Kolonoskopi ulkus khas dengan tepi
menonjol, tertutup eksudat kekuningan, mukosa
antara ulkus normal
biopsi trofozoit
Foto Rontgen tidak membantu
Pembiakan dengan media Boeck Dr. Bohlav
(tidak rutin)
Uji serologik untuk abses amubik dan
epidemiologis
(+) belum tentu amubiasis aktif
(-) pasti bukan amubiasis
Diagnosis
Diagnosis pasti ditemukan trofozoit pada
tinja
Tinja tidak banyak mengandung leukosit
Diagnosis Banding
Disentri basiler
Kolitis ulseratif
Skistosomiasis (endemis)
Komplikasi
Komplikasi intestinal
Perdarahan usus
Perforasi usus
Ameboma
Intususepsi
Penyempitan usus (striktura)
Komplikasi ekstraintestinal
Amubiasis hati
Amubiasis pleuropulmonal
Abses otak, limpa dan organ lain
Amubiasis kulit
Pengobatan
Amubiasis asimptomatik
Diloksanit furoat 3x500mg selama 10 hari
Diyodohidroksikin 3x600mg selama 10 hari
Yodoklorohidroksikin atau kliokinol 3x250mg
selama 10 hari
Karbarson 3x500mg selama 7 hari
Bisthmuth glycoarsanilate 3x500mg selama 7
hari
Klefamid 3x500mg selama 10-13 hari
Paromomycin 3x500mg selama 5 hari
Kloroquin difosfat 2x500mg selama 1-2 hari
dilanjutkan 2x250mg selama 7-12 hari
Metronidazol 3x500mg selama 5 hari
Tinidazol 2 gr selama 2-3 hari
Ornidazol 2 gr selama 3 hari
Disentri amubiasis ringan-sedang
Metronidazol, tinidazol atau ornidazol
3x750mg selama 5-10 hari
ditambah diyodohidroksikin, kliokinol atau
diloksanid furoat dengan dosis yang sama
atau tetrasiklin 4x 500mg selama 5 hari
Disentri amubiasis berat
Obat amubisid ditambah
Terapi suportif cairan elektrolit dan
tranfusi darah
Emetin (1 mg/kgBB/hr maks 60 mg/hr) atau
dihidroemetin (11,5mg/kgBB/hr maks 90
mg/hr) selama 3-5 hari (im atau subkutan
dalam)
Prognosis
Tergantung berat ringannya penyakit
Baik bila tanpa komplikasi
Pencegahan
Melalui feko-oral
Tahan pada pH rendah (barrier asam
lambung)
Penularan air, makanan, lalat yang
tercemar ekskreta pasien
Endemik (tropis) air yang tercemar tinja
pasien, makanan yang tercemar lalat dan
carrier
Kelainan anatomis
Basil kuman tidak ditemukan di rongga usus
dan tidak merusak selaput lendir
Toksin kuman kerusakan selaput lendir
hampir di seluruh usus besar, terberat di
sigmoid, ileum hanya hiperemis saja
Menahun selaput usus tebal, kaku, tidak
rata dan lumen usus mengecil, perlengketan
dengan peritoneum
Gejala klinis
Gejala khas mendadak
Defekasi sedikit-sedikit dan terus menerus,
sakit perut dengan rasa kolik dan mejan,
muntah2 dan sakit kepala
Sifat kotoran awal sedikit2 sampai usus
terkuras habis kmd ringan dan mengeluarkan
cairan, berat tinja berlendir dan
kemerahan (red currant jelly) atau lendir yang
bening berdarah, bersifat basa
Mikroskopis sel2 pus, sel2 lekosit, eritrosit,
makrofag besar
Demam ringan-tinggi
Nadi cepat
Darah rutin normal
Tinja berbentuk sedikit lendir dan darah
S. dysentriae diare seperti air, muntah2,
suhu badan subnormal, cepat terjadi
dehidrasi, renjatan septik, dan dapat
meninggal bila pertolongan terlambat
Sakit perut disebelah kiri, melilit diikuti
pengeluaran tinja perut jadi cekung
Anus luka dan nyeri, kdg2 prolaps
Komplikasi dan gejala sisa