Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)


Devina Aulia Aziza
FAB 117 037

Pembimbing :
Dr. Ricka Brillianty Zaluchu, Sp.KF

SMF KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RSUD dr. DORIS SYLVANUS


KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
• Segala tindakan yang mengakibatkan kesakitan yang meliputi
empat aspek : fisik, mental, sosial dan ekonomi. Begitu juga
Komnas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Perempuan

• Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang


berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
UU PKDRT seksual, psikologis dan / atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
No. 23/ 2004 atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam
rumah tangga

2
BENTUK-BENTUK KDRT
mengacu kepada UU No. 23 Tahun 2004 Pasal 5

• perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau


luka berat.  pemukulan menggunakan tangan maupun
alat seperti (kayu, parang), membenturkan kepala ke
Kekerasan tembok, menjambak rambut, menyundut dengan rokok
Fisik atau dengan kayu yang bara apinya masih ada,
menendang, mencekik leher.

• perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa


percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa
Kekerasan
tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada
Psikis seseorang.  makian, ancaman cerai, tidak memberi
nafkah, hinaan, menakut-nakuti, melarang melakukan
aktivitas di luar rumah.

3
BENTUK-BENTUK KDRT
mengacu kepada UU No. 23 Tahun 2004 Pasal 5

• pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap


orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut
 memaksa isteri melakukan hubungan seksual walaupun
Kekerasan isteri dalam kondisi lelah dan tidak siap termasuk saat
Seksual haid, memaksa isteri melakukan hubungan seks dengan
laki-laki lain.

• seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup


Penelantaran rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku
Rumah baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib
Tangga memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
kepada orang tersebut.  meninggalkan isteri dan anak
tanpa memberikan nafkah, tidak memberikan isteri uang
dalam jangka waktu yang lama bahkan bertahun-tahun.
4
LINGKUP RUMAH TANGGA
mengacu kepada UU No. 23 Tahun 2004 Pasal 2

Suami, isteri, dan anak

Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang


suami, istri, dan anak karena hubungan darah, perkawinan,
persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam
rumah tangga; dan/atau

Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap


dalam rumah tangga tersebut
5
KARAKTERISTIK LUKA PADA KORBAN KDRT

Luka bilateral, terutama pada ekstremitas

1)Luka pada banyak tempat

1)Luka lecet, luka gores minimal, bilur

1)Kuku yang tergores, luka bekas sundutan rokok yang


terbakar, atau bekas tali yang terbakar

1)Perdarahan subkonjungtiva
6
BENTUK-BENTUK LUKA

Luka memar parallel  sentral yang bersih


 adanya penganiayaan dari objek linear
Kekerasan tumpul
(Luka Memar, Lecet, dan Goresan)

Bekas tamparan dengan bentukan jari

Luka memar sirkuler dengan diameter 1 –


1,5 cm dengan tekanan ujung jari

Penganiayaan dengan ikat pinggang/kawat


menyebabkan luka memar yang datar

7
LUKA MEMAR

• Waktu merah, biru, ungu atau


Luka hitam terjadi dalam waktu 1 jam
• b)Gradasi warna kuning >18 jam
Memar • c)Warna kuning, coklat/hijau
indikasi luka lama

• Impression marks
Bekas • Scratch marks
Kuku • Claw marks
8
DISTRIBUSI LUKA

1)Lebih dari 50% luka Trauma pada


disebabkan karena 1)Tempat luka yang maxillofacial (mata,
Luka biasanya sentral, kekerasan pada kepala, umum  biasanya luka pada jaringan
pada wajah dilaporkan leher, dan kepala bagian tertutup oleh pakaian lunak, kehilangan
pada 94% korban belakang. Genitalia (misalnya dada, pendengaran, dan patah
juga tempat yang sering payudara dan perut) pada mandibula, patah
mengalami perlukaan tulang hidung, orbita)

9
Korban berhak mendapatkan :

a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan,


advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya baik sementara maupun
berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan
b. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis;
c. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban;
d. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap
tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
e. Pelayanan bimbingan rohani.

Pasal 10
Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui
terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan
upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk :
a. Mencegah berlangsungnya tindak pidana
b. Memberikan perlindungan pada korban
c. Memberikan pertolongan darurat
d. Membantu proses pengkajian permohonan penetapan
perlindungan

Pasal 15
Pasal 15

Dalam waktu 1 X 24 jam terhitung sejak


mengetahui atau menerima laporan kekerasan
dalam rumah tangga, kepolisian wajib segera
memberikan perlindungan sementara pada korban

Perlindungan sementara sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) diberikan paling lama 7 (tujuh) hari
sejak korban diterima atau ditangani

Dalam waktu 1 X 24 jam terhitung sejak


pemberian perlindungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), kepolisian wajib meminta surat
penetapan perintah perlindungan dari pengadilan

12
Pasal 26

Korban dapat
Korban berhak memberikan kuasa
melaporkan secara kepada keluarga atau
langsung kekerasan orang lain untuk
dalam rumah tangga melaporkan kekerasan
kepada kepolisian baik dalam rumah tangga
di tempat korban kepada pihak
berada maupun kepolisian baik di
ditempat kejadian tempat korban berada
perkara maupun di tempat
kejadian perkara

13
“ Dalam hal korban adalah seorang anak,
Pasal 27
laporan dapat dilakukan oleh orang tua,
wali, pengasuh, atau anak yang
bersangkutan yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

14
KARAKTERISTIK KASUS KDRT

Tenaga kesehatan harus memeriksa kesehatan


korban sesuai dengan standar profesi, membuat
laporan tertulis dan VER.

Tenaga kesehatan sering menjadi orang


pertama yang ditemui oleh korban KDRT,
karena ketahanan mental yang runtuh.

Umumnya korban datang dengan keluhan yang


ringan. Adapula yang datang dengan keluhan
sakit kepala, mual, sakit perut dan diare.
15
... KARAKTERISTIK KASUS KDRT

Korban dengan luka yang cukup berat biasanya


datang didampingi oleh pelaku

Setiap pertanyaan yang diajukan dijawab oleh si


pengantar

Pelaku pada umumnya tidak memberikan


kesempatan pada pemeriksa untuk berdua saja
dengan korban

Ciri lain : Luka yang berbeda umurnya. Karena


perilaku abusive adalah perilaku yang berulang.
16
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK

Melakukan
Anamnesis
pemeriksaan
lebih Jika perlu dapat
fisik secara Membuat
mendalam dilakukan
menyeluruh catatan rekam
terhadap pemeriksaan
untuk menilai penunjang untuk
medis yang
korban tanpa lengkap dan
luka yang baru memastikan
didampingi oleh mudah dibaca.
dan kecurigaan.
pihak
kemungkinan
pengantar.
luka lama.

17
KLASIFIKASI LUKA
pasal 44 UU PKDRT

1.Mengakibatka
n kematian
1.Mengakibatka
n jatuh sakit
Tidak menimbulkan atau luka berat
penyakit/halangan
untuk menjalankan
pekerjaan jabatan/
mata pencaharian
atau kegiatan sehari-
hari 18
PEMERIKSAAN UNTUK KESIMPULAN VISUM

1.Akibat
tindakan
Gugur atau tersebut
matinya janin mengalami
dalam tidak
kandungan berfungsinya
1.Mengalami alat reproduksi
gangguan daya
pikir atau kejiwaan
sekurang-
kurangnya 4
minggu terus
Mendapat luka
menerus atau satu
yang tdk
tahun tidak
memberi
berturut-turut.
harapan akan
sembuh sama 19
sekali
BUKA MATA, HATI DAN PIKIRAN
JANGAN
KEKERASAN BIARKAN….
TERHADAP PEREMPUAN
ADALAH FAKTA
THANKS!
21

Anda mungkin juga menyukai