• 1. Ada banyak dan berbagai gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan
adanya kelainan fisik yang sudah berlangsung sekitar 2 tahun.
• 2. Selalu tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa
dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan
keluhan-keluhannya.
• 3. Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga,
yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampaak daari
perilakunya.
DIAGNOSIS BANDING
• Klinisi harus selalu menyingkirkan kondisi medis nonpsikiatrik yang
dapat menjelaskan gejala pasien. Gangguan medis tersebut adalah
sklerosis multiple, miastenia gravis, lupus eritematosus sistemik
kronis. Selain itu juga harus dibedakan dari gangguan depresi berat,
gangguan kecemasan (anxietas), gangguan hipokondrik dan
skizofrenia dengan gangguan waham somatik.
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
• Pasien dengan hipokondriais biasanya resisten terhadap terapi psikiatri, walaupun bberapa pasien
menerima trapi ni jika dilakukan dalam lingkup medis dan berfokus pada pengurangan stres dan
edukasi untuk menghadap penyakit kronis. Psikoterapi kelompok sering menguntungkan bagi
pasien seperti ini, sebagian karena psikoterapi kelompok memberikan dukungan sosial dan
interaksi sosial yang tampaknya mengurangi ansietasnya. Bentuk psikoterapi lain, seperti
psikotrapi berorientasi tilikan individual, terapi perilaku, terapi kognitif, dan hipnosis dapt berguna
bagi pasien.
• Pemeriksaan fisik yang terjadwal rutin sering beguna untuk meayakinkan pasien bahwa dokter
tidak mengabaikan mereka dan keluhan mereka dianggap serius. Meskipun demikian prosedur
diagnostik dan prosedur terapeutik yang invasif sebaiknya dilakukan dan prosedur terapeutik
yang invasif sebaiknya dilakukan jika bukti objektif mengahruskannya. Jika memungkinkan klinisi
harus berhenti menatalaksana temuan hasil pemeriksaan fisik yng tidak jelas atau kurang penting.
• Farmakoterapi meringakan gejala hipokondriak hanya jika pasien memilki keadaan yang berspons
terhadap obat yang medasarinya, seperti gangguan ansietas atau gangguan depresif berat. Jika
hipokondriasis merupakan reaksi situasional yang singkat, klinisi harus membantu pasien
menghadapi stres tanpa mendukung perilaku penyakit dan manfaat peran sakit sebagai solusi
masalah mereka.
•
Gangguan somatoform berdasarkan PPDGJ 3
F45 Gangguan somatoform
• Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang
berulang ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun
sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh
dokternya bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhanya
• Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan
kaitan antara keluhan fisiknya dengan problem atau konflik dalam
kehidupan yang dialaminya, bahkan meskipun didapatkan gejala-gejala
anxietas dan depresi
• Tidak adanya saling bpengertian antara dokter dan pasien mengenai
kemungkinan penyebab keluhan-keluhannya menimbulkan frusrasi dan
kekecewaan pada kedua belah pihak
F45.0 Gangguan somatisasi
Kriteria diagnostik untuk Gangguan Somatisasi
• Untuk gangguan somatisasi, diagnosis pasti memerlukan semua hal
berikut:
• Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak
dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung
sedikitnya 2 tahun
• Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa
tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya.
• Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga, yang
berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari perilakunya.
F45.1 Gangguan Somatoform Tak Terperinci
• Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Somatoform yang tak terperinci
• Keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan menetap, akan
tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan
somatisasi tidak terpenuhi
• Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis belum
jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-
keluhannya.
F.45.2 Gangguan Hipokondriasis
• Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis
• Untuk diagnosis pasti gangguan hipokondrik, kedua hal ini harus ada:
• Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu penyakit
fisik yang serius yang melandasi keluhan-keluhannya, meskipun
pemeriksaan yang berulang-ulang tidak menunjang adanya alasan
fisik yang memadai, ataupun adanya preokupasi yang menetap
kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakan
fisiknya (tidak sampai waham)
• Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari
beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas
fisik yang melandasi keluhan-keluhannya
F45.3 Gangguan Disfungsi Otonomik
Somatoform
• Kriteria diagnostik yang diperlukan :
• Ada gejala bangkitan otonomik seperti palpitasi, berkeringat, tremor, muka panas, yang sifatnya menetap dan
mengganggu
• Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ tertentu (tidak khas)
• Preokupasi dengan penderitaan mengenai kemungkinan adanya gangguan yang serius yang menimpanya,
yang tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan maupun penjelasan dari dokter
• Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada struktur/fungsi dari sistem/organ yang dimaksud
• Kriteria ke 5, ditambahkan :
• F.45.30 = Jantung dan Sistem Kardiovaskular
• F.45.31 = Saluran Pencernaan Bagian Atas
• F.45.32 = Saluran Pencernaan Bagian Bawah
• F.45.33 = Sistem Pernapasan
• F.45.34 = Sistem Genito-Urinaria
• F.45.38 = Sistem atau Organ Lainnya
F. 45.4 . Gangguan Nyeri Yang Menetap
• Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang tidak
dapat dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologi maupun
adanya gangguan fisik
• Nyeri timbul dalam hubungan dengan adanya konflik emosional atau
problem psikososialyang cukup jelas untuk dapat dijadikan alasan
dalam mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut
• Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan, baik
personal maupun medis, untuk yang bersangkutan
F45.8 Gangguan Somatoform Lainnya
• Pada gangguan ini keluhan keluhanya tidak melalui saraf otonom, dan
terbatas secara spesifik pada bagian tubuh atau sistem tertentu. Ini sangat
berbeda dengan gangguan somatisasi (F45.0) dan gangguan somatoform
tak terinci (F45.1) yang menunjukkan keluhan yang banyak dan berganti-
ganti
• Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan.
• Gangguan gangguan berikut juga dimasukkan dalam kelompok ini
• “globus hystericus” (perasaan ada benjolan dikerongkongan yang menyebabkan
disfagia) dan bentuk disfagia lainnya
• Tortikolis psikogenik, dan gangguan gerkan spasmodik lainya (kecuali sindrom
tourette)
• Pruritus psikogenik
• Dismenore psikogenik
• Teeth grinding.