Anda di halaman 1dari 46

Presentasi Kasus

Pembimbing:
dr.Agah Gadjali, SpM
dr.Hermansyah, SpM
dr.Gartati Ismail, SpM
dr.Mustafa, SpM
dr.Henry A W, SpM

Oleh:
Marisa
FK-Yarsi / 1102013162

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.1 RADEN SAID SUKANTO
PERIODE 21 MEI 2018 – 31 JUNI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
Data Pasien
• Nama : Tn. Ndaru Mujiyanto
• Umur : 34 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal lahir : 31-01-1984
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Jawa
• Pendidikan :-
• Pekerjaan : Polisi
• Alamat : Jl Raya Pondok Gede No 33
• Status : Kawin
• Tangggal pemeriksaan : 30 Mei 2018
Anamnesis
• Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal
30 Mei 2018
Keluhan Utama
• Kelopak mata kanan atas terdapat benjolan
sejak 3 minggu sebelum berobat ke RS POLRI.
Keluhan Tambahan
• Pasien merasa tidak nyaman dan mengganjal
pada kelopak mata kanan atas.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Seorang pasien laki-laki berusia 34 tahun datang dengan
keluhan Benjolan di kelopak mata kanan sejak 3 minggu
yang lalu sebelum datang ke poliklinik . Awalnya benjolan
berukuran kecil, namun perlahan benjolan dirasa semakin
membesar. Saat ini benjolan sebesar biji kacang hijau.
Benjolan menyebabkan rasa mengganjal pada mata kiri
pasien, namun benjolan tidak terasa nyeri, gatal, maupun
panas. Benjolan tidak mengeluarkan nanah. Tidak ada mata
merah sebelumnya. Tidak terdapat bintik putih seperti
beras maupun luka kering sepanjang pinggir kelopak mata.
Keluhan seperti keluar kotoran, mata berair, pandangan
buram, pengelihatan ganda disangkal. Demam dan nyeri
kepala juga disangkal oleh pasien. pasien mengaku belum
pernah melakukan pengobatan untuk matanya tersebut.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien baru mengalami hal seperti ini
• Riwayat penggunaan kacamata (-)
• Riwayat benturan pada mata atau trauma
benda lain (-)
• Riwayat diabetes mellitus (-)
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat alergi makan dan obat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Keluarga pasien tidak pernah mengalami
kondisi benjolan mata serupa.
• Keluarga pasien tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan.
Riwayat Kebiasaan
• Pasien mengaku suka mengonsumsi makanan
yang mengandung banyak lemak, seperti
gorengan, kulit ayam, sate, daging, dll.
• Riwayat kebiasan pasien mengendarai motor
memakai helm tanpa kaca
Pemeriksaan Fisik Umum
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 84 x/menit
• Pernafasan : 20 x/menit
• Suhu : 36oC
Pemeriksaan Oftalmologi
OD OS
Visus 6/6 6/6
Kedudukan Bola Mata Ortoforia
Gerakan Bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Tekanan Intraokuler N/ Palpasi N/ Palpasi

Palpebra Superior Tenang Terdapat massa


berbentuk bulat dengan
diameter ±5mm, batas
tegas, permukaan rata,
konsistensi keras,
palpebra tidak
kemerahan, nyeri tekan (-
), dan tampak hiperemis
pada konjungtiva tarsal
superior.
Pemeriksaan Oftalmologi
OD OS

Palpebra Inferior Tenang Tenang

Konjungtiva
Tarsal superior Hiperemis (+) Tenang
Tarsal inferior Tenang Tenang
Bulbi Tenang Tenang

Kornea Jernih Jernih

Bilik mata depan Jernih Jernih


Kedalaman sedang Kedalaman sedang
Pemeriksaan Oftalmologi
OD OS

Iris Warna coklat tua Warna coklat tua


Radier (+) Radier (+)
Kripta (+) Kripta (+)

Pupil Isokor, bulat, Isokor, bulat,


diameter 3 mm diameter 3 mm

Refleks cahaya Langsung (+) Langsung (+)


Tidak langsung (+) Tidak langsung (+)

Lensa Jernih Jernih

Gambar
Status Lokalis
• Pada palpebra superior okuli dextra sisi lateral
ditemukan adanya massa berbentuk bulat
dengan diameter ±5mm, batas tegas,
permukaan rata, konsistensi keras, palpebra
tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, dan
tampak hiperemis pada konjungtiva tarsal
superior.
• Pada massa tidak ditemukan adanya tanda-
tanda neovaskularisasi dan nekrosis.
Status Lokalis

• Massa dapat digerakkan dari dasarnya, tidak


terjadi infiltrasi pada otot
• Pada perabaan dan penekanan tidak terdapat
nyeri.
• Tidak ditemukan pembesaran pada kelenjar
getah bening preaurikuler.
Resume
• Seorang pasien laki-laki berusia 34 tahun
datang dengan keluhan Benjolan di kelopak
mata kanan sejak 3 minggu yang lalu sebelum
datang ke poliklinik . Awalnya benjolan
berukuran kecil, namun perlahan benjolan
dirasa semakin membesar. Saat ini benjolan
sebesar biji kacang hijau. Benjolan
menyebabkan rasa mengganjal pada mata
kanan pasien, namun benjolan tidak terasa
nyeri, gatal, maupun panas.
• Pasien mengaku memiliki riwayat asma
terkontrol sejak kecil, namun menyangkal
adanya riwayat penyakit mata serupa, trauma,
sistemik, alergi, dan riwayat penyakit keluarga.
• Pasien mengaku memiliki kebiasaan
mengonsumsi makanan berlemak dan
• Pemeriksaan fisik umum pasien dalam batas
normal.
• Pada pemeriksaan oftalmologi palpebra superior
OS sisi lateral ditemukan adanya massa
berbentuk bulat dengan diameter ±5mm, batas
tegas, permukaan rata, konsistensi keras,
palpebra tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan,
dan tampak hiperemis pada konjungtiva tarsal
superior.
Diagnosis Kerja

• Kalazion Palpebra Superior OD


Diagnosis Banding
• Hordeolum

• Kista Dermoid
Rencana Tatalaksana
• Non-medikamentosa:
– Edukasi: mengurangi makanan berlemak dan berprotein
tinggi.
– Kompres hangat selama 10-15 menit, minimal 4 kali/hari.
• Medikamentosa:
– Ciprofloxacin 500mg 3 dd 1
– Metilprednisolon 8mg 2 dd 1
– Cendo Xitrol ED (Dexametason 0,1%, Neomisin Sulfat 3,5
ml/ml, Polimiksin B Sulfat 6000iu/ml) 6 dd gtt 1 OS
• Bedah:
– Insisi dan kuretase
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Anatomi Palpebra
• 5 bidang jaringan utama:
– Kulit
– Jaringan Otot
• M. orbikularis okuli, M. rioland
• M. levator palpebra
– Jaringan Areolar
– Tarsus
– Konjungtiva Palpebra
Persyarafan Palpebra
• Sensorik:
Nervus Opthalmikus
(V1)
Nervus Maxillaris (V2)
• Motorik:
Nervus Facialis (VII)
Nervus Okulomotor (III)
Vaskularisasi Palpebra
• Arteri: opthalmikus, facialis, dan superfisialis
temporal
• Vena - Vena Opthalmikus
Kelenjar di Palpebra
• Kelenjar Meibom (kelenjar tarsal)
– Kelenjar minyak yang terbuka ke perbatasan kelopak mata.
– Terdapat sekitar 30-40 buah di palpebra atas dan 20-30 buah di
palpebra bawah.
– Fungsi: meminyaki air mata agar tidak cepat menguap.
• Kelenjar Zeis
– Kelenjar minyak yang terbuka ke folikel bulu mata.
• Kelenjar Moll
– Kelenjar keringat yang terbuka ke folikel bulu mata atau ke kelenjar
Zeis, tidak terbuka langusng ke permukaan kulit.
• Kelenjar aksesoris Wolfring
– Kelenjar air mata yang terletak di perbatasan atas tarsal.
Kalazion
• Definisi
Kalazion merupakan peradangan
granulomatosa kelenjar Meibom
yang tersumbat. Pada kalazion
terjadi penyumbatan kelenjar
Meibom dengan infeksi ringan
yang mengakibatkan peradangan
kronis tersebut. Biasanya kelainan
ini dimulai penyumbatan kelenjar
oleh infeksi dan jaringan parut
lainnya.
• Etiologi

Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh


sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari
hordeolum internum. Kalazion dihubungkan dengan
tingginya kadar lemak dalam darah, seborrhea, chronic
blepharitis, dan acne rosacea.
 Patofisiologi

Sembuh
Inflamasi kronis Hordeolum
Penyumbatan
Akumulasi & pembentukan internum
kelenjar
sekresi sebasea jaringan
Meibom Kalsifikasi
granulasi
Karsinoma
• Tanda dan Gejala Klinis

– Pembengkakan kelopak mata


– Tidak nyeri
– Tidak berfluktuasi
– Tidak hiperemis
– Konjungtiva jernih
– Pseudoptosis / Ptosis
– Tidak ada pembesaran kelenjar preaurikular
– Kadang-kadang mengakibatkan perubahan
bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga
terjadi kelainan refraksi (astigmatisma) pada mata
tersebut
• Komplikasi

– Kalazion besar dapat mengakibatkan gangguan


refraksi, misalnya astigmatisma.
– Infeksi sekunder dapat mengakibatkan menjadi
hordeolum internum.
– Pada beberapa kasus ditemukan kalsifikasi.
– Hati-hati kemungkinan karsinoma sel sebasea.
• Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis kalazion seringkali tidak membutuhkan


adanya pemeriksaan penunjang.
Namun, pada kalazion yang rekuren, dilakukan
pemeriksaan fine-needle aspiration cytology.
Tabel Perbandingan Kalazion, Hordeolum, dan Kista Dermoid
Kalazion Hordeolum Kista Dermoid

Definisi peradangan peradangan supuratif kelenjar pertumbuhan berlebih dari


granulomatosa Zeis, kelenjar Moll jaringan normal, non-cancer
kelenjar Meibom (hordeolum eksternum) atau di lokasi abnormal
kelenjar Meibom (hordeolum
internum)
Etiologi penyumbatan infeksi akut biasanya terperangkapnya lapisan-
kelenjar Meibom disebabkan oleh bakteri lapisan epitel saat
Staphylococcus sp. embriogenesis
Letak kelenjar Meibom - eksternum: kelenjar Zeis dan - dangkal: frontozygomatic
palpebra Moll suture, frontolacrimal suture
- internum: kelenjar Meibom - dalam: frontozygomatic
suture, superior orbital fissure
Gejala Klinis pembengkakan pembengkakan kelopak mata pembengkakan biasa terletak
kelopak mata tanpa dengan rasa nyeri dan di daerah temporal dengan
rasa nyeri dan hiperemik disertai konsistensi keras, diameter 1-
hiperemik, pembengkakan kelenjar 2cm
diameter dapat preaurikular, diameter dapat
mencapai 8mm mencapai 8mm

Gambar
• Tatalaksana
Nonmedikamentosa
– Kompres hangat 4 kali sehari selama masing-masing 15
menit.
– Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun
dengan sabun atau shampoo yang tidak menimbulkan
iritasi.
– Jangan menusuk kalazion sendiri karena dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius.
– Hindari pemakaian make-up pada mata, karena
kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.
– Hindari penggunaan lensa kontak karena dapat
menyebarkan infeksi sekunder.
Medikamentosa
– Steroid topikal.
– Pemberian antibiotik tertrasiklin dosis rendah (doksisiklin
tablet 100mg/minggu) selama 6 bulan mungkin dapat
menimbulkan perubahan biokimiawi.
 pembentukan asam lemak rantai pendek yang dibandingkan
dengan produksi asam lemak rantai panjang lebih jarang
menimbulkan sumbatan pada mulut kelenjar.
– Bila kecil dapat dilakukan injeksi intralesi dengan steroid
yang berdaya kerja lama (triamsinolon 0.2-2 mL of 5
mg/mL).
Indikasi Operasi Kalazion

• Indikasi kosmetik
• Indikasi optik: bila mengganggu visus
• Indikasi sosial: bila mengganggu aktivitas sehari-hari
• Indikasi medik: bila berisiko komplikasi yang lebih parah
• Pada umumnya, bila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan
konservatif dalam waktu 2 minggu sudah dapat dilakukan
pembedahan
Persiapan Operasi

• Konsultasi dengan spesialis terkait jika:


– memiliki masalah sistemik,
– memiliki masalah dengan tekanan darah, jantung
atau paru-paru, dan
– menjalani terapi penggantian hormon.
Langkah-langkah insisi dan kuretasi kalazion:

• Anastesi:
– Topikal pentokain diteteskan pada
mata
– Injeksi obat anastesi infiltratif
(xylocaine 2%) di depan kalazion
• Kalazion dijepit dengan klem kalazion
kemudian klem dibalik sehingga
konjungtiva tarsal dan kalazion
terlihat.
• Dilakukan insisi tegak lurus margo
palpebra
• Isi kalazion dikuret sampai bersih.
• Pembersihan dengan asam karbol
dapat dilakukan dalam kavitas untuk
mencegah kekambuhan.
• Klem kalazion dilepas, kemudian
diberi salep antibiotik mata, dan
mata ditutup selama 12 jam ke
depan.
video
Setelah Operasi
• Mata akan ditutup kasa dan plastik pelindung yang dapat
dilepas setelah 8-12 jam operasi.
• Kacamata dapat digunakan seperti biasa, namun lensa
kontak tidak dapat digunakan di mata yang dioperasi
selama 8 minggu.
• Obat analgetik diberikan untuk meminimalkan rasa nyeri
dan tidak nyaman.
• Tetes mata antibiotik dan steroid diberikan untuk
mencegah infeksi dan pembengkakan di mata.
• Menghindari air terkena mata selama 7-10 hari.
• Jika ada benang bekas operasi, dapat diambil setelah 5-7
hari setelah operasi.
• Kontrol 3-4minggu setelah operasi.
Komplikasi pembedahan

• Insisi yang kurang baik dapat menyebabkan


terbentuknya tonjolan.
• Insisi yang terlalu dalam dapat menyebabkan
timbulnya fistula dan jarinagn parut.
• Kuretase dan drainase yang inadekuat dapat
menyebabkan berulangnya / berkembangnya
suatu granulomata.
• Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat
menyebabkan trichiasis.
Teori Temuan pada pasien
Definisi Peradangan granulomatosa
kelenjar Meibom

OD OS
Etiologi Penyumbatan kelenjar Meibom Penyumbatan kelenjar Meibom
Gejala Klinis Pembengkakan kelopak mata Pembengkakan kelopak mata kiri
tanpa rasa nyeri dan hiperemik, bagian atas, tidak disertai nyeri dan
diameter dapat mencapai 8mm hiperemik, diameter ±5mm
Pemeriksaan Fine-needle aspiration cytology Tidak dilakukan
Tatalaksana • Steroid topikal • Metilprednisolon 8mg 2 dd 1
• Antibiotik oral • Ciprofloxacin 500mg 3 dd 1
• Injeksi intralesi steroid • Cendo Xitrol (Dexametason
• Insisi dan drainasi 0,1%, Neomisin Sulfat 3,5
ml/ml, Polimiksin B Sulfat
6000iu/ml) 6 dd gtt 1 OS
Referensi
• Khurana A. K. Comprehensive Ophthalmology 4th
edition. New Age International Publisher, 2007.
• Riordan-Eva P, Whitcher J.P. Vaughan & Asbury’s
General Opthalmology 16th edition. McGraw-Hill, 2004.
• Richard L. Drake, A. Wayne Vogl, Adam W.M. Mitchell.
Gray’s Anatomy for students 2nd edition. Elsevier, 2009.
• Fauci, Braunwald, Kasper,dkk. Harrison’s principles of
internal medicine 17th edition volume 1. McGraw-Hill,2
008.
• Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Balai
Penerbit FKUI,2004

Anda mungkin juga menyukai