Anda di halaman 1dari 12

FARMAKOTERAPI

TERAPAN
EFECT OF DISEASE ON DRUG RESPONS
PENGARUH PENYAKIT TERHADAP RESPON OBAT
APA YANG TERJADI SETELAH OBAT
DIBERIKAN?????
Drug at site
of administration

1. Absorption
Drug in plasma
2. Distribution
Drug/metabolites
3. Metabolism
in tissues

4. Elimination
Drug/metabolites
in urine, feces, bile
Modified from Mycek et al. (1997)
PENGARUH PENYAKIT TERHADAP RESPON OBAT

• Banyak pengkajian mengenai obat-obatan yg baru dilakukan oleh para


sukarelawan dan hasilnya ketika digunakan kepada para pasien yang
mengidap beragam penyakit seringkali berbeda dengan fungsi obat yg
sebenarnya. Pada beberapa kasus, adanya penyakit mungkin dapat
merubah responsif dari jaringan tubuh terhadap obat yang dikonsumsi

• Misalnya : hipokalemia dpt meningkatkan racun digitalis, obat2an seperti


morphine memiliki efek depresan CNS yg lebih tinggi pda pasien dgn
sirosis hati.
PENGARUH PENYAKIT TERHADAP PROSES
PENYERAPAN OBAT

• Proses absorpsi obat bisa sangat efisien, hanya sebagian kecil


penyakit yang mempengaruhi terhadap proses absorpsi.

• Apabila pengosongan lambung ditunda, maka tingkat absorpsi


obat akan menjadi menurun/melambat, tetapi konsentrasi obat
yg diserap tdk akan berubah. Hal ini menunjukkan adanya
sebuah penundaan thd efek tertinggi dr sebuah obat, yg dpt
mengubah pengaruhnya.
• Contohnya : Penundaan pengosongan lambung bisa menyebabkan
kegagalan terapetik penggunaan levodopa karena bagian obat dicerna
pada dinding perut dan di absorpsi melalui proses pengangkutan yg
efektif dl usus kecil.
• Pada kasus malabsorbsi, pasien dgn sindrom malabsorpsi (penyerapan
yg tidak biasa), penyerapan obat mungkin tertunda, hal ini menunjukan
bhwa penyakit tsb sudah parah, sehingga terjadi perubahan klinis
secara signifikan pda proses absorpsi.
Misalnya : Ethinyloestradiol berinteraksi dgn sulphate dlm dinding usus
dan kapasitas interaksi ini menurun dlm penyakit coeliac. Demikianlah
proses awal sistem cerna obat oleh dinding usus yang menurun pada
penyakit coeliac, sehingga dapat menyebabkan peningkatan
bioavailabitas sistemik.
PENGARUH PENYAKIT TERHADAP PROSES DISTRIBUSI OBAT
• Seperti yg dijelaskan sebelumnya, distribusi obat dalam setiap prosesnya,
meliputi penyimpanan ataupun eliminasi dipengaruhi oleh karakteristik dr
sifat kimia fisika obat dan aliran darah.
• Proses Pengikatan pada protein juga dipengaruhi oleh penyakit,
hypoalbumin yg parah misalnya, yang terjadi pada pasien dgn sindrom
nephrotic atau dengan sirosis ,pengikatan obat yang bersifat asam dalam
plasma darah akan menurun pada kasus ini. Proses pengikatan protein
obat-obatan yang mengandung asam juga akan menurun pada pasien
dengan fungsi ginjal yang lemah. Pada saat proses protein binding ini
menurun, maka sejumlah senyawa endogen dipertahankan dalam
plasma dan berkompetisi dengan obat-obatan yg berikatan dgn plasma
albumin, misalnya phenytoin,warfarin, phenylbutazone, sulfonamide dan
salicylate, ini menunjukan terjadinya Penurunan pengikatan terhadap
albumin pada pasien dengan fungsi ginjal yg lemah.
PENGARUH PENYAKIT TERHADAP PROSES
METABOLISME OBAT
• hati merupakan organ utama pada sistem metabolisme tubuh,
bukanlah hal yang mengejutkan apabila ditemukan bahwa
penyakit pada hati dapat menyebabkan sistem metabolisme
obat yang lemah. Pada umumnya, penyakit hati meluas
sebelum metabolisme obat dipengaruhi oleh kapasitas
cadangannya yang besar. Sekarang telah dapat diketahui
bahwa metabolisme obat pada penyakit akan sangat
tergantung pada karakter farmakokinetik dari obat-obatan
tersebut. Dalam proses melewati hati, obat-obatan dapat
bersifat cepat ataupun lambat.
• Pada prinsipnya, penyusunan pada aliran darah hati,
seperti yang terjadi pada gagal jantung, akan
menimbulkan penurunan kemampuan obat-obatan
dalam melewatinya seperti lignocaine dan propranolol
yang diberikan secara intravena. Sebaliknya, obat-
obatan yang melalui secara lambat lebih tergantung
pada kemampuan metabolisme hati itu sendiri dan
akan lebih dipengaruhi oleh penyakit parenchyma hati
daripada oleh perubahan aliran darah pada hati.
PENGARUH PENYAKIT TERHADAP PROSES
EKSKRESI OBAT

• Obat-obatan yang mula-mula dibersihkan dari tubuh


oleh sistem ekskresi pada ginjal menunjukkan sebuah
proses yang lama pada pasien dengan fungsi ginjal
yang lemah.fungsi ginjal tersebut mungkin tidak hanya
disebabkan oleh faktor penyakit namun juga oleh
faktor pertambahan usia.
• Pada beberapa kasus, sistem cerna yang berlawanan tidak akan
dapat dikeluarkan secara baik pada pasien dengan gagal ginjal dan
beberapa aktivitas metabolisme pun akan terlihat seperti efek racun
atau terapetik yang meningkat. Metabolisme aktif pada
procainamide, N-acetyl procainamide, berakumulasi dalam plasma
darah pada pasien dengan gagal ginjal dan dapat menyebabkan
arrhythmia.
• Norpethidine yaitu sebuah sistem metabolisme dari
phetidin yang tidak dapat dikeluarkan dengan baik
pada pasien dengan gangguan gagal jantung.
Norpethidine memiliki sedikit efek analgetik, namun
dapat menyebabkan iritasi otot dan kedutan.
• Maka, jelaslah penting untuk terapi yang aman bagi pasien dengan
penyakit ginjal dalam mengetahui keadaan yang sesungguhnya
dan sistem metabolisme obat-obatan yang baik. Untuk memperoleh
sebuah konsentrasi plasma yang stabil dalam keadaan yang
seperti ini,terdapat 3 poin utama yang harus dipahami:
1. berikan dosis yang cukup, dosis ini tidak perlu diubah asalkan
volume distribusi tidak berubah pada keadaan penyakitnya.
2. Dosis yang ditentukan harus lebih kecil atau dosis harus diberikan
dalam jarak waktu yang tidak terlalu sering.
3. Waktu tersebut ditentukan untuk memperoleh konsentrasi plasma
yang stabil, dan oleh karena itu efek dari terapetik yang maksimal
akan menjadi lebih tinggi.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai