BATASAN Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir). Persalinan kurang bulan / prematur Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (Janin tumbuh lambat). Faktor predisposisi Faktor ibu Umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan, gizi kurang atau malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok, kehamilan yang tak diinginkan. Faktor plasenta penyakit vaskuler, kehamilan ganda, Faktor janin kelainan bawaan, infeksi DIAGNOSIS Anamnesis Umur ibu Riwayat persalinan sebelumnya Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya Kenaikan berat badan selama hamil Aktivitas Penyakit yang diderita selama hamil Obat-obatan yang diminum selama hamil Pemeriksaan fisik Berat lahir kurang 2500 gram Untuk BBLR Kurang Bulan : Tanda prematuritas : Tulang rawan telinga belum terbentuk Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit) Refleks refleks masih lemah Alat kelamin luar Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan : Tanda Janin Tumbuh Lambat : Tidak dijumpai tanda prematuritas Kulit keriput Kuku lebih panjang Pemeriksaan Kemungkinan Anamnesis Pemeriksaan penunjang diagnosis Bayi terpapar dengan Suhu tubuh suhu lingkungan yang Menangis lemah kurang 36.5 0 C rendah Kurang aktif, malas minum Waktu timbul < 2 hari Kulit teraba dingin Kulit mengeras Hipotermi kemerahan Frek. jantung < 100 /men Napas pelan dan dalam
Kejang timbul saat lahir Kejang, tremor, letargi Kadar glukose
sampai dengan hari ke 3 atau tidak sadar darah < 45 Hipoglikemia Riwayat ibu Diabetes mg/dL (2.6 mmol/L) Ikterik timbul saat lahir - Kulit , konjungtiva hari ke 3. berwarna kuning Berlangsung > 3 minggu. Pucat Riwayat infeksi maternal Ikterus/ Riwayat ibu pengguna Hiperbilirubine obat. mia Riwayat Ikterus pada bayi yang lahir sebelumnya Pemeriksaan Kemungkinan Anamnesis Pemeriksaan penunjang diagnosis Ibu tidak dapat atau Bayi kelihatan bugar Kenaikan berat bayi tidak berhasil menyusui kurang 20 gram/hari Masalah Malas atau tidak mau selama 3 hari pemberian minum minum Waktu timbul sejak lahir Ibu demam sebelum dan Bila ditemukan > 1 Laboratorium darah: selama persalinan tanda: Jumlah lekosit Ketuban Pecah Dini Bayi malas minum lekositosis atau Persalinan dengan Demam tinggi atau lekopenia), tindakan hipotermi trombositopenia Infeksi atau Timbul asfiksia pada Bayi letargi Gambaran darah Curiga Sepsis saat lahir Gangguan napas tepi (bila tersedia Bayi malas minum Kulit ikterus fasilitas) Timbul pada saat lahir Sklerema/skleredema sampai 28 hari Kejang
Bayi KMK / lebih bulan Lahir asfiksia Pemeriksaan
Air ketuban bercampur Air ketuban + Radiologi dada (bila Sindroma mekonium mekonium tersedia) Aspirasi Lahir dengan riwayat Tali pusat berwarna mekonium asfiksia kuning kehijauan MANAJEMEN UMUM Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat Jaga patensi jalan napas Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital: pernapasan, denyut jantung, warna kulit dan aktifitas Bila bayi mengalami gangguan napas, dikelola gangguan napas Bila bayi kejang, potong kejang dengan anti konvulsan Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan cairan rehidrasi IV. Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya Pemberian minum Bila bayi mendapat ASI, harus tersedia jumlah cukup dengan cara apapun: Periksa apakah bayi puas setelah menyusu Catat jumlah urine setiap bayi kencing untuk menilai kecukupan minum (min. 6 kali sehari) Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan / pengurangan berat, sesuaikan pemberian cairan / susu: Bayi 1500 - 2500 g tidak boleh kehilangan berat > 10% dari berat lahirnya pada 4-5 hari pertama Bila kenaikan BB tidak adekuat, tangani sebagai Masalah kenaikan berat badan tidak adekuat. Bila bayi menyusu, perhatikan cara pemberian ASI dan kemampuan bayi mengisap min. 1x/hr Bila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu. Bayi sehat 1750-2500 g Biarkan bayi menyusu ke ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (misal setiap 2 jam) bila perlu. Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektivitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat mengisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum Bayi sakit 1750-2500 g Bila ada gangguan napas, kejang dan gangguan minum segera lakukan rujukan Bila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat. Apabila bayi memerlukan cairan IV: Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama; Mulai berikan minum per oral pada hari ke 2 atau segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu; Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (misal gangguan napas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung: Bayi sakit 1750-2500 g Berikan cairan IV dan ASI menurut umur Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal 3 jam sekali). apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kg berat badan per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak Pemantauan I. Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi dengan berat lahir > 1500 g dapat kehilangan berat sampai 10%. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi. Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama tiga bulan seharusnya: 150–200 g seminggu untuk bayi < 1500 g (mis. 20–30 g/hari) 200–250 g seminggu untuk bayi 1500 – 2500 g (mis. 30–35 g/hari). Pemantauan Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari: Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mL/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 mL/kg/hari; Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 mL/kg/hari; Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200 mL/kg/hari; Pemantauan Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah disebutkan diatas dalam waktu lebih seminggu padahal bayi sudah mendapat ASI 200 mL/kg BB per hari, tangani sebagai Kemungkinan kenaikan berat badan tidak adekuat. Tanda kecukupan pemberian ASI
Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
Bayi tidur lelap setelah pemberi-an ASI Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram setiap hari. Pemulangan penderita Bayi suhu stabil Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternatip cara pemberian minum yang lain. Ibu sanggup merawat BBLR di rumah HIPOTERMI Hipotermi adalah suhu tubuh kurang dari 36.5ºC pada pengukuran suhu melalui ketiak PRINSIP DASAR Hipotermi sering terjadi pada neonatus dengan BBLR karena pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum sempurna, permukaan tubuh relatif luas, kemampuan produksi dan menyimpan panas terbatas. Suhu tubuh rendah dapat disebabkan oleh karena terpapar lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan dingin / basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian. PRINSIP DASAR Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru dan kematian Mekanisme kehilangan panas
Radiasi: dari bayi ke lingkungan dingin
terdekat. Konduksi: langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dg bayi Konveksi: kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar Evaporasi: penguapan air dari kulit bayi LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF
Rawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak kurang
25C dan bebas dari aliran angin). Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin (misal dinding dingin atau jendela) walaupun bayi dalam inkubator atau di bawah pemancar panas. Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin (mis. alasi tempat tidur atau meja periksa dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakkan). LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF
Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga bayi
tetap hangat dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan perawat. Memakai pakaian dan mengenakan topi. Bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan lembut dan selimuti. Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan atau tindakan. Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan (mis. menggunakan pemancar panas). LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF
Ganti popok setiap kali basah.
Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di kulit (mis. kain kasa yang basah), usahakan agar bayi tetap hangat. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin. Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel (lihat lampiran) Frekuensi Keadaan bayi Pengukuran Bayi sakit Tiap jam
Bayi kecil Tiap 12 jam
Bayi keadaan Sekali sehari membaik
Berat Suhu inkubator (oC) menurut umura
bayi 35 oC 34 oC 33 oC 32 oC
< 1500 1-10 hari 11 hari – 3 3-5 >5
g minggu minggu minggu 1500- 1-10 hari 11 hari–4 >4 2000 g minggu minggu 2100- 1-2 hari 3 hari-3 >3 2500 g minggu minggu > 2500 1-2 hari > 2 hari g aBila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1 oC setiap perbedaan suhu 7 oC antara suhu ruang dan inkubator. CARA PETUNJUK PENGGUNAAN Kontak Untuk semua bayi kulit Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau menghangatkan bayi hipotermi (32 – 36,4oC) apabila cara lain tidak mungkin dilakukan
Kangaroo Untuk menstabilkan bayi dengan berat
Mother badan < 2500 g, terutama Care direkomendasikan untuk perawatan (KMC) berkelanjutan bayi dengan berat badan < 1800 g Tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis, gangguan napas berat). Tidak untuk Ibu yang menderita penyakit berat yang tidak dapat merawat bayinya. Pada ibu yang sedang sakit, dapat dilakukan oleh keluarga (pengganti ibu) CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Pemancar Untuk bayi sakit atau bayi dengan
panas berat 1,500 g atau lebih Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, atau menghangatkan kembali bayi hipotermi Lampu Bila tidak tersedia pemancar panas, penghangat dapat digunakan lampu pijar maksimal 60 watt dengan jarak 60 cm Inkubator Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat < 1,500 g yang tidak dapat dilakukan KMC Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat) CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Boks Bila tidak tersedia inkubator, dapat
penghangat digunakan boks penghangat dengan menggunakan lampu pijar maksimal 60 watt sebagai sumber panas Ruangan Untuk merawat bayi dengan berat < hangat 2500 g yang tidak memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan, Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat) Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi Bayi terpapar suhu Suhu tubuh 32 ºC – lingkungan yang rendah 36.4 ºC Waktu timbulnya kurang Gangguan napas dari 2 hari Denyut jantung < 100 Hipotermia sedang kali/menit Malas minum Letargi
Bayi terpapar suhu Suhu tubuh < 32 ºC
lingkungan yang rendah Tanda lain hipotermia Waktu timbulnya kurang sedang Hipotermia berat dari 2 hari Kulit teraba keras Napas pelan dan dalam
Tidak terpapar dengan Suhu tubuh berfluktuasi
dingin atau panas yang antara 36 ºC – 39 ºC berlebihan meskipun berada di Suhu tubuh tidak suhu lingkungan yang stabil (lihat Dugaan stabil sepsis) Fluktuasi sesudah periode suhu stabil MANAJEMEN HIPOTERMI BERAT Segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas. Gunakan inkubator atau ruangan hangat, bila perlu. Ganti baju yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat, topi dan selimut hangat. Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering diubah. MANAJEMEN HIPOTERMI BERAT Bayi dengan gangguan napas (frekuensi napas > 60 atau < 30 kali/menit, tarikan dinding dada, merintih saat ekspirasi), lihat bab tentang Gangguan napas. Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis rumatan, dan pipa infus tetap terpasang di bawah pemancar panas, untuk menghangatkan cairan. Periksa kadar glukose darah, bila kadar glukose darah kurang 45 mg/dL (2.6 mmol/L), kelola hipoglikemia. MANAJEMEN HIPOTERMI BERAT Nilai tanda bahaya setiap jam dan kemampuan minum setiap 4 jam sampai suhu tubuh dalam batas normal. Ambil sampel darah dan beri antibiotika sesuai pengelolaan Kemungkinan besar sepsis. Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap : Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI peras Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan beri ASI peras begitu suhu bayi mencapai 35 ºC. MANAJEMEN HIPOTERMI BERAT Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0.5 ºC/jam, berarti upaya menghangatkan berhasil, kemudi-an lanjutkan setiap 2 jam. Periksa suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruang tiap jam. Setelah suhu tubuh bayi normal: Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi; Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan ukur suhunya setiap 3 jam. MANAJEMEN HIPOTERMI BERAT Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika. Bila suhu bayi tetap dalam batas normal dan bayi minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit, bayi dapat dipulangkan dan nasehati ibu bagaimana cara menjaga agar bayi tetap hangat selama di rumah. MANAJEMEN HIPOTERMI RINGAN
Ganti pakaian yang dingin dan basah
dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan selimuti dengan selimut hangat. Bila ada ibu/pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit (perawatan bayi lekat). MANAJEMEN HIPOTERMI RINGAN Bila ibu tidak ada: Hangatkan kembali bayi dengan alat pemancar panas. Gunakan inkubator dan ruangan hangat, bila perlu; Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan sesuaikan pengatur suhu. Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering diubah. MANAJEMEN HIPOTERMI RINGAN
Anjurkan Ibu untuk menyusui lebih
sering. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. Mintalah ibu untuk mengamati tanda bahaya (mis. gangguan napas, kejang) dan segera mencari pertolongan bila terjadi hal tersebut. Periksa kadar glukose darah, bila < 45 mg/dL (2.6 mmol/L), kelola hipoglike- mia. MANAJEMEN HIPOTERMI RINGAN Nilai tanda bahaya, Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal 0.5 ºC/jam, berarti usaha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu setiap 2 jam. Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0.5 ºC/jam, cari tanda sepsis. MANAJEMEN HIPOTERMI RINGAN Setelah suhu tubuh normal: Lakukan perawatan lanjutan. Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan, bayi dapat dipulangkan. Nasihati ibu cara menghangatkan bayi di rumah HIPOGLIKEMIA Hipoglikemi adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukose darah kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L) PRINSIP DASAR Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah. Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian. Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes melitus. PRINSIP DASAR Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir. Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada LANGKAH PREVENTIF / PROMOTIF Penganan/ pengendalian kadar glukosa ibu Diabetes Mellitus (Pengelolaan ibu DM, Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal). Penanganan keadaan yang dapat mengakibatkan BBLR. Penanganan keadaan yang dapat meningkatkan penggunaan glukosa bayi (mis. pada asfiksia, hipotermi, hiperterm, gangguan pernapasan) Pemenuhan kebutuhan nutrisi rumatan dengan minum ASI dini Diagnosis Anamnesis Riwayat bayi menderita asfiksia, hipotermi, hipertermi, gangguan pernapasan Riwayat bayi prematur
Riwayat bayi Besar untuk Masa Kehamilan (BMK)
Riwayat bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus
Riwayat bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan
Diagnosis Pemeriksaan klinis Hipoglikemi sering asimptomatis, terapi sudah harus dilakukan agar prognosis lebih baik. Gejala yang sering terlihat adalah: tremor ("jitteriness") bayi lemah, apatis, letargik, keringat dingin sianosis kejang apne atau nafas lambat, tidak teratur tangis melengking atau lemah merintih. hipotoni masalah minum nistagmus gerakan involunter pada mata MANAJEMEN Berikan glukose 10% 2 mL/kg secara IV bolus pelan dalam lima menit. Jika jalur IV tidak dapat dipasang dengan cepat, berikan larutan glukose melalui pipa lambung dengan dosis yang sama. Infus Glukose 10% sesuai kebutuhan rumatan, kemudian lakukan rujukan Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA