Anda di halaman 1dari 22

PERKEMBANGAN PERBAIKAN

KURIKULUM 2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


MEKANISME PERBAIKAN KURIKULUM 2013

MASUKAN
PERBAIKAN UJI-PUBLIK FINALISASI
PUBLIK

6/6/2015 HW 2
ISU-ISU MENONJOL
DALAM EVALUASI KURIKULUM 2013
1. KEBENARAN KOMPETENSI DASAR (KD )DITINJAU DARI
KEBENARAN: KONSEP/SUBSTANSI, RUANG LINGKUP
(SCOPE), URUTAN (SEQUENCE), PENEMPATAN PADA
KOMPETENSI INTI (KI); DAN KETERBACAAN;
2. KEDUDUKAN KD PADA KOMPETENSI INTI SPIRITUAL (KI-1)
DAN KOMPETENSI INTI SOSIAL (KI-2);
3. KEDUDUKAN DAN FUNGSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI (TIK) SERTA KETERAMPILAN KOMPUTER
DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI);
4. BEBAN BELAJAR BAHASA INGGRIS SMA/MA/SMK/MAK;
5. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD/MI;
6. PENILAIAN SIKAP.
6/6/2015 HW 3
1. KEBENARAN KOMPETENSI DASAR
• SEMUA KD PADA SEMUA MATA PELAJARAN
DIREVIU DAN DIREVISI BERDASAR KEBENARAN:
– KONSEP/SUBSTANSI;
– RUANG LINGKUP (SCOPE);
– URUTAN (SEQUENCE);
– PENEMPATAN PADA KI-3 DAN KI-4;
– KETERBACAAN.
PERUBAHAN YANG PALING SIGNIFIKAN PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN
MATEMATIKA
6/6/2015 HW 4
2. KEDUDUKAN KD PADA KI-1 DAN KI-2
MASALAH
Ada yang menganggap agamaisasi semua mata pelajaran

RASIONAL KEBIJAKAN
–Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasonal, yaitu:

Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang


beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mejadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.

• beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa = sikap spiritual (KI-1)
• berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan mejadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab = sikap sosial (KI-2)
• berilmu, = pengetahuan (KI-3)
• cakap dan kreatif = keterampilan (KI-4)
6/6/2015 HW 5
ALTERNATIF SOLUSI
• Melakukan redesain penyusunan KD pada KI-1 dan KI-2, yaitu:
– Untuk mata pelajaran Pendididkan Agama dan Budi Pekerti serta
PPKN, KD-KD pada KI-1, KI-2, KI-3., dan KI-4 koheren dan linier satu
sama lain (lihat contoh mapel Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti)
– Untuk mata pelajaran lainnya, KD-KD pada KI-3 dan KI-4 Koheren
dan Linier satu sama lain; demikian pula KD pada KI-1 dan KI-2
koheren dan linier; sedangkan KD pada KI 3 dan KI 4 koheren tapi
tidak linier dengan KD pada KI-1 dan KI-2 .
KD pada KI-1 dan KI-2 bersifat akumulatif untuk satu tahun (lihat
contoh mapel Bahasa Inggris).

IMPLIKASI KEBIJAKAN
• Perubahan Permendikbud 57, 58, 59, 60/2014 tentang
Kurikulum 2013 pada bagian KD dan Silabus serta bagian
terkait lainnya
6/6/2015 HW 6
CONTOH KI DAN KD BAHASA INGGRIS KELAS VII
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI INTI SEBELUMNYA PERBAIKAN

1. Menghargai dan 1.1 Mensyukuri kesempatan dapat Menunjukkan perilaku


menghayati ajaran agama mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa yang sesuai dengan agama
yang dianutnya pengantar komunikasi internasional yang yang dianut dalam
diwujudkan dalam semangat belajar. melaksanakan komunikasi
lisan dan tulis dengan
lingkungan sosialnya.
2. Menghargai dan 2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli Menunjukkan perilaku
menghayati perilaku jujur, dalam melaksanakan komunikasi interpersonal jujur, disiplin,
disiplin, tanggungjawab, dengan guru dan teman. tanggungjawab, peduli
peduli (toleransi, gotong 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, (toleransi, gotong royong),
royong), santun, percaya percaya diri, dan bertanggung jawab dalam santun, percaya diri dalam
diri, dalam berinteraksi melaksanakan komunikasi transaksional melakukan komunikasi
secara efektif dengan dengan guru dan teman. dengan lingkungan
lingkungan sosial dan alam 2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, sosialnya dalam jangkauan
dalam jangkauan pergaulan peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam pergaulan dan
dan keberadaannya. melaksanakan komunikasi fungsional. keberadaannya.

6/6/2015 HW 7
CONTOH KI DAN KD PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI KELAS X
KI KD SEBELUMNYA KD PERBAIKAN
1. Meng- 1.1 Menghayati 1.1 Mengamalkan perilaku kontrol diri, berprasangka baik, persaudaraan,
hayati nilai-nilai sebagai Q.S. Al-Anfal/8 : 72; Q.S. Al-Hujurat/49 : 12; dan QS Al-Hujurat/49
dan keimanan :10; serta hadis tentang (mujahadah an-nafs),(husnuzzhan), dan (ukhuwah).
menga- kepada Malaikat- 1.2 Menjauhi pergaulan bebas dan perbuatan zinasebagai implementasi dari
malkan malaikat Allah pemahaman Q.S. Al-Isra’/17: 32, dan Q.S. An-Nur/24 : 2, serta hadis tentang
ajaran SWT larangan.
agama Berpegang teguh 1.3 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Allah Swt.
1.4 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada malaikat-malaikat Allah Swt.
yang kepada Al-Quran,
1.5 Terbiasa berpakaian sesuai dengan syariat Islam.
dianutnya Hadits dan
1.6 Terbiasaberperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
. Ijtihad sebagai 1.7 Terbiasa perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru.
pedoman hidup 1.8 Terbiasa menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada
Meyakini sesama.
kebenaran 1.9 Menjadikan al-Quran, hadis dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.
hukum Islam 1.10 Mengamalkan ketaatan dan kepedulian sebagai implemantasi dari
Berpakaian hikmah haji, zakat dan wakaf.
sesuai dengan 1.11 Mengamalkan hikmah keteladanan dakwah Nabi Muhammad Saw. Di
ketentuan syariat Mekah.
Islam dalam 1.12 Mengamalkan hikmah keteladanan dakwah Nabi Muhammad Saw. di
kehidupan Madinah.
6/6/2015 sehari-hari HW 8
LANJUTAN CONTOH KI DAN KD PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI KELAS X
KI KD SEBELUMNYA KD PERBAIKAN
2. Menghayati 2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari- 2.1 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik
dan hari sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al- (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari
mengamalkan Maidah (5): 8, dan Q.S. At-Taubah (9): 119 dan hadits pemahaman Q.S Al-Anfal/8 : 72; Q.S. Al-Hujurat/49: 12 dan 10 serta hadis
perilaku jujur, terkait terkait.
disiplin, 2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada 2.2 Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan
tanggungjawab, orangtua dan guru sebagai implementasi dari perbuatan zina sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra’/17: 32,
peduli (gotong pemahaman Q.S. Al-Isra (17): 23 dan hadits terkait dan Q.S. An-Nur /24: 2, serta hadis terkait.
royong, 2.3 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an- 2.3 Memiliki sikap keluhuran budi; kokoh pendirian, pemberi rasa aman,
kerjasama, nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan tawakkal dan adil sebagai implementasi dari pemahaman Asmaul Husna al-
toleran, damai), (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir.
santun, responsif Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 serta 2.4 Menunjukkan sikap disiplin, jujurdan bertanggung jawab, sebagai
dan pro-aktif dan hadits yang terkait implementasi dari beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt.
menunjukkan 2.4 Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari 2.5 Menunjukkan perilaku berpakaian sesuai dengan syariat Islam.
sikap sebagai pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai 2.6 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari sebagai
bagian dari solusi implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra’ (17): 32, dan implementasi dari pemahaman Q.S. At-Taubah/9: 119 dan hadis terkait.
atas berbagai Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits yang terkait 2.7 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru
permasalahan 2.5 Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu dan sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra’/17: 23 dan hadis
dalam menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi terkait.
berinteraksi dari pemahaman Q.S. At-Taubah (9): 122 dan hadits 2.8 Memiliki sikap semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada
secara efektif terkait sesama sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. At-Taubah/9: 122 dan
dengan 2.6 Menunjukkan sikap keluhuran budi, kokoh pendirian, hadis terkait.
lingkungan sosial pemberi rasa aman, tawakkal dan perilaku adil sebagai 2.9 Menunjukkanperilaku ikhlas dan taat beribadah sebagai implemantasi
dan alam serta implementasi dari pemahaman Asmaul Husna al-Kariim, pemahaman terhadap kedudukan al-Qur’an, hadis, dan ijtihad sebagai
dalam al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al- sumber hukum Islam.
menempatkan Akhiir 2.10 Menunjukkan sikap taat dan peduli sebagai implemantasi dari
diri sebagai 2.7 Menunjukkan sikap tangguh dan semangat hikmahhaji, zakat dan wakaf.
cerminan bangsa menegakkan kebenaran sebagai implementasi dari 2.11 Menunjukkan sikap tangguh dan rela berkorban menegakkan
dalam pergaulan pemahaman strategi dakwah Nabi di Mekah kebenaran sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah Nabi di
dunia. 2.8 Menunjukkan sikap semangat ukhuwah sebagai Mekah.
6/6/2015 implementasi dari pemahaman strategi dakwah Nabi di HW 2.12 Menunjukkan sikap semangat ukhuwah dan kerukunan sebagai 9
Madinah implementasi dari pemahaman strategi dakwah Nabi di Madinah.
3. KUDUDUKAN DAN FUNGSI TIK DAN KKPI
MASALAH
– Guru TIK kehilangan jam mengajar mata pelajaran
– Guru TIK menuntut TIK menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.

RASIONAL KEBIJAKAN
–TIK sebagai alat bantu proses pembelajaran agar lebih menarik sehingga
ketercapaian kompetensi tinggi.
Oleh karena itu, TIK tidak ditetapkan sebagai mata pelajaran melainkan
sebagai kemampuan yang digunakan peserta didik untuk belajar dan
guru dalam mengajar (di Sekolah yg memiliki sumber daya,
pembelajaran semua mata pelajaran diharapkan berbasis TIK).
–Jika TIK ditetapkan sebagai mata pelajaran, maka setiap satuan
pendidikan di seluruh Indonesia menuntut sarana dan prasarana yang
sama yang pada kenyataannya tidak mungkin terpenuhi (contohnya
belum semua sekolah memiliki energi listrik  pada saat itu masih sekitar
30% daerah yang belum teraliri listrik)
6/6/2015 HW 10
ALTERNATIF SOLUSI
1. Tidak ada perubahan (struktur kurikulum tetap)
2. TIK di SMA/MA ditambahkan pada mata pelajaran pilihan lintas
minat/pendalaman minat shg nama mata pelajarannnya
menjadi: lintas minat/pendalaman minat/TIK.

KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) di


SMK/MAK menjadi mata pelajaran Simulasi Digital pada
peminatan C2 (dasar bidang keahlian).

TIK di SMP sebagai bagian dari mata pelajaran Prakarya, pilihan


dengan mata pelajaran Prakarya, dan /atau pilihan dengan mata
pelajaran Muatan Lokal,
sehingga nama mata pelajarannya menjadi:
Prakarya/TIK/Muatan Lokal.
Sekolah dapat memilih salah satu atau lebih dari satu, sesuai
dengan kebutuhan siswa dan sumber daya sekolah (Asimetris).
6/6/2015 HW 11
IMPLIKASI KEBIJAKAN ALTERNATIF SOLUSI 1
• Perubahan Permendikbud 68/2014 tentang Peran Guru TIK
terutama tentang ketentuan kualifikasi akademik yang harus
linier menjadi tidak harus linier bagi guru yang sudah
mengampu sekian tahun sesuai PP tentang Guru
• Penguatan pembelajaran berbasis TIK

IMPLIKASI KEBIJAKAN ALTERNATIF SOLUSI 2


• Perubahan Permendikbud 58, 59, 60/2014 tentang K13 pada
bagian struktur kurikulum dan bagian terkait lainnya
• Perubahan Permendikbud 64/2014 tentang Peminatan.
• Perubahan Permendikbud 68/2014 tentang Peran Guru TIK
• Perubahan Permendikbud 79/2014 tentang Muatan Lokal
terutama Pasal 8 Ayat 3 menjadi ditanggung Pemerintah.
6/6/2015 HW 12
4. BEBAN BELAJAR BAHASA INGGRIS
SMA/MA & SMK/MAK
MASALAH
– Guru kekurangan jam mengajar sehingga tidak
dapat memenuhi kewajiban mengajarnya (minimal
24 jam)
– Beban belajar 2 jam/minggu dianggap kurang,
karena KD nya cukup banyak,
– KD mata pelajaran Bahasa Inggris SMK
dibedakan dengan SMA

6/6/2015 HW 13
RASIONAL KEBIJAKAN
–Ada pertimbangan bahwa jumlah beban belajar
Bahasa Inggris tidak berkorelasi positif dengan
kompetensi berbahasa Inggris;
–Bagi siswa SMA/MA yang berminat mendalami
Bahasa Inggris dapat mengambil peminatan
Budaya dan Bahasa, atau mengambil lintas minat
Bahasa dan Sastra Inggris;
–Materi SMA/MA dan SMK/MAK sama karena
merupakan kompetensi minimal yang harus
dikuasai oleh peserta didik pendidikan menengah.
6/6/2015 HW 14
ALTERNATIF SOLUSI
1. Tidak ada perubahan
2. Penambahan beban belajar yang semula 2 jam/minggu
menjadi 4 jam/minggu. Penambahan 2 jam bagi :
• SMA/MA diambilkan dari mata pelajaran pilihan: lintas
minat/pendalaman minat/TIK.
Sehingga nama mata pelajarannya menjadi: Lintas
minat/Pendalaman minat/TIK/Bahasa Inggris

• SMK/MAK, diambilkan dari pilihan dengan mata


pelajaran Muatan Lokal, sehingga nama mata
pelajarannya menjadi: Muatan Lokal/Bahasa Inggris

Sekolah dapat memilih salah satu atau lebih dari satu, sesuai
dengan kebutuhan siswa dan sumber daya sekolah
(Asimetris).
6/6/2015 HW 15
IMPLIKASI KEBIJAKAN ALTERNATIF SOLUSI 1
– Perubahan cara penghitungan pembayaran tunjangan
profesi dalam PP tentang Guru, yaitu proporsional
dengan jam mengajar real (seperti yang diterapkan di
Finland)
– Penghitungan 24 jam bisa disetarakan dari kegiatan
lainnya (menyusun RPP, pengayaan, remedial) 
Perubahan Permendikbud No 4 Th 2015.

IMPLIKASI KEBIJAKAN ALTERNATIF SOLUSI


– Perubahan Permendikbud 59 & 60/2014 tentang K13
pada bagian struktur kurikulum dan bagian terkait
lainnya
– Perubahan Permendikbud 64/2014 tentang Peminatan.
6/6/2015 HW 16
5. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD/MI

MASALAH
 Melemahkan penguasaan substansi mata pelajaran yang
bersumber dari disiplin ilmu (terjadi pendangkalan materi)
 Pemetaan KD dari beberapa mata pelajaran tidak berurutan dan
tidak proporsional sehingga guru sukar memahami keutuhan
materi baik pada silabus maupun pada buku teks.
 Belum ada contoh buku tematik terpadu.
 Tema yang dibuat sama secara nasional dirasakan tidak relevan
dengan keberagaman daerah di wilayah NKRI.
 Dalam penulisan buku tematik terpadu, penulis mengalami
kesulitan dalam memetakan KD secara berurutan dan
proporsional yang bersumber dari beberapa mata pelajaran

6/6/2015 HW 17
RASIONAL KEBIJAKAN
 Sejalan dengan perkembangan usia dan perkembangan kognitif
anak, pembelajaran di SD/MI dimulai dengan besaran ke rincian
(teori Gestalt), dari keseluruhan/keutuhan (holistik) ke bagian-
bagian, oleh karena itu pembelajaran di SD/MI menggunakan
tema sebagai stimulasi besaran/keutuhan menuju pemahaman
detail.
 Tema digunakan sebagai kendaraan dalam memahami
Kompetensi Dasar mata pelajaran.
 Pendekatan tematik memungkinkan peserta didik belajar melalui
pendekatan lingkungan, meluas mulai dari diri, keluarga,
lingkungan, dan seterusnya.
 Melalui tema, anak memperoleh pengalaman belajar secara
autentik melalui kehidupan nyata di lingkungannya.
 Ketika uji publik ditawarkan 3 (tiga) pilihan yaitu tematik-terpadu
kelas I-III, I-IV, dan I-VI, ternyata sebagian besar
merekomendasikan tematik-terpadu di kelas I-VI.
6/6/2015 HW 18
SOLUSI
– Tidak ada perubahan (pendekatan Tematik Terpadu
tetap pada kelas I-VI)

IMPLIKASI KEBIJAKAN
–Menyusun Silabus berbasis Mata Pelajaran
–Menyempurnakan Silabus Tematik Terpadu, sesuai
urutan dan ruang lingkup KD
–Memperbaiki Buku berdasarkan hasil penyempurnaan
Silabus

6/6/2015 HW 19
6. PENILAIAN SIKAP
MASALAH
• Guru merasa repot, rumit, dan tidak cukup waktu untuk melaksanakan
penilaian sikap

RASIONAL KEBIJAKAN
• Pendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan pengetahuan semata-
mata, tetapi juga harus mengembangkan keterampilan dan sikap secara
holistik.
Oleh karena itu ketiga aspek tersebut harus dikembangkan dalam
pembelajaran, dinilai, dan ditagih dalam rapor.
Berdasarkan pengalaman kurikulum sebelumnya, kalau tidak ditagih dalam
rapor, guru malas mengembangkan/mengimplementasikan.
• Rumusan SKL, KI, dan KD meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
6/6/2015 HW 20
SOLUSI
• Penyederhanaan penilaian sikap

IMPLIKASI KEBIJAKAN
• Menyusun pedoman penilaian sikap yang
lebih sederhana dan operasional
• Menyempurnakan Permendikbud No
104/2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik

6/6/2015 HW 21
Terima Kasih
Dr. HERRY WIDYASTONO, PU
Pembina Utama, Gol. IV/e
Kepala Bidang Kurikulum dan Perbukuan Pendidikan Menengah
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN, BALITBANG KEMDIKBUD

herrywidyastono@yahoo.com
HP: 0818 983795 & 08111 983795
5/28/2015 HW 22
22

Anda mungkin juga menyukai