Anda di halaman 1dari 40

ASas

ASUHAN KEPERAWATAN
PSIKOTIK PADA
GELANDANGAN

Maryati
KEMAMPUAN AKHIR YANG
DIHARAPKAN
 Mahasiswa mampu mengenal asuhan keperawatan
pada klien psikotik dan Gelandangan dan mampu
melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan
psikotik dan gelandangan.
 Tujuan khusus :
1. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan
psikotik
2. Mampu membuat analisis hasil pengkajian
3. Mampu menentukan diagnosa keperawatan
4. Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien
dengan psikotik dan gelandangan.
5 Mampu melakukan evaluasi
PSIKOTIK
Pengertian
Psikotik adalah bentuk disorder mental atau kegalauan
jiwa yang dicirikan dengan adanya disintegrasi
kepribadian dan terputusnnya hubungan jiwa dengan
Realita
Kriteria Psikotik
Psikotik organik
adalah psikotik yang penyebabnya adalah gangguan
pada susunan syaraf pusat dan psikotik yang
disebabkan oleh kondisi fisik , gangguan metabolisme
dan intoksikasi obat.

Psikotik Fungsional
Psikotik yang disebabkan oleh gangguan pada kepribadian
seseorang yang bersifat psikogenetik yaitu skizofrenia
(perpecahan kepribadian) seperti psikotik paranoid dan
curiga.
Faktor penyebab psikotik
1. Tekanan-tekanan kehidupan ( emosional)
2. Kekecewaan yang tidak pernah terselesaikan
3. Adanya hambatan yang terjadi pada masa tumbuh
kembang
4. kecelakaan yang menyebabkan kerusakan gangguan
otak
5. Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
masyarakat.
Gelandangan
Kata gelandangan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia memiliki artian orang yang
tidak mempunyai pekerjaan dan tempat
tinggal yang tetap

Gelandangan sebagai entitas sosial


merupakan orang yang dalam keadaan tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak
dalam masyarakat setempat, serta tidak
mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan
yang tetap di wilayah tertentu dan hidup
mengembara di tempat umum ( PP no. 31
tahun 1980 tentang penanggulangan
gelandangan dan pengemis )
A. Pengertian
Gelandangan psikotik adalah penderita
gangguan jiwa kronis yang keluyuran di jalan-
jalan umum, sehingga dapat mengganggu
ketertiban umum dan merusak keindahan
lingkungan (Caplan, 2000)

Gelandangan psikotik merupakan salah satu


masalah psikososial yang penanganannya
belum maksimal.
Penyebab gelandangan dan psikotik
UU no 23 tentang kesehatan jiwa menyebutkan penyebab
munculnya gelandang dan psikotik adalah:
1. Keluarga tidak perduli
2. keluarga malu
3. keluarga tidak tahu
4. Obat tidak diberikan
5. Tersesat ataupun karena Urbanisasi
C. Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala gelandangan psikotik yaitu


:
orang dengan tubuh yang kotor sekali,
rambutnya seperti sapu ijuk, pakaiannya
compang-camping, membawa bungkusan
besar yang berisi macam-macam barang,
bertingkah laku aneh seperti tertawa
sendiri, serta sukar diajak berkomunikasi
Ciri gelandang psikotik
 Tubuh kotor sekali
 Rambut seperti sapu ijuk
 Pakaian compang camping
 Membawa bungkusan besar dan berisi macam-macam
barang
 Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri dan sukar
diajak berkomunikasi dan bermusuhan
 Pribadi tidak stabil
 Tidak memiliki kelompok
Layanan yang dibutuhkan oleh gelandangan
dan psikotik
 Kebutuhan fisik, meliputi kebutuhan makan, pakaian,
perumahan dan kesehatan
 Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis
psikiatris. keperawatan dan psikologis
 Kebutuhan sosial seperti rekreasi, kesenian dan olah
raga
 Layanan kebutuhan ekonomi meliputi ketrampilan
usaha, ketrampilan kerja dan penempatan dalam
masyarakat.
 Kebutuhan rohani
Langkah –langkah Rehabilitasi sosial pada psikotik
dan gelandangan
 Tahap identifikasi
 Tahap diagnosis
 Tahap treatment
Tahap identifikasi
 Masalah sosial merupakan fenomena yang
muncul dalam kehidupan masyarakat,
perwujudannya dapat merupakan masalah lama
yang mengalami perkembangan ataupun masalah
baru yang muncul akibat perkembangan dan
perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan
kultural
Tahap Diagnosis
 setelah masalah sosial teridentifikasi, maka
akan mendorong timbulnya respon
masyarakat berupa tindakan bersama
untuk memecahkan masalah bersama
Tahap treatment
 Pendekatan awal
 Penerimaan dan pengasramaan
 Resosialisasi
 Penyaluran
 Bimbingan lanjut dan evaluasi
Pendekatan awal
 Razia oleh petugas
 Kemitraan dengan
lembaga atau pihak lain
rumah sakit dan dinas
sosial.
Penerimaan dan pengasramaan
 Pengungkapan masalah
 Pelaksanaan rehabilitasi sosial
1. Bimbingan fisik
2. Bimbingan mental
3. Bimbingan sosial
Resosialisasi
 Serangkaian bimbingan yang
bertujuan untuk
mempersiapkan klien agar
dapat berintergrasi penuh
dalam kehidupan
masyarakat secara normatif
dan juga mempersiapkan
masyarakat untuk dapat
menerima klien
Penyaluran
 Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mengembalikan klien kedalam kehidupan
masyarakat secara normatif.
Bimbingan lanjut
 Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
lebih memantapkan klien kembali dalam
kehidupan masyarakat
Evaluasi
 Bertujuan untuk memastikan proses
pelaksanaan rehabilitasi sosial berjalan
dengan baik
Askep pada klien gelandangan
dan psikotik di rumah sakit
Saat ini di Indonesia terdapat 33 Rumah
Sakit Jiwa, 1 Rumah Sakit Ketergantungan
Obat, sebagai pusat rujukan spesialistik dan
pusat
pembinaan kesehatan jiwa masyarakat di
wilayahnya masing-masing. Fasilitas ini jelas
tidak memadai untuk dapat melayani dan
menjangkau seluruh penduduk Indonesia
Karena itu tenaga kesehatan di Puskesmas perlu
diberdayakan dalam upaya penanggulangan masalah
psikososial, Hal ini mengingat sekitar 28%
pengunjung Puskesmas menunjukkan gejala-gejala
gangguan kesehatan jiwa dan 80% dari kasus
tersebut belum terdeteksi oleh dokter Puskesmas
sehingga tidak terobati dengan baik. Apalagi
masalah-masalah psikososial diperkirakan lebih
banyak dibandingkan masalah-masalah kesehatan
jiwa lainnya.
D.PENANGANAN
Penanganan yang dilakukan adalah melakukan
Perawatan sampai sembuh di Rumah Sakit Jiwa atau
Panti Laras (Dinas Sosial), program wirausaha eks
psikotik (psychopreneur), kemitraan ruumah sakit
dengan industri, Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE); obat injeksi long acting; penciptaan lapangan
pekerjaan di desa.
Penanganan gelandangan psikotik melibatkan
berbagaidinas, yaitu dinas kesehatan dan dinas
sosial, kepolisian, pertamanan serta kerjasama
berbagai disiplin, karena penanganannya tidak bisa
diselesaikan hanya dengan memasukan ke Rumah
Sakit Jiwa saja.
Peran Puskesmas dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan permasalahan psikososial yang ada
di masyarakat adala :
1. Meningkatkan pengetahuan (knowledge)
2. Sikap (attitude)
3. Perilaku (practice)
Petugas Puskesmas terhadap setiap permasalahan
psikososial yang timbul. Peningkatan pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan
dan penanggulangan permasalahan psikososial
tersebut, ditinjau berdasarkan masing-masing
masalah psikososial yang ada.
Tugas utama pengasuh panti dalam perannya di
bidang rehabilitasi klien meliputi :

1. Melakukan pendataan yang berhubungan


dengan kecacatan klien
termasukperkembangan kemampuan dan
ketidakmampuan klien.
2. Melakukan asesmen, baik yang berhubungan
dengan aspek fisik, psikis, sosial, dan
keterampilan untuk memperoleh data
tentang kemampuan dan ketidakmamuan klien.
3. Melakukan komunikasi kepada masyarakat/orang tua
untuk membantu melakukan rehabilitasi dan
pengawasan terhadap aktivitas klien sehari
-hari di lingkungan keluarga. Antara tenaga
rehabilitasi, pengasuh dan orang tua perlu bekerjasama
dengan baik dalam rangka kelancaran pelaksanaan
kegiatan rehabilitasi, yang pada gilirannya akan
mengantarkan klien mampu melaksanakan fungsi
sosial secara wajar di lingkungan masyarakat.
4.Melaksanakan bentuk-bentuk kegiatan
rehabilitasi yang dilaksanakan dalam
kegiatan bimbingan spiritual keagamaan,
bimbingan sosial, bimbingan
psikologis, medik dan keterampilan.
Pengkajian
 Faktor predisposisi
 Faktor presipitasi
 Penilaian terhadap stresor
 Sumber koping
 Mekanisme koping
Faktor predisposisi
 Genetik
 Neurobiologis : penurunan volume otak
dan perubahan sistem neurotransmiter.
 Teori virus dan infeksi
Stresor presipitasi
 Biologis
 Sosial kutural
 Psikologis
Rentang respon neurobiologis

Respon adaptif Respon mal adaptif

Berfikir logis Pemikiran sesekali Gangguan pemikiran


Persepsi akurat terdistorsi waham/halusinasi
emosi konsisten dengan Ilusi Kesulitan pengolahan
pengalaman Reaksi emosi berlebih emosi
Perilaku sesuai Dan tidak bereaksi Perilaku kacau dan isolasi
Berhubungan sosial Perilaku aneh dan sosial
penarikan tidak biasa
Sumber koping
 Disonasi kognitif ( gangguan jiwa aktif )
 Pencapaian wawasan
 Kognitif yang konstan
 Bergerak menuju prestasi kerja
Mekanisme koping
 Regresi( berhubungan dengan masalah dalam
proses informasi dan pengeluaran sejumlah
besar tenaga dalam upaya mengelola anxietas)
 Proyeksi ( upaya untuk menjelaskan presepsi
yang membingungkan dengan menetapkan
tanggung jawab kepada orang lain)
 Menarik diri
 Pengingkaran
Diagnosis keperawatan yang sering ditemukan
pada klien gelandangan dan psikotik
 GSp : halusinasi
 Isolasi sosial
 Harga diri rendah
 Resiko perilaku kekerasan/perilaku kekerasan
 Gangguan proses pikir :waham
 Resiko bunuh diri
 Defisit perawatan diri
Tindakan keperawatan

 Tindakan keperawatan sesuai dengan


diagnosa keperawatan yang di temukan
Tindakan keperawatan
 Tindakan keperawatan dalam tahap
pemeliharaan berfokus ada pendidikam
manajemen dan pengendalian diri dari
gejala dan mengidentifikasi gejala yang
berhubungan dengan kekambuhan
Tahapan kekambuhan
 Tahap 1 : kewalahan berlebih ( mengeluh kewalahan,
gejala anxietas yang intensif)
 Tahap 2 : pembatasan kesadaran (gejala anxietas
sebelumnya bergabung dengan gejala depresi)
 Tahap 3 : rasa malu ( biasanya hipomania dan halusinasi
dan klien tidak bisa mengendalikan)
 Tahap 4 : disorganisasi Psikotik( tahap ini gejala
gangguan jiwa jelas terjadi, halusinasi, waham)
 Tahap 5 : resolusi Psikotik ( tahap ini di rumah sakit dan
terjadi penyembuhan psikotik )

Anda mungkin juga menyukai