Anda di halaman 1dari 82

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Satker Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II

No. Kontrak: HK.02.03/SATKER/BWS-NT II/KGT-PP/06/III/2017


08 Maret 2017

Tahun Anggaran 2017


PT. OSEANO ADHITA PRASARANA
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satker Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II

PENDAHULUAN

PT. OSEANO ADHITA PRASARANA


mengalami kerusakan serius, Bulan Pebruari 2014
garis pantai berubah ±1500 tersisa sebagai
meter ke dalam daratan kawasan wisata yang lalu, terjadi gelombang
diperkirakan laut dengan tinggi 3 (tiga)
±3,0 ha
sampai dengan 5 (lima) meter
yang memporak-porandakan
Pantai Daere
mudah diakses warga
Kabupaten Alor

salah satu pantai di PANTAI kerusakan akibat


Kabupaten Alor yang
memiliki potensi
pariwisata
DAERE abarasi pantai
TUJUAN
 Identifikasi kerusakan Pantai Daere
 Mempelajari penyebab terjadinya kerusakan
 Membuat rencana pengamanan pantai yaitu (merencanakan bentuk, ukuran dan jenis konstruksi
bangunan pengaman pantai, termasuk gambar dan rencana anggaran biaya, RAB, sebagai acuan
dan pedoman dalam rangka pelaksanaan konstruksi bangunan tersebut.)
SASARAN
 Tersedianya Detail Desain Bangunan Pengaman Pantai Daere.
 Terlindunginya kawasan permukiman dan kawasan wisata pantai tersebut dari bahaya abrasi dan
erosi pantai
Dasar hukum dari pelaksanaan pekerjaan ini antara lain adalah sebagai berikut:
 Undang-Undang No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil.
 Peraturan Presiden Republik Indonesia No.04 tahun 2015, tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 tahun 2010, tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
07/PRT/M/2015 tentang Pengaman Pantai
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
10/PRT/M/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan
Tata Pengairan
 Peraturan Menteri PU No.11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satker Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II

GAMBARAN UMUM
LOKASI PEKERJAAN

PT. OSEANO ADHITA PRASARANA


Kabupaten Alor merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur
yang terletak di bagian timur laut. Kabupaten Alor terdiri dari tiga pulau besar dan
enam pulau kecil yang saat ini ada penghuninya.
Secara astronomis, Kabupaten Alor terletak antara:
•Timur : 125º - 48º Bujur Timur
•Barat : 123º - 48º Bujur Timur
•Utara : 8º - 6º Lintang Selatan
•Selatan : 8º - 36º Lintang Selatan.
Berdasarkan wilayahnya, batas-batas Kabupaten Alor adalah:
•Timur : Pulau-pulau di Maluku.
•Barat : Selat Lomblen Lembata
•Utara : Laut Flores
•Selatan : Selat Ombay dan Timor Leste
Alor yang memiliki luas 2.864,64 Km2 terdiri dari 17 Kecamatan. Secara geografis,
kondisi daerah ini merupakan daerah pegunungan tinggi yang dikelilingi oleh lembah-
lembah dan jurang-jurang. 63.94 % dari wilayah di Kabupaten Alor merupakan daerah
dengan kemiringan lebih dari 40º.
NO Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Wilayah (km2) Kepadatan
1 Pantar 9.084 111 82
2 Pantar Barat 6.948 67 104
3 Pantar Timur 11.089 124 89
4 Pantar Barat Laut 4.415 294 15
5 Pantar Tengah 9.615 159 61
6 Alor Barat Daya 22.227 439 51
7 Mataru 5.762 106 54
8 Alor Selatan 9.173 194 47
9 Alor Timur 7.748 576 13
10 Alor Timur Laut 8.878 199 45
11 Pureman 3.583 129 28
12 Teluk Mutiara 49.976 66 758
13 Kabola 7.563 77 99
14 Alor Barat Laut 19.373 105 185
15 Alor Tengah Utara 11.273 117 96
16 Lembur 4.264 74 58
Jumlah 190.971 2.837
Kelurahan / Laki-
Perempuan Jumlah Rumah
Desa laki
Kopidil 482 496 978 232
Pante Deere 341 386 727 184
Sumber: Kabupaten Alor Dalam Kabola 1743 1754 3497 771
Alila Timur 456 543 999 216
Angka, 2013 Lawahing 736 770 1506 368
 Kehutanan dan perkebunan: seedlack asam, kenari, sirih

hutan, kayu manis, mahoni, cendana, kemiri, kelapa,

cengkeh, vanili, kopi, kakao dan lada.

 Perikanan dan Kelautan: berbagai jenis ikan seperti kerapu,

cucut, kakap, teri, tenggiri, tuna, tongkol dll. serta non ikan

antara lain mutiara, rumput laut, teripang, ubur-ubur serta

berbagai jenis kerang dan taman laut.

 Pariwisata : taman laut, perkampungan tradisional,

keajaiban alam, taman wisata perburuan,

penangkaran/budidaya rusa, hutan kenari alam, hutan

wisata, museum daerah dan panorama alam pegunungan

dan pantai.

 Pertanian dan Perternakan : padi ladang, jagung, palawija,

mangga, jeruk, pisang, serta sapi, kambing, babi dan rusa.


terletak di bagian utara dari Bandara Mali
memiliki pantai pasir putih yang bersih
dan halus dengan air lautnya yang bersih
berwarna biru kehijauan
LOKASI PEKERJAAN
 Kabupaten Alor secara morfologi, sebagian besar luas wilayah daratan merupakan gunung dan berbukit – bukit yang
dibatasi lembah dan jurang dengan kemiringan di atas 400 seluas 184.053,13 Ha (64,25%);
 kemiringan 150 - 400 Ha seluas 67.634,15 Ha (23,61%); 30 – 150 seluas 24.893,72 Ha (8,69%) dan kemiringan 00 – 30
seluas 10.026 Ha (3,45%).
 Dengan kondisi geomorfologi yang demikian juga memberikan iklim yang fariatif bagi pengembangan aneka
komoditi, namun dalam upaya pengembangannya memerlukan penerapan teknologi konservasi yang insentif.

LOKASI PEKERJAAN

U
 Wilayah rawan gempa bumi yang bersumber dari
sistem patahan naik busur belakang Flores,
membentang di sebelah utara Pulau Alor berarah
barat-timur.
 Morfologi Pulau Alor berupa dataran terdiri dari
daratan pantai, daratan alluvial, dataran rombakan
Sebaran Lokasi Gempa di Indonesia (Sumber : koral dan daratan rombakan batuan gunung api.
Departemen Energi dan SumberDaya Minera)
 Tersusun oleh batuan lunak bersifat lepas, urai dan
belum padu sehingga rentan terhadap goncangan
gempa bumi.
 Kota Kalabahi, Mailelang, Likuwantang, Limbur,
Lembah Adagai, Taramana, Koilela, Niakena, Kolana
dan Bukapiting terletak pada morfologi daratan
pantai dan daratan aluvial.
 Sedangkan morfologi bagian tengah Pulau Alor
berupa perbukitan yang tersusun oleh endapan
rombakan gunung api berumur tersier dan kuarter.
Batuan ini sebagian besar lapuk, lepas, urai dan
belum padu sehingga rentan terhadap goncangan
gempa bumi yang dapat memicu terjadinya
longsoran
• Sejarah mencatat bahwa wilayah ini telah beberapa kali mengalami kejadian gempa bumi merusak. Tercatat dalam dua dekade terakhir

adalah pada tahun 1987, kemudian tahun 1991 dimana gempa yang terjadi cukup menghancurkan Kota Kalabahi dan terakhir gempa bulan

November tahun 2004.

• Berdasarkan posisi Alor dalam wilayah jalur gempa dan sejarah terjadinya gempa di Alor seperti di atas, maka diprediksi oleh pakar gempa

bahwa kemungkinan terjadinya gempa tektonik di Alor secara periodik adalah pada setiap 5 atau 6 tahun kemudian.

6,2 SR
July 04, 1991
Date:
LOKASI PEKERJAAN 11:43:10 UTC
Depth: 28.80 km (17.90 mi)
120
Rata-rata Penyinaran 100
Matahari (%) 80
60
40
20
0

Bulan
Kabupaten Alor, termasuk dalam
daerah dengan keadaan iklim hujan
tropic atau subtropics
(semiarid)

kondisi hujan rata-rata berkisar antara


1 hingga 18 hari dalam satu bulan. 35
30

Suhu Udara (oC)


Curah hujan rata-rata terjadi antara 25
20
bulan Desember sampai dengan bulan
15
Maret, rata-rata tahunan 23,31 mm; 10
5
Suhu rata-rata 20,2 – 33,30 C 0

Pada tahun 2012 temperatur


udara terendah adalah 19,20 º C yang
Bulan
terjadi pada bulan Agustus sedangkan maksimum minimum rata-rata
temperatur tertinggi adalah 33,20 º C
pada bulan September. Curah hujan 100
tertinggi adalah 371,1 mm pada bulan 90
80
Januari, lebih tinggi dari tahun
Kelembaban

70
sebelumnya. Semua ukuran adalah 60
50
untuk kota Kalabahi, ibukota 40
Kabupaten Alor, yang dapat dijadikan 30
20
gambaran umum untuk Kabupaten 10
Alor. 0
Sumber: Stasiun Meteorologi kelas III Mali - Kalabahi
Bulan
ANGIN RATA-RATA BULANAN DALAM 10 TAHUN

Desember Januari Februari Maret April

Mei Juni Juli Agustus September

Oktober November
Angin per Bulan
(2007-2016)
Angin rata-rata 10 tahun
(2007-2016) Longitude: 124°34’19.29”BT
Latitude : 8° 7’18.07”LS
Stasiun Alor
PASANG SURUT SECARA UMUM
Global Tide menunjukan bahwa
tipe pasang surut yang terjadi di
pantai daeree adalah
Campuran condong ke
ganda

dua kali pasang dan duakali


surut pada periode satu hari

Tunggang pasang di pante


deree sebesar 1.87 meter
dengan elevasi maksimum 0.86
meter dan minimum di -1
meter.
Global Tide di lokasi Pantai Daere
124°34’19.29”BT dan 8° 7’18.07”LS
HIDRO-OSEANOGRAFI
(GELOMBANG)
Arah Mata Angin Fetch Effectif
U
Utara 130957.0201
BL TL
Timur Laut 130957.0201
Timur 71958.35723
Selatan 0
Barat Daya 0 B T
Barat 6935.240168
Barat Laut 130957.0201 Angin Februari

“Gelombang akan maksimum ketika angin yang berhembus tidak terhalang”

Mengapa di pantai daere terjadi gelombang tinggi di bulan Februari?

Angin Februari (arah barat laut persentase angin tinggi, kekuatan tinggi)
Fetch effectif besar
>>>>> Gelombang besar
BATHIMETRI REGIONAL

Elevasi beragam dengan tinggi maksimum


lebih dari 500 meter di atas permukaan laut,
kedalaman bervariasi semakin ke arah laut
semakin dalam dengan kemiringan yang tidak
begitu landai.
• Telah dilaksanakan survey investigasi sepanjang 27 km
• Titik kritis berada di daerah utara, bersinggungan
dengan seawall PNPM se panjang +- 1200 m
• Dilaksanakan survey transek per 250 meter di wilayah
kritis.
5 metode transek di sekitar
area kritis (1,2 km) dengan
interval 250 meter
5
4
4

3 3

2
2
1

U
USULAN DINAS TERKAIT MENGENAI PANTAI YANG PERLU DILINDUNGI

Pantai Batu Putih


Desa Alila Timur, Area Rencana Kerja
kecamatan Kabola
Kabupaten Alor
Prov. Nusa Tenggara Timur

“beberapa usulan dari Dinas PU Kabupaten Alor


terhadap perencanaan Detail Desain
pembangan pengamanan pantai yaitu pantai
Batu putih yang terletak di Desa AlilahTimur
Akses jalan Keadaan Pantai Kecamatan Kabola”
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satker Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II

DASAR TEORI
PEKERJAAN

PT. OSEANO ADHITA PRASARANA


Faktor yang menyebabkan kerusakan daerah
pantai bisa bersifat alami maupun akibat
antropogenik. Faktor alami berasal dari
pengaruh proses-proses hidro-oseanografi yang
terjadi di laut yang dapat menimbulkan
hempasan gelombang, perubahan pola arus,
variasi pasang surut, serta perubahan iklim
(Supriyanto, 2003). Sedangkan akibat dari
faktor antropogenik, yaitu pencemaran tidak
Pengertian erosi pantai berbeda dengan abrasi pantai. alami atau pencemaran yang melibatkan
Erosi pantai diartikannya sebagai proses mundurnya
garis pantai dari kedudukan semula yang disebabkan aktivitas manusia diantaranya seperti
oleh tidak adanya keseimbangan antara pasokan dan penebangan hutan mangrove, penambangan
kapasitas angkutan sedimen terumbu karang, pencemaran llingkungan oleh
limbah dan pemanfaatan sumber daya alam
abrasi pantai diartikan dengan proses terkikisnya batuan
atau material keras seperti dinding atau tebing batu yang disekitar pantai akan menyebabkan kerusakan,
biasanya diikuti oleh longsoran dan runtuhan material terutama dalam bentuk fisik seperti perubahan
garis pantai, baik berupa abrasi/ erosi maupun
(Yuwono, 2005)
akresi/ sedimentasi
JENIS BANGUNAN TUJUAN PRINSIP KERJA
Melindungi daratan dan bangunan dari
Seawalls Penguatan begian tertentu dari pantai
limpasan dan overtopping
Revertments Melindungi pantai dari erosi Penguatan begian tertentu dari pantai

Groin Mencegah erosi pantai Mengurangi transport sedimen sepanjang pantai

Mengurangi tinggi gelombang pada yang melaluinya dan


Detached breakwater Mencegah erosi pantai
transport sedimen sepanjang pantai

Melindungi kolam dan mulut pelabuhan dari Menyerap energi gelombang atau memantulkannya
Breakwater
gelombang dan arus kembali ke laut lepas.
Menstabilkan alur pelayaran di muara sungai
Jetty Menahan arus pasang surut dan arus sepanjang pantai
dan banjir di hulu
Melindungi daerah estuari dari gelombang Memisahkan estuari dengan laut dengan piintu yang
Storm surge barrier
badai dapat dibuka/tutup
Material Bangunan

3
3
JENIS BANGUNAN TUJUAN PRINSIP KERJA
Mencegah atau meminimalkan
Memisahkan garis pantai dengan daratan
Sea dikes limpasan air dari laut ke dataran
menggunakan struktur impermeable
rendah

Sea dikes
JENIS BANGUNAN TUJUAN PRINSIP KERJA
Melindungi daratan dan bangunan
Seawalls Penguatan begian tertentu dari pantai
dari limpasan dan overtopping

Seawalls
JENIS BANGUNAN TUJUAN PRINSIP KERJA

Revertments Melindungi pantai dari erosi Penguatan begian tertentu dari pantai
JENIS BANGUNAN TUJUAN PRINSIP KERJA
Mengurangi transport sedimen sepanjang
Groin Mencegah erosi pantai
pantai

GROIN
JENIS BANGUNAN TUJUAN PRINSIP KERJA
Mengurangi tinggi gelombang pada yang
Detached breakwater Mencegah erosi pantai melaluinya dan transport sedimen sepanjang
pantai
JENIS BANGUNAN TUJUAN PRINSIP KERJA
Melindungi kolam dan mulut
Menyerap energi gelombang atau
Breakwater pelabuhan dari gelombang dan
memantulkannya kembali ke laut lepas.
arus
JENIS BANGUNAN TUJUAN PRINSIP KERJA
Menstabilkan alur pelayaran di Menahan arus pasang surut dan arus
Jetty
muara sungai dan banjir di hulu sepanjang pantai
JENIS BANGUNAN TUJUAN PRINSIP KERJA
Melindungi daerah estuari dari Memisahkan estuari dengan laut dengan
Storm surge barrier
gelombang badai piintu yang dapat dibuka/tutup
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satker Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II

METODOLOGI

PT. OSEANO ADHITA PRASARANA


Pasang surut
Arus Gambar
Survei detail Klimatologi Teknik
Perairan Gelombang
Analisis teknik
Batimetri
Sarana prasarana Nota Design
DETAIL Soil seabed pantai, laut dan
ENGINEERING investigation darat
DESIGN
Bill of
Survei detail Topografi Quantity
Daratan Soil Inestigation
START

PERSIAPAN DAN PERENCANAAN

MOBILISASI
PERSONIL & ALAT

DESAIN STUDI
Berdasarkan lingkup, maka pekerjaan ini dapat dibagi ke SURVEI LITERATUR

dalam beberapa tahapan pekerjaan yaitu:


 Kegiatan Persiapan
SURVEI SURVEI & ANALISIS SURVEI MEKANIKA TANAH
SURVEI BATIMETRI
TOPOGRAFI PANTAI OSEANOGRAFI (SOIL INVESTIGASI)
 Survey Investigasi Lapangan
 Analisa Data dan Evaluasi Studi
PENETAPAN TITIK IKAT PENGUKURAN PENGAMATAN PERAMALAN PENGAMBILAN SAMPEL
(BM) DGN GPS PENGUKURAN ARUS PASUT GELOMBANG TANAH DANGKAL
 Pelaporan KEDALAMAN LAUT
UTK PERENCANAAN
PENGUKURAN
 Kegiatan Diskusi POLIGON ANALISIS
PENGAMBILAN SAMPEL
ANALISIS KARAKTER TANAH DALAM
KARAKTERISTIK
PASUT GELOMBANG
Secara garis besar kelima jenis kegiatan tersebut ARUS
PENGUKURAN
ELEVASI (LEVELLING)
terdistribusi kedalam 3 tahapan kegiatan, yaitu : ANALISIS LABORATORIUM

PENGUKURAN PEMODELAN KOMPONEN MODEL


 Tahapan Persiapan SITUASI HIDRODINAMIKA 2-D PASUT GELOMBANG

 Tahap Pengumpulan Data dan Survey Lapangan ANALISIS DAYA DUKUNG


TANAH

GAMBARAN KARAKTERISTIK
 Tahapan Analisa Data dan Perencanaan Detail DETIL MENGENAI
GAMBARAN DETIL KARAKTERISTIK
PASUT &
MENGENAI PROFIL ARUS (KECEPATAN
PROFIL KEDALAMAN LAUT DAN ARAH ARUS) DATUM PASUT
Desain TOPOGRAFI DAN (HWL,LWL,LAT,HAT,
POTENSI ABRASI REKOMENDASI
SITUASI SERTA MSL,CHARD PONDASI
Adapun keterkaitan antar tahapan pelaksanaan pekerjaan KONTUR DATUM)

diatas dapat dilihat pada Bagan Alir Tahapan


Pelaksanaan Pekerjaan dan Pelaporan pekerjaan ANALISIS
KOMPREHENSIF
dibawah. Dari diagram alir tersebut dapat dilihat
REKOMENDASI
keterkaitan antar tahapan, selain itu peran dan HASIL STUDI

kontribusi dari masing-masing tahapan terhadap DETAIL DESIGN Scope of Works, Metode Pelaksanaan,
TIPE Spesifikasi Material & Peralatan, Schedule
hasil akhir dapat dilihat dengan jelas. PELINDUNG Pelaksanaan, Perencanaan Anggaran Biaya,
PANTAI Data dan Drawings
 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan
Alor
 Dokumen Rencana Induk Pengembangan Pantai
Wisata Deera
 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Laut Alor
 Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Daerah (RIPPDA Kabupaten Bangka Tengah) –
Dinas Pariwisata
 Perbup Standar Harga Satuan Terbaru
 Peta Laut – DISHIDROS TNI AL
 Peta RBI - BIG
TOPOGRAFI
ALAT DAN METODA PENGOLAHAN SERTA HASIL DAN
ANALISIS DATA KETERANGAN
PERALATAN: • NILAI UKUR RAMBU
• TOTAL STASION PASUT
• HANDY TALKY BERDASARKAN
• TALLY SHEET NILAI BM STANDAR

PERSONIL:
• SURVEYOR 3 ORANG

METODA PENGUKURAN:
• TOPOGRAFI DIMAKSUD ADALAH MENGUKUR
BEDA TINGGI RAMBU UKUR PASUT TERHADAP
BENCHMARK (BM( STANDAR/RESMI YANG ADA
DISEKITAR AREA KERJA
• SEBAGAI TITIK BANTU DIBANGUN BENCHMARK
BARU ATAU CONTROL POINT (CP) YANG
DIIKATKAN DARI KETINGGIAN BM STANDAR
YANG ADA

METODA ANALISIS DATA MENTAH


• PENGIKATAN RAMBU PASUT MENGGUNAKAN
METODA BEDA TINGGI
ALAT DAN METODA PENGOLAHAN SERTA HASIL DAN
ANALISIS DATA KETERANGAN
PERALATAN: • KOMPONEN PASUT
• RAMBU UKUR PASUT • TIPE PASUT
• PENUNJUK WAKTU • NILAI MUKA AIR
PENTING
PERSONIL: • DATUM PETA
• SURVEYOR 2 ORANG

METODA PENGUKURAN:
• RAMBU UKUR DI TEMPATKAN DI LOKASI YANG
MUDAH DIJANGKAU DAN SELALU TERENDAM
KETIKA KONDISI SURUT
• PENGUKURAN DILAKUKAN SELAMA
PELAKSANAAN SURVEI DIMASING-MASING
LOKUS DENGAN INTERVAL PENGAMATAN PER
1 JAM-AN SECARA KONTINYU

METODA ANALISIS DATA MENTAH


• ADMIRALTY
• PERAMALAN PASUT
• TYPE PASUT
• PENENTUAN MUKA AIR PENTING
ALAT DAN METODA PENGOLAHAN SERTA ANALISIS DATA HASIL DAN KETERANGAN

PERALATAN: • PETA KONTUR


• ODOM HYDROTRAC II KEDALAMAN
• GPS NAVIGASI BERDASARKAN LWS
• KAPAL SURVEI

PERSONIL:
• SURVEYOR 2 ORANG
• ABK

METODA PENGUKURAN:
• SOUNDING DILAKUKAN BERDASARKAN LINE SOUNDING YANG
SUDAH DIRENCANAKAN SEBELUMNYA
• LINE SOUNDING DIDESAIN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
TEGAK LURUS GARIS PANTAI
• INTERVAL LINE 100 METER
• SOUDING DILAKUKAN JUGA CROSS MEMANJANG UNTUK
KOREKSI
• SELAMA SOUNDING DILAKUKAN PENGAMATAN PASANG
SURUT UNTUK KOREKSI VERTIKAL

METODA ANALISIS DATA MENTAH


• KOREKSI VERTIKAL MENGGUNAKAN PASANG SURUT SELAMA
SURVEI
• KOREKSI TITIK KEDALAMAN BERDASARKAN LWS HASIL
ANALISIS PASUT
• PENGGAMBARAN TITIK KEDALAMAN DIATAS PETA DASAR
• PENGGAMBARAN GARIS KONTUR KEDALAMAN
ALAT DAN METODA PENGOLAHAN SERTA ANALISIS HASIL DAN
DATA KETERANGAN
PERALATAN: • POLA ARUS HARIAN
• CURRENT METER
• PENUNJUK WAKTU
• KAPAL SURVEI

PERSONIL:
• SURVEYOR 1 ORANG
• ABK

METODA PENGUKURAN:
• PENGUKURAN DILAKUKAN SELAMA 25 JAM KONTINYU
DENGAN INTERVAL PENGAMATAN PER 1 JAMAN PADA
KEDALAMAN RATA-RATA
• PENENTUAN STASIUN PENGAMATAN DITEMPATKAN
PADA LOKASI YANG DAPAT MEWAKILI KONDISI
PERAIRAN DI AREA KERJA

METODA ANALISIS DATA MENTAH


• ANALISIS VEKTOR
ALAT DAN METODA PENGOLAHAN SERTA ANALISIS HASIL DAN
DATA KETERANGAN
PERALATAN: • JENIS SEDIMEN, GRAIN
• GRAB SAMPLER SIZE, DAN
• LAMOTE WATER SAMPLER KARAKTERISTIK
• GPS SEDIMEN
• PLASTIK SAMPLE
• KAPAL SURVEI

PERSONIL:
• SURVEYOR 1 ORANG
• ABK

METODA PENGUKURAN:
• SAMPLING SEDIMEN MELAYANG MENGGUNAKAN
WATER SAMPLER
• SAMPLING SEDIMEN DASAR MENGGUNAKAN GRAB
SAMPLER
• SEMUA SAMPLE DIMASUKKAN KEDALAM WADAH
SAMPLE

METODA ANALISIS DATA MENTAH


• ANALISIS LABORATORIUM DI LAB YANG
TERAKREDITASI (LAB MEKANIKA TANAH ITENAS
BANDUNG)
56
57
58
59
Grafik Arus Barus
Tanggal 5 Agustus – 6 Agustus 2015
0.45 Tanggal 11 Agustus – 12 Agustus 2015
0.40

0.35

0.30
Kecepatan Arus

0.25

0.20

0.15

0.10

0.05

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
V 0.2 0.23 0.29 0.33 0.22 0.28 0.12 0.11 0.14 0.16 0.17 0.16 0.12 0.16 0.18 0.19 0.24 0.31 0.28 0.26 0.19 0.20 0.16 0.14 0.13 0.15
V 0.6 0.20 0.23 0.28 0.18 0.23 0.10 0.08 0.11 0.12 0.19 0.20 0.13 0.15 0.14 0.19 0.23 0.27 0.21 0.18 0.14 0.15 0.14 0.14 0.09 0.12
V 0.8 0.15 0.22 0.39 0.17 0.25 0.07 0.08 0.06 0.08 0.16 0.15 0.16 0.15 0.12 0.17 0.22 0.21 0.14 0.10 0.10 0.07 0.18 0.10 0.11 0.11
Grafik Arus Barus
0.45

0.40

0.35

0.30

Kecepatan Arus
0.25

0.20

0.15

0.10

0.05

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
V 0.2 0.23 0.29 0.33 0.22 0.28 0.12 0.11 0.14 0.16 0.17 0.16 0.12 0.16 0.18 0.19 0.24 0.31 0.28 0.26 0.19 0.20 0.16 0.14 0.13 0.15
V 0.6 0.20 0.23 0.28 0.18 0.23 0.10 0.08 0.11 0.12 0.19 0.20 0.13 0.15 0.14 0.19 0.23 0.27 0.21 0.18 0.14 0.15 0.14 0.14 0.09 0.12
V 0.8 0.15 0.22 0.39 0.17 0.25 0.07 0.08 0.06 0.08 0.16 0.15 0.16 0.15 0.12 0.17 0.22 0.21 0.14 0.10 0.10 0.07 0.18 0.10 0.11 0.11

60
61
CONTOH ANALISIS PEMODELAN ARUS
PASANG SURUT

Gambar Pola arus kondisi menuju surut purnama


Lokasi Pelabuhan

WINDROSE WAVEROSE

63
Tahun Max (m)
2004 1.77
2005 2.76
2006 2.38
2007 4.14
2008 3.44
2009 2.50
2010 0.86
2011 0.00
2012 2.69
2013 2.52
2014 3.52

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER


Dari hasil pengukuran di lapangan, perhitungan dan pengumpulan data-data lainnya yang diperlukan
selanjutnya dibuat Peta Site Plan (Peta Dasar) dengan skala 1 : 1.000 atau 1: 500. Beberapa acuan
dalam penggambaran disajikan sebagai berikut, namun tentunya sebelum dimulai penggambaran
akan dilakukan asistensi kepada Direksi (bagian pengukuran). Acuan tersebut di antaranya :
 Garis silang untuk grid dibuat untuk setiap 10 cm
 Gambar draft dilakukan di atas kertas milimeter (grafik) kalkir yang telah disetujui Direksi
 Semua BM dan titik kerangka (titik pengikat) yang ada di lapangan digambar dengan legenda
yang telah ditentukan dan dilengkapi dengan elevasi dan koordinat
 Legenda pada gambar sesuai dengan apa yang ada di lapangan
 Gambar/peta site plan digambar di atas kertas kalkir jenis kodactrace dengan ukuran A1
 Gambar kampung dan sungai diberi nama yang jelas
 Lembar peta diberi nomor urut yang jelas dan teratur yaitu dimulai dari kiri berurut ke kanan
 Format gambar etiket peta disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan
 Sebelum pelaksanaan dimulai penggambaran disarankan untuk asistensi dahulu kepada Direksi
(bagian pengukuran)
Setiap bangunan yang direncanakan, baik untuk bangunan yang akan
direhabilitasi maupun bangunan yang akan dibuat, dibuat gambar lengkap
sebagai berikut:
 Gambar tampak depan, tampak samping berikut denah bangunan
 Gambar potongan-potongan prinsip bangunan, yang menunjukkan
pondasi dalam, sloof, balok, pelat dan sebagainya.
 Detail pondasi dalam dalam lapisan tanah sampai permukaan tanah
isometri pelat beton
 Gambar detail penulangan beton yang direncanakan
Adapun standar umum persayaratan gambar yang diberlakukan
pada semua hasil gambar teknis harus memenuhi syarat berikut
ini:
 Semua gambar dibuat dengan menggunakan perangkat
lunak AutoCAD
 Semua gambar diplot di atas kertas kalkir A1 dengan
bantuan plotter
 Sesuai dengan Standar Perencanaan Bangunan Air, Ditjen
Air, Desember 1986
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satker Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II

PROGRAM KERJA

PT. OSEANO ADHITA PRASARANA


PT. OSEANO
ADHITAPRASARANA

TEAM LEADER

AHLI HIDROLOGI / AHLI RAB / COST


AHLI TEKNIK PANTAI AHLI GEOTEK / MEKTAN AHLI GEODESI AHLI SOSIAL EKONOMI
HIDROMETRI ESTIMATE

ASISTEN AHLI TEKNIK


PANTAI

SURVEYOR TOPOGRAFI JURU SONDIR ADMINISTRASI OFFICE BOY

SURVEYOR HIDROMETRI JURU GAMBAR OPERATOR KOMPUTER


BOBOT BULAN
NO. KEGIATAN RENCANA REALISASI Maret April Mei Juni Juli Agustus
(%) (%) 08-11 12-18 19-25 26-01 02-08 09-15 16-22 23-29 30-06 07-13 14-20 21-27 28-03 04-10 11-17 18-24 25-01 02-08 09-15 16-22 23-29 30-05 06-12 13-19
I. Kegiatan Persiapan
a. Persiapan Personil, Alat dan Administrasi 1.20 1.20 0.60 0.60

b. Pengumpulan Data Sekunder dan Primer 1.60 1.60 0.80 0.80

II. Kegiatan Survey Lapangan


a. Survey Topografi dan Bathimetri 12.36 12.36 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06

b. Survey Hidrologi/Hidrometri 6.60 6.60 1.65 1.65 1.65 1.65

c. Survey Arus dan Sedimen 7.80 7.80 2.60 2.60 2.60

d. Survey Identifikasi Kerusakan Pantai 6.30 6.30 2.10 2.10 2.10

e. Survey Mekanika Tanah 4.60 4.60 1.15 1.15 1.15 1.15

III. Kegiatan Analisis Data


a. Analisa Hidrometri 2.76 2.76 0.92 0.92 0.92

b. Analisa Data Angin 2.76 2.76 0.92 0.92 0.92

c. Analisa Gelombang 2.76 2.76 0.92 0.92 0.92

d. Analisa Arus 2.76 2.76 0.92 0.92 0.92

e. Analisa Kualitas Air 2.76 2.76 0.92 0.92 0.92

f. Analisa Sedimen Transport 2.76 2.76 0.92 0.92 0.92

IV. Kegiatan Detail Desain


a. Perencanaan Tata Letak Bangunan 6.80 6.80 1.70 1.70 1.70 1.70

b. Perencanaan Dimensi Bangunan 8.40 8.40 2.10 2.10 2.10 2.10

c. Perencanaan Pemodelan Arus Gelombang 10.20 10.20 2.55 2.55 2.55 2.55

V. Penyusunan Laporan
a. Laporan Rencana Mutu Kontrak 0.78 0.78 0.39 0.39

b. Laporan Bulanan 0.60 0.60 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10

c. Laporan Pendahuluan 0.80 0.80 0.40 0.40

d. Konsep Laporan Akhir 1.00 1.00 0.50 0.50

e. Laporan Akhir 1.00 1.00 0.50 0.50

f. Laporan Penunjang :
1. Laporan Mekanika Tanah 0.60 0.60 0.30 0.30

2. Laporan Survey Hidrologi 0.60 0.60 0.30 0.30

3. Laporan Topografi & Bathimetri 0.60 0.60 0.30 0.30

4. Laporan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) 0.60 0.60 0.30 0.30

5. Laporan Spesifikasi Teknik 0.60 0.60 0.30 0.30

6. Laporan Manual Operasi dan Pemeliharaan 0.60 0.60 0.30 0.30

g. Laporan Eksekutif Summary 1.00 1.00 0.50 0.50

h. Gambar Perencanaan 8.80 8.80 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10

Jumlah 100.00 100.00


Rencana 0.00 0.99 0.99 1.20 3.36 3.71 8.41 9.56 9.66 6.27 7.27 6.12 4.86 3.80 3.80 7.45 5.85 3.65 3.95 1.90 2.00 1.90 1.90 0.80 0.60
Komulatif Rencana 0.99 1.98 3.18 6.54 10.25 18.66 28.22 37.88 44.15 51.42 57.54 62.40 66.20 70.00 77.45 83.30 86.95 90.90 92.80 94.80 96.70 98.60 99.40 100.00
Realisasi
Komulatif Realisasi
Nama Orang
No Bulan Ke
Personil Bulan
1 2 3 4 5 6
Nasional
1 Ir. Budi Nuryono, MPSDA 6
2 Ir. Noorjannah, MT 5
3 Agus Rosady, ST., MT 4
4 Siswanto,
Su ST 3
5 Dading Hardiman, ST 3
6 Rustamaji, ST 3
7 Ir. Samsobary 2
Sub total 26
Asing
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satker Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II

RENCANA KERJA
SELANJUTNYA

PT. OSEANO ADHITA PRASARANA


No Jenis Data Keterangan
1 Peta Rupa Bumi Indonesia BIG, skala terbesar dengan tahun
terbitan terbaru
2 Peta Laut / Navigasi DISHIDROS, skala terbesar dengan
tahun terbitan terbaru
3 Data arah dan kecepatan angin per jam BMKG terdekat, minimal 10 tahun
4 Harga satuan Kabupaten Alor Bappeda, DPU Kabupaten Alor
5 Rencana pengembangan wisata pantai Dinas Pariwisata, DPU Kabupaten Alor
Deera

Data sekunder tersebut selanjutnya digunakan untuk mendukung proses analisis


desain bangunan pantai yang sesuai dengan kondisi fisis dilokasi pekerjaan dan
juga sesuai dengan rencana pengembangan ruang wisata di Pantai Deera agar
bangunan yang didesain dapat sejalan dengan konsep pengembangan lokasi
wisata yang telah direncanakan sebelumnya
Penentuan area survey tersebut
berdasarkan pertimbangan
kebutuhan akan data sebagai
berikut:
•Garis pantai (batas darat dan air)
•Beda tinggi disekitar pantai
•Situasi objek-objek yang ada
disekitar lokasi rencana
pembangunan revertment
•Menutupi data ketinggian di area
perairan yang tidak dapat dicover
25 meter
oleh survey bathimetri karena
keterbatasan draught kapal
survey
Alat Ukur •Pengikatan peischall ukur pasut
•Waterpass dan mistar ukur, 1 unit untuk menentukan 0 pasut
•Handytalky, 1 pasang terhadap BM yang menjadi
•Lembar ukur referensi
124.574113° BB
-8.125759°LS
•Peta bathimetri yang terintegrasi dengan peta topografi dengan system datum peta
•Peta bathimetri yang dihasilkan dijadikan sebagai inputan dasar dalam pemodelan oseanografis yang akan dilakukan pada tahap anal
• lokasi stasiun
pengamatan arus 1
adalah 124.571203°BT
dan -8.123598°LS,
• serta lokasi stasiun
pengamatan arus 2
adalah 124.571250° BT
dan -8.119339°LS.

Alat yang dibutuhkan

•Current meter tohodentant, 1 unit


•Alat penunjuk waktu
•Perahu survey
•Lembar pengamatan arus
Titik Pengambilan data
Sta Nama Station BB LS
1 Sedimen 1 124.561489° -8.124149°
2 Sedimen 2 124.567748° -8.124187°
3 Sedimen 3 124.574461° -8.124481°
4 Sedimen 4 124.581619° -8.125127°
5 Sedimen 5 124.585064° -8.123716°
6 Sedimen 6 124.579213° -8.123716°
7 Sedimen 7 124.572025° -8.121687°
8 Sedimen 8 124.565371° -8.121687°
9 Sedimen 9 124.572263° -8.118806°
Alat yang diperlukan 10 Sedimen 10 124.582361° -8.120834°

• GPS
• Kapal survey
• Lammote Water Sampler
• Sedimen grab
• Plastik dan botol penyimpanan sample

Anda mungkin juga menyukai