Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

PENGGUNAAN TETRASIKLIN UNTUK


STROKE
Disusun oleh : Shilvya Fatma Pritiatama
201710401011047
Pembimbing : dr. Sigit Hari Nursjamsu Sp. S
dr. Intan Nurswida, Sp. S

SMF ILMU PENYAKIT SARAF RSUD JOMBANG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
PENDAHULUAN
Stroke merupakan kumpulan gejala akibat gangguan
fungsi otak baik fokal maupun global yang mendadak,
disebabkan oleh berkurang atau hilangnya aliran darah
pada parenkim otak, retina, dan medula spinalis oleh
karena penyumbatan atau perdarahan yang dibuktikan
dengan imaging atau patologi

Stroke diklasifikasikan menjadi stroke iskemik


(trombotik dan emboli) dan stroke perdarahan
(PIS dan PSA)

Tetrasiklin dapat digunakan sebagai


neuroprotektan, anti apoptosis, dan anti
inflamasi pada brain injury dan brain
ischemic
TINJAUAN PUSTAKA
1. STROKE
• Mendadak
• Lebih dari 24 jam
Definisi (WHO) • Didapatkan defisit neurologi
fokal maupun global
• Disebabkan oleh karena
gangguan vaskular

• Dapat dimodifikasi : HT, DM,


merokok, kolesterol, asam urat
Faktor Resiko • Tidak dapat dimodifikasi : usia,
genetik, jenis kelamin
Patofisiologi
Pembagian Stroke

Trombotik
Iskemik
Emboli
Stroke

Perdarahan PIS, PSA


STROKE ISKEMIK
• Definisi
– Brain, spinal cord, or retinal cell death due to ischemia, based on
pathological, imaging, or other objective evidence of cerebral, spinal
cord, or retinal focal ischemic injury in a defined vascular distribution
(AHA, 2017)
Gejala
Klinis
Pemeriksaan Laboratorium
- DL, GDS, GD 2 PP, fungsi
ginjal, profil lipid, enzim
jantung, Elektrolit

Pemeriksaan imejing
- CT-scan, MRI
Tatalaksana
Tatalaksana Umum
1. Stabilisasi jalan nafas
- Pantau GCS, TTV, saturasi oksigen
- Pemberian oksigen jika saturasi < 95%
- Perbaikan jalan nafas termasuk pemasangan pipa
orofaring pada px tidak sadar
- ETT pada px hipoksia dengan saturasi oksigen <
60 mmHg atau Pco2 > 50 mmHg
2. Penatalaksanaan Peningkatan TIK
- Meninggikan posisi kepala 20-30 derajat
- Menghindari hipernatremi
- Menjaga normovolemia
- Menghindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotinik
- Pemberian osmoterapi manitol 0,25-0,50 gr/kgbb selama >
20 menit diulang tiap 4-6 jam, jika perlu furosemid dengan
dosis inisial 1 mg/kgBB IV
3. Pengendalian kejang
Apabila kejang diberikan diazepam IV bolus lambat 5-20
mgdan diikuti fenitoin dosis 15-20 mg/kg dengan kecepatan
maksimum 50mg/menit
4. Pengendalian suhu tubuh
- Px stroke dengan febris diberi antipiretik
- Px demam beresiko jadi infeksi diberi
antibiotik
5. Tatalaksana cairan
- Cairan isotonis seperti NaCl 0.9%, RL, RA
menjaga euvolemia
- Cairan hipotonik yang mengandung glukosa
dihindari kecuali hipoglikemia
Tatalaksana Spesifik
1. Trombolisis intravena
- Menggunakan rTPA, dengan onset akut < 6 jam
dengan dosis 0,6-0,9 mg/kgBB
2. Antikoagulan dan antiagregasi trombosit
3. Neuroprotektor
Stroke Perdarahan
Perdarahan intraserebral
- Perdarahan yang terjadi di parenkim otak
• Epidemiologi
– Terjdi 10-15% dari kejadian stroke. Faktor resiko
perokok, HT, konsumsi alkohol, dan genetik
• Patogenesis
– Dapat terjadi di semua parenkim otak paling
sering korteks, basal ganglia, kapsula interna,
thalamus, brain steam.
• Sign n symptom
– Onset akut dan adanya defisit neurologi fokal,
nyeri kepala, mual, muntah
• Pemeriksaan penunjang
– Tes laboratorium
– Tes imaging
– Angiografi dan venografi
• Terapi
– Umum : menjaga ABC
• Terapi khusus
– Hipertensi
– Kejang
– Peningkatan TIK
Perdarahan Sub Arachnoid
• Khas : nyeri kepala paling berat selama hidup,
mendadak, dan terjadi penurunan kesadaran
• Penatalaksanaan : mempertahankan MAP <
110 dan TD 160/90, nimodipin oral 60 mg tiap
4 jam, cairan isotonis, mempertahankan TD
sistolik 160-200 mmHg
TETRASIKLIN
Mekanisme Kerja Tetrasiklin
Golongan Tetrasiklin
1. Klortetrasiklin
2. Oksitetrasiklin
3. Tetrasiklin
4. Doksisiklin
5. Demeklosiklin
6. Minosiklin
1. Tetrasiklin sebagai anti inflamasi

• Menghambat respon pada neutrofil, monosit, sel


mikroglia, NOS, Selain itu dapat menghambat
eksitasi dari glutamat yang berikatan dengan sel
neuron atau sel glia dengan menghambat P38
phosphorilation dan IL-1 release
2. Tetrasiklin sebagai anti apoptosis
• Minosiklin mencegah apoptosis dan
melepaskan sitokrom C dari mitokondria.
Selain itu minosiklin menginduksi up-regulasi
protein anti apoptosis BCL-2 pada mRNA
3. Tetrasiklin sebagai neuroprotektan

Menghambat
poly(ADP-
Ribose) Menurunkan
Polimerase produksi mRNA
(PARP-1) , Mencegah iNOS dan
sedangkan neuron aktivasi mikroglia menghambat
dilindungi produksi protein
terhadap toksisitas NOS
yang dimediasi
PARP-1
Daftar Pustaka
• Hidayat Rahmad dkk, 2017, Neurovaskuler, FK UI,
Jakarta
• Elewa et al, 2006, Minocycline for Acute
Neuroprotection, National institute of Health, pp 1-9
• Jian et al, 2012, Tetracycline Inhibits Local
Inflammation Induced by Cerebral Ischemia via
Modulating Autophagy, plos one,vol 7, pp 1-9

Anda mungkin juga menyukai