Anda di halaman 1dari 25

ASTHMA

Oleh
Dr Intan F
STIKIM 2014

1
Patologis
 Penyakit Asma (Asthma)
adalah suatu penyakit
kronik (menahun) yang
menyerang saluran
pernafasan (bronchiale)
pada paru dimana terdapat
peradangan (inflamasi)
dinding rongga bronchiale
sehingga mengakibatkan
penyempitan saluran nafas
yang akhirnya seseorang
mengalami sesak nafas.

2
The Respiratory System
Patologis
 Pada suatu serangan asma, otot polos dari
bronki mengalami kejang dan jaringan yang
melapisi saluran udara mengalami
pembengkakan karena adanya peradangan
dan pelepasan lendir ke dalam saluran
udara.
 Hal ini akan memperkecil diameter dari
saluran udara (disebut bronkokonstriksi)
dan penyempitan ini menyebabkan
penderita harus berusaha sekuat tenaga
supaya dapat bernafas. 4
. Skema Terjadinya Asma Bronkiale
Hereditary Predisposition

Specific Extrinsik Respiratory Infection

Allergen
Responsive

Bronchi

Specific Respiratory Physical- Respiratory Emotional,


Allergen Infection Chemical Strain Stress

Irritant (exertion)
ASTHMA
Asthma Triggers:
• Viral/Bacterial infections
• Chemical irritants: industrial, household
•Air pollution: CO, ozone
•Tobacco smoke
•Dust mite/cockroach allergens
•Animal dander, urine
•Exercise, cold air, emotion, stress

Inflammation

Airway Hyper-responsiveness Airflow Obstruction

Asthma Symptoms
NIH: Heart, Lung and Blood Institute
Penyebab Penyakit Asma

 pada penderita asma saluran


pernapasannya memiliki sifat yang khas
yaitu sangat peka terhadap berbagai
rangsangan (bronchial hyperreactivity =
hipereaktivitas saluran napas) seperti polusi
udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari,
udara dingin, makanan, hewan berbulu,
tekanan jiwa, bau/aroma menyengat
(misalnya;parfum) dan olahraga.
7
Obat-Obat yang Dapat
Menyebabkan Asma

 Obat inhibitor Prostaglandin (NSAID)


 Obat-obat antagonis simpatis yg ß1
(antagonis reseptor beta1, adrenergik),
ex: obat hipertensi, obat jantung
(propanolol)
 Zat-zat hasil industri
ex: obat anti serangga.
8
Tanda dan Gejala Penyakit
Asma
 Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat
mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita
asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua
orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita
asma!
 Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran
bronki (bronchiale).
 Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
 Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..
 Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak
dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur
pernafasan.

9
Cara Menghindari Serangan
Asma
 Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk
menghindari serangan asma adalah menjauhi
faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya
serangan asma itu sendiri.
 Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas
tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu
serangan asmanya.

10
Obat-Obat untuk Asma
 Turunan xantin (bronkodilatasi), ex:
aminophilyn, theofillyn.
 Kortikosteroid (anti inflamasi)
ex:prednison, metilprednisolon
 Imunosupresan (obat yang menekan reaksi
AgAb juga sebagai anti inflamasi)
ex:metotreksat
 Garam-garam kromolin (profilaksis, untuk
mencegah keluarnya AH=anti histamin)
11
Asma dan Penanggananya

Asma dapat diterapi dengan 2 macam


cara:
 Cara pertama merupakan terapi non-
obat, dapat dilakukan dengan
menghindari pemicunya, atau dengan
terapi napas (senam asma).
 Cara kedua dengan melibatkan obat-
obat asma
12
Terapi melibatkan obat-obat asma yang
digolongkan menjadi 2 melibatkan obat-obat asma
yang digolongkan menjadi 2

 untuk penggunaan jangka panjang


yang berguna mengontrol gejala asma
dan sebagai terapi untuk mencegah
kekambuhan (long-term prevention)
 obat asma untuk penggunaan jangka
pendek yang merupakan pengobatan
cepat untuk mengatasi serangan asma
akut (short-term relief).
13
Terapi Jangka Panjang
 Obat jangka panjang memberikan pencegahan
jangka panjang terhadap gejala asma, menekan,
mengontrol, dan menyembuhkan inflamasi jika
digunakan teratur namun tidak efektif untuk
mengatasi serangan akut.
 Beberapa obat jangka panjang antara lain
kortikosteroid inhalasi yang merupakan obat paling
efektif, beta-2 agonis aksi panjang dan metil ksantin
(teofilin) untuk mengatasi gejala asma pada malam
hari (gejala nocturnal), kromolin dan nedokromil
sebagai antiinflamasi

14
Terapi Jangka Pendek

 sedangkan untuk jangka pendek, berupa


obat-obat bronkodilator (salbutamol,
terbutalin, dan ipratropium) dan
kortikosteroid oral ketika serangannya
sedang sampai berat.
 Untuk jangka panjang dan pendek, dapat
digunakan obat-obat sistemik (prednisolon,
prednison, metilprednisolon).

15
Efek Samping
 Kortikosteroid hirup, pada ibu hamil berefek pada
rendahnya berat bayi yang lahir dan memperlambat
pertumbuhan anak-anak jika digunakan selama
bertahun-tahun.
 Kortikosteroid inhalasi berefek samping lokal pada
anak-anak seperti batuk, rasa haus, dan kekakuan
lidah bila pemberian melalui nebulizer,
meningkatkan kejadian osteoporosis pada wanita.
 Kortikosteroid oral dapat saja digunakan untuk
jangka panjang, tetapi hanya boleh digunakan
kalau obat lain telah gagal sebab beresiko
osteoporosis.

16
Efek Samping

 Teofilin, pada anak-anak, menimbulkan


hiperaktivitas dan gangguan pencernaan.
 Obat-obat sistemik dalam jangka pendek
dapat meningkatkan berat badan,
hipertensi, gemuk air karena retensi cairan,
dan jangka panjangnya menimbulkan moon
face, perlambatan pertumbuhan, diabetes,
dan penipisan jaringan kulit.

17
Asma Pada Kehamilan
 Obat-obat jenis beta agonis adalah yang paling
sering diberikan karena menurut hasil riset obat-
obat beta agonis tidak meningkatkan risiko
timbulnya kelainan kongenital dan kelainan lain.
Albuterol atau salbutamol adalah jenis beta agonis
yang paling banyak digunakan.
 Apabila beta agonis tidak memberikan perbaikan,
pada terapi asma akut secara umum dan pada
wanita hamil dapat disertakan pemberian
bronkodilator seperti Nebulized Ipratropium.

18
Fisioterapi

bertujuan :
 menghilangkan bronkospasme

 membantu relaksasi & meningkatkan


pengaturan pernafasan
 membantu / menghilangkan /
mengeluarkan dahak
 mengatur gerakan pernafasan
FISIOTERAPI

 Microwave diathermi
 Postural drainage
 Breathing Exercise

20
Microwave diathermi
 modalitas fisioterapi dengan menggunakan arus bolak-balik
dengan frekuensi 2450 MHz dan panjang gelombang 12,25
cm. Berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya maka
microwave diathermi mempunyai kemampuan penetrasi
kedalam jaringan ± 3 cm atau dapat mencapai jaringan otot.
Dengan aplikasi dari pendekatan anterior dan posterior
dinding thorak
 efek thermal dari microwave diathermi diharapkan dapat
meningkatkan metabolisme otot khususnya otot-otot
pernapasan, meningkatkan sirkulasi darah lokal,
meningkatkan elastisitas jaringan, menurunkan tonus otot-otot
pernapasan dan otot polos dinding bronchus melalui
normalisasi nosisensorik, sehingga dapat diperoleh efek
relaksasi pada otot polos bronchus dan otot-otot pernapasan.21
Postural drainage
 suatu metode pembersihan saluran napas dengan cara
memposisikan penderita sedemikian rupa, dan dengan
pengaruh gravitasi, mucus dapat dialirkan ke saluran yang
lebih besar, sehingga mudah untuk dikeluarkan.
 Dalam pelaksanaannya postural drainage ini selalu disertai
dengan tapotement atau tepukan
 tujuan untuk melepaskan mucus dari dinding saluran napas
dan untuk merangsang timbulnya reflek batuk, sehinggga
dengan reflek batuk mucus akan lebih mudah dikeluarkan.
Jika saluran napas bersih maka pernapasan akan menjadi
normal dan ventilasi menjadi lebih baik.

22
Breathing exercise
 metode latihan pernapasan yang dilakukan dengan type
tertentu, untuk tujuan tertentu serta diaplikasikan pada kondisi
tertentu pula.
 Breathing exercise yang dimaksud di sini adalah force passive
breathing exercise yaitu suatu bentuk latihan napas yang
dalam pelaksanaannya sering dilakukan bersamaan dengan
postural drynage
 atau dilakukan dalam sesi tersendiri, dimana saat akhir dari
ekspirasi diberikan suatu penekanan dengan arah sesuai
dengan gerakan segmen thorak saat ekspirasi dan saat
inspirasi tekanan dihilangkan namun tangan fisioterapist tetap
menempel pada segmen dinding thorak tersebut dan
mengarahkan gerakan sesuai gerakan segmen dinding thorak
tersebut saat inspirasi. 23
Breathing exercise
 Dengan breathing exercise ini akan dapat menurunkan udara
residu dan mengefektifkan kerja dari otot-otot pernapasan
sehingga dapat memperbaiki ventilasi paru yang menurun
pada penderita asma bronkhiale.
 Jika ventilasi baik maka akan dapat menghasilkan batuk yang
efektif. Jika batuk efektif maka mucus akan mudah untuk di
keluarkan, jika mucus keluar maka saluran napas bersih, dan
jika saluran napas bersih maka frekuensi batuk akan
menurun.

24
25

Anda mungkin juga menyukai