Bila kedua plat diberi tegangan V1 dan V2 berturut-turut pada plat atas
dan bawah, maka muatan listrik hanya terdapat pada permukaan plat
disebelah dalam saja. Jadi, kuat medan dapat dibuktikan besarnya
adalah konstan.
Penyelesaian dengan metoda integrasi.
Bila integral dilakukan dengan permukaan tertutup pada plat atas, dimana: q adalah jumlah muatan
listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup dengan elemen A. Karena medan hanya terdapat
pada permukaan dalam saja dan muatan listrik terkumpul pada permukaan dalam plat.
Pada perhitungan di atas, perkalian dot untuk permukaan tegak adalah nol, karena medan E sejajar
dengan vektor permukaan tegak. Dan, pada permukaan atas tidak terdapat muatan dan medan,
sehingga integralnya bernilai nol. Jadi permukaan yang berpengaruh adalah permukaan dalam saja
(A1 = A) dan dihasilkan:
Sehingga kekuatan medan listrik dalam kondensator plat dapat ditentukan sebagai berikut.
Dalam hal ini, besaran q, dan A adalah konstan, maka besar medan E adalah yang arahnya tegak
lurus pada permukaan dalam plat dan menuju ke potensial yang rendah (yaitu dari potensial V1 ke
potensial V2: dapat dilihat Gambar 1).
Sedangkan, tegangan dapat dihitung dari integrasi perkalian dot antara medan E dengan elemen
jarak x, yaitu:
Jadi, pada jarak ℓ adalah beda tegangan antara dua plat tersebut.
Subsitusi persamaan 1.1b ke dalam persamaan 1.4 didapatkan besar muatan . Jadi, besar kapasitansi pada
kodensator plat ini adalah konstan dan hanya tergantung pada ukuran-ukuran plat serta medium yang
digunakan, yaitu:
Penyelesaian dengan metoda differensial
Pada arah sumbu-y dan sumbu-z tidak terdapat perubahan tegangan, sehingga turunan pertama
dari tegangan pada sumbu-sumbu ini adalah nol. Jadi, persamaan diferensial di atas menjadi
persamaan Laplace dan solusi umum dari persamaan diferensial adalah V(x) = ax + b. Untuk x = 0,
maka V(0) = V1 dan didapat harga b = V1. Dan untuk x = ℓ , maka V(ℓ) = V2 dan didapat harga a =
(V2 – V1)/ ℓ. Jadi tegangan adalah .
Karena kuat medan adalah minus gradient dari tegangan maka dari persamaan di atas didapat
Silinder Konsentris
Silinder konsentris adalah terdiri dari dua silinder dengan sumbu yang sama. Jari-jari silinder
berturut-turut adalah r1 dan r2 dan panjang silinder adalah ℓ, seperti pada gambar 2. Bila pada
sinder dalam diberi tegangan sebesar V1 dan pada permukaan silinder luas tegangan adalah V2.
Sedangkan, medium diantara dua silinder adalah homogen yaitu . Dengan demikian terdapat kuat
medan E mengecil kearah luar silinder. Ini terlihat dari garis-garis medan yang semakin jarang
menuju keluar pada gambar 2. Dari gambar 2 ini terlihat medan maksimum terjadi pada permukaan
silinder dalam. Disini juga terjadi garis ekipotensial berupa lingkaran-lingkaran yang sumbunya
seporos dengan sumbu silinder. Karena garis medan selalu ortogonal dengan garis ekipotensial
maka garis medan berpotongan tegak lurus dengan garis singgung lingkaran dan selalu melalui titik
pusat lingkaran.
Penyelesaian dengan metoda integrasi
, dimana elemen A terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a) dua bagian, yang terdiri dari permukaan penampang unjung-unjung silinder.
b) permukaan selimut silinder.
Karena medan E sejajar dengan permukaan penampang, maka perkalian dot antara medan E
dengan vektor permukaan ini adalah nol. Jadi yang berpengaruh adalah integral dari permukaan
selimut saja dan dihasilkan atau
Dengan demikian harga kapasitansi dari silinder konsentris itu hanya tergantung pada jari-jari
silinder dan medium yang digunakan, yaitu:
Bentuk tegangan yang merupakan fungsi jari-jari silinder dapat dilihat pada gambar 3. semakin
besar harga jari-jari akan semakin kecil harga tegangan, yang menurun secara logaritma. Dari
gambar ini terlihat gradient tegangan mengecil semakin mendekati silinder luar. Sedangkan gradient
tegangan maksimum terjadi di dekat permukaan silinder dalam.
Sedangkan kuat medan E dapat diturunkan dari fungsi tegangan, yaitu gradiennya:
Bentuk medan E pada silinder konsentris ini merupakan fungsi invers terhadap jari-jari dan terlihat
pada gambar 4 berikut. Kerapatan medan listrik yang paling tinggi terdapat pada permukaan silinder
dalam. Sedangkan pada silinder luar masih ada medan listrik dengan kerapatannya sudah sangat
kecil.
Bola Konsentris
Sama halnya dengan silinder konsentris, maka bola konsentris terdiri dari dua bola yang mempunyai
titik pusat yang sama. Jari-jari bola dalam adalah r1 dan jari-jari bola luar adalah r2. kuat medan E
diantara dua bola itu adalah karena E adalah konstan, maka
Hubungan antara kuat medan dengan tegangan antara dua bola itu adalah
• dimana v = v1 – v2. Kuat medan E maksimum terjadi bila r = r1 , jadi kuat medan
maksimum pada bola konsentris itu adalah
Muatan titik ekivalen
1. Bila muatan seperti pada gambar 5, dimana adalah rapat muatan pervolume, r adalah jarak
muatan terhadap titik observasi, dimana r >> r’, r’ panjang muatan. Dengan metoda diferensial,
yaitu , maka tegangan dititik P(x,y,z) adalah
2. Bila muatan terdapat pada bola-bola yang bertebaran. Jarak masing-masing bola terhadap titik
observasi P(x,y,z) adalah ri untuk bola ke-i dan muatannya adalah qi. muatan bola-bola ini dianggap
mutan titik ekivalen, dimana jari-jari tiap bola diabaikan.
3. Dua muatan titik yang berlawanan tanda, bidang ditengah-tengahnya disebut bidang bayangan.
Pada gambar 7 h adalah titik pada bidang bayangan.
Karena jarak muatan positif dan negative terhadap titik P adalah sama yaitu r, maka dengan mudah
dapat diturunkan setiap titik pada bidang bayangan mempunyai potensial berharga nol. Jadi bidang
bayangan adalah merupakan bidang ekspotensial.
Muatan garis ekivalen
1. Suatu silinder yang panjang dengan muatan perpanjang adalah q’ dan jari-jari silinder adalah r’,
maka besar kuat medan E dan potensial pada jarak r dari sumbu silinder adalah
Atau didapat
2. Dua muatan garis yang berlawanan tanda dengan jari-jari masing-masing r1 dan r2.
Potensial pada masing-masing silinder telah didapat adalah
Dengan demikian besar kapasitansi yang terdapat diantara kedua silinder tidak tergantung pada
muatan dan potensial di kedua silinder. Kasitansi perpanjangan pada susunan silinder itu adalah
3. Muatan garis dengan bayangannya, sama halnya dengan dua muatan yang berlawanan tanda
dengan jarak yang sama dengan bidang bayangannya. Bila jarak terhadap bidang bayangan adalah h
dan jari-jari muatan adalah r. Jika dianggap muatan garis adalah q’, maka potensial antara titik pada
bayangan dengan garis adalah
Bila muatan garis dianggap suatu kawat diatas tanah dengan ketinggian h, maka
besar kapasitansi terhadap tanah adalah
4. Metoda bayangan untuk menentukan kapasitansi kawat. Bila terdapat n buah kawat diatas tanah
dengan ketinggian masing-masing adalah hi untuk kawat ke-i ke kawat bayangan ke-j adalah sij,
seperti gambar 9.
Besar tegangan yang terjadi pada masing-masing kawat adalah merupakan jumlah dari setiap
muatan termasuk muatan bayangan. Jadi besar tegangan pada kawat ke-I adalah
Persamaan 1.19 adalah kumpulan persamaan linier, dalam bentuk matrik dituliskan sebagai berikut.