Anda di halaman 1dari 48

Glaukoma akut dan kronis

Canitra Ilham A
Emir Aryaputra
Silva Audya Perdana
Definisi
• Glaukoma merupakan penyakit mata di mana terjadi kerusakan saraf
optik yang diikuti gangguan pada lapang pandang. Kondisi ini
utamanya diakibatkan oleh peningkatan tekanan intraokuler yang
biasanya disebabkan oleh hambatan pengeluaran humour aquous.

Aqueous humor diproduksi di ciliary process yang terletak di ciliary


body  disekresikan ke posterior chamber  mengalir melewati pupil
 memasuki anterior chamber  di drainase di canal of Schlemm
yang terletak dekat dengan limbus.
• Glaukoma akut
• keadaan gawat darurat yang memerlukan penanganan segera.
• dapat menyebabkan blokade aliran keluar aqueos humor serta peningkatan
tekanan intraokular (TIO) yang dapat terjadi mendadak.
• penyebab: pupil block
• mata merah visus menurun
• Glaukoma kronik
• kondisi khas  gangguan lapang pandang perifer akibat kerusakan papil
nervus optikus yang berkaitan dengan peningkatan tekanan intraokuli.
• gangguan aliran drainase  kerusakan pada nervus optikus.
• gangguan penglihatan tidak timbul pada awal perjalanan penyakit.
• Mata tenang, visus turun perlahan
Epidemiologi

Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua tertinggi di dunia setelah katarak.

WHO (2010)  3,2 juta orang menderita kebutaan dikarenakan glaukoma.


Riskesdas 2007
Klasifikasi
• Glaukoma sudut terbuka
• Glaukoma sudut terbuka primer:
• biasanya berhubungan dengan peningkatan TIO, sudut pada kamera okuli anterior terbuka,
tidak berhubungan dengan gangguan okuler maupun gangguan sistemik yang mengakibatkan
peningkatan resistensi aliran aqueous atau kerusakan pada nervus optikus.

• Normal-tension glaucoma:
• tidak terdapat peningkatan TIO.

• Juvenile open-angle glaucoma:


• kondisi apabila glaukoma sudut terbuka di diagnosis pada usia muda (4-35 tahun).
• Ocular hypertension:
• normal optic disk dan visual field yang berhubungan dengan peningkatan TIO.

• Tersangka glaukoma:
• curiga kelainan optic disk ataupun visual field tanpa memperhatikan TIO.

• Glaukoma sudut terbuka sekunder:


• peningkatan resistensi terhadap aliran pada trabecular meshwork yang berhubungan
dengan kondisi lain (pigmentary glaucoma, phacolytic glaucoma, steroid-induced
glaucoma, exfoliation syndrome, angle-recession glaucoma).

• Dapat juga terjadi karena peningkatan resistensi aliran posttrabecular akibat peningkatan
tekanan episcleral venous (misal: carotid cavernous sinus fistula).
• Glaukoma sudut tertutup
• Glaukoma sudut tertutup primer dengan pupillary block:
• aliran aqueous humor dari posterior chamber ke anterior chamber terhambat pada
iridolenticular contact sehingga iris anterior menekuk dan berkontak dengan trabecular
meshwork.

• Glaukoma sudut tertutup akut:


• terjadi apabila terdapat peningkatan TIO yang cepat akibat dari penyumbatan secara tiba
- tiba pada trabecular meshwork.

• Glaukoma sudut tertutup subakut:


• terjadi berulang kali dengan episode yang singkat dari sudut tertutup dengan gejala
ringan dan peningkatan TIO, seringkali mendahului kejadian sudut tertutup akut.
• Glaukoma sudut tertutup kronik:
• peningkatan TIO akibat dari penutupan sudut anterior chamber secara permanen oleh
peripheral anterior synechiae.

• Glaukoma sudut tertutup sekunder dengan pupillary block:


• Pupillary block terjadi akibat dari mekanisme selain konfigurasi anatomi anterior
segment (misal: intumescent lens atau secluded pupil)

• Glaukoma sudut tertutup sekunder tanpa pupillary block:


• posterior pushing mechanism  lensa-irir terdorong ke depan (missal: tumor segmen
posterior, uveal effusion)

• anterior pulling mechanism  proses anterior segment menarik iris ke depan untuk
membentuk anterior synechiae.
Etiologi

Aqueous humor yang diproduksi dengan yang di drainase harus


seimbang. Apabila terdapat hambatan pada aliran aqueous humor 
penumpukan aqueous humor  peningkatan TIO dan dapat merusak
nervus optikus.
Faktor Resiko

• Glaukoma primer sudut tertutup:


• Lebih banyak pada wanita.

• Usia lanjut.

• Hyperopia.

• Riwayat keluarga dengan glaukoma primer sudut tertutup.

• Ras inuit dan Asia

• Anterior chamber yang dangkal


• Glaukoma primer sudut terbuka:
• Peningkatan TIO (TIO > 21 mmHg).
• Riwayat keluarga dengan glaukoma primer sudut terbuka.
• Usia lanjut.
• Ras (Afrika, Latin, Afro-Karibia).
• Ketebalan kornea sentral yang lebih tipis.
• Tekanan perfusi okular yang rendah (selisih antara sistol dengan TIO <125
mmHg atau diastol dengan TIO <50 mmHg).
• Diabetes melitus tipe 2.
• Miopia
• Glaukoma primer sudut tertutup:
• Riwayat keluarga dengan glaukoma primer sudut tertutup.
• Usia lanjut.
• Lebih banyak pada jenis kelamin perempuan.
• Keturunan Asia.
• Hipermetropia.
• Bilik depan mata dangkal.
• Kurvatura kornea yang landai.
• Lensa mata yang tebal.
• Diameter aksial bola mata yang pendek.
Fisiologi

• Aqueous humor diproduksi


oleh prosesus siliaris
• Mengalir ke bilik posterior
mata  pupil  bilik anterior
 trabecular meshwork 
drainase aqueous humor 
kanal Schlemm  sirkulasi
Glaukoma
• Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan
intraokular (TIO)
• Sudut terbuka
• Sudut tertutup

• Peningkatan TIO  kerusakan saraf


• Kerusakan mekanis langsung
• Iskemia
• Apoptosis dari sel ganglion retina
Glaukoma sudut terbuka
• Hambatan aliran aqueous humor karena proses degeneratif (deposisi
materi) pada trabecular meshwork
• Hilang fungsi fagositosis, sintesis, dan degradasi protein pada sel
endotel
• Densitas dinding kanal Schlemm menurun  fungsi mengalirkan
aqueous humor menurun
• Proses lama, tanpa nyeri
• Setiap mata memiliki variasi toleransi kerusakan saraf terhadap
peningkatan TIO
Glaukoma sudut tertutup
Proses terjadi dalam waktu singkat
(kegawatdaruratan mata)
• Blok pupil
• Permukaan lensa dan iris bertemu blockade
aliran aqueous humor
• Tekanan bilik posterior meningkat  iris
terdorong ke anterior (iris bombe)  TIO
semakin meningkat
Glaukoma sudut tertutup
• Blok non pupil
• Plateau iris, penebalan lensa, blok silier
• Faktor anatomis : bilik mata depan dangkal, bola mata pendek, kornea kecil
• Penutupan sudut  sinekia anterior perifer  peningkatan TIO 
kompresi serat akson, kerusakan lapisan lamina kribosa, gangguan
aliran aksoplasma  kematian sel ganglion + defek lapang pandang
• Glaukoma sudut tertutup  bisa terjadi kronis ( faktor predisposisi
anatomis), manifestasi sama dengan glaucoma sudut terbuka
Diagnosis glaukoma akut
Gejala Tanda

Nyeri mata TIO >21 mmHg

Mual dan muntah Injeksi konjungtiva

Melihat halo pada cahaya Edema epitel kornea

Pupil dilatasi tidak reaktif

Bilik mata anterior dangkal


Diagnosis glaukoma kronis
• Asimptomatis , kecuali pada tahap lanjut
• Gangguan lapang pandang
• Riwayat mata myopia, trauma, inflamasi, operasi mata, riwayat
penyakit mata lainnya (glaucoma sekunder)
• Riwayat keluarga (glaucoma, hipertensi, diabetes, penyakit
kardiovaskular)
• Riwayat penyakit lain : asma, gagal jantung (kontraindikasi obat)
Pemeriksaan Pada Glaukoma
• Tonometri
• Gonioskopi
• Funduskopi
• Perimetri
Tonometri
• Rentang tekanan intraokular normal 
10-21 mmHg
• Tekanan intraokular dapat meningkat
ataupun tidak
Slit Lamp
• Konjungtiva, bilik mata anterior, iris, lensa, dan berbagai struktur
mata lainnya akan diperiksa
• Menilai kedalaman bilik mata anterior, kelainan iris (sinekia, apakah
lebih menonjol), abnormalitas lensa
• Skrining sudut bilik mata anterior
Gonioskopi
• Menilai sudut bilik mata anterior
• Goniolens digunakan untuk menghindari kejadi
total internal reflection
Gonioskopi
• Scwhalbe line
• Nonpigmented meshworl
• Pigmented meshwork
• Scleral spur
• Cilliary body
Gonioskopi
• Shaffer system
• Grade 4 (35-45 derajat)  badan
siliaris dapat terlihat
• Grade 3 (25-35)  scleral spur
dapat terlihat
• Grade 2 (20)  trabekulum
dapat terlihat tetapi scleral spur
tidak
• Grade 1 (10)  Schwalbe line
dapat terlihat
• Grade 0  iridocorneal contact
Funduskopi
• Neuroretinal rim  ISNT rule
• Cup/disc ratio
• Optic disc size  median vertical diameter
1,5-1,7 mm
• Kerusakan pada glaucoma
• Focal ischaemic disc, Myopic disc, sclerotic disc,
concentrically enlarging disc
Peimetri
• Menilai lapang
pandang mata
• kelainan
• Nasal step
• Temporal wedge
• Arcuate defect
• Ring scotoma
• End stage
Perimetri
Tatalaksana Glaukoma Sudut Terbuka
Tatalaksana Glaukoma Sudut Tertutup
Tatalaksana Glaukoma Sudut Tertutup
Tatalaksana Medikamentosa
• Derivat prostaglandin
• Beta blocker
• Agonis alfa 2
• Carbonic anhydrase inhibitor
• Miotik
• Agen osmotik
Penurunan Tekanan Intraokular
Tatalaksana Nonmedikamentosa
• Laser trabeculoplasty
• Laser iridotomy
• Diode laser cytoablation
• Laser iridoplasty
• Trabeculectomy
• Non penetrating glaucoma surgery
• Drainage shunts
Laser Trabeculoplasty
• Mengarahkan laser ke trabecular
meshwork  meningkatkan outflow
• 10-40% penurunan TIO dalam 6
bulan
• Indikasi
• Glaukoma sudut terbuka
• Pilihan primer ataupun tambahan
• Kegagalan medikamentosa
Laser Iridotomy
• Untuk glaukoma sudut
tertutup
• Komplikasi
• Perdarahan, peningkatan
tekanan intraocular, iritis,
corneal burn, katarak
Diode Laser Cytoablation
• Menurunkan tekana intraocular dengan
menghancurkan beberapa bagian dari bagian
sekretori badan siliaris
• Digunakan pada end stage secondary glaucoma
ataupun pada mata dengan prognosis yang
burung dengan pembedahan
Laser Iridoplasty
• Membuat sudut bilik mata anterior
lebih lebar
• Digunakan pada glaucoma sudut
tertutup akut yang sekunder ataupun
pada plateu iris
Trabekulektomi
• Menurunkan tekana intraocular
dengan membuat fistula
• Indikasi
• Kegagalan terapi konservatif
menggunakan medikamentosa
• Pada pasien dengan penurunan
tekanan intraocular yang besar
• Elektif
Non Penetrating Glaucoma Surgery
Drainage Shunts
• Menghubungkan bilik mata depan
dengan ruang sub-Tenon
• Indikasi
• Glaukoma tidak terkonntrol dengan
riwayat trabekulektomi sebelumnya
• Glaukoma sekunder
• Glaukoma kongenital
• Severe conjuctival scarring

Anda mungkin juga menyukai