Anda di halaman 1dari 43

KEBIJAKAN

PROGRAM IMUNISASI DAN SOSIALISASI


KAMPANYE MR
Tujuan Penyelenggaraan Imunisasi
I. Umum : Turunnya angka kesakitan, kecacatan & kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
II. Khusus :
1.Tercapainya cakupan IDL pd semua bayi.
2. Tercapainya UCI (Min 80% bayi yg mendapat IDL
disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan
3.Tercapainya target imunisasi lanjutan pd anak umur di
bawah dua thn (baduta) dan pada anak usia sekolah
dasar serta Wanita Usia Subur (WUS).
4.Tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi PD3I
mengacu konsep global
LANDASAN HUKUM
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh &
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat
tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan

UU Perlindungan Anak No.23 tahun 2002


“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.”

UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009


 Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit
yg dapat dihindari melalui imunisasi
 Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak

MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”


“ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI
Universal Child Immunization (UCI) &
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)

UCI Desa/Kelurahan: Cakupan imunisasi


desa/kelurahan dimana ≥ 80% anak yang akan
berusia 1 tahun telah mendapatkan imunisasi dasar
lengkap
IDL : bayi berusia < 1 tahun yang telah mendapatkan
satu dosis Hepatitis B
satu dosis BCG
tiga dosis DPT-HB-Hib
empat dosis Polio
satu dosis Campak/MR
Herd Immunity atau kekebalan kelompok

• Situasi dimana sebagian besar sasaran imunisasi


terlindungi/kebal terhadap PD3I sehingga menimbulkan
dampak tidak langsung (indirect effect) yaitu turut
terlindunginya kelompok masyarakat yang bukan
merupakan sasaran imunisasi dari penyakit yang
bersangkutan.
Herd immunity dapat tercapai hanya dengan cakupan
imunisasi yang tinggi dan merata

Pada daerah kantong dengan cakupan imunisasi rendah,


bila muncul kasus PD3I maka penyebaran akan cepat
sekali !!!!
ANAK YANG TIDAK DIIMUNISASI BERISIKO MENJADI KASUS DAN JUGA
SUMBER PENULARAN PD3I BAGI ANAK-ANAK LAINNYA!!!!!
Hep B 0 (HB 0)

-BCG
-OPV 1

-DPT-HB-Hib 1
-OPV 2

-DPT-HB-Hib 2
-OPV 3
-DPT-HB-Hib 3
0-7 hr -OPV 4 CAMPAK
- IPV / MR

1 Bulan Imunisasi lanjutan


< 24
DPT-HB-Hib: usia 1,5
Jam tahun
Campak /MR : usia 1,5
2 Bulan tahun

3 Bulan
4 Bulan 9 Bulan
Jenis Imunisasi
(Permenkes No. 12 Th 2017)

Imunisasi adalah suatu upaya untuk


menimbulkan/meningkatkan kekebalan
secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga
bila suatu saat terpapar dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan

Imunisasi Program
Imunisasi Pilihan
Yaitu imunisasi yang diwajibkan kepada
Yaitu imunisasi yang dapat diberikan kepada
seseorang sebagai bagian dari masyarakat
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam
dalam rangka melindungi yang bersangkutan
rangka melindungi yang bersangkutan dari
dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang
penyakit tertentu
dapat dicegah dengan imunisasi
Jenis Penyelenggaran Imunisasi
PMK No. 12 th 2017 ttg Penyelenggaraan imunisasi
I. Imunisasi Program  Wewenang penuh Negara
1. Imunisasi Rutin (Imunisasi Dasar pd Bayi, Lanjutan
pd Baduta, Lanjutan pd Anak Usia Sekolah,
Lanjutan pd WUS)
2. Imunisasi Tambahan  Jika ada masalah
(PIN,Kampanye Campak, ORI, BLF)
3. Imunisasi Khusus  Kondisi & sasaran tertentu
(Meningitis, Yelow Fever)
II. Imunisasi Pilihan  Dapat diberikan untuk
melindungi PD3I diluar program pemerintah
Perubahan Jadwal lmunisasi Td pada BIAS
(Permenkes No. 12 Th 2017)

• Tujuan:
Memperpanjang usia perlindungan sasaran dari
penyakit tetanus dan difteri melalui statusT5
• Mekanisme peralihan jadwal:
• Tahun 2017 dan 2018 pemberian imunisasi Td
hanya dilakukan pada anak kelas 2 SD/sederajat
• Mulai tahun 2019, pemberian imunisasi Td sudah
dapat diberikan pada anak kelas 2 dan 5 SD
sederajat
JADWAL PERUBAHAN PELAKSANAAN BIAS

TAHUN
NO ANTIGEN
2017 2018 2019

KLS 1 KLS 2 KLS 1 KLS 2 KLS 1 KLS 2 KLS 5

1Campak √ - √ - √ - -

2DT √ - √ - √ - -

3Td - √ - √ - √ √
CAKUPAN IDL KOTA SINGKAWANG 2017
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK KOTA SINGKAWANG 2017
Cakupan IDL tahun 2017 Prov.Kalbar
120.0

100.0

80.0

60.0

40.0

20.0

0.0
LDK PNK KKR SBS KKU MPW SGU STG SKD MLW BKY KTP KPH SKW PROP
TARGET 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0 92.0
IDL 102.2 89.1 85.7 85.6 84.8 84.8 82.6 81.1 80.4 78.7 76.8 74.1 72.5 69.2 83.1
CAKUPAN BIAS TAHUN 2017
110.0%

100.0%

90.0%

80.0%

70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%

20.0%

10.0%

0.0%
UPT. UPT. UPT. UPT. UPT. UPT. UPT. UPT. UPT.
PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS
KOTA
SINGKAWANG SINGKAWANG SINGKAWANG SINGKAWANG SINGKAWANG SINGKAWANG SINGKAWANG SINGKAWANG SINGKAWANG
TENGAH I TENGAH II BARAT UTARA I UTARA II TIMUR I TIMUR II SELATAN I SELATAN II
CAMPAK 98.0% 99.4% 90.2% 98.1% 97.0% 92.9% 98.4% 96.3% 99.3% 95.3%
DT 97.9% 99.4% 79.8% 94.7% 97.4% 97.0% 98.9% 100% 95.3% 92.3%
Td kls2 97.9% 99.3% 76.2% 96.8% 97.7% 93.4% 95.3% 98.2% 94.5% 91.2%
Kampanye measles rubella
(MR) 2018
Target Nasional
Eliminasi Campak & Kontrol Rubela/CRS
•Cakupan campak dosis pertama
minimal 95% secara nasional
•Cakupan campak dosis kedua
minimal 95% thn 2018

Eliminasi •Fully investigated semua kasus KLB


campak
Campak •Surveilans Campak Berbasis Kasus
Individu (Case Based Measles
Surveillance) diterapkan dengan
minimal 50% pemeriksaan spesimen
mulai tahun 2014. 2020

• Introduksi imunisasi rubella


Kontrol tahun 2017-2018
Rubela/Congin • Penguatan suveilans
ental Rubella rubella & pengembangan
Syndrom (CRS) surveilans CRS mulai thn
2014
BEBAN PENYAKIT CAMPAK
CONFIRMED REPORTED MEASLES CASES,
INDONESIA, 2013 TO 2015

89% 11%

89% kasus merupakan


anak <15 tahun !!!!!!!

Age in years

Source: Sub Dit Surveillance , MOH- data as of 15 April 2016


Beban Penyakit Rubella
Confirmed reported rubella cases,
Indonesia, 2013 to 2015

77% 23%
No of cases

CRS ?

Age in years

Source: Sub Dit Surveillance , MOH, data as of 15 April 2016


Penyakit Campak
Gejala :
Demam, Bercak kemerahan , Batuk, pilek, Konjungtivitis (mata merah)
dan selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian
menyebar ke tubuh, tangan serta kaki
Komplikasi berat :
radang paru, radang otak, diare berat,
radang telinga, dehidrasi, kematian
Epidemiologi:
Tingkat penularan pada kelompok anak sangat tinggi
KLB Campak dengan adanya kasus yang mengalami kematian,
masih banyak terjadi
KLB Campak juga masih sering terjadi di daerah kumuh di
perkotaan, seperti Jakarta
Pencegahan :
Imunisasi. Cakupan imunisasi harus >95% untuk melindungi populasi
(herd immunity).
Kekebalan setelah imunisasi seumur hidup
Penyakit Rubella dan Congenital Rubella Syndrome (CRS)
Gejala :
Demam dan ruam ringan, 50% kasus tidak bergejala
Epidemiologi:
• Tingkat penularan sangat tinggi , infeksi selama
masa kehamilan dapat menyebabkan abortus
spontan atau cacat lahir (CRS):
– Retardasi mental
– Penyakit jantung bawaan
– Gangguan pendengaran
– Gangguan penglihatan seperti katarak
Rubella menyebar secara luas di Indonesia
Pencegahan :
• Hanya dengan Imunisasi
• Kekebalan setelah imunisasi seumur hidup

Kasus Rubella menyebabkan cacat lahir bila terinfeksi selama masa kehamilan, ini tidak
ada obatnya….pencegahan menjadi penting!!!!
Manfaat Vaksin MR

Kerusakan otak

Ketulian

Kebutaan
Bagaimana proses pengenalan vaksin
MR ke dalam Program Imunisasi
Nasional?
 Pengenalan vaksin MR ini akan
didahului dengan kegiatan
Kampanye Imunisasi MR, yaitu
berupa pemberian imunisasi MR
secara massal. Gratis, tidak
dipungut biaya.
 Pelaksanaan kampanye imunisasi
MR dibagi ke dalam 2 fase
 Fase pertama dilaksanakan pada
bulan Agustus - September 2017 di
seluruh Jawa, fase kedua
dilaksanakan pada bulan Agustus -
September 2018 di seluruh
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua
Mengapa harus dilakukan kampanye
imunisasi massal MR?
Rekomendasi WHO dan Komite Penasehat Ahli
Imunisasi Indonesia (ITAGI)
Lakukan kampanye imunisasi tambahan massal dan
penggantian vaksin campak dengan MR
Target cakupan: ≥ 95%
Tujuan:
• Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara cepat
• Memutuskan transmisi virus campak dan rubella
• Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit campak dan rubella
• Menurunkan angka kejadian CRS

Dukungan yang kuat sangat diperlukan untuk Mencapai Keberhasilan


Kampanye Imunisasi MR
Mengapa anak usia 9 bulan sampai dengan < 15 tahun yang
dipilih
sebagai sasaran?

• Data menunjukkan 85 % kasus campak dan 70% kasus


rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun di
Indonesia
• Pemberian Imunisasi MR pada kelompok usia ini,
diharapkan kekebalan komunitas akan terbentuk
sehingga transmisi campak maupun rubella ke
kelompok umur lain, terutama pada wanita hamil,
menjadi sangat kecil
• Strategi yang sama juga telah dilakukan di beberapa
negara seperti Amerika dan Australia, dan telah sukses
menurunkan kasus campak, rubella dan CRS
Sasaran Kampanye Imunisasi
MR
• Kegiatan imunisasi secara masal sebagai upaya
untuk memutuskan transmisi penularan virus
campak dan rubella pada seluruh bayi usia 9 bulan
sd anak <15 tahun,
• Tanpa melihat status imunisasi maupun riw.
Penyakit campak dan rubella sebelumnya.
• Sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual
informed consent.
Strategi Pelaksanaan
Kampanye Imunisasi
MR ( NASIONAL )
Pelaksanaan kampanye imunisasi MR dibagi menjadi 2 tahap :
• Tahap 1: AGUSTUS
Pemberian imunisasi MR di seluruh SEKOLAH yang terdiri dari sekolah Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak, SD/MI/sederajat, SDLB dan
SMP/MTs/sederajat dan SMPLB.

• Tahap 2 : SEPTEMBER
Pemberian imunisasi di POS-POS PELAYANAN IMUNISASI LAINNYA seperti
Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

• Lamanya pelaksanaan 2 bulan


• Banyak sasaran,
• banyak tenaga,
• banyak kendala,
• banyak dana, dll.
Strategi Pelaksanaan
Kampanye Imunisasi
MR ( SINGKAWANG )
Pelaksanaan kampanye imunisasi MR dibagi menjadi 2 tahap :
• Tahap 1: AGUSTUS
Pemberian imunisasi di POS-POS IMUNISASI seperti Posyandu, Polindes, Poskesdes,
Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.

SERTA
Pemberian imunisasi MR di seluruh SEKOLAH yang terdiri dari sekolah Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak, SD/MI/sederajat, SDLB dan SMP/MTs/sederajat
dan SMPLB.

DISESUAIKAN DENGAN SITUASI SETEMPAT ( JUMLAH SASARAN DAN JUMLAH TENAGA )

• Tahap 2 : SEPTEMBER
SWEEPING HINGGA TERCAPAI TARGET MINIMAL 95 %.
Pelaksanaan Kampanye Imunisasi MR

1. Skema Pelayanan di sekolah

2. Skema Pelayanan di posyandu


KEGIATAN SAAT SEKARANG
( APRIL – JUNI )
• PERSIAPAN
1. PENDANAAN : APBD , BOK
2. PENDATAAN (SEDANG BERJALAN)
3. SOSIALISASI TK. KOTA ( NAKES, BPM,RS,LP,
PKK-GOW-DHARMA WANITA-PERSIT-
BHAYANGKARI )
4. ADVOKASI-SOSIALISASI KE WALIKOTA (
SKPD,CAMAT,LURAH )
Lanjutan.....
• SOSIALISASI TK KECAMATAN
• SOSIALISASI TK KELURAHAN
• SOSIALISASI KE SEKOLAH
• PELATIHAN KADER
PERAN YANG DIHARAPKAN
Peran LS (CAMAT/LURAH/PKK/TOMA
1. Memberikan informasi pada masyarakat melalui Pertemuan khusus atau cara
lain tentang manfaat imunisasi MR dan tanggal pelaksanaannya.
2. Membantu memberikan penyuluhan kepada orangtua bekerjasama dengan
nakes
3. Membantu memahamkan masyarakat untuk memberikan data anak yg akan
diberikan imunisasi termasuk data anak yg putus sekolah
4. Membantu menggerakkan kader untuk proses pendataan dan pelaksanaan
hingga tercapainya target sesuai arahan petugas
5. Membantu menggerakkan masyarakat untuk aktif datang membawa
anak2nya pada hari H di Pos Imunisasi yang ditentukan
6. Melaporkan pada petugas bila ditemukan kasus diduga KIPI
Peran Guru
1. Memberikan informasi pada orangtua/wali murid melalui Pertemuan
Orangtua Murid atau surat edaran yg berisi pemberitahuan manfaat imunisasi
MR dan tanggal pelaksanaannya.
2. Membantu memberikan penyuluhan kepada orangtua/ wali / murid
3. Memberikan data murid yg akan diberikan imunisasi termasuk data anak yg
putus sekolah
4. Menyeleksi anak yg berumur <15 tahun dan anak yg sedang sakit atau tidak
masuk sekolah karena alasan lainnya
5. Membantu menyiapkan ruangan untuk penyuntikan dan ruang tunggu setelah
penyuntikan
6. Membantu mengatur alur pelayanan imunisasi
7. Membantu pencatatan hasil imunisasi dan memberi tanda pada ujung bawah
jari kelingking kiri dgn pen marker
8. Melaporkan pada petugas bila ditemukan kasus diduga KIPI
Surat Dukungan
Surat Dukungan Kemendagri
Permasalahan yang Dihadapi

Penolakan masyarakat karena:


 Isu halal haram
 Pemberitaan KIPI
 Hoax tentang konspirasi, kandungan
vaksin, dll

 BUDAYA
Pemberitaan Negatif
• Vaksin MR Belum Halal, MUI: Hindari yang Berbau Najis
www.republika.co.id
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Internasional, KH
Muhyiddin Junaidi mengatakan bahwa secara konsisten MUI tetap
mendorong agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera mengajukan
sertifikasi halal untuk vaksin measles rubella (MR). Karena, menurut dia, hal
ini untuk menghindarkan anak-anak dari hal yang berbau najis

• Komentar Komnas PA tentang Program Imunisasi MR


m.liputan6.com, oleh : Benedikta Desideria
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait,
mengatakan agar Kementerian Kesehatan RI perlu menghentikan
sementara program imunisasi MR. Juga meminta Kemenkes RI melakukan
evaluasi atas program ini.
Hal ini diungkapkan setelah ada kasus seorang siswi SMP yang dikabarkan
lumpuh setelah mendapat imunisasi MR
Pemberitaan Negatif

• Kontroversi, Keadilan, dan Kejujuran


www.republika.co.id, oleh : Rudi Agung
Jadi, ada apa dengan gencar dan tergesa-gesanya vaksin MR, ini?
Dalam vaksin selalu menggiurkan pengadaan: sarung tangan, alat
suntik, honor, akomodasi, dan pengadaan barang sarana pra
sarana lainnya.

Masyarakat membutuhkan kejelasan dan kejujuran. Anak-anak


bukan kelinci percobaan. Jangan sampai sekadar kepentingan
korporasi atau segelintir pihak, malah menjatuhkan kepercayaan
program kesehatan.

Masyarakat butuh kejelasan, kejujuran dan keadilan. Jangan


sampai seperti bom waktu. Dan menyala saat vaksin disuntikkan...
Upaya yang Telah Dilakukan di Tingkat Pusat

 Mendorong produsen untuk mengajukan


sertifikasi halal kepada MUI
 Press conference untuk klarifikasi berita KIPI
 Membentuk aliansi pro imunisasi 
menyebarkan berita positif
Vaksin mr

Satu-satunya vaksin
MR yang telah
mendapat
rekomendasi Badan
Kesehatan Dunia dan
sudah digunakan di
lebih dari 140 negara
untuk eliminasi
penyakit Campak dan
Rubella
Doses primary
Country name Vaccine Manufacturer Measles intro Rubella intro
container
Afghanistan Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 None
Bahrain MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1974 1974
Dijibouti Measles ? Data not available 1984 none
Egypt MMR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1999
Iran (Islamic
MMR 2&5 Serum Institute India 1984 2004
Republic of)
Iraq MMR and Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1985 prior to 1995
Jordan Measles and MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1982 2000
Kuwait MMR ? ? Prior to 1995 prior to 1995
Measles-10 & MMR-1
Lebanon Measles and MMR Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1995
&10
Libya MMR Presentation Sanofi Pasteur SA Prior to 1995 prior to 1995
Morocco MR ? Data not available 1980 2014
Oman MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1980 1994
Pakistan Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 none
GlaxoSmithKline Biologicals SA and Merck
Qatar MMR 1 1982 1992
Sharpe and Dohme
Measles Sanofi, MMR GSK
Saudi Arabia Measles and MMR ? 1974 1991

Somalia Measles ? Data not available 1978 none


PT Bio Farma (Persero) and Serum Institute of
Sudan (the) Measles 10 1985 none
India Pvt. Ltd.
Syrian Arab
MMR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1999
Republic (the)
Tunisia MR ? ? 1983 2004
United Arab
MMR ? MMR GSK 1980 1985
Emirates
Yemen MR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1977 2015
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai