Anda di halaman 1dari 15

Malaria adalah penyakit mengancam

jiwa yang disebabkan oleh parasit


Protozoa genus Plasmodium. Penyakit ini
ditularkan ke manusia melalui gigitan
nyamuk Anopheles spesies betina yang
bertindak sebagai vektor malaria
(Soedarto, 2011)
Malaria merupakan penyakit kosmopolit yang
tersebar sangat luas di seluruh dunia, baik
daerah tropis, subtropis maupun daerah
beriklim dingin. Suatu daerah dikatakan
endemis malaria jika secara konstran angka
kejadian malaria dapat diketahui serta
penularan secara alami berlangsung
sepanjang tahun. Malaria ditemukan hampir
di seluruh bagian dunia. Penduduk yang
beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3
miliar atau 41% dari jumlah penduduk dunia
(Prabowo, 2004)
Malaria disebabkan oleh Protozoa dari genus
Plasmodium. Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui
gigitan nyamuk Anopheles spesies betina yang
bertindak sebagai vektor malaria (Soedarto, 2011).
Terdapat 5 spesies Plasmodium sp. yaitu
Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium malariae, Plasmodium ovale dan yang
terbaru adalah Plasmodium knowlesi (Soedarto, 2011).
Plasmodium falciparum menyebabkan malaria
tropika. Plasmodium vivax menyebabkan malaria
tertiana Plasmodium malariae menyebabkan malaria
kuartana, Plasmodium ovalemenyebabkan malaria
ovale. Spesies yang paling banyak ditemukan ialah
Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax
(Soedarmo dkk, 2010).
HampIr semua orang memiliki resiko
terkena malaria. Namun, dari sekian
banyak orang ada beberapa orang
yang paling mudah terserang penyakit
malaria yaitu:
 Ibu hamil
 Balita
 Orang yang terinveksi HIV/AIDS
 Orang yang pindah dari daerah yang
endemis malaria
 Memperluas cakupan pelayanan
pengobatan dan meningkatkan upaya
sasaran pemberantasan dengan
mempertajam sasaran program
berdasarkan pertimbangan epidemiologis,
entomologis, dan prioritas.
 Meningkatkan kemampuan manajerial
pelaksanaan,program pada setiap jenjang
mulai dari tingkat Puskesmas, Kabupaten
dan Propinsi
 Meningkatkan kualitas surveilens untuk
mempertajam sasaran program,
mengukur pencapaian kegiatan
program serta menilai dampak program
berdasarkan indicator yang ditetapkan.
 Meningkatkan kualitas dan cakupan
pelayanan penderita dan rujukan bagi
penderita malaria berat, sebagaii
pemenuhan hak penduduk daerah
endemis malaria untuk mendapatkan
diagnosis cepat dan pengobatan dini.
 Menerapkan prinsip perencanaan dari
bawah dengan berikut serta Puskesmas
dan desentralisasi di daerah tingkat
Kabupaten atau Kotamadya
 Meningkatkan kerjasama lints program dan
lintas sektoraluntuk mendapatkan
dukungan pelaksanaan program didaerah
rawan malaria
 Memanf
 aatkaan bantuan dan kerjasama dengan
luar negeri sebagai pelengkap dalam
meningkatkan kemampuan program
pemberantasan penyakit malaria.
Dalam Program Malaria Global (Global
Malaria Programme) terdapat empat
tahapan menuju eliminasi Malaria yaitu
 pemberantasan,
 pra eliminasi,
 eliminasi dan
 pemeliharaan (pencegahan penularan
kembali).
Patofisiologi malaria adalah multifaktorial
dan berhubungan dengan hal-hal sebagai
berikut :
 Penghancuran eritrosit.
 Mediator endotoksin-makrofag
 Sekuestrasi eritrosit yang terinfeksi.
 Fase aseksual
Terjadi didalam tubuh manusia, fase ini diawali dari
nyamuk Anopheles yang infektif mengeluarkan
sprozoit yang selanjutnya masuk kedalam peredaran
darah manusia. Sporozoit akan masuk ke dalam sel-
sel parenkim hati dalam waktu 30 menit. Sprozoit
yang telah masuk akan membelah diri secara
aseksual dan berubah menjadi sizon didalam hati.
Sizon yang yang telah terinfeksi akan pecah dan
mengeluarkan merozoit. Merozoit yang keluar akan
masuk ke dalam sel-sel darah merah dan berubah
menjadi tropozit muda kemudian menjadi tropozit
dewasa. Tropozit dalam sel darah merah tersebut
kemudian membelah diri menjadi merozit-merozit
yang menyebabkan munculnya gejala malaria yang
ditandai dengan demam dan menggigil secara
periodik.
 Fase seksual
dimulai dari gametosit yang matang
dihisap oleh nyamuk anopheles kemudian
masuk kelambung dan terjadilah proses
eksflagelasi gametosit jantan. Pembuahan
terjadi ketika gametosit jantan dan betina
bertemu dan menghasilkan zigot. Zigot
tersebut akan berubah menjadi ookinet
dan bergerak aktif menembus mukosa
lambung. Ookinet berubah menjadi kista
ookista, kemudian menghasilkan puluhan
ribu sporozoit dalam waktu beberapa jam
sporozoit akan menumpuk kedalam
kelenjar ludah nyamuk.
Siklus hidup plasmodium tersebut akan
melewati masa inkubasi penyakit malaria
masa inkubasi penyakit malaria yang
dibedakan menjadi masa inkubasi ektrinsik
dan intrinsik. Masa inkubasi ektrinsik adalah
mulai masuknya gametosit ke dalam tubuh
nyamuk sampai terjadinya sporogoni dalam
tubuh nyamuk yang ditandai dengan
terbentuknya sporozoit yang masuk kedalam
kelenjar ludah nyamuk. Sedangkan masa
intrinsik adalah waktu mulai masuknya
sporozoit ke dalam darah sampai timbulnya
gejala klinis seperti demam atau sampai
pecahnya sizon darah.

Anda mungkin juga menyukai