Anda di halaman 1dari 16

SOLUSIO PLASENTA

KELOMPOK VII
DEFENISI
Solusio plasenta adalah Lepasnya sebagian atau
seluruh plasenta yang normal implantasinya di
atas 22 minggu dan sebelum lahirnya anak
ETIOLOGI
Penyebab utama dari solusio plasenta ,masih
belum di ketahui dengan jelas beberapa hal yang
merupakan factor-faktor yang berpengaruh pada
kejadian antara lain :
 Hipertensi esensialis atau preeklamsia

 Tali pusat yang pendek

 Trauma

 Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena


kava inferior
 Uterus yang sangat mengecil(hidramnion)pada
waktu ketuban pecah,kehamilan ganda pada
waktu anak pertama lahir
PATOFISIOLOGI
Solusio plasenta dimulai dengan terjadinya
perdarahan ke dalam desidua basalis dan terbentuknya
hematom subkhorionik yang dapat berasal dari pembuluh
darah miometrium atau plasenta, dengan berkembangnya
hematom subkhorionik terjadi penekanan dan perluasan
pelepasan plasenta dari dinding uterus.
Apabila perdarahan sedikit, hematom yang kecil
hanya akan sedikit mendesak jaringan plasenta dan
peredaran darah utero-plasenter belum terganggu, serta
gejala dan tandanya pun belum jelas. Kejadian baru
diketahui setelah plasenta lahir, yang pada pemeriksaan
plasenta didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya
dengan bekuan darah lama yang berwarna kehitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-menerus/tidak
terkontrol karena otot uterus yang meregang oleh kehamilan
tidak mampu berkontraksi untuk membantu dalam
menghentikan perdarahan yang terjadi.
PATOFISIOLOGI
Akibatnya hematom subkhorionik akan menjadi bertambah
besar, kemudian akan medesak plasenta sehingga sebagian dan
akhirnya seluruh plasenta akan terlepas dari implantasinya di dinding
uterus. Sebagian darah akan masuk ke bawah selaput ketuban, dapat
juga keluar melalui vagina, darah juga dapat menembus masuk ke
dalam kantong amnion, atau mengadakan ekstravasasi di antara otot-
otot miometrium. Apabila ekstravasasinya berlangsung hebat akan
terjadi suatu kondisi uterus yang biasanya disebut dengan istilah
Uterus Couvelaire, dimana pada kondisi ini dapat dilihat secara
makroskopis seluruh permukaan uterus terdapat bercak-bercak
berwarna biru atau ungu. Uterus pada kondisi seperti ini (Uterus
Couvelaire) akan terasa sangat tegang, nyeri dan juga akan
mengganggu kontraktilitas (kemampuan berkontraksi) uterus yang
sangat diperlukan pada saat setelah bayi dilahirkan sebagai akibatnya
akan terjadi perdarahan post partum yang hebat.
Akibat kerusakan miometrium dan bekuan retroplasenter
adalah pelepasan tromboplastin yang banyak ke dalam peredaran darah
ibu, sehingga berakibat pembekuan intravaskuler dimana-mana yang
akan menghabiskan sebagian besar persediaan fibrinogen. Akibatnya
ibu jatuh pada keadaan hipofibrinogenemia. Pada keadaan
hipofibrinogenemia ini terjadi gangguan pembekuan darah yang tidak
hanya di uterus, tetapi juga pada alat-alat tubuh lainnya.
MANIFESTASI KLINIS
 Perdarahan yang di sertai nyeri,juga di luar his
 Anemi dan syok,beratnya anemi dan syok.sering
tidak sesuai dengan banyak darah yang keluar
 Rahim keras seperti papan dan nyeri di pegang
karena isi rahim bertambah dengan darah yang
berkumpul di belakang placenta hingga rahim
teregang
 Palpasi sukar karena rahim keras
 Fundus uteri makin lama makin naik
 Bunyi jantung biasanya tidak ada
 Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus
menerus (karena isi rahim bertambah)
 Sering ada proteinuri karena di sertai preeklamsia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan laboratorium darah: Hemoglobin,
Hematokrit, Trombosit, waktu protrombin,waktu
pembekuan,waktu tromboplastin parsial,kadar
fibrinogen dan elektrolit plasma,
 USG untuk menilai letak plasenta,usia gestasi,dan
keadaan janin.
KOMPLIKASI
1). Langsung (immediate)
· Perdarahan
· Infeksi
· Emboli dan syok abtetric.
2). Tidak langsung (delayed)
· Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan post
partum.
· Hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum.
· Nikrosis korteks neralis, menyebabkan anuria dan uremia
· Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.
3). Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya solusio
plasenta berlangsung.
Komplikasi pada ibu ialah perdarahan, koalugopati konsumtif (kadar fibrinogen
kurang dari 150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat), oliguria, gagal
ginjal, gawat janin, kelemahan janin dan apopleksia utero plasenta (uterus
couvelar). Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi komplikasi asfiksia,
berat badan lahir rendah da sindrom gagal nafas.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
 Anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan
menghadap kekiri ,tidak melakukan
senggama,menghindari peningkatan tekanan
rongga perut,misalnya batuk,mengedan karena
sulit buang air besar
 Pasang infus NACL fisiologis. Bila tidak
memungkinkan beri cairan peroral.
 Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi tiap 15
menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau
syok akibat perdarahan. Pantau pula DJJ dan
pergerakan janin.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
SOLUSIO PLACENTA
Pengkajian
Identitas klien
 Nama : Ny. E
 Jenis kelamin : perempuan
 Umur : 45 tahun
 Pendidikan : SMP
 Alamat : Alang
 Status perkawinan : Menikah
 Agama : kristen protestan
Identitas penanggung jawab
 Nama suami : Tn. S
 Pekerjaan : petani
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
SOLUSIO PLACENTA
Pengkajian
 Keluhan utama

Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri, Rahim keras


seperti papan dan nyeri tekan. Perdarahan yang berulang-ulang.
 Riwayat penyakit sekarang

Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan


darah, darah yang keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat
dari perdarahan pasien merasa lemas dan terlihat pucat.
Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi
esensialis atau pre eklampsi.
 Riwayat penyakit masa lalu

pasien pernah menderita penyakit hipertensi / pre eklampsi


 Riwayat psikologis

Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta


tidak mengetahui asal dan penyebabnya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
SOLUSIO PLACENTA
Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran : composmetis
b) Tanda-tanda vital
TD : 100/80
Nadi : 90x/menit
Suhu : 370 c
RR : 24x/menit
c) Pemeriksaan head to toe
Kepala : kulit kepala bersih
Muka : pucat
Hidung : pernafasan cuping hidung
Mata : conjunctiva anemis
Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
SOLUSIO PLACENTA
 Abdomen
 Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut,
terlihat linea alba dan ligra
 Palpasi ; rahim keras, fundus uteri naik
 Auskultasi : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan
janin.
 Genetalia
 Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah / keluar
darah yang merah kehitaman, Ekstimitas; Akral dingin,
tonus otot menurun.

d) pemeriksaan penunjang
 USG untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi,
keadaan janin
 Klien melakukan pemeriksaan USG dan terlihat solusio
plasenta partialis dengan hematoma, DJJ 82x/Mnt,
aktifitas janin lemah, perdarahan aktif (+)
ANALISA DATA
Symptom Etiologi Problem
DS : Perdarahan Gangguan
perfusi
 klien mengatakan merasa jaringan
lemas

 klien mengatakan terjadi


pendarahan

DO : conjunctiva anemis, acrar


dingin, Hb turun, muka pucat,
lemas, Hiperpregmentasi pada
vagina, vagina berdarah / keluar
darah yang merah kehitaman,

 TD : 100/80
 Nadi : 90x/menit
 Suhu : 370 c
 RR : 24x/menit
ANALISA DATA
DS : klien mengatakan merasa tidak ada perfusi darah ke plasenta Risiko tinggi
pergerakan janin berkurang . terjadinya letal
distress
DO : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar
gerakan janin.

Data penunjang :

Pemeriksaan USG: DJJ 82x/Mnt, aktifitas


janin lemah
DS : klien mengatakan rahimnya keras dan kontraksi uterus Gangguan rasa
nyeri saat ditekan nyaman nyeri

DO : Rahim keras seperti papan dan nyeri


tekan, fundus uteri naik
DS : Pasien merasa cemas karena mengalami Kurang pengetahuan Ansietas
perdarahan disertai nyeri, serta tidak tentang keadaan yang
mengetahui asal dan penyebabnya dialami

DO :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan
dengan perdarahan
 2) Risiko tinggi terjadinya letal distress
berhubungan dengan perfusi darah ke plasenta
berkurang .
 3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan kontraksi uterus
 4) Ansietas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang keadaan yang dialami

Anda mungkin juga menyukai