Anda di halaman 1dari 131

Pemicu 2 Repro

Johan
Learning objektif
LO 1
Leopold
BIDANG HODGE
• Untuk menentukan sampai dimanakah, bagian
terendah janin turun, dalam panggul pada
persalinan
HODGE
• Hodge I
 masuk PAP
• Hodge II
 sentuh arcus pubis dan bawah vesicalis
• Hodge III
 memotong spina ischiadica
• Hodge IV
 melewati ujung os.coccygis
Persalinan normal secara garis besar
• Melihat tanda dan gejala kala II
• Menyiapkan pertolongan persalinan
• Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
• Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu
proses pimpinan meneran
• Persiapan pertolongan kelahiran bayi
• Menolong kelahiran bayi (kepala,bahu,resusitasi)
• Oksitosin
• Penegangan tali pusat terkendali
• Mengeluarkan plasenta
• Pemijatan uterus
• Menilai pendarahan
• Melakukan prosedur pascapersalinan
• Kebersihan dan keamanan
• Dokumentasi
PARTUS
Adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar
Dibagi atas :
- Prematurus : 20 mgu – 28 mgu
- Immaturus : 28 mgu – 36 mgu
- Postmaturus : > 2 mgu dari waktu partus yg
ditentukan
PARTUS
Menurut keadaan :
- Partus normal  bayi lahir pervaginam
dengan presentasi belakang kepala tanpa
memakai alat atau pertolongan istimewa,
serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya
berlangsung < 24 jam

- Partus abnormal  bayi lahir pervaginam


dengan bantuan
Kekuatan yang Mendorong Janin
Keluar
• HIS
• Kontraksi otot – otot perut
• Kontraksi diafragma
• Aksi dari ligamen
HIS (kontraksi uterus)
• Kontraksi  otot rahim menguncup  tebal
dan lebih pendek
• Kavum uteri lebih kecil  mendorong janin
dan kantung amnion ke arah segmen bawah
rahim & serviks
• Pace maker  pusat koordinasi HIS pada
uterus di sudut tuba dimana gelombang his
berasal
Sifat HIS
• Involuntir
• Intermiten
• Terasa sakit
• Terkoordinasi dan simetris
• Kadang dapat dipengaruhi dari luar (fisik,
kimia, psikis)
Catatan status HIS
• Frequensi (his/menit atau his/10menit)
• Amplitudo/ intensitas (kekuatan HIS
mmHg)
• Aktivitas HIS (frequensi x amplitudo)
• Durasi HIS (lamanya setiap HIS detik)
• Datangnya HIS (sering, teratur)
• Interval (masa relaksasi)
Perubahan akibat HIS
• Pada uterus dan serviks :uterus teraba keras/
padat, tekanan hidrostatis air ketuban dan
tekanan intrauterin naik, serviks effacement
dan dilatasi
• Pada ibu: nyeri, kenaikan nadi, kenaikan
tekanan darah
• Pada janin: hipoksia janin (kalo lama  gawat
janin),iskemia fisiologis
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
Partus dibagi jadi 4 kala :
- Kala 1 : kala pembukaan, serviks membuka
sampai terjadi pembukaan 10 cm
- Kala 2 : kala pengeluaran
- Kala 3 : kala uri plasenta terlepas dr dinding
uterus dan dilahirkan
- Kala 4 : mulai dr lahirnya plasenta dan
lamanya 1 jam, diamati
KALA I
• Adanya his yg semakin sering dan kuat
• Bloody show
• Selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap

Terbagi dalam 2 fase :


1. Fase laten  8 jam sampai pembukaan 3cm
2. Fase aktif :
- fase akselerasi  3 - 4cm (2 jam)
- fase dilatasi maksimal (cepat)  4 – 9cm (2 jam)
- fase deselerasi (lambat) 9cm – lengkap (2 jam)
PERSALINAN KALA I
• Kondisi ibu  tanda vital, kesadaran
• Lakukan pemeriksaan luar  leopold I – IV, DJJ,
kondisi janin, tentukan his
• Lakukan pemeriksaan dalam  vagina, VT,
presentasi hodge, penghalang jln lahir, ketuban
+/-, status partus
• Ibu dilarang mengejan
• Pada primigravida kira-kira 13 jam, pada
multigravida kira-kira 7 jam
KALA II
• His menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai
3 menit sekali
• Pembukaan serviks lengkap  ketuban
pecah/dipecahkan
• Ibu mulai mengejan sampai kepala janin tampak di vulva
• Tahan perineum, atau lakukan episiotomi bila perlu
• Kepala janin keluar  putaran paksi luar  perhatikan
bila ada lilitan tali pusat
• Lahirkan bahu depan kemudian bahu belakang
• Lahirkan badan janin perlahan
• Pada primigravida  1,5 jam
• Pada multigravida  0,5 jam
KALA III
• Kelahiran plasenta :
1. lepasnya plasenta dari dinding uterus
2. pengeluaran plasenta dari cavum uteri

• Lahir spontan ± 6 menit setelah bayi lahir lengkap

• Mengetahui lepasnya plasenta :


- perasat kustner
- perasat strassman
- perasat klein
GANGGUAN KALA III
• Perdarahan postpartum  > 500 ml
penyebabnya : atonia uteri, perlukaan jalan
lahir, terlepasnya sebagian plasenta,
tertinggalnya sebagian plasenta

• Retensio plasenta
penyebabnya : plasenta belum lepas, plasenta
telah lepas tapi belum dilahirkan
KALA IV
• Kontraksi uterus baik
• Tidak ada perdarahan dari alat genitalia
• Plasenta dan selaput ketuban lahir
lengkap
• Kandung kemih kosong
• Luka perineum terawat
• Bayi dan ibu dalam keadaan baik
KEHAMILAN & PERSALINAN
PADA
MALPRESENTASI & MALPOSISI
Prinsip Dasar
• Normoposisi :
• presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil di
segmen depan
• Malposisi :
• presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil
tidak berada di segmen depan
• Malpresentasi :
• Presentasi yang bukan presentasi belakang kepala
• Masalah :
• janin yg dalam keadaan malpresentasi dan malposisi
kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus
macet
MALPOSISI
• Oksiput Posterior, keadaan dimana oksiput
berada didaerah posterior dari diameter
transversal pelvis
• Angka kejadian untuk kasus ini mencapai angka 8
% dari kehamilan yang ada.
• Rotasi secara spontan terjadi pada 90% kasus.
• Persalinan yg terganggu terjadi bila kepala janin
tidak rotasi atau turun (Positio Occipito Posterior
Persistens)
• Pada persalinan dapat terjadi robekan perineum
yg luas/tdk teratur
JENIS DIAGNOSIS PENANGANAN PROGNOSIS
I P A VT
Presentasi - Teraba - •Mulut •Check +/- •Partus lebih
muka tonjolan •Hidung kelainan lama
kepala •Tepi orbita panggul •Angka
janin dekat •Dagu •Pengelolaan kematian janin
punggung konservatif ↑
•Kemungkinan
(Dagu di depan) Ruptur perinei
•Per vaginam ↑
•SC

(Dagu di
belakang)
•SC
•Perforasi
JENIS DIAGNOSIS PENANGANAN PROGNOSIS

I P A VT

Presentasi •Jarang dicurigai Terden •sutura •Observasi Persalinan per


dahi dapat letak gar frontalis •Stimulasi vaginam
diketahui defleksi pada •ubun2 oksitosin meningkatkan :
•Palpasi : bila : pihak besar •SC •Prolapsus tali
dapat •Tonjolan bagian •pinggir •Per vaginam pusat (5x)
Dengan kepala kecil orbita •Ruptur uteri
roentgen teraba •pangkal (17x)
-> dapat pada pihak hidung •Transfusi darah
ditentuka punggung (3x)
n letak anak •Infeksi
dahi atau •Sudut Pascapersalinan
letak Fabre (5x)
muka •Kematian
perinatal (2x)
JENIS DIAGNOSIS PENANGANAN PROGNOSIS
I P A VT
Sungsang, •Fundus: DJJ •os sakrum •Versi Luar •Ibu
presentasi: Kepala setinggi •tuber (3438 minggu) robekan
1. Bokong •Bawah: atau ischii •Per vaginam pada
murni bokong sedikit •anus •Ekstraksi perineum >
2. Bokong lebih •Kaki (>8menit) besar
kaki tinggi dr •Ektraksi parsial ketuban
3. Kaki umbilikus •Insisi Duhrsen cepat pecah
4. Lutut •SC partus lama
•Embriotomi mudah
infeksi
•Anak :
> 8 menit :
asfiksia
Presentasi Bokong Kaki - Presentasi Bokong
Knee Presentation
VERSI LUAR PRESENTASI BOKONG
PER VAGINAM
PRESENTASI
BOKONG
JENIS DIAGNOSIS PENANGAN PROGNOSIS
I P A VT AN

Letak •Perut •Fundus & •Sisi toraks •Versi luar Tidak


Lintang/ melebar ke terbawah •Skapula •Per mungkin
Presentasi sampin rahim : •klavikula vaginam lahir
bahu •TFU ↓ kosong •SC spontan &
•Bagian2 berbahaya
besar untuk ibu &
teraba di anak :
samping •Ruptur
ki&ka atas uteri
fosa iliaka •Infeksi
Presentasi - - - •Pada •Per Tergantung
ganda/ presentasi vaginam posisi
Letak kepala: •Reposisi
majemuk (+) •Ekstraksi
lengan/tang forseps
an/kaki •SC
•Pada
presentasi
bokong:
(+)Tangan/
lengan
SEKSIO SESAREA
Definisi
• Suatu persalinan buatan, dimana janin
dilahirkna melalui suatu insisi pada dinding
perut & dinding rahim dengan syarat rahim
adalah keadaan utuh serta berat janin di atas
500 gram
JENIS
• Seksio sesarea klasik
• Seksio sesarea transperitoneal profunda
(supra cervicalis = lower segmen caesarean
section)
• Seksio sesarea diikuti dengan histerektomi
(caesarean hysterectomy = seksio
histerektomi)
• Seksio sesarea ekstraperitoneal
• Seksio sesarea vaginal
INDIKASI
Ibu Anak
• Panggul sempit absolut • Kelainan letak
• Tumor jalan lahir yang • Gawat janin
menimbulkan obstruksi
• Stenosis serviks/vagina
• Plasenta previa
• Ruptura uteri membakat
KONTRAINDIKASI
• Janin mati
• Syok, anemia berat, sebelum diatasi
• Kelainan kongenital berat (monster)
Persiapan Sebelum Operasi
1. Informed consent
2. Puasa
3. Cek darah. Darah harus tersedia dan sudah
dilakukan cross-matching
Keuntungan & Kerugian
Keuntungan :
1.Aman
2.Intelektual bayi lebih terjamin
3.Hasilnya baik jika dikerjakan sesuai waktu dan
indikasinya
Kerugian:
1. Morbiditas lebih tinggi
2. Kehamilan berikutnya sebagian besar ditangani
dengan seksio sesarea ulangan
– Secara tidak langsung -> membatasi jumlah anak
Komplikasi seksio sesarea
• Infeksi peurperal (nifas)
• Perdarahan
• Luka kandung kemih, emboli paru dan terluka
kandung kemih
• Kemungkinan ruptur uteri spontan pada
kehamilan mendatang
Ekstraksi vakum
Pengertian
• Merupakan tindakan obstetrik yg bertujuan
untuk mempercepat kala pengeluaran dengan
tenaga ibu n ekstraksi bayi
• Gaya yg bekerja pad proses ini adalah:
– Tekanan intrauterin (kontaksi)
– Tekanan ekspresi eksternal (mengedan)
– Gaya tarik (vakum)
Indikasi n kontra indikasi
• Indikasi
– Kala II lama dengan presentasi kepala belakang /
verteks
• kontra indikasi
– Malprestasi (dahi, puncak kepala, muka, bokong)
– Panggul sempit (disproporsi kepala-panggul)
Syarat khusus
• Pembukaan lengkap / hampir lengkap
• Presentasi kepala
• Cukup bulan
• Tidak ada kesempitan panggul
• Tidak ada gawat janin
• Penurunan H III/III + (puskesmas H IV / dasar
panggul)
• Kontraksi baik
• Ibu kooperatif n mampu mengedan
Indikasi Kontraindikasi medicametosa
persalinan
Analgesia & anestesia
• Nyeri persalinan : sedang – berat.
• Nyeri somatik & viseral.
• Kala I :
 nyeri viseral.
• Kala II :
 nyeri somatik.
Analgesia
sistemik

Analgesia inhalasi

Analgesia
Farmakologik Analgesia
epidural

Mengurangi nyeri
persalinan Pend.fisiologi
Analgesia spinal
melahirkan
Non-
farmakologik
Metode
pernapasan Blok paraservikal
khusus
Kasus Kegawatdaruratan
• Perdarahan
• Infeksi
• Hipertensi dan preeklampsia/eklampsia
• Persalinan Macet
• Dll (emboli air ketuban, luka bakar, syok
anafilaktik krn obat dan cedera akibat
kecelakaam lalu lintas)
Manifestasi Klinis
• Kasus Perdarahan : perdarahn berwujud bercak,
merembes, profus, sampai syok
• Kasus infeksi dan sepsis : pengeluaran cairan
pervaginam yang berbau, air ketuban hijau, demam
sampai syok
• Kasus hipertensi dan preeklamsia/eklamsia:
sakit/pusing kepala, bengkak, penglihatan kabur,
kejang-kejang sampai kondisi pingsan/tidak sadar
• Kasus persalinan macet : tidak ada kemajuan
persalinan,
Pemeriksaan awal
• Penilaian dengan periksa pandang :
– Menilai kesadaran penderita :pingsan/koma,
kejang-kejang, gelisah, tampak kesakitan
– Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan,
banyak keringat
– Menilai pernapasan : cepat, sesak napas
– Menilai perdarahan dari kemaluan
Prinsip Umum Penanganan Kasus Gawat
Darurat
• Perhatikan jalan napas
• Pemberian oksigen
• Pemberian cairan intravena
• Pemberian transfusi darah
• Pemberian kateter kandung kemih
• Pemberian antibiotika
• Obat Pegurang rasa nyeri
• Penanganan masalah Utama
• Rujukan
Perdarahan persalinan
Perdarahan Pasca Persalinan
• Adalah perdarahan yang masif yang masif yang
berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan
pada janin lahir, dan jarinan sekitarnya yang
merupakan salah satu penyebab kematian ibu
disamping perdarahan karena hamil ektopik dan
abortus
• Perdarahan >500 ml setelah bayi lahir
PPP
• Atau terdapat perdarahan melebihi normal dengan
perubahan tanda vital  menurunnya kesadaran,
pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak napas, dan
tensi <90mmHg dan nadi >100/menit)
• Disebut aman  kesadaran dan tanda vital baik,
kontraksi uterus baik, dan tidak ada perdarahan
akibat merembes dari vagina
Etiologi
• Perdarahan dari tempat implantasi placenta
– Hipotoni sampai atonia uteri
• Akibat anestesi
• Distensi berlebihan
• Partus lama
• Partus preipitatus
• dll
– Sisa placenta
• Kotiledon atau selaput ketuban tersisa
• Placenta susenturiata
• Placenta akreta, inkreta, perkreta
Etiologi
• Perdarahan karena robekan
– Episotomi yang melebar
– Robekan pada perineum,vagina dan serviks
– Ruptura uteri
• Gangguan koagulasi
– Trombofilia
– HELLP
– Preeklampsia
– Solutio placenta
– Kematian janin dalam kandungan
– Emboli air ketuban
Atonia Uteri
• Lemahnya tonus atau kontraksi rahim 
uterus tidak mampu menutup perdarahan
terbuka dan tempat implantasi placenta
setelah bayi lahir dan placenta lahir
FP Atonia Uteri
• Regangan rahim yang berlebihan karena kehamilan
gemeli, polihidroamnion atau anak terlalu besar
• Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan
kasep
• Kehamilan grande multipara
• Ibu dengan keadaan umu yang jelek : anemis,
menderita penyakit menahun
• Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim
• Infeksi intrauterin
• Ada riwayat atonia sebelumnya
Pencegahan
• Melakukan secara rutin manajemen aktif Kala
III pada semua wanita yang bersalin
• Pemberian misoprostol peroral 2-3 tablet
(400-600 mikrogram) segera setelah bayi lahir
Diagnosis
• Ditegakkan bila setalah bayi lahir dan placenta
lahir dan ternyata masih banyak perdarahan
aktif, bergumpal dan pada palpasi didapatkan
fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih
dengan kontraksi yang jelek
Penatalaksanaan
• Sikap Tredelenburg, memasang venous line,
dan memberikan oksigen
• Merangsang kontraksi uterus
• Alternatif:
– Ligasi arteria uterina atau arteria ovarika
– Operasi ransel B Lynch
– Histerektomi supravaginal
– Histerektomi total abdominal
Robekan Jalan Lahir
• Umumnya pada pasien trauma
• Hindarka memimpin persalinan sebelum jalan
pembukaan serviks lengkap
• Etiologi : episiotomi, robekan spontan perineum,
trauma forseps atau vakum ekstraksi, atau karena
versi ekstraksi
• Penatalaksanaan : semua sumber perdahan yang
terbuka harus diklem, diikat dan luka ditutup, degan
jahitan cat gut lapis demi lapis sampai perdarahan
berhenti
Pencegahan PPP
• Sebelum hamil : perbaiki keadaan umum dan
mengatasi setiap penyakit kronis, anemia, dll
• Mengenal faktor predisposisi PPP :
multiparitas, anak besar, hamil kembar,
hidramnion, bekas seksio, ada riwayat PPP
sebelumnya dan kehamilan risiko tinggi
lainnya akan muncul saat persalinan
Perdarahan karena Gangguan Pembekuan
Darah
• Tanda : akan ada tendensi mudah terjadi perdarahan
setiap dilakukan penjahitan dan perdarahan akan
merembes atau timbul hematoma pada bekas
jahitan, suntikan, perdarahan ari gusi, rongga hidung,
dll
• Pemeriksaan : waktu pembekuan memanjang,
trombositopenia, terjadi hipofibrinogemia,
terdeteksinya adanya FDP, perpanjangan tes
protombin, dan PTT
Perdarahan karena Gangguan Perdarahan

• Predisposisi : solusio plasenta, kematian janin


dalam kandungan, eklampsia, emboli cairan
ketuban, dan sepsis.
Retentio Placenta
• Adalah palcenta tertinggal di dalam uterus
setengah jam setelah anak lahir
• Plcenta akreta : implantasi menembus desidua
basalis dan Nitabuch layer
• Placenta ikreta : placenta menembus
miometrium
• Placenta perkreta : vili korialis menembus
perineum
Retentio Palcenta
• Tanda dan pemeriksaan : diduga bila kala uri
berlangsung tidak lancar, atau setelah melakukan
placenta manual atau menemukan adanya kotiledon
yang tidak lengkap pada saat melakukan
pemeriksaan palcenta dan masih ada perdarahan
dari ostium uteri eksternum pada saat kontraksi
rahim sudah baik dan robekan jalan lahir sudah
terjahit
• Penatalaksanaan :
– Eksplorasi ke dalam rahim  manual, kuret, pemberian
uterotonika
– Anemia  transfusi darah
Inervesi Uteri
• Adlh keadaan dimana lapisan dalam uterus turun
dan keluar lewat ostium uretra ekstenum, yang dapat
bersifat inkomplit sampai komplit
• Predisposisi: atonia uteri, serviks yang masih terbuka
lebar, dan adanya kekuatan yang menarik fundus ke
bawah, atau ada tekanan dari fundus uteri bagian
atas, atau tekanan intraabdominal yang keras tiba-
tiba,
Tanda-TAnda
• Syok karena kesakitan
• Perdarahan banyak bergumpal
• Di vulva tampak endometrium terbalik dengan
atau tanpa placenta yang masih melekat
• Prognosis  jepita serviks mengecil
iskemia, nekrosis dan infeksi
Penatalaksanaan
• Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus
cairan/darah pegganti dan obat
• Memberikan tokolitik sebelum reposisi manual
• Didalam uterus palcenta dilepaskan secara manual
dan bila berhasil dikeluarkandari rahim dan sambil
memberikan uterotonika lewat infus atau i.m. tangan
tetap dipertahankan agar konfigurasi uterus kembali
normal dan tangan operator baru dilepaskan
• Pemberian antibiotikadan transfusi darah
• pembedahan
Pencegahan PPP
• Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan
pencegahan partus lama
• Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan dirumah sakit
rujukan
• Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga
kesehatan terlatih dan menghindari persalinan
dukun
• Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama
menghadapi PPP dan mengadakan rujukan
sebagaimana mestinya
ASUHAN NIFAS normal
• Masa nifas / puerperium dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu.
• Pelayanan pascapersalinan meliputi upaya
pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan
komplikasi dan penyakit yg mungkin terjadi,
serta penyediaan pelayanan pemberian ASI,
cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan
nutrisi bagi Ibu.
Faktor Predisposisi
Bakteri penyebab
- paling sering:
Escherichia coli, Kelbsiella, Proteus &
Bacteroides fragilis
- penyerta:
Clostridium, Staphylococcus aureus &
Pseudomonas
- eksogenik:
Group A beta-hemolytic streptococci
Infeksi nifas dapat berupa:
endomyometritis
 infeksi saluran kemih
 infeksi luka episiotomi atau seksio
 mastitis
 pelvio atau femoral thromboflebitis
 apendisitis
 lain-lain: infeksi saluran pernapasan atas
Gejala dan tanda yang selalu didapat Gejala lain yang mungkin didapat Kemungkinan diagnosis
Nyeri perut bawah, Lokhia purulenta, Perdarahan pervaginam, Syok, Leukositosis, terutama Metritis , (Endometritis /
Uterus tegang dan subinvolusi polimorfonuklear Endomiometritis)
Nyeri & distensi perut bawah, Demam terus Dengan antibiotik tidak membaik, Massa adneksa atau Abses pelvik
menerus kavum Douglas
Nyeri perut bagian bawah Perut yang tegang (rebound tenderness) Peritonitis
Bising usus tidak ada Anoreksia/muntah
Nyeri payudara dan tegang Payudara bengkak dan nyeri(kedua payudara) Bendungan pada payudara
Biasanya terjadinya antara hari 3-5 pascapersalinan
Nyeri payudara dan tegang/bengkak Radang, bengkak, kemerahan dgn batas yang jelas, Mastitis
hanya satu payudara, 3 – 4 minggu pascapersalinan

Payudara yang tegang dan padat Pembengkakan dengan adanya fluktuasi Abses payudara
kemerahan Mengalir nanah
Nyeri pada luka / irisan dan Luka/irisan pada perut dan perineal yang mengeras atau Selulitis pada luka (perineal /
tegang/indurasi indurasi, keluar pus dan Kemerahan Abdominal)
Luka insisi yang terinfeksi cairan serous atau kemerahan dari luka; tidak ada / Abses atau hematoma pada luka
sedikit erithema dekat luka insisi insisi
Disuria Nyeri lumbal, nyeri suprapublik tanpa nyeri tekan uterus Infeksi pada traktus urinarius
dan menggigil
Demam yang tinggi walau mendapat Menggigil, Ketegangan pada otot kaki , Komplikasi pada Thromboflebitis:
antibiotika paru, ginjal, persendian, mata dan jaringan subkutan pelviotrombo-flebitis
Femoralis
Sesak napas, Batuk dan Demam Dispenea, sakit berat dan nyeri dada Pneumonia

Mengigil dan Demam Pembesaran hati, limpa dan ikterus, nyeri epigastrium Malaria, Tifoid, Hepatitis
Pencegahan
• Selama nifas
– Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi,
begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang
berhubungan dengan alat kandungan harus steril
– Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam
ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat
– Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-
hari pertama dibatasi sedapat mungkin.
Pencegahan
gunakan
 teknik aseptik
antibiotika
 profilaksis pada seksio sesar dan KPSW
(cefotaxime atau ampicillin dosis tunggal 1-2 G
terbukti menurunkan kejadian infeksi)
Terapi

• Antibiotika diberikan hingga 48 jam bebas demam.


• Bila demam berlanjut setelah pemberian kombinasi
aminoglikosida-clindamycin, tambahkan golongan
penisilin untuk mencakup enterococci
• Antibiotika diberikan untuk minimal 5 hari
Pelayanan RS terhadap ibu puerperium
• Pemeriksaan tekanan darah dan denyut
jantung setiap 15 menit
• Palpasi fundus uteri untuk memastikan uterus
kembali ke posisi semula
• Nyeri vagina, perineal, atau rectum perlu
ditangani dan diawasi penyebabnya
• Jika pasien tidak berkemih selama 4 jam atau
lebih, kemungkinan pasien memang tidak bisa
berkemih
• Pada ibu post-partum, dapat terjadi depresi
yang dikarenakan alasan kosmetik, kelegaan,
lelah, dsb
• Pada ibu post-partum, terdapat peningkatan
resiko terhadap DVT, NMJ problems,
neuropathy
• Berikan D-immunoglobulin rubela dan
measles jika ibu belum memiliki antibodi
tersebut
Manajemen Bayi Baru lahir
Manajemen Bayi Baru lahir
Pengaturan Suhu
• Bayi kehilangan panas melalui 4 cara:
1. Konduksi -> melalui benda2 padat yg berkontak dg
kulit bayi.
2. Konveksi -> pendinginan melalui aliran udara di
sekitar bayi.
3. Evaporasi -> kehilangan panas melalui penguapan air
pd kulit bayi yg basah.
4. Radiasi -> melalui benda padat dekat bayi yg tdk
berkontak secara langsung dg kulit bayi.
Resusitasi Neonatus
• Pd bayi sehat dg napas spontan, tonus otot baik
& ketuban jernih tdk diperlukan resusitasi, tetapi
tetap dilakukan perawatan rutin.
• Bayi gagal bernapas spontan, hipotonus, atau
ketuban keruh bercampur mekonium, harus
dilakukan langkah2 resusitasi.
• Perwatan rutin pd bayi sehat -> mengeringkan
bayi, memberikan kehangatan, membersihkan
jalan napas, dan mengobservasi warna kulit bayi.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
• Segera setelah lahir, bayi diletakkan di dada atau perut
atas ibu selama plg sedikit 1 jam untuk memberi
kesempatan pd bayi untuk mencari & menemukan puting
ibunya.
• Manfaat IMD bagi bayi ->
– Membantu stabilitas pernapasan
– Mengendalikan suhu tubuh bayi
– Menjaga kolonisasi kuman yg aman u/ bayi
– Mencegah infeksi nosokomial.
– Kadar bilirubin bayi lebih cpt normal.
– Kontak kulit membuat bayi lebih tenang, pola tdr lebih baik.
• Manfaat IMD bagi ibu ->
– Mengoptimalkan pengeluaran hormon oksitosin & prolaktin
– Menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi
Pengikatan dan Pemotongan Tali Pusat
• Dilakukan secara asepsis u/ mencegah infeksi tali
pusat dan tetanus neonatorum.
• Tali pusat diikat pd jarak 2-3cm dari kulit bayi, dg
menggunakan klem yg terbuat dr plastik atau
menggunakan tali yg bersih yg panjangnya cukup
u/ membuat ikatan yg cukup kuat. Kemudian tali
pusat dipoting pd ± 1cm di distal tempat tali
pusat diikat.
Perawatan Tali Pusat
• Yg terpenting dlm perawatan tali pusat ialah
menjaga agar tali pusat tetap kering & bersih.
• Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat,
tdk menutupi tali pusat u/ menghindari kontak
dg feses & urin.
• Hindari penggunaan kancing, koin, atau uang
logam untuk membalut tekan tali pusat.
• Antiseptik & antimikroba topikal dpt digunakan
u/ mencegah kontaminasi kuman dari kamar
bersalin.
Profilaksis Mata
• Konjungtivitis pd BBL sering terjadi terutama pd
bayi dg ibu yg menderita penyakit menular
seksual (gonore & klamidiasis).
• Sebagian besar konjungtivitis muncul pd 2mgu
pertamasetelah kelahiran.
• Profilaksis yg sering digunakan -> tetes mata
silver nitrat 1%, salep mata eritromisin, & salep
mata tetrasiklin.
Pemberian Vitamin K
• Jenis vitamin K yg diberikan adalah vitamin K1
(fetomenadoin)  intramuskular atau oral.
• Dosis untuk semua BBL :
– IM, 1mg dosis tunggal
– Oral, 3x @ 2mg, diberikan pd waktu BBL, umur 3-
7hari & 1-2 bln.
• Penyediaan vitamin K1 dosis injeksi
2mg/ml/ampul, dosis oral 2mg/tablet yg
dikemas dlm bentuk strip3 tablet atau
kelipatannya.
• Profilaksis vitamin K1 pd BBL dijadikan sebagai
program nasional.
Pengukuran Berat dan Panjang Lahir
• BBL harus ditimbang berat lahirnya.
• Bila diperlukan data mengenai panjang lahir,
maka dilakukan dg menggunakan stadiometer
bayi dg menjaga bayi dlm posisi lurus &
ekstremitas dalam keadaan ekstensi.
• Pengukuran dg pita ukur tdk akurat
Elemen kunci pelayanan kesehatan
pascapersalinan
6 – 12 jam 3 – 6 hari 6 minggu 6 bulan

BAYI -Napas (breathing) -Minum -Berat badan -Tumbuh


-Kehangatan -Infeksi -Pemberian kembang
(warmth) -Test rutin minum -weaning
-Minum (feeding) -imunisasi
-Tali pusat (cord)
-imunisasi
IBU -Kehilangan darah -Breast care -Pemulihan -Kesehatan
(blood loss) -Suhu / infeksi -Anemia umum
-Nyeri -Lokia -kontrasepsi -Kontrasepsi
-Tekanan darah -mood -Morbiditas
-Tanda bahaya lanjut
(warning signs) (continuing
morbidity)
Payudara
Pada payudara terdapat
tiga bagian utama, yaitu :
• Korpus (badan), yaitu
bagian yang membesar.
• Areola, yaitu bagian yang
kehitaman di tengah.
• Papilla atau puting, yaitu
bagian yang menonjol di
puncak payudara.
Korpus
Alveolus,unit terkecil  memproduksi susu.
Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan
lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh
darah.

>Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.


>lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus.

ASI : alveolus  duktulus  duktulus bergabung


membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus).
• Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola
yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam
puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding
alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot
polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.
• Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang
normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam
(inverted).
Laktasi
• Laktasi atau menyusui mempunyai dua
pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan
pengeluaran ASI (oksitosin).
Manfaat ASI bagi ibu dapat ditinjau
dari tiga aspek, yaitu:

• Aspek kesehatan ibu.


• Aspek keluarga berencana.
• Aspek psikologis.
Aspek kesehatan ibu
• membantu involusi uteri dan
• mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan,
• mengurangi prevalensi anemia dan
• mengurangi terjadinya karsinoma indung telur
dan mammae,
• mengurangi angka kejadian osteoporosis dan
• patah tulang panggul setelah menopause, serta
• menurunkan kejadian obesitas karena kehamilan.
Aspek keluarga berencana
Menyusui secara eksklusif dapat
menjarangkan kehamilan.
Hormon yang mempertahankan laktasi
menekan ovulasi sehingga dapat menunda
kesuburan. Menyusui secara eksklusif dapat
digunakan sebagai kontrasepsi alamiah yang
sering disebut metode amenorea laktasi
(MAL).
Aspek psikologis
Perasaan bangga dan dibutuhkan sehingga
tercipta hubungan atau ikatan batin antara ibu
dan bayi
Manfaat ASI untuk Bayi
1.Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan
kebutuhan bayi.
2.ASI mengandung zat protektif.
3.Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
bagi ibu dan bayi.
4.Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
bayi menjadi baik.
5.Mengurangi kejadian karies dentis.
6.Mengurangi kejadian maloklusi.
Komposisi gizi dalam ASI
ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu:
• Kolustrum,
• Air susu transisi/ peralihan,
• Air susu matur.
LANGKAH 6

Belajar Mandiri
LANGKAH 7

Mendiskusikan Temuan
Informasi dan Membuat
Sintesa
Kesimpulan
Saran
Sumber

Anda mungkin juga menyukai