Anda di halaman 1dari 40

Oleh : Bayu Residewanto Putro

Dokter Pembimbing : dr.Heka , Sp. A


Identitas pasien
Nama : An. R
Usia : 24 hari
Agama : Islam
Suku : Etnis sunda
Alamat : Kp. Sukahurip Rt.03/05
Masuk RS : minggu 26/04/10
Anamnesis : 1/05/10
Anamnesa (Alloanamnesis)
Keluhan Utama
Kejang-kejang dari siang hari

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan kejang-kejang
sejak siang hari. Kejang dialami sebanyak 3-4 kali. Lama kejang
kira-kira kurang dari 15 menit. Kejang tidak disertai dengan
demam. Pasien saatkejang tidak sadarkan diri. Satu hari
sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh muntah-muntah,
sebanyak 2-3 kali, keluar cairan. batuk(-), pilek(-), BAB dan BAK
normal. Pada saat mengandung ibu pasien tidak mengkonsumsi
obat-obatan
Riwayat Penyakit Dahulu
tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya

Riwayat Pengobatan
belum pernah berobat sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga


keluarga tidak ada yang menderita hal yang sama
Riwayat Kelahiran
Sebelum dilahirkan Tak ada masalah
Pada waktu dilahirkan Spontan ditolong oleh Bidan
Usia kehamilan Cukup bulan
Keadaan bayi BB = 3400 gram
PB = 48 cm
Setelah dilahirkan Sehat , langsung menangis

Vit K Tidak disuntik vit K


Riwayat Imunisasi
Orang tua pasien tidak mengetahui imunisasi apa saja
yang sudah diberikan kepada pasien
Pertumbuhan dan Perkembangan
- Belum bisa mengangkat kepala
- Belum bisa mengikuti obyek dengan matanya
- Belum bisa Melihat kemuka orang dengan
tersenyum
- Tidak bereaksi terhadap suara/bunyi
- Belum bisa Mengoceh spontan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Sakit berat

kesadaran Letargi
TANDA VITAL

Suhu 37,8˚C

Nadi 144 kali/menit

Pernafasan 55 kali/menit

Tekanan darah -
Status Generalis
Kepala Uub cembung

Mata Pupil anisokor, Conjunctiva anemis, ikterik -/-

Hidung PCH (-) ,Sekret/darah (-)

Mulut Mukosa bibir kering ; POC (-)

Telinga Tak ada cairan yang keluar

Leher Pembesaran KGB (-)


Retraksi SS (+)
Dada Bentuk dan gerak Simetris

Paru-paru BronkoVesikular,, whezzing (-), ronkhi (-)

Jantung BJ murni reguler; Murmur (-) ; Gallop (-)

Perut Supel Datar ; Bising usus (+)


Retraksi epigastrium (+)
Ekstremitas Akral hangat
RCT <2dtk
Pemeriksaan Laboratorium
26/04/2010 28/04/2010
WBC 11,8 11, 8
HB 6,0 7,7
PLT 276 70
Hasil CT-scan
Intepretasi CT-scan
 Ct-scan kepala dimulai basis axis sampai vertex
 Ruang sub archnoid : terdapat gambaran hyperdens di posterior
 Ventrikel simetris dan ukuran normal
 Sistema dan ambiens normal
 Parenkim serebri: tampak gambaran hypodens di parietal kanan
 Bulbus oculi dan mide line normal

 Kesan :
 Tampak gambaran hyperdens di subarachnoid posterior
 Tampak gambaran hypodens pada parietal kanan
Resume
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan kejang-kejang
sejak siang hari. Kejang dialami sebanyak 3-4 kali. Lama
kejang kira-kira kurang dari 15 menit. Kejang tidak disertai
dengan demam. Pasien saatkejang tidak sadarkan diri. Satu
hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh muntah-
muntah, sebanyak 2-3 kali, keluar cairan. Pada saat lahir
pasien tidak langsung diberikan vit K. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan : UUB cembung, konjungtiva anemis, Mulut
Mukosa bibir kering , Retraksi SS (+),suara paru
BronkoVesikular, suara pernafassan melemah, Retraksi
epigastrium (+), pada CT-scan didapatkan gambaran
hypodens pada bagian parietal.
DD
Kejang Demam
Meningitis
Epilepsi
Diagnosa
Perdarahan intrakranial et causa Hemoraghic disease
of the newborn (HDN) onset lambat
Rencana penatalaksanaan
Infus Dextrose 10%
Cefotaxime 3x170 mg
Gentamisin 2x8 mg
Phenobarbital 2x8 mg
neoK 1mg selama 3 hari
Tranfusi fresh frozen plasma 55 cc
O2 2 liter/ mnt
Ogt( untuk menjaga intake)
Follow Up
pada Pasien
Keluhan
26/04/2010

Kejang , lemah,
sesak, panas ,
27/04/2010

Kejang, lemah,
sesak, panas
28/04/2010

Kejang. lemah.,
sesak, suhu
29/04/2010

Kejang. lemah.,
sesak, suhu
30/04/2010

Kejang
berkurang.
ubun ubun naik turun naik turun lemah., sesak,
cekung Malam hari suhu naik
Suhu naik turun
turun, pucat
TTV HR: 135 x/mnt HR: 165 x/mnt HR: 144x/mnt HR: 166 HR: 170x/nt
P 47 x/mnt P : 35 x/mnt P : 55 x/mnt P :55x/mnt P : 36x/mnt
S : 37,40 C S : 36,60 C S : 37,50 C S : 38,30 C S : 37 0 C

Hasil lab dan WBC 11,8 Malam Rencana CT- Hasil CT-scan
HB 6,0 WBC 11, 8 scan sudah kluar
PLT 276 HB 7,7
PLT 70
Tindakan yang Infus D10% Infus D10% Post tranfusi Infus D10% D10% 86
dilakukan Cefo 3x170 Cefo 3x170 FWB 55cc Zybac 3x102 Nacl 2,4
Genta 2x8 Genta 2x8 Infus D10% Alostil 2x34 Kal 1,2
O2 2 ltr Phenobarbital Cefo 3x170 Luminal 1x8 Ca glukonas 1,2
2x8 Genta 2x8
neoK 1mg Luminal 1x8
Ogt (untuk neoK 1mg PASIEN
menjaga Ogt PULANG
intake), puasa PAKSA
Analisa kasus
Diagnosa
Hemoraghic disease of the newborn (HDN) onset lambat
 Mengapa :Karena dilihat dari umur pasien ( 29 hari ) dan
disertai gejala berupa kesadaran menurun, kejang,sesak nafas,
suhu menurun, ubun-ubun cembung dan Pasien saatkejang
tidak sadarkan diri. Serta didukung dari riwayat pemberian vit
K yang tidak diberikan pada saat lahir dan hasil pemeriksaan
ct-scan dimana terdapat perdarahan intracranial .
Etiologi :
Diduga pada pasien ini terdapat defisiensi vitamin K dan
menurunnya aktifitas faktor pembekuan II, VII, IX, dan X
Bayi baru lahir

defisiensi faktor
pembekuan (def
vit K)

rendahnya kadar vitamin K bayi yang lahir dari


cadangan vitamin yang rendah pada prematuritas, ibu yang mendapat
K pada saat lahir air susu ibu pengobatan

Jika tidak
ditangani
lebih lanjut

HDN
Rencana Terapi
 Tranfusi PCC (prothrombin complex-concentrates ) jika terjadi
perdarahan mengancam jiwa seperti perdarahan intrakranial.
 neoK 1mg selama 3 hari  untuk memnuhi kebutuhan vit K pada
pasien ( dimana vit K diperlukan untuk sintesis faktor pembekuan)
 Infus Dextrose 10%( untuk memenuhi kebutuhan cairan dari pasien
)
 Pasang OGT ( untuk menjaga intake dari pasien )
 Cefotaxime 3x170
 Gentamisin 2x8
 Luminal 1x8  untuk mengtasi masalah kejang dari pasien
 O2 2 liter/ mnt mengurangi masalah sesak pada pasien
Prognosis et vitam: ad malam
 Karena ada pengaruh penyakit yang diderita dengan fungsi vital
pasien, sehingga tidak akan menimbulkan kematian.

Prognosis et fungsionam : ad malam


 Karena penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan pada pasien.

Prognosis et sanactionum : ad malam


.
Memantau Status Gizi Balita normal
Umur 24 hari dengan Berat 3,4 kg
Berat: 3.4 Kg
Status: GIZI BAIK
Jadwal Imunisasi:
 Wajib:
 BCG, Hepatitis B-2
Pemberian Makanan:
 Beri Asi setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi,
maupun malam
 Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI
 Susui/Teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian

Tahap Perkembangan Bayi & Balita:
 Tangan dan Kaki bergerak aktif
 Kepala Menoleh kesamping kanan-kiri
 Bereaksi terhadap bunyi lonceng
 Menatap wajah ibu/pengasuh
Rangsangan Perkembangan:
Peluk dan timang bayi dengan kasih sayang
 Gantung benda bergerak warna cerah agar bayi dapat melihat
benda tersebut
 Ajak bayi tersenyum, berbicaralah dengan bayi serta
dengarkan musik
Tinjauan Pustaka
Peran Vitamin K dalam
Fisiologi Pembekuan
Vitamin K diperlukan untuk sintesis enam faktor
pembekuan yaitu; protrombin, faktor VII, IX, X,
protein C dan S.
Peran vitamin K dalam proses biokimiawi tersebut
adalah dalam reaksi karboksilasi atom C pada
gamma-metilen senyawa asam glutamat tertentu yang
terdapat pada bahan prekursor protein pembekuan
Jenis Vitamin K
vitamin K1 (phytonadione/phylloquinone) berasal dari
diet sayuran berwarna hijau dan
K2 (menaquinone/menatetrenone) yang berasal dari
sintesis flora intestinal. Vitamin K1 dan K2 bersifat larut
dalam lemak.
 Vitamin K3 (menadione/ menadiol/menadioldiacetate)
dikonversi menjadi menaquinone di hati merupakan
bentuk sintetis dari vitamin K yang bersifat larut dalam
air, tetapi sudah tidak direkomendasikan lagi untuk
diberikan karena menyebabkan anemia hemolitik dan
ikterus.
Definisi
hemorrhagic disease of the newborn (HDN)
didefinisikan sebagai perdarahan spontan atau akibat
trauma pada bayi yang berhubungan dengan
defisiensi vitamin K dan menurunnya aktifitas faktor
pembekuan II, VII, IX, dan X dengan fibrinogen dan
trombosit normal.
Epidemiologi
insiden diperkirakan 1:100 hingga 1:400 kelahiran.
Di Amerika perdarahan 0,25% hingga 1,7% minggu pertama
setelah lahir (bayi yang terlihat sehat).
 Sebanyak 91 % bayi yang didiagnosis dengan PDVK di Mexico
merupakan bentuk late onset yang berat berupa perdarahan
intrakranial.
Di Hanoi insidens late onset PDVK diperkirakan 116 per 100.000
kelahiran (bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis. )
Indonesia berdasarkan data dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak
RSCM (1990-2000), terdapat 21 kasus dengan 81% mengalami
perdarahan otak
Bayi baru lahir

defisiensi faktor
pembekuan (def
vit K)

rendahnya kadar vitamin K bayi yang lahir dari


cadangan vitamin yang rendah pada prematuritas, ibu yang mendapat
K pada saat lahir air susu ibu pengobatan

Jika tidak
ditangani
lebih lanjut

HDN
Klasifikasi dan Manifestasi
Klinis
Onset dini (early onset)
Bentuk klasik (classic disease)
Onset lambat (late onset)
Onset dini (early onset)
24 jam pertama setelah lahir.
Merupakan bentuk yang sangat jarang.
berhubungan dengan obat yang dikonsumsi ibu selama
hamil yang mempengaruhi produksi vitamin K pada
bayi baru lahir C;/barbiturat, fenitoin, rifampisin,
isoniazid, warfarin.
Manifestasi
 perdarahan yang sering dari umbilikus, saluran cerna,
hematoma sefal. Juga dapat terjadi perdarahan intrakranial.
Bentuk klasik (classic disease)
hari ke 2 sampai ke 7,
biasanya terlihat pada bayi – bayi dengan asupan yang
tidak adekuat atau hanya mendapat air susu ibu dan
tidak mendapat vitamin K profilaksis pada waktu lahir.
Manifestasi
 Perdarahan yang terjadi biasanya dari bekas suntikan,
sirkumsisi, saluran cerna, umbilikus, THT, umbilikus dan
juga perdarahan intrakranial.
Onset lambat (late onset)
2 minggu sampai 6 bulan,
insiden usia 4-8 minggu.
Dikarenakan tidak adekuatnya asupan vitamin K ( bayi
dengan ASI eksklusif ) atau menderita penyakit
hepatobilier.
Manifestasi klinis biasanya berat :
 perdarahan intrakranial (50%)
 dengan kematian 10-15 %, dan 40 % yang bertahan

mengalami cacat neurologis.


 Lokasi perdarahan lain bisa juga dari saluran cerna, kulit,

THT, bekas suntikan, saluran kemih dan intratorakal.


Manifestasi Klinis
 Pada kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran
cerna.
 Perdarahan kulit sering berupa purpura, ekimosis atau perdarahan melalui
bekas tusukan jarum suntik.
 Perdarahan intrakranial merupakan komplikasi tersering (63%), 80-100%
berupa perdarahan subdural dan subaraknoid.
 Pada perdarahan intrakranial didapatkan gejala peningkatan tekanan
intrakranial (TIK) bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala ataupun
tanda.
 Pada sebagian besar kasus (60%) didapatkan sakit kepala, muntah, anak
menjadi cengeng, ubun-ubun besar membonjol, pucat dan kejang. Kejang
yang terjadi dapat bersifat fokal atau umum.
 Gejala lain yang dapat ditemukan adalah fotofobia, edema papil, penurunan
kesadaran, perubahan tekanan nadi, pupil anisokor serta kelainan neurologis
fokal.
Diagnosis
Anamnesis
difokuskan terhadap awitan perdarahan, lokasi
perdarahan, pemberian ASI eksklusif atau formula,
riwayat ibu minum obat-obatan terutama antikoagulan
dan antikonvulsan, serta anamnesis untuk
menyingkirkan kemungkinan lain.
Pemeriksaan fisis
 Klinis berupa manifestasi perdarahan ringan sampai
berat dengan berbagai komplikasinya.
Penting untuk diketahui
jika ditemukan bayi baru lahir dengan KU baik tetapi ada
perdarahan segar dari mulut atau feses berdarah maka
harus dibedakan apakah itu darah ibu yang tertelan saat
persalinan atau dari saluran cerna bayi itu sendiri dengan
melakukan uji Apt, warna merah muda darah bayi ,
warna coklat darah ibu.
Pemeriksaan penunjang
PIVKA II
PT
aPTT
Penatalaksanaan HDN
Bayi dengan HDN vitamin K1 subkutan atau iv (0,5 -1 mg) dan
2 mg (pada kasus berat) dua atau tiga dosis dengan interval 4-8
jam , dengan kecepatan suntikan kurang dari 1 mg/menit
Respons yang cepat terjadi dalam 4-6 jam dengan berhentinya
perdarahan dan membaiknya masa protrombin.
Bayi yang mengalami perdarahan luas juga harus mendapatkan
fresh frozen plasma (FFP) 10 sampai 15 ml/kg. perdarahan yang
hebat yang menyebabkan Hb turun (12 mg/dL ) diberikan
packed red cells (PRC).
Jika terjadi perdarahan yang mengancam jiwa (perdarahan
intrakranial) dapat diberikan prothrombin complex-
concentrates (PCCs).
Health Technology Assesment (HTA) Departemen
Kesehatan(Depkes) RI tahun 2003.
Rekomendasi :
 Semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K1
 Dosis yang diberikan 1 mg dosis tunggal IM atau oral 3 kali masing-
masing 2 mg pada waktu lahir, umur 3-7 hari, dan saat bayi
berumur 1-2 bulan
 Untuk bayi yang lahir ditolong dukun diwajibkan pemberian
vitamin K1 secara oral
 Ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan harus
mendapat vitamin K 5 mg sehari selama trimester ketiga atau 24
jam sebelum melahirkan diberikan vitamin K 10 mg/IM, kepada
bayinya diberikan vitamin K 1 mg IM dan diulang 24 jam
kemudian.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai