PENDAHULUAN Abad 21 terjadi transisi epidemiologi Dari penyakit infeksi penyakit non infeksi Kecelakaan kejadian mendadak, tidak terduga/terkendali, tdk bisa diramalkan Dapat tjd di semua tempat dgn berbagai bentuk Jml org bepergian meningkat tiap tahun Perhatian dunia terhadap masalah kecelakaan ini cukup besar. WHO sendiri memberi perhatian khusus pada tahun 1993 dengan mengambil kecelakaan sebagai tema hari kesehatan dunia (7 April) : Sayangi Hidup, Hindari Kecelakaan dan Kekerasan 3 Bentuk Kecelakaan (Santoso, 1999) : 1. Kecelakaan rumah tangga 2. Kecelakaan lalu lintas 3. Kecelakaan kerja di perusahaan KECELAKAAN RUMAH TANGGA Hal yang penting adalah mengetahui faktor-faktor risiko kecelakaan terhadap anak dirumah tangga dan cara-cara pencegahannya serta langkah-langkah tindakan cepat apabila terjadi kecelakaan rumah tangga. Dalam konteks kecelakaan rumah tangga, faktor tempat memiliki peran tertentu Tempat-tempat dalam rumah mempunyai kepekaan sebagai tempat kecelakaan rumah tangga kebetulan semuanya berawalan dengan huruf “C” dalam bahasa Spanyol: ◦ Casa (rumah) ◦ Cuna (keranda bayi) ◦ cama (tempat tidur) ◦ cuarto (kamar) ◦ cocina (dapur) ◦ calle (jalanan) ◦ campo (halaman) Perhatian lebih para ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga layaknya dialamatkan pada area dapur sebagai salah satu sumber ancaman terjadinya kecelakaan rumah tangga Cicana (dapur) adalah tempat yang menjadikan beberapa anak terkena ledakan tabung gas elpiji. Pada tempat inilah, biasanya berisi kompor, alat memasak, dan alat-alat dapur lainnya yang berbahaya seperti pisau. Cidera (injury) adalah bentuk paling umum terjadi sebagai akibat dari gangguan kesehatan darurat. Akibat dari cidera, bisa mendatangkan gangguan fisik, gangguan mental dan gangguan sosial bila kejadiannya bersifat massal. Cidera adalah bentuk keterpaparan seseorang yang terkena peristiwa kesehatan darurat, mulai dari cidera ringan, hingga cidera berat. Ada tiga komponen utama terjadinya cidera (trias cidera) yakni korban (victim) seseorang yang menjadi terpapar akibat kecelakaan disengaja maupun tidak disengaja sehingga mengakibatkan terjadinya cidera faktor risiko berhubungan dengan risiko situasi dan risiko kelompok atau komunitas Lingkungan sebagai penyebab ada berbagai macam seperti gas elpiji, alat-alat listrik, alat-alat dapur, kembang api, korek api, senapan burung, alat- alat permainan anak, alat-alat pertanian, dan sebagainya Doctor Library Cidera yang umum terjadi dalam kecelakaan rumah tangga adalah luka bakar, luka memar, luka parut (laserasi), luka teriris/terpotong Luka Bakar yang terjadi di area rumah tangga biasanya disebabkan oleh terkena percikan api, tersiram air panas, minyak panas, sampai kuah masakan didapur yang panas Luka bakar dibedakan atas : luka bakar kering umumnya karena api, sengatan listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air mendidih, uap panas, minyak panas, dll; luka bakar karena zat kimia, asam pekat, alkali pekat, dll Tanda-tanda luka bakar sesuai tingkat keparahannya Luka bakar ringan rasa panas dan nyeri, kemerah-merahan pada bagian yang terkena panas, kadang-kadang ada pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian yang terkena lebih dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih hebat, selain kemerahan juga timbul gelembung yang berisi cairan. Luka bakar berat cirinya jaringan yang terkena lebih dalam sampai jaringan di bawah kulit, tampak ada jaringan yang mati (kehitaman) Hal yang perlu diperhatikan selain kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit yang terkena trauma panas.
Semakin luas permukaan kulit yang terkena
semakin membahayakan jiwa korban Tindakan Luka Bakar Dalam konteks kecelakaan akibat luka bakar, tindakan yang perlu diketahui oleh orang-orang disekeliling para korban adalah mengetahui secara sederhana tentang kategori luka bakar ringan, luka bakar sedang dan luka bakar berat. Pada Luka Bakar ringan. Bagian yang terkena panas dikompres dengan air dingin atau dialiri air dingin. Bila terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh jangan dipecah, tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan odol/kamfer, keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah penderitaan, sebab saat membersihkan akan terasa sakit Luka Bakar Sedang & Luka Bakar Berat
Tutup luka dengan kasa basah dan rujuk
ke RS Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa terjadinya benturan pada moda transportasi secara mendadak dan tidak terkendali. Moda transportasi bisa berupa kendaraan bermotor atau tidak bermotor. Kecelakaan lalu lintas bisa terjadi di darat, laut atau udara. Kecelakaan lalu lintas yang paling menonjol adalah didarat, sedang diantara kendaraan bermotor yang paling tinggi adalah kecelakaan sepeda motor. Kecelakaan lalu lintas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat WHO : kecelakaan lalu-lintas menelan korban jiwa sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun Insidensi kecelakaan yang tinggi Dampaknya terhadap kesehatan fisik dan psikologis pengendara dan korban kecelakaan membawa pengaruh pada kerugian ekonomi (cos of accident). Misalnya, biaya perawatan rumah sakit (inpatient), perawatan diluar rumah sakit (outpatient), kecacatan (disability), kematian awal (premature death), dan kerusakan material lainnya seperti kendaraan, rambu-rambu dan sebagainya Faktor Risiko Perspektif kesehatan masyarakat suatu kecelakaan lalu lintas memandang dari faktor risiko terjadinya peristiwa kecelakaan. Dengan mengetahui faktor risiko kecelakaan, maka masyarakat dan pemerintah yang berwenang dalam urusan lalu lintas dapat mengidentifikasinya dan menghindarinya sebagai upaya pencegahan Beberapa faktor risiko yang selama ini dapat diidentifikasi adalah : faktor manusia faktor kendaraan faktor jalanan faktor lingkungan Faktor manusia adalah faktor paling dominan dalam kecelakaan lalu lintas, seperti pengemudi Faktor pengemudi memberi kontribusi sekitar 75 persen hingga 80 persen terhadap kecelakaan lalu lintas yang biasanya diawali oleh pelanggaran rambu-rambu lalu lintas Pelanggaran rambu lalu lintas terkait dengan beberapa faktor seperti kurangnya pengetahuan tentang lalu lintas karena ketiadaan surat izin mengemudi Selain faktor pengetahuan rambu lalu lintas juga terkait dengan : ketrampilan mengemudi, situasi mengantuk saat mengemudi, gangguan kesehatan saat mengemudi, kelelahan saat mengemudi, juga biasanya mabuk saat mengemudi. Faktor lainnya terkait dengan usia pengemudi seperti dibawah 17 tahun atau diatas 50 tahun. Kedua adalah faktor kendaraan memiliki andil terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas seperti : pecah ban, rem tidak berfungsi, peralatan kendaraan yang sudah aus karena lama pemakaian penyebab lainnya yang berhubungan dengan teknologi kendaraan Upaya minimalisasi KLL perawatan kendaraan scr reguler Ketiga adalah faktor jalan Jalan turut menjadi faktor terjadinya kecelakaan, baik dari segi : geometrik jalan, ketiadaan pagar pengaman pada jalan berkelok dan jalan berbukit, ketiadaan rambu jalan, ketiadaan median jalan, jalan berlobang/rusak, maupun dari kondisi permukaan jalan secara umum daya tampung kendaraan diatas jalan Keempat adalah faktor lingkungan. Cuaca Ketika hujan atau kabut atau asap, maka jarang pandang menjadi terbatas dan jalan menjadi licin. Pada kondisi ini, jarak pengereman diatur sejauh mungkin dan menghindari pengereman mendadak. Upaya Pencegahan Setelah mengetahui faktor risiko kecelakaan lalu lintas, maka berbagai upaya pencegahan perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi penghindaran seminimal mungkin terhadap kecelakaan. Pencegahan dapat dilakukan pada tingkat individu maupun pada tingkat peraturan lalu lintas Pada tingkat individu, wajib helm (helmet) bagi pengendara sepeda motor harus terus ditegakkan pencegahan cidera kepala Pada pengemudi mobil, kewajiban penggunaan sabuk pengaman (seat belt) pencegahan kecelakaan seperti pada fraktur, rupture lien dan bentuk cidera tubuh lainnya Pada tingkat peraturan lalu lintas Diperlukan pengawasan kendaraan bermotor secara rutin melalui pengujian Aturan tentang pengendalian batas kecepatan juga perlu dilakukan pada jalan tertentu, bukan hanya di jalan bebas hambatan (jalan tol) Selain itu, pemberian surat izin mengemudi perlu diperketat dengan menjalankan proses melalui prosedur standar agar ada proses pendidikan dan transfer pengetahuan berlalu-lintas. Faktor pendukung pencegahan kecelakaan adalah pembuatan pedestrian bagi pejalan kaki agar menghindari para pejalan kaki menggunakan jalur kendaraan ketika berjalan di pinggir jalan. Penerangan jalan sangat membantu pengguna jalan Kecelakaan Kerja Secara umum, ada dua sebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu : penyebab langsung (immediate causes) penyebab dasar (basic causes) Penyebab Langsung 1. Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard) yaitu tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng, 2003) : a) Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak memenuhi syarat. b) Bahan, alat-alat/peralatan rusak c) Terlalu sesak/sempit d) Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai e) Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan f) Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk g) Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll h) Bising i) Paparan radiasi j) Ventilasi dan penerangan yang kurang 2. Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard) adalah tingkah laku, tindak- tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng, 2003) : a) Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang. b) Gagal untuk memberi peringatan. c) Gagal untuk mengamankan. d) Bekerja dengan kecepatan yang salah. e) Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi. f) Memindahkan alat-alat keselamatan. g) Menggunakan alat yang rusak. h) Menggunakan alat dengan cara yang salah. i) Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar. Penyebab Dasar 1) Faktor manusia/pribadi, antara lain karena : a) kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis b) kurangny/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian. c) stress d) motivasi yang tidak cukup/salah
2) Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena :
a) tidak cukup pengawasan b) tidak cukup rekayasa (engineering) c) tidak cukup pembelian/pengadaan barang d) tidak cukup perawatan (maintenance) e) tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang/bahan- bahan. f) tidak cukup standard-standard kerja g) penyalahgunaan Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya (Pusat Kesehatan Kerja, 2005)